WHAT BROTHERS ARE FOR


-Naruto belongs to Masashi Kishimoto-


Summary: Uchiha Itachi, 15 tahun, tinggal bersama adik dan Bibi tirinya di kawasan kumuh di pinggiran California. Suatu hari Bibi mereka pergi ke NY begitu saja, meninggalkan Itachi yang harus bekerja mati-matian untuk dapat menghidupi dirinya dan Sasuke... /No Pairing/AU/


Rating: T

Genre: Family/Drama

Itachi-Sasuke brotherhood, No Pairing

AU, OOC


-

Prologue
-

Seorang pemuda berjalan perlahan menuju pintu depan sebuah apartemen kumuh. Ia menempelkan telinga ke pintu apartemen —mendengarkan dengan seksama. Aneh. Menarik diri dari pintu, ia terdiam sejenak dengan dahi berkerut.

Ini aneh. Biasanya selalu ada keributan dari dalam. Teriakan, sumpah serapah, dan suara barang-barang pecah belah menghantam dinding. Rutinitas itu selalu disaksikannya setiap hari, setiap ia pulang ke apartemen kecil yang kumuh itu, —satu-satunya tempat yang masih dapat disebutnya rumah.

Kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan saat ia berusia tiga tahun. Dan sekarang, lima belas tahun setelah kematian orangtuanya, ia tinggal dengan saudara tiri ibunya, yang pekerjaannya sehari-hari adalah menjajakan diri di jalan-jalan –menjual tubuhnya pada pria-pria asing. Kerap kali bibi-nya itu bertengkar hebat dengan para penagih hutang dan pemilik apartemen yang datang menagih uang sewa. Dan setiap hari juga, kepulangannya pasti disambut dengan cercaan dan makian bibinya yang sedang melampiaskan kekesalan ke benda apapun yang berada dalam jarak jangkauannya.

"Itachi-nii..." Sebuah tangan kecil menarik-narik ujung kausnya pelan. Itachi menoleh untuk memandang adiknya yang sejak tadi berdiri dibelakangnya.

"Ya, Sasuke...?" tanya Itachi pelan, menatap adiknya yang masih berusia 9 tahun itu dengan tatapan lembut.

Sepasang mata onyx Sasuke menatapnya ingin tahu. "...Kenapa rumahnya sepi sekali? Kemana Bibi Yui? Apa dia sedang pergi...?" tanyanya bertubi-tubi.

Itachi tidak menjawab, hanya mengambil kunci apartemen dari saku jeans-nya dan membuka pintu dengan agak ragu. "Entahlah," katanya akhirnya, mengisyaratkan pada Sasuke untuk masuk, "...mungkin sedang bekerja." Sasuke mengangguk tanda mengerti sambil mengikuti kakaknya masuk. Setelah menutup pintu, Itachi mulai menyibukkan diri dengan melepas sepatu dan kaus kaki-nya.

"Mmm... Kak?"

"Hm?"

"Memangnya apa pekerjaan Bibi?"

Itachi tertegun sejenak mendengar pertanyaan polos Sasuke. Ia menghela napas pelan. Mana mungkin ia berterus terang pada adik kecilnya itu bahwa Bibi mereka adalah seorang pelacur...

Itachi berjalan menyebrangi ruang tamu dan meletakkan tasnya di atas sofa abu-abu kusam tanpa menjawab pertanyaan Sasuke. Sasuke tampak bingung melihat kakaknya mengacuhkannya, namun memutuskan untuk tidak bertanya apa-apa lagi.

Setelah beberapa saat, Itachi mengedarkan pandangan ke sekeliling apartemen kecil itu. Tak ada tanda-tanda keberadaan Bibi Yui. Mungkin ia sedang di dalam kamarnya...

"Bibi Yui?" panggil Itachi. Tak ada jawaban.

"Bibi Yui...!" Itachi kembali memanggil, kali ini dengan suara lebih keras. Masih tak ada jawaban.

Itachi mulai berjalan dan mencari-cari di sekeliling apartemen.

"Bibi Yui ada, kak?" tanya Sasuke setelah Itachi kembali dari pencariannya di dapur dan di kamar Bibinya. Itachi menggeleng dan menghampiri sofa tempat Sasuke duduk.

Sesaat kemudian mata Itachi tertumbuk pada sebuah kertas notes kecil yang ditempelkan dengan selotip ke layar TV yang berdebu. Mungkin pesan dari Bibi Yui... Berjalan cepat-cepat menuju TV, ia menarik lepas notes-nya dan membaca pesan yang tertulis disitu dalam hati,

Itachi,

Aku akan pergi. Aku memutuskan untuk pindah ke New York. Lama-lama aku muak tinggal di California.
Tidak ada yang menarik. Membosankan sekali.

Masih ada beberapa potong pizza beku di freezer, — paling tidak itu cukup untuk makanan kalian selama dua atau tiga hari. Carilah pekerjaan atau apa. Lakukan apapun semaumu. Dan jangan lupa bayar sewa apartemen—, sudah hampir lima bulan tidak kubayar. Datanglah berkunjung kalau kapan-kapan kau mampir ke NY.

-Yui

Rahang Itachi menegang, wajahnya memucat. Tangannya tanpa sadar meremas kertas notes itu kuat-kuat. Dalam sekejap ia telah mencabik-cabik kertas itu menjadi serpihan-serpihan kecil. Tenggorokannya serasa tercekat. Amarah, frustasi, cemas, takut, benci... –semua perasaan itu bercampur menjadi satu.

"Nii-san?" entah sejak kapan Sasuke sudah berdiri disampingnya, mendongak memandang kakaknya tanpa menyadari perubahan sikap kakaknya, "Bibi kemana?"

"Dia..." Itachi menelan ludah, membasahi kerongkongannya yang kering. "...Dia tak akan kembali lagi, ...Sasuke." Itachi berlutut di samping Sasuke dan merangkul adiknya erat-erat.

Sasuke mengedip bingung dan mencoba memandang wajah kakaknya yang terbenam dalam-dalam di bahunya. "Kakak kenapa...?" tanyanya ketika merasakan tubuh kakaknya yang gemetar. Ia membalas pelukan kakaknya dengan kedua tangannya yang kecil.

"...Aku tidak apa-apa," kata Itachi berbohong, menarik diri dari Sasuke dan memandang adiknya lekat-lekat. "...Kita berdua akan baik-baik saja" ia memaksakan sebuah senyuman kecil.

Sasuke tersenyum lebar, tidak mengerti seberat apa masalah yang mereka hadapi saat itu. Ia tidak tahu bahwa mulai sekarang kakaknya harus berjuang mati-matian sendirian untuk dapat menghidupi mereka berdua. "Janji...?" Sasuke mengulurkan jari kelingkingnya kepada kakaknya.

Itachi tersenyum dan mengangkat jari kelingkingnya, mengaitkannya pada jari kelingking Sasuke. "Janji."

Sasuke tertawa kecil dan memeluk Itachi lagi.

-

TBC..

-


A/N: First fic saya...

Please review dan tinggalkan komentar, saran, kritik, atau apa saja... Saya benar-benar perlu masukan, nih...

Sankyuu buat semua yang udah mau baca! :D

~Black'MirR0r