Disclaimer : JK. Rowling

Warnning : Gak jelas,belum tentu bisa dimengerti. Dan pokoknya,berharap gak terlalu parah.

Happy reading, I hope you can enjoy.

"Don't Torture Me With Your Love"

Chapter 1

Semua berubah tenang sejak perang besar melawan Voldemort dan antek-anteknya berakhir dengan hasil kemenangan telak bagi masyarakat sihir. Dunia sihir kembali damai tanpa terror dimana-mana. Seluruh masyarakat sihir mulai membentuk persahabatan dengan segala kalangan. Terutama antara penyihir darah murni dengan penyihir kelahiran mugle. Bahkan keluarga Malfoy yang terkenal dengan' keantiannya' terhadap kelahiran mugle,mencoba untuk menerima setelah pemurnian statusnya sebagai mantan pelahap maut yang insyaf.

Harry,Ron dan Hermione juga harus mengulang tahun terakhir mereka di Hogwarts. Begitu juga dengan teman-teman seangkatan mereka yang ikut andil dalam perang besar waktu itu dan meninggalkan ujian NEWT mereka. Hal ini membuat kebahagiaan tersendiri untuk Harry. Dengan adanya pengulangan kelas ini,dia bisa leluasa berduaan dengan Ginny dimanapun mereka berada.

Kadang-kadang tingkah mereka berdua membuat Ron Dan Hermione jengkel. Mereka selalu memamerkan kemesraan dimana-mana,mentang-mentang Harry akan langsung melamar Ginny saat mereka lulus nanti. Sedangkan kisah cinta Ron dan Hermione sudah pupus sejak perang besar juga berakhir. Cinta yang benar-benar singkat. Bahkan Hermione sempat berfikir kalau sebenarnya selama beberapa tahun terakhir itu yang dia rasakan terhadap Ron bukanlah cinta yang sebenarnya.

Hermione menjalani kehidupan barunya dengan biasa,tetap menjadi yang pertama dari semua anak-anak Hogwarts seangkatannya,dan tetap menjadi sahabat terdekat Harry Potter,the Chosen One. Harry juga menjalani hidupnya seperti biasa,tapi sekarang dia mendapat keistimewaan dari semua temannya. Selalu ada kepala tertunduk saat dia melewati siapapun di koridor-koridor sekolah. Selalu ada senyum sumringah saat mata-mata ingin tahu mentapnya. Sedikit jengkel,tapi kata Hermione itulah resiko menjadi dirinya.

Sedangkan Ron,selalu menjalani hari-harinya dengan uring-uringan sejak Hermione memutuskan hubungan mereka. Tetap berusaha mendekati Hermione sebagai seorang lelaki,dan berharap gadis cantik berambut coklat ikal dengan mata hazelnut itu mau menerimanya kembali. Tapi sejauh ini usahanya tidak membuahkan hasil, Hermione tetap hanya menganggapnya sebagai sahabat baik seperjuangannya.

Sore itu dia ruang rekreasi Gryffindor,Hermione sedang duduk di sofa dengan buku Rune tertata rapi diatas pangkuannya dan menghalangi pandangannya. Disana Harry dan Ginny juga mengerjakan essai pertahanan terhadap ilmu hitam. Sedangkan Ron terlihat sangat malas melakukan segala sesuatu yang terpampang didepannya. Sesekali dia mendengus melihat para sahabat dan saudaranya mengacuhkannya,dan itu cukup membuat Hermione kesal karena mengganggu konsentrasinya.

"Jangan mendengus terus Ron. Apa kau tidak takut wajahmu berubah bentuk gara-gara terlalu sering mendengus?" tanya Hermione jengkel.

"Aku kan sudah berusaha tidak bersuara,apa mendengus saja juga tidak boleh?" Ron melotot mengawasi Hermione yang masih terbenam dalam lembaran-lembaran buku Rune Kuno.

"Tapi kau membuyarkan konsentrasiku,Ron. Aku tidak bisa berkonsentrasi jika

kau terus seperti itu." Kini Hermione sudah mengangkat wajahnya. Dan menatap Ron yang sepertinya bersemangat untuk menantangnya berargument.

"Seperti apa Mione,seperti bernafas begini…" bukannya malah berhenti,Ron malah mendengus dengan keras,dan berhasil membuat Hermione mengalihkan seluruh pandangannya dari buku tebal didepannya.

"Kau benar-benar menjengkelkan Ronald Weasley." Hermione segera menutup bukunya dan berdiri dengan kasar dari tempat duduknya. Membuat Harry dan Ginny yang sedari tadi hanya diam saja,sekarang jadi ikut mendongak memperhatikan Hermione yang sedang melotot kepada Ron.

Hermione beranjak meninggalkan mereka yang masih bengong,hendak keluar dari ruang rekreasi. Muak dengan Ron yang seolah-olah selalu ingin mencari masalah dengannya. Tapi seketika Harry juga ikut berdiri yang berhasil membuat Ron dan Ginny kaget.

"Harry,ada apa?" tanya Ron sontak kaget. Harry tidak mengacuhkannya dan terus menatap Hermione.

"Mione,kau mau kemana?"

Hermione menoleh menatap sahabatnya yang satu itu.

"Aku,mau keluar Harry. Menghirup udara segar. Dadaku sesak kalau harus berada disini terus menerus." Hermione mengucapkannya sambil melirik jengkel Ron yang lagi-lagi mendengus.

"Tapi sebentar lagi waktunya makan malam Mione,kau bisa terlambat makan malam nanti."

"Oh tenang saja Gin,aku hanya sebentar. Aku akan langsung menuju aula besar saat paru-paruku sudah penuh dengan udara segar." Kali ini Ginny dan Harry malah tertawa kecil mendengar perkataan Hermione.

"Aku ikut denganmu Mione. Dan Harry,sampai bertemu saat makan malam." Ginny segera bangkit dari samping Harry dan mengecup cepat bibir Harry,lalu berjalan keluar mendampingi Hermione yang juga tersenyum kepada Harry,tapi memberenggut kepada Ron.

Setelah kedua gadis itu sudah keluar dari ruang rekreasi suasana ruang rekreasi menjadi sepi. Hanya ada Harry dan Ron yang duduk dengan wajah bingung dan 3 anak kelas empat yang sedari tadi duduk menguping di belakang mereka.

"Kau seharusnya tidak melakukan itu teman. Kau tahu kan,kalau dia paling benci diganggu saat sedang membaca." Kata Harry memulai percakapan.

"Oh,ayolah Harry,apa bernafas bisa dikategorikan mengganggu orang membaca." Ucap Ron tidak sabar.

"Itu mendengus Ron,bukan sekedar bernafas. Dan kau baru saja melakukannya sekali lagi." kata Harry memperingatkan saat sekali lagi Ron mendengus kearahnya. Ron memang selalu seperti itu kalau sedang bosan,dia mempunyai kecenderungan menjengkelkan saat tidak ada sesuatu hal penting yang bisa dilakukannya.

Harry meneruskan mengerjakan essainya agar tidak terpancing emosi seperti Hermione saat Ron mendengus lagi didepannya. Dia juga mengerjakan essai milik Ginny,seharusnya dia bisa sedikit santai kalau Hermione mau dengan suka rela mencontohkan essainya kepada Harry. Tapi tahu sendiri bagaimana sifat Hermione. Tidak ada contoh mencontoh dalam kamus besarnya. Kali ini Harry juga mendengus tanpa sadar,cepat-cepat mengalihkan pandangannya menghindari tatapan Ron yang sudah ingin tertawa lepas.

oOo

Hermione berjalan dengan cepat,dengan Ginny yang berusaha menyeimbangkan langkah mereka disampingnya. Beginilah Hermione saat sedang marah,dia selalu berjalan dengan terburu-buru tidak menghiraukan orang disampingnya sudah megap-megap kehabisan nafas gara-gara mengikutinya.

"Hermione,bisakah kita bejalan sedikit pelan? Aku sudah kehabisan nafas." Hermione menatap Ginny yang saat ini sedang berusaha mengatur nafasnya sambil membungkuk memegangi perutnya.

"Oh,maaf Gin,aku hampir lupa kalau kau sedang bersamaku." Ginny memberenggut tak percaya.

"Lagi pula kita sebenarnya mau kemana sih,kenapa harus buru-buru?" tanya Ginny lagi.

"Tidak kemana-mana,aku hanya ingin duduk-duduk disamping danau sambil melihat cumi-cumi raksasa dan membayangkan Ron terbelit tentakel-tentakel cumi-cumi itu sampai dia kapok untuk tidak membuat masalah denganku." Terlihat seringai kecil saat Hermione mengatakan itu. Tapi sesaat kemudian dia langsung menghentikan seringaiannya,karena sadar kalau Ginny masih berdiri mematung disampingnya. Hermione menatap Ginny yang sekarang terlihat ngeri setelah mendengar perkataannya tadi.

"Apa kau akan benar-benar mengumpankan Ron kepada cumi-cumi raksasa itu Mione? Kau benar-benar mengerikan…." Ginny berucap getir.

"Er…Gin,aku hanya bercanda. Kau tahu kalau aku tidak akan melakukan itu kepada sahabatku sendiri." Hermione memaksakan diri untuk tertawa dan berusaha menghindari tatapan horror Ginny.

"Oh,sukurlah. Aku pikir kau sudah lupa kalau Ron adalah kakakku,dan akan benar-benar melakukannya." Kali ini Ginny juga ikut tertawa.

'Aku memang berniat melakukannya,kalau seandainya aku tidak mengingat kau dan Harry.' Hermione merutuk dalam hati. Hermione merasa lama kelamaan sikap Ron semakin menyebalkan. Dia tahu kalau Ron tidak mau menerima saat Hermione memutuskan hubungan mereka secara sepihak. Saat itu Hermione baru menyadari bahwa ternyata rasa cintanya kepada Ron sama besarnya dengan rasa cintanya kepada Harry. Itu berarti bahwa selama ini dia hanya mencintai Ron tidak lebih sebagai seorang sahabat. Tidak lebih.

Lamunan Hermione buyar saat dia merasa angin sore menerpa wajahnya. Sekarang kakinya sudah menapak di rerumputan yang terasa menari dengan mengikuti arah hembusan angin. Angin dibulan November memang bisa sangat menusuk sampai ketulang,seolah-olah membekukan organ-organ dalam. Hermione merapatkan jubahnya dan memeluk erat buku yang sedari tadi bertengger nyaman dipelukannya. Dia sedikit mengerling kearah Ginny yang sedari tadi hanya diam saja dan masih setia menemaninya menapakkan kaki sambil mengginggil kedinginan.

"Hermione,apa tidak sebaiknya kita kembali ke kastil,di luar sudah mulai dingin." Ungkap Ginny memecah keheningan.

"Kembalilah dulu Gin,aku masih ingin berjalan-jalan disekitar danau. Lagipula Harry akan langsung mengutukku kalau dia tahu aku membuat calon tunangannya meradang karena kedinginan." Ginny langsung nyengir mendengar kata-kataku tadi. Dan sesaat kemudian keluar semburat merah dari kedua pipinya yang sudah berbintik.

"Dia tidak akan mengutukmu Mione,dia sangat menyayangimu." Aku tersenyum mendengar kata-kata itu. Terasa sangat hangat ditelingaku bahkan di dalam hatiku.

"Aku tahu,maka dari itu aku juga tidak ingin membuat orang yang dicintai sahabat yang sangat menyayangiku membeku disini." Ginny tertawa renyah saat aku menyelesaikan kalimatku.

"Baiklah,apa kau tidak apa-apa aku tinggal disini sendirian?" tanya Ginny,sekarang dia terlihat sedikit cemas.

"Oh,ayolah Gin. Aku hanya ingin menghirup udara segar dan menemukan tempat yang tenang untuk menyelesaikan membaca buku ini. Hanya itu. Aku tidak akan melawan si hidung pesek Voldemort itu lagi,jadi santai saja." Kalimatku yang terakhir dapat membuat Ginny tertawa keras,dan aku pun ikut tertawa karena lelucon aneh yang aku lontarkan tadi.

Akhirnya Ginny memutuskan untuk kembali ke kastil,dan membiarkanku sendiri menikmati angin yang berhembus kencang disamping danau ini. Menatap lurus kedepan sambil memandangi riak air yang mengalun tenang dengan irama yang berbarengan dengan desir angin,seolah-olah menciptakan sebuah lagu yang menyayat hati. Hermione tidak tahu kenapa akhir-akhir ini dia menjadi sedikit melankolis seperti ini. Dia lebih sering uring-uringan,dan selalu terbawa suasana disaat-saat yang tidak tepat. Dia merasa ada kehampaan yang sangat dalam di dalam rongga dadanya,dan dia tidak tahu kenapa. Lagipula untuk saat ini dia juga tidak ingin tahu.

oOo

Hermione sedang focus dengan buku yang sekarang ada dipangkuannya,hetika dia merasakan ada orang lain disana. Orang itu sedang mengendap-endap disekitarnya, seolah-olah ingin menyergapnya. Sekarang dia sedang memfokuskan pendengaran dan pandangannya yang lebih tajam semenjak dia menjalani hari-hari beratnya tahun lalu. Hari sudah mulai gelap,sehingga dia harus benar-benar memicingkan matanya untuk mengetahui tamu tak diundangnya itu.

Apa mungkin itu salah satu dari sahabatnya,tapi tidak mungkin. Kalau memang iya,untuk apa mereka harus mengendap-endap di belakangnya? Tiba-tiba Hermione memekik pelan,muncul pemikiran paling tidak masuk akal yang pernah dia pikirkan. Apa itu mungkin salah satu pelahap maut yang terbebas dari askaban dan berusaha untuk membalas dendam kepada salah satu dari Golden Trio karena telah meruntuhkan Rezim yang susah payah dibangun oleh Voldemort.

Kemungkinan itu terdengar sedikit aneh,tapi bisa saja itu terjadi kan? Hermione mencengkeram erat tongkat yang sejak tadi menelusup nyaman dibalik jubahnya. Bersiap untuk menghadapi siapa saja yang bisa setiap saat menyergapnya dari segala arah. Melihat sekarang dia sedang berada di hamparan luas berumput tanpa tedeng aling-aling,sangat mudah untuk menyerangnya setiap saat.

Hermione tidak berani bergerak satu langkah pun dari tempatnya berdiri sejak tadi. Dia mencoba untuk terlihat tenang,dia memang tidak boleh panik. Dan tetap harus waspada. Tapi dalam keadaan gelap seperti ini,apa yang bisa dia lihat selain kepekatan yang sedang menyelimuti mata? Hermione berfikir sejenak,kalau seandainya kapanpun pengintainya itu berusaha menyerangnya,dia akan langsung mendaratkan mantra bius kepada orang itu dan melemparkannya kedalam danau bersama para manusia duyung dan cumi-cumi raksasa itu.

Dan benar saja,saat tiba-tiba ada orang lain yang mencengkeram erat pundak kiri Hermione. Dia sempat menegang sebentar,tapi beberapa detik kemudian dia sudah menjalankan rencana yang sudah dia susun secara spontan tadi. Menambahkan mantra melayang kepada penyerangnya itu dan memasukkannya kedalam danau yang hampir membeku karena angin yang berhembus terlalu kencang. Tapi saat penyerang itu sudah hampir menyentuh danau dengan tubuh yang masih lunglai,Hermione melihat sekilas warna silver platinum melambai-lambai diatas kepala orang itu. Masih dengan pendapatnya yang konyol itu,Hermione tetap menjalankan rencananya dan langsung berlari menuju kastil meninggalkan entah itu penyerang atau bahkan korban yang sedang terkulai tak berdaya di dalam dasar danau yang gelap.

Continued on the next chapter...

Please Read and Review...