Tampak seorang pria berambut coklat dengan sebuah bekas luka diwajahnya sedang sibuk ke sana kemari mencari seseorang yang tiba-tiba saja menghilang. Wajahnya menampakan kekhawatiran dan bingung mencari orang yang dicarinya. Kemudian sebuah tepukan pelan dibahunya membuat pria bersurai coklat itu kaget.
"Kenapa kau kebingungan begitu Iruka-san?" tanya sesosok pemuda berambut perak yang menepuk pundak pria itu.
"Ah.. Kakashi-san. Naruto! Naruto menghilang dan aku tidak bisa menemukannya! Padahal aku sudah mencarinya di dalam kaus kaki, dibawah batu kerikil, di kamar mandi dan juga didalam kulkas. Tapi aku tetap tak bisa menemukannya!" jawab Iruka antusias.
"Kalau anda mencarinya di tempat seperti itu, mana bisa ketemu, Iruka-san," ucap Kakashi dengan menatap heran Iruka.
"Tapi... padahal aku sudah berjanji akan menjadi penjaga dan pelindungnya. Tapi sekarang ini dia malah menghilang dan aku tidak bisa menemukannya," ucap Iruka panik.
"Apa kau sudah mencarinya ke sana?"
"Sana mana?" tanya Iruka dengan tatapan penuh tanya pada Kakashi.
"Tentu saja ke Ramen Ichiraku!" jawab Kakashi santai.
"Ah... itu tidak mungkin. Ramen Ichiraku 'kan berada di Jepang, sedangkan kita saat ini tinggal di Amerika. ... ... ... ... jangan katakan kalau dia..."
"Dugaanmu benar, Iruka-san. Sebenarnya aku menemuimu karena ingin menyampaikan surat yang kutemukan dikamarnya," jawab Kakashi dengan menyerahkan sepucuk surat pada Iruka.
Untuk Paman Iruka,
Hehehehe, pasti sekarang lagi nyariin aku ya...
Tenang saja, aku tidak akan pergi lama.
Aku hanya akan pergi ke Jepang untuk menikmati ramen ichiraku.
Ehm... sudah lama kau tak menikmati ramen itu.
Pasti rasanya semakin enak.
Lagipula aku ingin melarikan diri dari rencana gila Kyu-nii
walaupun aku tak tahu rencananya seperti apa, tapi aku tahu rencana itu pasti ada udang dibalik batu. Ih...
Jadinya aku liburan dulu ya, mungkin akan memakan waktu selama satu minggu.
Untuk sementara kupercayakan urusan perusahaan pada Paman ya, aku juga sudah minta tolong bantuan Kakashi-sensei.
Nanti akan aku bawakan oleh-oleh, tenang saja...
Bye-bye
Dari Naruto si Maniak Ramen
"NAARRUUTTOOOO..."
Summer Vacation
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Rate : T
Pairing : SasuNaru
Warning : AU, OOC, Gaje, Abal, Alur gak jelas, Shounen-ai, Typo (banyak), dll.
"Wah... Akhirnyaaa... Jepang!" teriak seorang pemuda berkulit tan manis yang menggunakan setelan celana jins biru donker dengan jaket orange serta beberapa buah jepitan kecil melekat di surai pirangnya itu yang saat ini tengah menginjakkan kaki didepan bandara.
Kemudian ia pun memperhatikan sekelilingnya. Ditatapnya keramaian malam hari negara Jepang. Malam? Iya, pemuda itu sampai pada malam hari.
"Hm... Sudah lama aku tidak ke Jepang lagi. Sudah berapa tahun ya? 1...2..." ucap pemuda itu menghitung dengan jarinya.
"5! Sudah lima tahun aku tidak kesini!" teriaknya bahagia.
Kemudian pemuda itu dengan cepat menghampiri sebuah taksi dan menaikinya.
"Mau kemana, non?" tanya sang supir taksi.
Mendengar pertanyaan itu, Naruto hanya bisa mendengus sebal.
"Ke Ramen Ichiraku dan satu lagi... aku ini 'laki-laki'," ucap Naruto dengan memberi penekanan pada kata terakhir.
Sang supir terkejut mendengar ucapan Naruto dan akhirnya hanya kesunyian didalam taksi itu. Tidak perlu waktu lama, Naruto pun sampai ke tempat yang sangat disukainya.
"PAMAN..! Ramen super besar lima mangkok ya!" teriak Naruto senang ketika masuk ke kedai ramen itu.
"Oh... Naruto! Sudah lama kita tidak bertemu semenjak kau pergi ke Amerika," ucap sang pemilik kedai.
Naruto pun hanya tersenyum lebar dan menempati salah satu tempat duduk kosong di kedai itu. kemudian Naruto hanya bisa senyum-senyum bahagia tak sabar untuk menikmati nikmatnya ramen yang sudah lima tahun ini dirindukannya. Diperhatikannya dengan teramat cermat ketika sang paman sedang membuat ramen tercintanya.
"Naruto?"
Naruto tetap mencermati dengan mata berbinar-binar ramen yang sedang dalam proses pembuatan.
"Naruto? Kau Naruto?"
Dimata Naruto hanya terpaku pada ramen dan isi kepalanya saat ini hanyalah 'Ramen, ramen, ramen dan ramen... iyey,'
"Naruto!" bentak seseorang dengan mengguncang bahu Naruto, kesal, tentu, karena sejak tadi panggilannya tak ditanggapi oleh si bocah pirang pecinta ramen tersebut.
Dengan risih Naruto menoleh ke arah orang yang baru saja mengganggu ritual memperhatikan ramennya.
"Ap-" ucapan Naruto terputus saat memperhatikan siapa yang mengganggu ritualnya itu.
"Sudah kuduga kau itu Naruto. Kenapa rasa cintamu pada ramen tidak berubah juga hah? Dasar maniak ramen!" ucap orang itu.
"Kiba!" ucap Naruto seraya memeluk sosok sahabatnya itu.
"Na-naruto... se-sesak!"
"Sudah lama aku tak bertemu denganmu..."
"Iya-iya... ta-tapi, to-tolong lepas... se, sesak.." ucap Kiba kehabisan nafas.
"Maaf Kiba, hehehe," ucap Naruto melepas pelukannya dan tersenyum bahagia.
"Naruto, ini pesananmu, 5 mangkuk super besar," ucap sang paman dengan menaruh ramen-ramen pesanan Naruto.
Melihat ramen. Perhatian Naruto pun langsung terfokus lagi pada ramennya itu. Dan dalam waktu setengah jam, kelima ramen itu sudah ludes dimakan sendiri oleh Naruto.
"Ah... kenyang," ucap Naruto riang.
"Dasar kau ini," lirih Kiba.
Kemudian Naruto dengan cermat memperhatikan Kiba yang saat ini masih tengah menghabiskan ramennya. Kemudian mata Naruto tertuju pada sesuatu yang aneh di pinggang Kiba.
"Ano.. Kiba,"
"Em.."
"Sebenarnya orang yang disampingmu itu siapa? Dan kenapa dia memeluk pinggangmu seperti itu?" tanya Naruto heran.
"Em... oh ya, Naruto, kenalkan ini Shino... pacarku, hehehe, dan Shino kenalkan, ini Naruto sahabatku," jelas Kiba.
"Aburame Shino," ucap Shino mengulurkan tangan.
"Namikaze Naruto, Err.. Kiba, tidak kusangka ternyata kau.." ucap Naruto menyambut uluran tangan itu dan kemudian melepasnya serta menatap Kiba tak percaya.
"Lihat dirimu sendiri Naruto... kau juga 'kan, dengannya," ucap Kiba dengan malu-malu dan Shino, tangannya masih tetap melekat dipinggang Kiba.
"Oh ya, soal 'dia'... bagaimana kabarnya?"
Mendengar pertanyaan Naruto itu, wajah Kiba menjadi pucat dan langsung terbatuk-batuk dan meminum segelas air yang sudah disediakan Shino.
"Ah.. itu, Naruto, aku tiba-tiba saja ada urusan jadi sekarang aku harus pergi. Ayo, Shino!" ucap Kiba yang langsung menarik lengan Shino pergi.
Naruto pun menatap heran sahabatnya yang pergi dengan cepat itu. Naruto bingung, kenapa reaksi Kiba seperti itu? apa ada yang salah? Kenapa sepertinya Kiba menghindari pertanyaan tentang dia?
Tak mau ambil pusing, Naruto pun membayar ramennya dan segera pergi menuju hotel tempat ia akan bermalam salama berada di Jepang. Selama di Jepang? Tentu saja, karena Naruto akan tetap bertempat tinggal di Amerika dikarenakan tugasnya mengurus perusahaan. Ia tidak tinggal di Jepang? Huh... Dia masih sayang dengan nyawanya. Dia masih belum mau dicincang oleh Kyuubi.
~Skiptime~
Setelah kejadian malam dua hari yang lalu saat bertemu dengan Kiba, Naruto masih tidak mengerti. Sebenarnya apa yang telah terjadi selama Naruto di Amerika. Yang pastinya juga sudah banyak yang terjadi. Naruto sudah meninggalkan Jepang selama lima tahun. Lima tahun itu bukanlah waktu yang singkat.
Dan siang ini, Naruto pun melangkahkan kakinya menelusuri pertokoan. Sampai tatapan matanya tertuju pada satu orang. Rambut merah milik orang itu langsung menarik perhatian Naruto.
"Gaara!" teriak Naruto yang tentu saja si rambut merah itu langsung menoleh.
"Naruto," ucap Gaara bahagia.
Mereka pun saling memeluk melepas kerinduan. Melihat adegan itu tampaknya seseorang tidak merasa senang. Terbukti dengan orang itu yang langsung memisahkan Naruto dan Gaara yang sedang berpelukan dan menjadi pusat perhatian.
"Neji! Kenapa sih?" tanya Gaara pada orang itu.
'Neji?' pikir Naruto dan menolehkan kepalanya menatap sosok pemuda berambut hitam kecoklatan panjang itu.
"AAHH..." teriak Naruto ketika menyadari siapa si Neji itu.
"Kenapa kau Naruto?" tanya Gaara.
"Dia itu, dia 'kan Hyuuga Neji sahabatnya Sasuke. Kenapa kau bersama dengannya, Gaara?" tanya Naruto kaget.
"Ah.. itu, aku.."
"Aku pacarnya. Keberatan?" tanya Neji dingin.
"Uh... nggak kok. Asalkan kau menjaga Gaara dengan baik-baik, itu bukan masalah untukku," ucap Naruto.
Dan Gaara, hanya bisa menunduk malu.
"Kau sedang apa di Jepang?" tanya Gaara.
"Hehehe, hanya melepas rindu, kalian sendiri? Sedang apa?" tanya balik Naruto.
Neji pun menatap Gaara seperti meminta persetujuaan sesuatu. Gaara pun mengangguk menanggapi pandangan itu.
"Kami membeli hadiah," jawab Gaara.
"Untuk siapa?" tanya Naruto berbinar-binar penuh ingin tahu mengharapkan hadiah itu untuknya. Yah, walaupun sebenarnya itu tidak mungkin.
"Pertunangan Sasuke," jawab Neji.
Hanya dua kata, namun dapat membuat Naruto diam membeku. Sasuke, orang yang sampai saat ini masih dicintainya... akan bertunangan.
Tbc
Wuah... akhirnya, akhirnya...
Hehehe... ceritanya aneh ya? Maaf kalau aneh.. *menunduk
Oh ya... bila ada typo-nya mohon maaf masalahnya gak sempet cek ulang #merenung dipojokan wc =="
Apa cerita ini jelek? Ancur? Gaje? Bagus? #ppllaaakkkk
Review please.. XD
Terima kasih juga bagi yang sudah membaca cerita ini.
