Unholy Confessions
Di tengah hujan salju terlihat sebuah taxi berwarna kuning berhenti di depan gedung apartement mewah di kawasan LA. Munculah seorang wanita menggunakan mantel hitam yang senada dengan kegelapan malam. Dia berjalan menuju gedung megah itu.
Sakura membuka pintu apartemen tempat suaminya tinggal. Mereka memang tinggal terpisah, karena Sakura berkerja sebagai supermodel di New York dan suaminya, Kakashi berkerja sebagai pemain sepakbola di salah satu clup terbesar LA.
Banyak clup sepak bola luar Asia yang tertarik dengan kemampuan pesepak bola dari asia. Memang dari segi fisik pemain asal asia lebih mungil, namun lebih unggul dalam kecepatan dan emosi. Pemain dari asia lebih mampu menciptakan keakraban antar pemain. Bukankah itu memang sifat alami orang timur.
Kakashi sedikit berbeda. Dari segi fisik, dia memiliki tinggi 189 cm, tidak terlalu jauh berbeda dengan pemain kulit hitam maupun kulit putih. Semua itu karena ibu Kakashi berasal dari Italia. Jadi tidak heran jika dia memiliki rambut perak dan tinggi melebihi orang Asia pada umumnya. Ayah Kakashi adalah orang Jepang, itu adalah alasan kenapa matanya berwarna hitam bukan biru seperti orang Eropa.
Sepanjang perjalanan beberapa orang memanggil namanya. Sebagai balasan Sakura tersenyum. Beberapa orang malah meminta foto bersamanya. Sakura tidak menolak. Sakura memang salah satu model Victori's secret yang terkenal wow. Dia juga menjadi wajah bagi beberapa produk wanita ternama di dunia.
Sakura langsung menuju ke dapur karena dia sangat haus. Dia mengambil air dingin yang tersimpan di lemari pendingin. Berjalan mendekati tempat di mana gelas-gelas yang tertat arapih. Sakura menuangkan air kedalam gelas, dan meminumnya hingga habis. Ia kemudian duduk di kursi meja makan.
Sakura mengeluarkan handphonenya. Ia membuka daftar kontaknya, dan menekan pilihan panggil pada sebuah kontak. Kontak itu bernama Kakashi. Sakura menempelkan handphone pada telinganya. Setelah beberapa saat hanya terdengar nada tunggu berubah menjadi kata hallo.
Namun bukan suara itu yang Sakura ingin dengar. Kenapa terdengar seperti suara wanita?. Siapa orang itu? kenapa dia yang mengangkat telephone Kakashi. Banyak pertanyaan yang berterbangan di kepala Sakura. Namun ia berusaha untuk tetap berusaha untuk berfikir positif.
Beberapa saat kemudian terdengar pintu terbuka. Sakura beranjak dari kursi menuju pintu masuk. Baru beberapa langkah, Sakura berhenti. Rupanya dia tidak harus repot-repot berjalan. Dia sudah dapat melihat siapa yang datang. Kakashi dan seorang wanita yang tidak ia kenal.
Sakura sangat terkejut dengan apa yang dia lihat. Air matany aperlahan mengalir. Sakura terduduk dengan tangan menutup mulutnya sendiri. Sakura berusaha mengingkari apa yang dia lihat. Berharap semua itu tidak nyata, hanya mimpi buruk. Namun dia tidak bisa mengingkari kenyataan yang ada di depan matanya.
Terlihat seorang berambut perak menenggelamkan wajahnya pada leher wanita berambut gelap yang sedan mendesah. Mereka terlihat sangat menikmati kegiatan itu hingga tidak menyadari kehadiran orang lain. Seseorang yang sedang menangis pedih karena mereka. Kedua orang tersebut berjalan menuju ke ruangan lain. Sang laki-laki berjalan sempoyongan sedangkan si wanita berjalan dengan normal.
Saat kedua orang telah menutup pintu, Sakura mencoba untuk berdiri. Namun seluruh tubuhnya sedang bergetar hebat. Beberapa kali dia mencoba untuk berdiri namun gagal. Sakura mengambil nafas panjang untuk menenangkan dirinya. Perlahan namun pasti Sakura berdiri dengan berpegangan pada sebuah meja.
Sakura berjalan keluar dari aparteman Kakashi dengan tetap menangis. Berjalan secepat mungkn menghindari kemungkinan paparazzi melihat keadaannya yang sedang menagis. Beberapa kali ia terpeleset dan jatuh terduduk. Dengan cepat Sakura berdiri dari duduknya. Sekarang Sakura lebih muda untuk bangkit dari pada tadi.
Sakura menaiki taxi ke arah bandara. Ia ingin kembali ke New York malam itu juga. Entahla masih ada penerbangan yang tersisah pada malam selarut ini. Ia tidak ingin seseorangpun mengetahui kepergiannya ke LA.
Sakura sampai di bandara. Sepanjang perjalanan Sakura menenangkan dirinya. Hinga saat tiba di bandara dia sudah tidak menagis. Ia tahu jika ada yang melihat, pasti akan menjadi hot news di semua majalah gossip. Namun sayang dia tidak mendapatkan penerbangan malam ini. Dia mendapatkan tiket pesawat untuk keesokan harinya. Sakura memutuskan untuk menginap di hotel sekitar bandara untuk malam ini.
Sakura telah berada di ruang tunggu bandara. Sebentar lagi penerbangannya akan dimulai. Dia tidak berganti baju, tetap baju yang kemarin. Dia menggunakan kacamata hitam untuk menutupi mata merahanya. Rambutnya tertata rapih, seolah tidak ada yang terjadi kemarin malam. Wajahnya telihat segar, tentu saja itu bukan wajah sebenarnya yang sangat kacau, sedih ,dan kecewa.
Sakura telah sampai di New York. Cara berjalannya terlihat tidak biasa. Tentu semua orang dapat melihat itu. Sedikit tertatih seperti menahan rasa sakit.
Sakura menghampi ritempat duduk yang kosong. Terlihat dia sedang memegang perutnya. Entah sejak kemarin malam perutnya terasa sakit. Kedua alisnya bertaut. Keringat mulai berkeluaran akibat dari sakura menahan rasa sakitnya.
Seorang wanita berwajah oriental menghampiri Sakura. Wanita itu duduk di samping sakura. Sakura menatap kearah orang itu, sepertinya dia orang Jepang. Wanita itu mengubah posisi duduknya menghadap Sakura, Memegang bahu Sakura dengan lembut dan bertanya "Apa anda baik-baik saja?"
"Saya tidak tahu apa yang terjadi, tapi perut saya sakit" Sakura menjawab dengan suara bergetar karena menahan rasa sakit yang kian memuncak.
Wanita itu melihat kearah perut Sakura dan terus ke bawah. Raut wajahnya seketika berubah saat melihat kaki sakura ."Astaga" orang itu mulai terlihat panik. "Anda tunggu di sini, saya akan memanggil petugas" wanita itupun berlari kearah petugas yang berdiri tidak jauh dari pintu. Meninggalkan Sakura dan koper miliknya sendiri.
Reaksi dan kata-kata wanita itu membuat Sakura resah. Apa yang sebenarnya terjadi padanya. Sakura tidak ada waktu untuk memikirkan itu. Sakit di perutnya semakin menyiksa. Sakitnya sama dengan saat akan melahirkan dulu.
Seorang petugas keamanan dan wanita tadi berlari kearah sakura yang sedang kesakitan."Nyonya apa yang terjadai pada Anda?Anda mengalami pendarahan". Dengan cepat petugas menghubungi kantornya meminta sebuah ambulance.
'Ambulance? Pendarahan?' Sakura menjadi tambah bingung. Perlahan Sakura menunduk dan melihat kearah betisnya. 'Astaga' mata Sakura melebar seketika saat melihat darah yang mengalir sepanjang betisnya. Sakura menatap kedua orang yang ada di depannya. Terpampang nyata wajah panik dari wajah wanita yang menolongnya dan ekspresi khawatir dari petugas yang sedang berlutut di depannya.
To be continue
Terima kasih telah membaca chapter pertama dari Unholy Confessions. Semoga anda terhibur dengan karya saya. Tentang pemilihan judul memang terkesan tidak nyambung. Namun dua bait liriknya melahirkan inspirasi dasar fanfic ini, percayalah.
Apa yang sebenarnya terjadi pada Sakura? Tunggu kelanjutan ceritanya,. . . Ja!
