Reborn
Warning: Germancest, Shounen-ai, Angst, Humans name used
Axis Powers Hetalia/World Series Hetalia © Hidekaz Himaruya
Say goodbye and we'll meet again
Gilbert Beilschmidt / Prussia, menghilang setelah tembok Berlin dihancurkan dan kedua bagian Germany bersatu. Mungkin lebih tepatnya lenyap.
X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X
Ludwig bejalan di sebuah ruangan kosong, entah kenapa kakaknya memanggilnya. Gilbert mengatakan bahwa ini darurat, seperti bukan Gilbert saja. Ludwig berhenti, menatap kakaknya yang berdiri tak jauh darinya.
Gilbert berdiri dihadapan Ludwig, menggenggam sebuah cross. Cross yang sama dengan yang dipakai Ludwig. Perlahan, Gilbert melangkah maju ke arah Ludwig. Langkahnya begitu berat, seakan ada sebuah borgol besi yang mengikat kedua kakinya.
"B-Bruder… ?!" Ludwig menatapnya, tidak percaya akan apa yang dilihatnya. Gilbert yang tangguh dan keras kepala, sekarang berdiri di depanya, terlihat begitu rapuh dan lemah.
"H-hei …" Gilbert menghampirinya, wajahnya terlihat begitu lelah dan… sedih.
"B-Bruder … A-apa yang terjadi ?" Pikiran Ludwig dipenuhi pertanyaan, pertanyaan yang belum terjawab. Pertanyaan akan apa yang terjadi dengan kakaknya.
"T-tolong jaga cross ini… " Gilbert tidak menjawab pertanyaan Ludwig, ia hanya tersenyum kepada adiknya. Diserahkannya cross tersebut kepada Ludwig, sebuah senyuman terulas di wajahnya. Ludwig yang kebingungan akan apa yang terjadi hanya bisa menuruti kemauan kakaknya, ia sama sekali tidak mengerti akan apa yang terjadi.
"Kedua bagian Germany telah bersatu… Prussia sekarang sudah tidak ada…" Gilbert menatap kosong kedua tangannya, perlahan menjadi tembus pandang. Begitu juga dengan anggota tubuhnya yang lain, perlahan-lahan lenyap. Bagai sebuah pedang menusuk hatinya, Ludwig menyadari maksud perkataan Gilbert.
"T-tidak… Tidak akan kubiarkan… Tidak akan kubiarkan kau lenyap,Bruder !" Ludwig memeluk Gilbert, tak ingin ia lenyap. Gilbert yang berada di dalam pelukannya tidak bisa berkata-kata dan bergerak, seluruh tubuhnya terasa begitu sakit… begitu lelah.
"M-maaf … A-aku tidak bisa bersamamu lagi…" Air mata yang terbendung di matanya mengalir, tak terbendung lagi. Perlahan seluruh tubuhnya menghilang, lenyap tak berbekas.
"T-TIDAK !!!" Ludwig berteriak, tak rela melepaskan kakaknya. Air matanya pun tak terbendung lagi, mengalir di pipinya.
"J-jadilah negara yang kuat, teruslah maju … I-Ich liebe d-dich…" Dan dengan itu, Gilbert lenyap dari hadapan Ludwig. Lenyap meninggalkan seberkas cahaya yang mengelilingi Ludwig.
"T-tidak…. TIDAK !!!!!!!!" Dia jatuh ke lantai yang keras dan dingin. Dipukulnya lantai tersebut sekeras-kerasnya, sakit di hatinya jauh lebih sakit dibanding dengan pukulannya. Orang yang ia sayangi, sekarang telah lenyap. Hanya cross pemberian ini yang ia miliki sekarang. Digenggamnya erat cross milik Gilbert. Dihapusnya air mata yang mengalir di pipinya dan ia berdiri, meninggalkan ruangan tersebut. Ia tidak akan mengecewakan kakak yang ia sayangi, yang ia cintai.
"Aku tidak akan mengecewakanmu, Bruder... "
X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X.X
Suara deringan telfon menggema di seluruh ruangan rumah Ludwig. Diangkatnya telfon tersebut.
"Halo? "
'Ludwig ? ' Terdengar suara dari ujung sana.
"Roderich? Ada apa? "
'Umm... Bisa kau kesini? Darurat' Suaranya terdengar begitu serius, entah apa yang terjadi.
"I-iya... A-aku kesana sekarang. " Ditutupnya telfon tersebut dan bergegas menuju garasi tempat ia menyimpan mobilnya. Ludwig tidak tahu apa yang terjadi, Roderich terdengar begitu serius dan kebingungan.
Sekitar 20 menit kemudian, Ludwig sampai di rumah Roderich.
"Ludwig..." Roderich berdiri di depan pintu, membersilahkan Ludwig masuk.
"Apa yang terjadi? " Ludwig masuk dan menanggalkan mantel yang ia pakai di gantungan dekat pintu. Roderich mengantarkan Ludwig ke halaman belakang, dimana sebuah pohon besar berdiri tegak tepat di tengah-tengah halaman yang luas dipenuhi bunga beraneka ragam dan warna. Diantarkannya Ludwig ke balik pohon dan menemukan seorang anak kecil tertidur di bawah naungan pohon besar tersebut. Rambutnya platinum blonde, bergerak tertiup angin. Seekor kelinci berada di pelukannya dan seekor anak ayam tertidur di kepalanya.
"G-Gilbert?!" Kedua mata anak itu terbuka, memperlihatkan sepasang bola mata merah darah. Anak itu mengerjap-ngerjapkan matanya, mencoba menyesuaikan matanya dengan cahaya disekitarnya. Dia melihat Ludwig dan Roderich, menatap kosong mereka.
"I-iya... ? " Anak itu menjawab panggilan Ludwig, yang berarti itu namanya.
"K-kau... Siapa namamu? " Penasaran, Ludwig perlahan berjalan mendekati anak tersebut. Anak itu terlihat ketakutan dan kebingungan.
"G-Gilbert... Beilschmidt.." Suaranya begitu pelan, hampir tidak terdengar.
Tidak... Tidak mungkin... Gilbert telah lenyap... Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri… Tidak…
"Sepertinya dia memang Gilbert…" Roderich menepuk pelan bahu Ludwig, menyadarkannya dari lamunannya. Ludwig menoleh ke arah Roderich yang berdiri di belakangnya.
"T-tapi… Bruder… Dia telah lenyap beberapa tahun yang lalu…" Ludwig kembali mengalihkan perhatiannya ke anak tersebut. Rambut platinum blonde; mata merah darah, Gilbert Beilschmidt.
"Anak itu sering berkeliaran di sekitar halaman, kadang mengintip saat aku bermain piano..." Ludwig menatapnya bingung. Jadi anak itu sering berkeliaran di sini?!
"Anak itu… Apa dia sama seperti kita? Seorang Nation? "
"Mungkin... Sepertinya dia bukan anak biasa... " Keduanya menatap anak kecil yang sedang bermain dengan kelinci dan anak ayam di depannya.
"Gilbert..." Ludwig memanggil anak tersebut dan dijawab dengan sepasang bola mata merah semerah darah menatapnya balik.
"Mulai sekarang, aku akan menjagamu... Aku adalah kakakmu sekarang…" Ludwig mendekat ke arah anak tersebut, Gilbert.
"Kakak…" Ludwig tersenyum, digendongnya Gilbert kecil. Diusapnya pelan rambut blonde Gilbert, sama halusnya dengan Gilbert yang dulu.
To Be Continue
Translate :
Bruder :: Brother
Ich Liebe Dich :: I love you
((There will be more German languages in the the next chapter))
Note: Huwaaa.. selesai juga chap 1 = w =
Mengenai bagian pas lenyapnya Gilbert, menurut saya cara seorang Nation menghilang itu berbeda dari orang seperti kita (siapa tuh?). Ludwig disini jadi kakak karena umurnya lebih tua dibanding Gilbert kecil. Mohon maaf kalau jelek.
Hope you'll like it
