Disclaimer: Character? Punya na sensei Masami Kurumada, Cerita? Punya Saya Seorang! Myowahahahaha..uek..hek..ehek..ehek*keselek*(DM: Myowahahahaha, makanya gak usah ngambil hak cipta gua!*di tendang*)

Note: Setting tetap Jepang, di sini semuanya aku bikin menjadi orang normal jadi kagak ada yang berantem pake jurus, Okeh! (Seiya, Hyoga, Ikki: HAAAAAAHHH? JA'A'AT!) Oya, di sini semuanya punya orang tua (Cuma bwt tambahan)

Aturan sebelum membaca: Pake kacamata, bawa tisu, trus cemilan, ambil sendok, garpu, sumpit, klo perlu pisau juga boleh jangan lupa piring! (Mank mau makan?)


Author: Wah banyak yang salah?Aduh maaf... Ya ampyun muaaf... Astaga bin Naga, Udah Di Bilang Maaf Ya Maaf!

Pembaca 1: Nie author baru ya?

Pembaca 2: Baru? Baru apaan?

Pembaca 1: Baru keluar dari RSJGSPS (Rumah Sakit Jiwa Gila Stres Plus Sinting) *DUAAARRRKKKKK (di tubruk buldoser)*

Author: Wokeh, perkenalkan Xaiya adalah author yang baru lahir, baru masuk, baru dapet buku, dll... karena ini fanfic pertama dari seumur hidup(13 taon) jadi, mohon maaf SE-BESAR-BESARnya kalo ada yang salah (Kalo kurang gede, gedein sendiri yach!^^) Yosh, selamat menikmati hidangan!^^ (Emang restoran ap?)


Struggle and Sacrifice

Chapter 1

07.00 p.m

Rumah sakit Tokyo

Seorang cowok berambut biru sedang duduk di samping kasur pasien tempat adiknya berbaring, dia memandang adiknya dengan sangat khawatir. Ketiga temannya sudah berusaha untuk menghiburnya, tapi... sama sekali nggak berpengaruh...

Di tambah lagi sudah hampir 3 minggu dia hanya makan ΒΌ dari makanan nya, di suruh pulang pun buat istirahat aja dia nggak mau padahal temen-temennya dengan senang hati mau bantu njagain adiknya...

"Ikki, lebih baik kamu pulang dulu," kata Seiya

"Iya, sejak Shun kecelakaan kamu nggak pernah istirahat," tambah Hyoga

"Kalau masalah Shun, kami bisa bantu jaga kok," ujar Shiryu

"Nggak! Aku nggak akan pulang sebelum Shun sadar!" jawab Ikki

"Tapi, kamu sama sekali belum istirahat.. kau juga belum makan kan?" sahut Hyoga

"Kalau pun Shun sadar, dia akan cemas melihatmu seperti ini!" tambah Shiryu

Ikki hanya diam... Seiya, Hyoga dan Shiryu pun kebingungan, cara apa lagi yang harus mereka gunakan... Sebenarnya mereka bertiga sangat syok karena mereka melihat sendiri saat kecelakaan itu terjadi.

Flashback

04.30 p.m

Jam pulang sekolah

Shun dan ketiga temannya baru selesai dari Ekskul karate di sekolah mereka, dan mereka berencana untuk makan-makan dulu sebelum pulang dan mereka pergi ke suatu cafe kecil di kota mereka, lalu sesudah itu Shun pergi ke supermarket yang ada di seberang cafe tempat mereka makan karena dia mau membeli bahan makanan, saat lampu merah Shun pun menyeberangi jalan itu, tapi ada sebuah taxi melaju dengan kecepatan tinggi dan supir taxi itu masih dalam keadaan mabuk. Shun tidak sempat menghindar karena itu Shun tertabrak hingga terpental, lalu Seiya, Hyoga dan Shiryu pun langsung keluar cafe dan melihat Shun sudah tergeletak dengan berlumuran darah,

"Hyoga, cepat hubungi ambulans!" suruh Seiya

"I,iya" Hyoga pun langsung mengambil Hpnya dan menelepon rumah sakit terdekat, dan tidak lama kemudian ambulans datang dan langsung membawa Shun ke rumah sakit.

Sampai saat ini Shun belum sadar dari keadaan koma, dan mereka menjadi sangat cemas, mereka menjadi merasa bersalah...

"Coba saat itu kita bisa menyelamatkan Shun, pasti dia tidak akan menjadi seperti ini..." ujar Seiya

"Ikki, maafkan kami.. kami tidak bisa berbuat apa-apa," sahut Hyoga

"Tidak, ini bukan salah kalian... ini salah supir taxi itu! Harusnya dia tidak mengendarai mobil dalam keadaan mabuk!" jawabnya

"Yang aku tau supir taxi itu masih di tindak lanjuti, kan?" tanya Shiryu

"Ya sepertinya begitu," sahut Seiya

Ikki terdiam

"Ikki, tenang saja Shun pasti bisa kembali sehat, dia itu kuat," ujar Hyoga

"Makashi.. Seiya, Hyoga, Shiryu..."

"Sama-sama, kita memang harus saling menyemangati dan saling mendukung!" kata Shiryu sambil menyemangati Ikki

"Iya."

1 minggu kemudian

Ikki baru pulang dari kuliah, karena udah hampir 1 bulan dia nggak kuliah teman-teman kuliahnya datang ke rumah sakit dan membujuk Ikki biar dia kuliah lagi, ya Ikki pun akhirnya masuk juga, soalnya dia tau udah ketinggalan banyak pelajaran, dan sepulang kuliah dia langsung balik lagi ke rumah sakit dan menuju kamar Shun,

"Hhh.. capek juga..." sesaat dia memandang wajah adiknya itu, sebenarnya Ikki ingin sekali memeluk adik kesayangannya itu seperti saat Shun masih sehat, biasanya tiap pagi sebelum berangkat sekolah Shun suka memeluk kakaknya itu, karena mereka berdua memang deket banget, di jauhin dari kutub utara ampe selatan pun bakal tetep balik lagi. Tapi, setelah Shun kecelakaan Ikki selalu merasa ada yang kurang di tiap pagi hari, sementara itu orang tua mereka yang berkerja di Amerika sekarang masih dalam perjalanan menuju Tokyo setelah mendengar Shun kecelakaan.

'Drrrttt..drrrttt...'(ceritanya suara getaran HP)

"Hmm.. Telpon.. Mama?" lalu Ikki menjawab telpon itu

"Halo?"

"Halo Ikki, mama dan papa sekarang masih di perjalanan menuju rumah sakit, bagaimana dengan Shun?" sahut Mama

"Belum.. dia belum sadarkan diri..."

"Shun.. belum sadar...?"

"Iya, ma."

"Begitu ya... baiklah tunggu mama dan papa, ya?"

"Ya, hati-hati di jalan,"

"Iya" telepon pun di putus, Ikki kembali duduk di sebelah kasur adiknya itu dan lalu dia memegang tangan Shun

"Shun.. kakak harap kau cepat sadar... lalu setelah itu kita bisa bersama-sama kembali, kita bisa bercanda, ngobrol, curhat, atau yang lebih biasa kita sering ejek-ejekan," tanpa sadar air mata Ikki jatuh... tiba-tiba dia seperti mendengar ada seseorang memanggilnya,

"Kak.. kakak..." begitu Ikki menoleh dia melihat Shun dengan wajah khawatir

"Shu.. Shun..?" ujar Ikki tidak percaya

"Kenapa kakak menangis?" tanya Shun cemas

"Ah, ini bukan kok.. tadi kelilipan.." sahut Ikki yang langsung cepat-cepat menghapus air matanya

Shun terdiam dan memandang sejenak kakaknya itu,

"Kak, kakak tidak usah sedih.. aku baik-baik saja kok,"

"Lalu, kenapa kau tidak sadarkan diri sampai selama ini?"

"Sebenarnya aku ingin, tapi.. aku belum punya kekuatan untuk menggerakan badanku sendiri.."

"Asalkan kamu sudah membuka matamu saja.. Kakak sudah sangat senang.. karena itu artinya kau sudah melewati masa-masa kritis,"

Shun kembali terdiam dan memejamkan matanya untuk sesaat

"Kakak... baiklah aku akan berusaha.. karena aku tidak mau kakak terus bersedih seperti ini,"

"Shun.."

Shun tersenyum dan keberadaannya mulai lenyap dari depan Ikki, dan tidak lama setelah itu,

"Uukh.. Uuh.." Shun mulai membuka matanya dengan perlahan

"Shun, kamu..."

"Ka.. kakak..."

"Syu.. syukurlah kau sudah sadar..." Ikki langsung memeluk Shun yang masih lemas

"Kakak.. aku senang kakak tidak sedih lagi," kata Shun yang masih lemas

Lalu saat Shun mencoba untuk menggerakan kaki kanannya,

"Ah?" Shun kaget karena kaki kanannya tidak bisa bergerak

"Ada apa, Shun?" tanya Ikki cemas

"Ka..kaki kananku tidak bisa bergerak.."

"Apa? Tu..tunggu sebentar kakak panggilkan dokter" Ikki pun langsung secepatnya memanggil dokter dan kembali ke kamar Shun, dan lalu dokter memeriksa kaki kanan Shun...

Apa yang terjadi pada kaki kanan Shun? Hanya kaku untuk sementara atau Lumpuh?


To Be Continued

Maaf, maaf, maaf (gaya upin&ipin) kalo agak rada aneh, chapter berikutnya akan ku bikin lebih sadis, Nyahahaha... Shun siap-siap mental ya! (Shun: Glek*nelen air liur*, Ikki:*mbatin&tatapan sadis*Grrrr.. kalo ada apa-apa sama Shun bakal gua bunuh nie author!, Author: Lalalala...*inoccent bocah*) Please for review ^^