"Monster!" teriak seorang penduduk kota Mala Fortuna pada gadis kecil yang berjongkok di tengah-tengah kerumunan. Memeluk kedua lututnya dengan lengan mungilnya, tubuhnya bergetar hebat dan berkali-kali berbisik 'Maaf'.
"Dasar pembawa sial!"
"Anak terkutuk... Anak yang mengerikan!"
"Iblis neraka!"
Semua hinaan tertuju padanya, tak lupa dengan anak kecil seumurannya maupun lebih dewasa darinya ikut melempar batu-batu ke arahnya dan melontarkan sumpah serapah. Gadis kecil yang berada di tengah-tengah kerumunan tersebut bergeming di tempatnya, terus berbisik pelan.
Dia mendongakkan kepalanya, menatap para penduduk kota Mala Fortuna dengan mata hijau jernih yang berkaca-kaca menahan cairan bening jatuh dari pelupuk mata. Namun, seorang bocah laki-laki berambut hitam melempar batu dan mengenai mata kirinya.
Hentikan...
Dia menjerit. Suaranya melengking tinggi hingga terdengar ke seluruh penjuru kota, membuat bergidik siapapun yang mendengarnya. Para penduduk kota Mala Fortuna berhenti menghinanya serta berhenti melemparinya batu-batu, menatap gadis di hadapan mereka dengan takut. Batin mereka bertanya-tanya karena udara di sekitar mereka terasa aneh. Perasaan apa ini?
Tangan mungilnya menutupi mata kirinya yang mengeluarkan darah, mengalir turun dan menetes-netes di dagunya. Bibirnya terus mengeluarkan lengkingan tinggi, seakan-akan melepaskan kesakitan yang dia rasakan.
Kenapa? Kenapa mereka selalu melakukan ini padaku? Kenapa mereka begitu jahat padaku?
Di dalam sudut hatinya terasa sesuatu yang membara, memberontak minta dibebaskan. Kesadaran akan kewarasannya ditarik perlahan, menuju kegelapan yang sangat pekat saat itu juga. Hal terakhir yang dia lihat adalah tato hitam yang menjalar ke seluruh tubuhnya sebelum semuanya gelap.
.
.
.
Naruto © Masashi Kishimoto
Final Fantasy © Square Enix
.
The Immortal Army
By Kin No Tsubasa
.
Tali Animatus :
Tales of the Darkness and Light © Razux
The Mortal Instruments © Cassandra Clare
The Chronicles of Narnia © C.S. Lewis
.
Ultricies : Friendship, Adventure, Family, Fantasy & Romance
Admonitio : AU, OOC, Typo, alur lambat, terdapat kata-kata yang berlebihan, perubahan sifat karakter di tengah-tengah cerita dan sebagainya.
T Rated
.
.
.
ANTELOGIUM
Gadis berusia sekitar enam tahun itu berlari memasuki hutan. Berlari menembus hutan yang rimbun dan gelap, namun bulan purnama yang menghiasi langit berbintang membuatnya dapat melihat sekelilingnya dengan jelas walau dengan satu mata. Bola matanya yang berwarna hijau jernih sama sekali tidak mempedulikan sekelilingnya. Seluruh tubuhnya dipenuhi darah dan luka.
Monster!
Pembawa kesialan!
Anak terkutuk... Anak yang mengerikan!
Hinaan yang ditujukan padanya oleh para penduduk yang pernah dia jumpai tergiang jelas di pikirannya. Bagaikan bisikan-bisikan yang membuat telinganya sakit. Kedua tangannya terangkat dan menutup daun telinganya, dia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan kuat berharap suara itu akan menghilang dari pikirannya.
Dia sama sekali tidak mempedulikan sudah berapa lama dia berlari menghindari segalanya. Dia terus berlari hingga kaki kanannya tersandung akar pohon yang tiba-tiba timbul dari dalam tanah. Dia terjatuh dan terseret lumayan jauh. Gaun kebesaran berwarna putih yang dikenakan olehnya menjadi sangat kotor karena tanah dan debu yang menempel.
Mengerang, ketika rasa perih akan tanah yang menempel di luka-lukanya yang menganga. Kedua tangannya terkepal, mengangkat tubuhnya perlahan untuk bangkit. Namun dirinya seperti kehilangan keseimbangan, dia terjatuh sekali lagi ke atas tanah. Dia tidak tahu kenapa tubuhnya tidak mau menuruti perintahnya. Putus asa, akhirnya dia menyeret tubuhnya dengan tangan kurusnya, kakinya menendang-nendang susah payah mengikuti gerakan tangan. Walau tangannya bergetar, dia merangkak perlahan menuju danau yang indah tak jauh dari tempatnya.
Dia memajukan kepalanya, sedikit menunduk untuk melihat sosok dirinya sendiri di atas genangan air. Cahaya bulan purnama yang terang di atas langit kelabu membuatnya dapat melihat dengan jelas bayangan dirinya. Rambutnya yang panjang tergerai melebihi pundaknya, matanya yang tak terkatup memperlihatkan warna hijau jernihnya, darah yang mengalir dari mata kirinya yang terkatup rapat serta wajah berlumuran darah yang berbau anyir terbayang jelas di sana.
Pembunuh!
Iblis neraka!
Monster yang mengerikan!
Dia mengangkat kedua tangannya untuk menutup daun telinganya, dia meringkuk di atas tanah dan menggeleng-gelengkan kepalanya lagi untuk mengusir suara-suara itu di pikirannya.
"Maafkan aku..."
Dia menjerit untuk sekali lagi, melepaskan beban yang menumpuk di benaknya. Kesedihan dan kesepian yang selama ini membebaninya dia keluarkan dalam bentuk jeritan. Lengkingannya bergema ke seluruh pelosok hutan yang rimbun dan bermandikan cahaya sang ratu malam.
~oOo~
Kumohon... Biarkanlah aku melepaskan bebanku selama ini, walaupun hanya sedikit. Aku tak keberatan jika beban itu masih tersisa banyak dalam diriku, karena aku tahu... semua ini adalah sebuah kesalahan besar, telah hidup di Planet ini dengan sosok mengerikan adalah dosaku.
~oOo~
Well... Bagi siapapun yang menunggu fic The Immortal Army ini, maafkan aku. Aku telah lama tidak mengupdate fic ini, dan aku sengaja menghapus fic The Immortal Army yang dulu dan kembali dari ulang, aku ingin mengedit keseluruhannya. Karena saat aku baca lagi, alur ceritanya tidak terlalu nyambung sekaligus aneh. Sakuranya pun terlihat bergonta-ganti sifat secara bersamaan, walaupun sifat misteriusnya masih ada, namun karakter Sakura yang penuh kesedihan, kesepian, dan menderita itulah yang aku butuhkan di fic ini. Dan dialognya pun tidak terlihat 'alami' bagiku, jadi terpaksa aku mengetik ulang keseluruhannya. Maafkan aku, semuanya! Dan kali ini bahasa yang kupakai adalah Bahasa Latin, tidak seperti yang dulu. Prancis, Spanyol, German, Latin bercampur aduk. Tapi kalau bahasanya salah, katakan padaku! Maka aku akan menggantinya. Terima kasih! Untuk Final Fantasynya, mungkin yang akan kumasukkan hanya karakter dari Final Fantasy VII, XIII, dan Versus XIII. Tapi aku tidak tahu kapan mereka akan muncul. Hahahaha... ^_^
Mind to review?
