Chapter 1

.

.

24/7=Heaven

.

.

Everytime I see your laugh, you make me happy.

Everytime I see your tears, you make me sad.

Everytime I see your eyes, you make me believe that definition of Everything is you.

.

Jungkook mengucek matanya pelan lalu menguap lebar, mata bulatnya mulai terbuka pelan. Tubuhnya sedikit menegang terkejut saat seseorang mengetuk pintu kamarnya,

"Tuan muda anda sudah bangun?" tanya seorang dari luar, jungkook bangkit dan duduk ditepi ranjangnya, menatap kalendernya lalu memutar bola matanya malas

"Apa bibi jung lupa ini hari minggu?" gumamnya lalu berjalan membuka pintu kamarnya yang disambut senyuman wanita paruh baya yang dipanggilnya bibi Jung,

"Ini hari minggu, bi" ucap jungkook sopan, bibi Jung tersenyum ramah

"Tuan muda kemarin meminta saya untu-" ucapannya terpotong saat pintu kamar tiba-tiba tertutup, bibi jung menghela nafasnya lalu berjalan menjauh

Jungkook panik bukan main, melempar selimut dan mengobrak-abrik tasnya lalu tersenyum saat mendapatkan apa yang dicarinya sedari tadi, Handphone.

Jungkook memeriksa handphonenya sambil merapalkan 'semoga dia belum sampai' lalu bernafas lega saat tidak ada pesan apapun dari Taehyung. Setelah melempar handphonenya sembarangan, jungkook melesat ke kamar mandi sebelum terlambat

Butuh waktu lima belas menit untuknya membersihkan diri, lalu sibuk berkutat dengan baju apa yang harus dipakainya hari ini. Jungkook melirik handphonenya sesekali berjaga-jaga jika Taehyung tiba-tiba menghubunginya,

.

.

Jungkook menatap wajahnya dilayar ponselnya, memastikan bahwa make upnya tidak berantakan, ini sudah yang kelima kalinya Jungkook lakukan.

Jungkook duduk gelisah setelah 30 menit menunggu, minumannya sudah tidak dingin lagi dan Taehyung belum juga datang. Jungkook mendengus sebentar lalu keluar dari cafe yang menjadi tempat pertemuan mereka.

Jungkook menatap jalanan namun tidak ada tanda-tanda kehadiran Taehyung, Jungkook mengumpat kecil, padahal tadi dia pikir Taehyung sudah menunggu lama.

"Laki-laki suka sekali terlambat" ucapnya kesal sambil menekan-nekan sesuatu di ponselnya lalu mendekatkan ponselnya di telinga, mengumpat kecil saat suara operator yang menyambutnya.

.

.

Jungkook menghentak-hentakkan kakinya saat berjalan, menunjukkan kalau dia benar-benar kesal. Jungkook memutuskan untuk menemui Taehyung dirumahnya, karena telponnya diabaikan. Jungkook mendengus,

"Lihat saja, aku akan membunuhnya nanti" gumamnya

Jungkook 99,9% yakin jika Taehyung sedang bermain game, atau masih tidur atau apapun yang jelas melupakan kencan pertama mereka.

Jungkook memencet bel apartemen Taehyung dengan tidak sabaran. Dia tau jika Taehyung tinggal sendiri, jadi tidak peduli jika dia buat keributan disini atau tidak.

CKLEKK

"KAU MELUPAKAN KENCAN KITA? AKU SUDAH MENUNGGU SELA-" Teriakan jungkook berhenti saat melihat wajah Taehyung sepenuhnya, benar-benar pucat, Jungkook menelan ludahnya gugup

"Taehyung-ah.." gumamnya pelan, Taehyung berjalan masuk dan jungkook mengikutinya

Taehyung merebahkan tubuhnya disofa untuk kembali tertidur, jungkook terdiam lalu menatap sekeliling,

"Berantakan sekali" gumamnya lalu menaruh tasnya disofa dan mulai merapikan apartemen taehyung

Mulai dari mengambil selimut untuk menyelimuti taehyung lalu mengambil air dingin untuk mengompres kepala Taehyung. Setelahnya memunguti pakaian taehyung yang berserakan dilantai dan memasukkannya ke mesin cuci, merapikan tempat tidur, meja belajar, mengepel dan akhirnya jungkook hanya tinggal memasak makanan untuk taehyung

Jungkook terkejut tidak percaya saat melihat kulkas taehyung yang isinya hanya cola saja. Jungkook menatap taehyung yang berbaring disofa,

"Apa dia hanya makan ramyeon setiap hari?" gumannya pelan

.

.

Jungkook mengikat poninya keatas agar tidak menghalanginya memasak, baru saja sampai setelah membeli bahan makanan di supermarket. Jungkook membenarkan letak selimut taehyung dan mengganti kompresnya lalu berjalan menuju dapur untuk memasak,

Jungkook mengaduk-aduk sepanci penuh sup ayam sambil bersenandung kecil, senyuman tidak terlepas dari bibirnya. Tiba-tiba sepasang lengan Taehyung melingkar dipinggangnya membuatnya terkejut lalu menoleh kesampingnya yang membuat wajahnya dan taehyung benar-benar dekat. Jungkook meneguk ludahnya susah payah, jantungnya berdebar kencang.

Taehyung meletakkan kepalanya di perpotongan leher jungkook,

"Apa aku setampan itu?" gumamnya dengan suara seraknya yang membuat jantung Jungkook semakin menggila,

Jungkook mengerjapkan matanya dua kali lalu kembali fokus mengaduk supnya

"Aku terkejut karena kau terlihat sangat jelek, aku pikir kau hantu tadi" ucap jungkook sarkas, taehyung terkekeh pelan lalu memendamkan wajahnya dileher jungkook, menghirup aroma tubuh jungkook yang selalu dirindukannya.

Jungkook mengigit bibir bawahnya, perlakuan taehyung membuatnya meremang.

"Pergilah tidur lagi, nanti kalau makanannya sudah siap akan aku bangunkan" ucap jungkook, sejujurnya memang agak kesulitan memasak dengan taehyung yang memeluknya dari belakang

Taehyung menggeleng pelan membuat rambutnya agak menggelitiki leher jungkook.

Jungkook menghela nafasnya mencoba untuk mengendalikan dirinya lalu kembali fokus memasak.

"Makanannya sudah matang, kau duduklah" suruh jungkook, taehyung mengangguk lalu mengecup leher jungkook singkat setelahnya menempatkan dirinya di meja makan.

Jungkook menarik nafasnya dalam, perlakuan taehyung benar-benar membuatnya kesulitan bernafas dan wajahnya memanas

"Kau bisa makan sendiri kan?" tanya jungkook setelah meletakkan semangkuk sup ayam di meja makan, taehyung menggeleng lemah membuat jungkook memutar bola matanya malas

"Kau punya tangan gunaka-"

"Ah- Aw- tanganku rasanya sakit sekali" taehyung memegang tangan kanannya dengan ekspresi kesakitan yang membuat jungkook mendengus kesal, pacarnya ini benar-benar menyebalkan.

Jungkook mengambil alih sendoknya dan mulai menyuapi taehyung. Tatapannya memicing melihat taehyung yang tersenyum lebar, sedikit menyesal telah menerima taehyung sebagai kekasihnya

"Kau tau, seharusnya kita kencan hari ini" ucapnya sambil memberikan suapan terakhir untuk taehyung, yang hanya dibalas dengan anggukan

"Tapi malah berujung mengurus orang sakit" sindirnya, taehyung terkekeh

"Jungkook-ah, kau tau?" tanya taehyung, jungkook mengernyit tidak mengerti

"Kau terlihat semakin cantik saat marah" lanjutnya yang membuat wajah jungkook benar-benar memerah, taehyung terkekeh lalu melangkah menuju ruang tengah

"Ikatan rambut itu membuatmu terlihat semakin cantik" ucap taehyung lagi sebelum benar-benar pergi.

Jungkook mendelik, lalu memegang kepalanya kemudian mengumpat pelan saat menyadari poninya masih terikat keatas yang membuatnya benar-benar malu

.

.

Jungkook memutuskan untuk menginap hari ini karena takut Taehyung demam lagi, tadi dia sudah meminta sopirnya untuk membawakan pakaian sekolahnya jadi besok pagi dia bisa langsung berangkat kesekolah.

Jungkook mengusap rambut taehyung pelan dengan pandangan yang mengarah pada tv didepannya, sedangkan taehyung berbaring dengan paha jungkook sebagai bantal kepalanya sambil memainkan game di ponselnya

"Jungkook-ah" panggil taehyung lembut, jungkook menundukkan wajahnya menatap taehyung

"Kau tidak bosan?" tanyanya, jungkook mengangguk pelan

"Sedikit" jawabnya. Taehyung bangkit lalu duduk menghadap jungkook, tangan jungkook ditariknya agar duduk menghadapnya juga

"Mau bermain?" tanya taehyung selanjutnya, jungkook berpikir sejenak lalu mengangguk

"Main apa?" tanyanya

"Batu, gunting, kertas" jawab taehyung sambil tersenyum usil, jungkook mengernyit

"Apa serunya hanya bermain begitu" ucap jungkook tidak setuju

"Jika kau menang, kau menciumku. Jika aku menang, aku yang menciummu" jelas taehyung, jungkook memutar bola matanya malas. Pacarnya ini tidak pernah normal.

"Jika aku menang, aku akan menamparmu. Bagaimana?" tantang jungkook yang membuat taehyung meneguk ludahnya sulit

"Baiklah"

.

"Batu, gunting kertas"

Taehyung bersorak saat kertasnya mengalahkan batu jungkook, tangannya menangkup wajah jungkook lalu mencium bibirnya yang membuat jungkook mendengus malas

"Batu, gunting kertas"

Kali ini jungkook menang, tangannya menampar pipi taehyung keras membuat taehyung meringgis kesakitan

Mereka terus memainkannya dan didominasi oleh kemenangan Jungkook, bahkan pipi taehyung sudah benar-benar memerah sekarang. Pikirannya agak menyesal menyarankan permainan ini pada jungkook

"Ini yang terakhir kali oke" ucap taehyung yang dibalas dengan anggukan semangat oleh jungkook. Taehyung merapalkan doa dalam hati, berharap dia akan menang kali ini

"Batu, gunting kertas"

Taehyung bersorak keras, seakan dia sedang memenangkan penghargaan nasional. Tangannya membingkai wajah jungkook lalu mencium bibir kekasihnya, semakin lama ciuman taehyung semakin menuntut

Taehyung mendorong tubuh jungkook agar berbaring lalu menindihnya, bibirnya kembali menyentuh bibir jungkook lalu melumat bibir atas dan bawahnya bergantian. Jungkook menggeliat pelan saat taehyung mulai menciumi lehernya, matanya menatap sayu.

Jungkook membuka matanya saat tidak merasakan sentuhan taehyung lagi, taehyung menatapnya dalam lalu tersenyum. Tangannya terulur untuk membantu jungkook kembali terduduk, jungkook mengerjapkan matanya bingung

"Aku tidak akan macam-macam sebelum kita dewasa" ucapnya seakan tau jalan pikiran jungkook.

.

.

Jungkook menggeliat pelan lalu menguap lebar, matanya terbuka sedikit saat merasa sinar matahari menusuk matanya. Jungkook mengerjap beberapa kali lalu menoleh kesamping kanannya memeluk tubuh taehyung erat.

"Hangatnya" gumamnya lalu kembali tertidur

"Sampai kapan kau akan tertidur cantik" Jungkook membuka matanya sepenuhnya, merutuki dalam hati karena ternyata taehyung sudah terbangun dan itu membuatnya malu.

Jungkook mendongak menatap Taehyung yang juga menatapnya dengan senyuman kotaknya,

"Apa aku sehangat itu?" tanyanya sambil menaik-turunkan alisnya, Jungkook mendengus kesal

"Ini jam berapa?" tanya jungkook dengan ekspresi kesal yang imut menurut Taehyung

"7.30" jawabnya enteng. Jungkook terkesiap lalu terbangun,

"Kita terlambat ke sekolah" erangnya yang dibalas anggukan ringan oleh Taehyung. Jungkook memicing kesal kepada taehyung yang tidak membangunkannya daritadi

"Sesekali kau harus melanggar aturan, Kook-ah" ucapnya santai, jungkook mendengus lalu berjalan kekamar mandi sambil menghentak-hentakkan kakinya kesal

Jungkook menyesal telah menginap, mereka barusaja tidur jam 3 pagi setelah menonton film dan makan banyak, dan sekarang terlambat untuk ke sekolah. Taehyung saat sakit dan tidak sama-sama menyebalkan baginya. Jungkook bersumpah tidak akan menginap lagi lain kali

.

.

Tbc

.

.

n/a:

Hai gengs, ini aku coba buat sequelnya dan aku mual:" bukan karena hamil, bukan. Tapi menurutku ceritanya menjijikkanT_T

I'm sorry, setelah aku sadari ternyata aku lebih pantes buat angst daripada romance, lebih baik buat oneshoot dibanding chapter huhu

But, aku mau bertanggung jawab atas cerita ini jadi bakalan aku tamatin kok /semoga bisa/

Tapi gue pengennya ini sad ending:" /digebuk

Chapter ini spesial buat temen gue May yang mau ultah nanti, masih 2 hari lagi tapi gpp kan ya wqwq

Btw, selamat ultah buat semua yang lahir dibulan Juni ya

Last, Jangan lupa tinggalkan review untuk cerita menjijaykan ini

Thanks

-Ai

-2017.06.04