My Dear, kau pernah tahu rasanya sakit ?
Bukan sakit karena virus atau fisik yang terluka. Tapi sakit di hati mu.
Aku merasakannya, semua tentang mu begitu menyakitkan bahkan untuk bisa mencintai mu apa adanya pun menyakitkan dan kini kita bersama dan rasa sakitnya tidak berkurang tetapi bertambah setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, dan tahun.
Kau tahu menyandang menjadi pasangan hidup mu tidaklah mudah. Banyak hal yang sudah ku lalui. Dan sekali lagi semuanya sakit, amat sakit. Aku bukan masokis. Tetapi aku terpaksa menjadi masokis.
My Dear, aku tahu kalau setiap malam kau membawa seorang wanita kedalam kamar mu. Aku bahkan menjadi menguntit dengan berdiri didepan kamar mu dan mendengar semua erangan dan desahan wanita mu itu.
My Dear kau menjijikan, bahkan tubuh wanita murahan itu menjadi pilihan mu daripada aku. Sungguh, sebenarnya aku pun merasa jijik bila kau memutuskan untuk memuaskan birahi mu pada ku.
Bagaimana kalau kita akhiri ini semua, My Dear.
Aku lelah menjadi pajangan dirumah mu. Aku lelah dengan semua rasa sakit ini. Aku mundur karena aku lelah dan ingin ku hapus semua rasa sakit ini.
.
.
.
Shin'ainaru, Koko De Shūryō
.
.
.
Kuroko no Basket milik Fujimaki Tadatoshi-sensei
.
.
.
Warming : Gaje, Typo(dimana-mana), OOC (mungkin) !
.
.
.
Sekedar saran silakan sambil mendengarkan lagu Jar Of Heart – Cristina Perri, karena saya terinspirasi dengan lagu itu ^-^
.
.
Na, selamat membaca dan jangan lupa REVIEW di akhir yaaa ^o^
.
.
.
Pemuda dengan surai baby blue itu tengah duduk dan memandangi matahari yang mulai tenggelam dan menyisakan pemandangan langit orens yang begitu indah. Kami-sama sudah sangat berbaik hati menyajikan bentangan alam yang indah dan bisa di nikmati siapa pun. Hewan sekali pun bisa menikmatinya.
"Tetsu."
Satu panggilan mengalihkan pandangan pemuda surai baby blue itu ke sosok yang memanggilnya. Senyum pun terukir jelas di wajahnya. Akashi Tetsuya, nama pemuda bersurai baby blue itu, menggeser tempat duduknya untuk memberi isyarat pada orang yang memanggilnya duduk di sebelahnya.
Aomine Daiki pemuda dengan surai dark blue itu pun paham dengan isyarat sahabatnya dan segera duduk. Pandangannya pun jatuh pada langit orens yang indah.
"Warna itu mengingatkan ku pada Ryouta." Gumam Aomine saat menikmati warna langit itu.
"Kapan Ryouta-kun kembali ?" Tanya Tetsuya sembari memandang wajah sahabatnya dan tercetak jelas kerinduan dalam air wajah itu.
"Bulan depan. Jadwal penerbangan internasionalnya padat selama tiga bulan dan akan libur satu bulan setelahnya."
Tetsuya hanya tersenyum mendengar penjelasan sahabatnya. Ya sahabatnya Aomine Daiki kini sudah menikahi kekasihnya Kise Ryouta atau sekarang menjadi Aomine Ryouta. Karena profesi Ryouta sebagai pilot maka waktu bersama Aomine dan Ryouta sangat berkurang bahkan tersita penuh. Tapi Aomine selalu mendukung Ryouta karena itu mimpi Ryouta sejak mereka duduk dibangku Junior High dulu. Aomine sendiri menjadi seorang kepala polisi di Tokyo dan lagi itu adalah mimpinya. Mengingat mimpi teman-temannya sudah tercapai menjadi suatu hal yang menyakitkan tersendiri dalam benak Tetsuya, impiannya menjadi guru taman kanak-kanak tidak pernah terwujud.
"Jadi bisa kau jelaskan alasan mu mengajak ku bertemu hari ini Tetsu dan bagaimana kita mengobrol di apartemen ku daripada ditaman dan udaranya cukup dingin, kau tidak kuat dingin nanti bisa demam."
"Baiklah."
Tetsuya kembali mengumbar senyum, sahabatnya selalu perhatian padanya. Seakan mereka bukan sahabat namun saudara walau pun berbeda darah.
Sampai di apartemen Aomine, Tetsuya hanya menunggu si pemilik apartemen yang sedang membuatkannya coklat panas dan mengambil beberapa cemilan untuk mereka mengobrol.
"Maaf lama, ini coklat panas mu dan maaf snacknya hanya sisa dikit besok aku sepertinya harus belanja."
"Mau ku temani, Aomine-kun ?"
"Boleh jam tiga sore bertemu di taman dekat maji burger."
"Baiklah."
"Jadi Tetsu bisa mulai pembicaraan kita ?"
"Ya. Aomine-kun aku ingin cerai dengan Akashi-san."
Aomine hanya diam dan menatap sahabatnya dalam-dalam dan terlihat kesungguhan disana. Tapi apa itu, Akashi-san. Apa sudah sebegitu jijiknya Tetsuya pada Akashi.
"Aku dan Ryouta pasti mendukung."
"Terima kasih dan kau pasti tahu alasan ku datang menemui mu."
"Tetsu, kau tahu Akashi bukan orang yang bisa di ajak bernegoisasi dengan kepala dingin, tapi ku coba membantu."
"Terima kasih Aomine-kun."
"Ada syaratnya."
"Heh? Syarat ? apa ?"
"Ceritakan mengenai awal pernikahan mu dan semua yang kau alami serta alasan mu bertahan dengan Akashi selama tiga tahun ini dengan jujur tentunya Tetsu. Aku sahabat mu, aku sudah lelah membiarkan mu menutupi semuanya, aku berhak tahu sebagai sahabat dan orang yang membantu mu untuk mengurus perceraian mu."
Tetsuya hanya menghela nafas. Semua perkataan Aomine benar, ia tidak pernah mengatakan semuanya dengan jujur. Semuanya ia tutup rapat. Menjadi rahasia pribadi yang mungkin jika ia harus meninggal saat ini, rahasia itu menjadi satu-satunya yang terbawa olehnya.
.
.
Flashback…
Semua siswa Teiko Senior High kini tengah berkumpul didalam gym dan menyaksikan pertandingan antara Teiko dan Meiko. Memang hanya pertandingan persahabatan namun tetap selalu menarik. Karena Teiko memiliki Kiseki no Sedai yang terkenal sebagai jenius basket. Bukan hanya jenius dalam basket, semua anggota Kiseki no Sedai memiliki wajah yang terbilang tampan dan wanita mana pun pasti akan luluh dan terperangah melihat mereka.
Pertandingan berakhir dengan point 171 untuk Teiko dan 57 untuk Meiko. Kekalahan telak untuk Meiko. Setelah pertandungan semua anggota Kiseki no Sedai sekarang tengah berada di ruang ganti untuk mengganti pakaian mereka. Kiseki no Sedai terdiri dari Akashi Seijuuro sebagai point guard sekaligus kapten, Midorima Shintarou sebagai shooter sekaligus sebagai wakil kapten, Aomine Daiki sebagai Power poward sekaligus ace, Kise Ryouta sebagai small poward, Murasakibara Atsushi sebagai center, dan Kuroko Tetsuya sebagai pemain bayangan. Kuroko bukan anggota Kiseki no Sedai namun kemampuannya diakui oleh Kiseki no Sedai dan itu menjadikan Kuroko sebagai pemain inti walau memiliki fisik yang lemah.
Bukan menjadi rahasia kalau Aomine dan Kise menjalin hubungan khusus dan tidak ada yang mempersalahkan mengenai hubungan mereka, karena siswa sekolah mereka terbilang banyak yang mengidap Fujoshi dan Fudasnshi. Kuroko sendiri sebenarnya memiliki perasaan khusus pada sang kapten sejak sang kapten menemukan bakat terpendamnya dan menjadikannya pemain hebat yang diakui semua orang. Namun Kuroko menjaga agar perasaannya tidak ketahuan oleh siapapun termasuk Kise dan Aomine sahabatnya. Alasannya, karena Akashi nyatanya normal karena ia memiliki kekasih disekolah. Kazuya Misaki itulah nama kekasih Akashi yang Kuroko tahu. Membiarkan seseorang tahu perasaannya pada Akashi hanya akan memalukan dirinya sendiri saja.
Jam istirahat Kuroko selalu menghabiskannya di perpustakan atau atap sekolah dengan seorang diri bila sedang dalam moodnya yang buruk. Hari ini moodnya buruk karena kesiangan ia harus berlari lapangan sekolah sebanyak sepuluh kali dan lupa membawa buku Pr nya dan menerima hukuman dari sensei dengan memberiskan toilet pria di jam istirahat pertamanya. Jam istirahat kedua pun, Kuroko memutuskan untuk meminum vanilla milkshake yang ia beli dikantin sembari membaca novel di atap sekolah.
Sampai di atap Kuroko, bingung dengan pintu yang terbuka karena tidak biasanya ada seseorang yang datang ke atap. Kuroko pun melangkahkan kakinya mendekat dengan pintu itu dan samar ia mendengar percakapan dua orang, Kuroko pun mengintip siapa orang itu dan menemukan Akashi Seijuuro dan Kazuya Misaki disana.
Kuroko pun enggan terus melangkah dan memilih memutar balik sampai ia mendengar dengan jelas apa yang di ucapkan Misaki.
"Sei-kun aku hamil."
Kuroko mematung ditempat. Kuroko pun menajamkan pendengarannya untuk mencuri dengar percapakan pasangan kekasih itu selanjutnya.
"Gugurkan."
Kuroko yakin kalau itu suara Akashi terdengar sangat tenang dan nada perintah terdengar dengan jelas. Namun Kuroko tidak mempersalahkan bagaimana nada bicara Akashi namun ia mempersalahkan apa yang di ucapkan Akashi. bagaimana ia bisa dengan mudah menyuruh seorang wanita menggugurkan kandungannya dengan mudah dan setenang itu. Konyol.
"Ta-"
"Ku bilang gugurkan, biayanya akan ku kirim ke rekening mu. Jangan sampai siapapun mengetahuinya, akan ku suruh orang ku untuk mengurus mu."
Kuroko pun mendengar isakan tangis Misaki. Karena takut ketahuan mencuri dengar Kuroko pun memutuskan untuk turun dan kembali ke kelas.
Dua minggu kemudian Kuroko terkejut saat mendengar pengumuman meninggalnya Kazuya Misaki karena ketahuan sedang menggugurkan kandungannya dank arena mengali pendarahan hebat ia meninggal. Kuroko pun melihat Akashi yang nampak sangat tenang dan seolah tidak tahu menahu mengenai apa yang di alami Misaki.
Dari situ Kuroko menjadi jijik dan juga membenci Akashi. Ia tidak menyangka kalau Akashi Seijuuro yang terkenal dengan keabsolutan dan prestasi-prestasinya yang selalu menyandang predikat sempurna dan terbaik ternyata seorang yang brengsek.
.
.
Kuroko sukses menyelesaikan kuliahnya dengan menyandang lulusan terbaik di Jurusan Sastra Jepang, Universitas Tokyo. Namun kelulusan Kuroko ternyata malah mengantarnya kesebuah lingkaran hitam. Perusahaan orang tuanya hampir mengalami kebangkrutan. Namun masalah itu selesai dengan bantuan pinjaman Perusahaan Akashi Group. Kuroko hanya mendengar cerita orang tuanya mengenai selamatnya perusahaan mereka dan merasa bingung, tidak mungkin perusahaan sebesar Akashi Group mau dengan mudah membantu perusahaan kecil ayahnya itu.
Keanahan Kuroko pun terjawab dengan datangnya Akashi Seishirou kerumahnya dan menyampaikan mengenai pernikahan Kuroko Tetsuya dengan penerus tunggal Akashi Group yaitu Akashi Seijuuro. Kuroko jelas menolak. Namun penolakannya tidak berarti dengan ancaman penarikan kembali semua pinjaman yang perusahaan keluarga Akashi berikan. Kuroko tidak akan pernah tega melihat orang tuanya menderita. Dengan enggan Kuroko pun menyetujui pernikahan itu.
Pernikahan itu berlangsung di Amerika. Jepang masih tidak mengizinkan pernikahan sesama jenis. Setelah pernikahan Kuroko tahu bahwa hampir bangkrutnya perusahaan orang tuanya karena manipulasi Akashi Seijuuro. Kuroko bersumpah tidak akan pernah menganggap Akashi sebagai suaminya sekali pun. Melayaninya, tentunya Kuroko sangat jijik terlebih bila mengingat peristiwa yang di alami Misaki dulu.
"Tatapan jijik mu tidak akan membuat ku menceraikan mu Tetsuya."
"Ah silakan saja Akashi-kun jalani kehidupan pernikahan konyol ini karena aku sama sekali tidak menganggapnya."
"Kau harus memanggil ku Seijuuro-sama, kau pun sekarang bermarga Akashi Tetsuya."
"Tidak terima kasih, aku tetaplah Kuroko Tetsuya."
PLAK. Sebuah tamparan mendarat dengan indah diwajah Kuroko.
"Semua yang ku ucapkan absolut Tetsuya, kau harus mengikutinya!"
"Satu lagi, aku tahu kau menyukai ku saat SMA dulu."
"Bagus kalau kau tahu, tapi aku pun jijik dalam waktu yang bersamaan karena perbuatan mu pada Misaki-san."
Akashi hanya mengeriangi.
"Aku tahu kau menguping Tetsuya, bukan perbuatan yang baik. Maka akan ku disiplin kau kau sekarang dan seterusnya. Apa yang di alami Misaki itu kesalahannya sendiri bukan aku."
Satu tamparan ku kembali diterima oleh Kuroko. Setelahnya Kuroko hanya mendapatkan rasa sakit baik fisik ataupun psikis. Terutama psikisnya, Akashi ternyata suka bermain dengan banyak wanita bahkan sering membawa wanita itu kerumah dan meniduri wanita itu di kamarnya. Ya, Kuroko tidak akan pernah satu kamar dengan Akashi. Kuroko beruntung ia masih bisa menyematkan tubunya untuk tidak ditiduri Akashi.
Rumah yang selalu dibilang istana dan surga oleh sebagian besar orang, untuk Kuroko rumah adalah neraka. Seolah semua yang berurusan dengan Akashi selalu menyakitinya. Bukan rasa kasih sayang yang tumbuh namun rasa benci dan jijik yang semakin hari semakin membucah tinggi.
End Flashback.
.
.
Aomine meminum kopi yang ia buat untuk menenangkan dirinya dari rasa marah dan kesal dalam dirinya. Ia tidak menyangka kehidupan sahabatnya itu sangat kelam. Sungguh ia ingin datang dan menembakan peluru dari pistolnya ke kepala Akashi dan membiarkan mati. Aomine bahkan prihatin pada sahabatnya yang mampu menahan semua rasa sakit itu selama tiga tahun.
"Akan ku bantu kau untuk bisa lepas dari iblis itu, Tetsu."
-To Be Continued-
Yosh ! bagaimana ? aneh kah ? lebay kah ? atau apakah ?
Silakan berikan komentar kalian yaaaaaaaaaaaaaaaaa
Note : Didalam Flashback saya menggunakan nama Kuroko dan dalam cerita menggunakan nama Tetsuya karena berjalannya waktu, Kuroko mau tidak mau nemerima nama keluarganya berubah menjadi Akashi walau enggan.
Sankyu
Jaa-na
