Summary : Based from Alluring secret~Black vow. Len, seorang malaikat yang turun dari langit bertemu dengan Rin, seorang gadis manusia yang menolongnya. Lambat laun tumbuhlah perasaan cinta kepada Rin di dalam diri Len. Begitu dalam perasaan cinta itu bersemayam dalam hatinya hingga Len rela memberikan sayapnya kepada sang iblis, agar dia bisa menjadi manusia dan bersama Rin selamanya.
Tapi akankah kisah cinta mereka berakhir bahagia?
Warning : Alur cerita sama dengan penokohan yang berbeda (soalnya meski saya fujoshi, saya gak begitu suka yuri, jadi rasa gak nyaman aja saya masangin Rin ama Miku… makanya saya ubah tokohnya ama Rin dan Len, yang notabene emang pasangan yang paling saya sukai di vocaloid, para reader, harap gak keberatan). Dan agak absurd dan gaje. Dan jelas…bakal gak pas dan beda banget ama PVnya…soalnya jujur abis, saya gak pernah lihat PVnya, cuma pernah dengar lagunya doang. Dan para karakter pasti bakal OOC, soalnya saya baru tahu vocaloid empat bulan silam…dan itupun gak secara detail…
Disclaimer : Vocaloid adalah milik Yamaha. Karena kalau vocaloid itu milik saya, saya sudah jadikan Len dan Rin pasangan twincest tercute sepanjang masa! –diroadroller-
Alkisah, di sebuah kota besar tak bernama…
Hari itu, kota terasa sangat suram. Hujan deras turun deras membasahi bumi, dengan awan kelabu menyelimuti kota itu dengan kegelapan dan suasana suram. Suasana kota begitu sepi, tak ada orang yang berjalan-jalan di luar. Mereka semua memilih untuk bersembunyi di bawah perlindungan atap berbagai warna, di samping hangatnya api perapian yang berkobar.
Tapi tidak begitu halnya dengan sang malaikat yang tersesat, seorang malaikat kesepian bernama Len.
Pemuda berambut kuning itu berjalan terseok-seok di tengah derasnya hujan yang menusuk tubuhnya bagaikan ribuan jarum. Tubuhnya basah kuyub dari kepala hingga kaki. Kemeja putih dan celana pendek hitam yang dipakainya menempel erat bagaikan kulit kedua di tubuhnya yang ramping. Wajahnya putih pucat bagaikan kertas, gurat-gurat kelelahan terlukis jelas di wajah manis sang malaikat.
Dia lelah, sangat lelah. Tidak butuh waktu lama bagi kelelahan itu untuk mengambil alih kendali tubuh sang malaikat, membuat kaki-kaki lemah yang gemetar itu ambruk dan membentur jalanan batu yang basah karena hujan. Tubuh itu terkulai, terbaring lemas di jalanan yang dingin. Mata birunya menatap kosong, seolah tak peduli apa pun yang terjadi. Dia sudah pasrah.
Kalau ini adalah akhir yang sudah ditentukan Tuhan untuknya, maka biarkanlah semuanya berakhir…
"Hei, apa kau baik-baik saja?"
Suara yang manis itu menyapa telinganya, bersamaan dengan menghilangnya tusukan-tusukan rintik hujan pada tubuhnya. Sang malaikat membuka matanya yang tadi dia biarkan terpejam. Matanya langsung berhadapan dengan wajah cemas seorang gadis berambut kuning sebahu yang manis. Gadis itu memegang sebuah payung hitam yang dia letakkan di atas tubuh sang malaikat untuk melindunginya dari hujan, membiarkan tubuhnya sendiri, yang dibalut sebuah baju terusan putih dengan bawahan hitam yang dihias sebuah pita hitam, basah karena hujan.
Tapi yang paling membuat sang malaikat terpesona pada gadis itu adalah matanya. Mata biru yang begitu bening dan hangat, bagaikan langit biru yang siap mencerahkan hati siapapun yang memandangnya.
"Kau tidak apa-apa? Bisa berdiri?" tanya gadis itu sambil mengulurkan tangannya yang putih kepada sang malaikat. Sang malaikat itu ragu-ragu sejenak sebelum menyambut tangan gadis itu dan memaksakan kakinya untuk berdiri. Tapi dia terlalu lelah, membuatnya langsung terjatuh ke dalam pelukan sang gadis.
"Whoa! Whoa! Pelan-pelan saja, jangan terlalu terburu-buru" kata gadis itu sambil berusaha menahan tubuh sang malaikat. "Bagaimana kalau kau beristirahat saja di rumahku? Rumahku dekat, kok"
Gadis itu pun mengalungkan lengan sang malaikat di bahunya dan membantu sang malaikat untuk berjalan. "Yak, jalan pelan-pelan saja…" kata gadis itu. "…Aku ada di sampingmu…"
Mendengar perkataan itu, entah kenapa hati sang malaikat terasa hangat…
"…Terima kasih…" gumam sang malaikat pelan kepada sang gadis. Mendengar itu, sang gadis hanya tersenyum manis sambil menganggukkan kepalanya.
Tidak berapa lama kemudian, setelah langkah demi langkah pelan dua sosok di bawah hujan itu, mereka berdua pun tiba di rumah sang gadis. Gadis itu pun membawa sang malaikat menuju ruang tamu rumahnya dan mempersilakan sang malaikat untuk duduk di sofa berwarna merah marun yang empuk yang tersedia di sana. "Istirahatlah dan keringkan dulu tubuhmu" kata gadis itu sambil mengangsurkan sebuah handuk berwarna biru laut. "Sementara itu aku akan siapkan tek untukmu…". Lalu sang gadis pun pergi meninggalkan sang malaikat dan berjalan ke arah dapur.
Sang malaikat mengusap rambut dan tubuhnya yang basah kuyub sebelum membungkus tubuhnya dengan selimut yang sudah disiapkan oleh sang gadis. Setelah selesai, dia memandangi ruangan tempatnya berada itu dengan seksama. Banyak perabotan di ruangan itu, tetapi perabotan itu diletakkan dengan sangat strategis sehingga ruangan itu tidak terkesan sumpek, jelas sang pemilik rumah adalah orang yang pandai dalam mengatur rumah.
Tidak lama kemudian, sang gadis kembali memasuki ruangan itu sambil membawa nampan berisi teh dan sandwich untuk sang malaikat.
"Aku yakin kamu pasti kelaparan, silahkan dimakan. Minum juga tehnya, ini akan menghangatkan tubuhmu" kata gadis itu sambil menyodorkan teh dan sandwich yang dibawanya. Sang malaikat segera mengambil cangkir teh yang disodorkan padanya, merasakan hangat teh itu menyusup ke jari- jarinya yang dingin membeku. Dia menghirup tehnya pelan, tersenyum saat merasakan hangat teh yang menjalar ke tubuhnya.
"Oh ya, kita belum berkenalan, ya! Aku Rin, Kagamine Rin. Salam kenal!" kata sang gadis sambil tersenyum manis.
"Salam kenal...namaku…Len…" kata sang malaikat pelan sambil tersenyum kecil.
"Len, ya? Nama yang bagus!" kata Rin sambil kembali tersenyum. "Len, kenapa kau hujan-hujanan di luar? Memangnya rumahmu berada di mana?" tanyanya.
Len kembali menghirup tehnya dan memandangi permukaan cangkir yang dipegangnya. "…Aku tak punya rumah…" katanya pelan. 'Setidaknya tidak di dunia ini…' tambahnya dalam hati. "Aku berkelana dari satu kota ke kota lain. Aku ingin tahu…apa masih ada manusia yang masih cukup punya hati untuk memperlakukan seorang gelandangan seperti aku ini…dengan baik…"
Rin terdiam sejenak sebelum mengulurkan tangannya dan mengusap rambut kuning pemuda di hadapannya, membuat Len agak terlonjak kaget.
"Ri…Rin?" panggil Len ragu-ragu.
"Pasti berat, ya? Sendirian saja…di dunia yang luas ini…" gumam Rin pelan.
Len menggelengkan kepalanya sambil tersenyum sedih. "Biasa saja kok. Aku sudah terbiasa…" katanya pelan.
Rin tetap terdiam, tangannya yang tadinya berada di rambut Len turun menuju pipinya. Dia mengusap pipi yang dingin itu dengan lembut. Tiba-tiba sebuah senyum tersungging di bibir Rin. "Hei, Len, kalau kau tak punya rumah, maukah kau tinggal bersamaku di sini?" tanyanya tiba-tiba.
Len hanya terdiam mendengar perkataan gadis di hadapannya itu.
"Ya?" tanya Rin memelas. "Dengan begitu, aku akan punya teman bermain. Aku…selama ini aku selalu kesepian. Orang tuaku selalu pergi ke luar kota untuk bekerja dan meninggalkanku sendirian di rumah ini…"
Len langsung tertegun mendengar perkataan Rin.
Sendiri…
Entah kenapa, begitu mendengar kata itu, yang bisa dirasakan oleh Len hanyalah rasa dingin, karena dia sendiri tahu apa arti 'sendirian' itu. Sejak dia turun ke bumi, dia tahu kalau sendirian itu adalah suatu hal…sebuah perasaan yang menakutkan. Sepi, dingin, sedih…tak ada hal bahagia yang dibawa oleh sesuatu bernama 'sendiri' itu…
Karena dia mengerti betapa dingin dan sepinya kesendirian itulah, dia tak mau orang lain mengalami hal yang serupa dengannya.
Terutama gadis sehangat dan semanis Rin. Gadis di hadapannya ini…tidak pantas untuk hidup dalam kesendirian.
Len meraih tangan Rin yang masih mengusap pipinya dengan lembut, menggenggam erat tangan lembut yang hangat itu.
"Kenapa kau sama sekali tak curiga padaku? Aku ini orang asing yang baru saja kau temui kurang dari satu jam yang lalu. Kita hanya berdua saja di sini, dan di atas segalanya, aku laki-laki dan kau itu seorang wanita. Kenapa kau tidak curiga kalau aku akan melakukan sesuatu padamu?" tanya Len.
Rin kelihatan berpikir sejenak sebelum tersenyum. "Soalnya aku percaya kalau Len bukan orang jahat! Jadi Len pasti tidak akan berbuat jahat padaku!" kata Rin riang.
"Kenapa kau bisa seyakin itu?" tanya Len dengan nada datar.
"Hmmm…aku memang tak punya alasan dan bukti yang cukup kuat…" kata Rin. "Tapi aku percaya pada Len! Bagiku, itu sudah cukup"
Len tertegun sesaat sebelum sebuah senyum merekah di bibirnya. "Kau yakin kau memperbolehkanku untuk tinggal bersamamu?" tanya Len.
"Tentu saja!" kata Rin sambil pura-pura kesal. "Jadi? Maukah tinggal bersamaku? Di istana ini?"
Len tertawa " Yah, jika itu adalah keinginan sang putri…". Dia membawa tangan Rin ke bibirnya dan mengecup tangan itu dengan lembut. "…Maka aku akan mengabulkannya"
Rin tertawa dan melemparkan dirinya ke arah Len, mendudukkan dirinya di pangkuan pemuda di hadapannya itu. "Terima kasih, Len…" kata Rin sambil mengusap pipi Len.
"Akulah yang harus berterima kasih, Rin…karena kau sudah mau menerimaku…" kata Len sambil mempererat pelukannya di pinggang Rin.
Di luar hujan masih turun dengan deras membasahi bumi, tapi di dalam rumah itu, dua tubuh itu hanya merasakan kehangatan, rasa dingin menusuk tulang terlupakan begitu saja.
Dengan kehangatan tubuh yang disediakan kedua tubuh itu untuk satu sama lain dalam sebuah pelukan hangat…
Author note:
Yes, satu chapter selese~
Para reader bagaimana fanfic vocaloid pertama saya ini? Saya suka banget ama lagu Alluring secret itu tapi seperti yang saya katakan di atas, saya gak terlalu suka yuri, makanya saya ubah aja tokohnya dari Rin dan Miku menjadi Len dan Rin. Apakah ada yang keberatan, kalau ada, maaf ya~saya gak bermaksud ngancurin konsep lagunya, kok.
Apakah fanfic ini bagus? Atau malah sangat fail, mengingat cerita yang hancur-hancuran beserta tokoh-tokoh yang OOC?
Jadi? Ada yang mau mereview chapter ini atau nggak? Adakah yang bersedia memberikan komen soal fanfic pertama saya di fandom Vocalois ini?
Kalau ada, sangat ditunggu, lho~jadi harap read and review ya?
Sekian
