That Naughty Child Is Mine!
HunHan Fan Fiction
®Selulu7 Present®
Rate M
Cast ALL EXO Member #OT12 and Other
Fluffy Romance Drama Pedofil
Warning! This is Pedo and GS for some Uke or Bottom! Don't Like? Just Go Away!
Oh Sehun, pangeran tampan SM high school dengan terpaksa menerima keputusan sepihak orang tuanya yang terdengar gila dan tidak masuk akal. "But mom! Dia masih sangat kecil! Dan sedikit kurang waras!" -Sehun- "Kenapa Sehun oppa tampan sekali? Sangat cocok denganku yang juga cantik! Omo! Apa jangan-jangan kita berjodoh?" -Luhan- "Aku bukan pedofile yang menyukai anak kecil!" "Aku menyukai Sehun oppa karena dia tampan!"
Ø
Ø
Ø
Chapter 1
Brakk~
Pintu kayu besar dengan gagang berlapis emas tersebut dibuka paksa oleh seorang gadis kecil yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Gadis kecil tersebut tersenyum dengan cerah, menyaingi cerahnya cahaya matahari pagi yang bahkan sudah memaksa masuk melalui celah gorden raksasa yang menutupi jendela kaca sekelilingnya. Gadis kecil tersebut melompat ke atas ranjang king size berwarna cream itu untuk memeluk dua orang yang kini masih bergelung dibawah selimut. Menggerakkan tubuh mungilnya keatas dan kebawah -melompat- menghasilkan getaran yang pastinya mengusik tidur dua orang tersebut.
"Mom, dad! Wake up!"
Gadis kecil tersebut mulai mengecupi wajah dua orang yang dipanggilnya ayah dan ibu. Suara rengekannya juga terdengar dengan sambil menggoyangkan lengan keduanya bergantian.
"Daddy sudah bangun Luhannie sayang"
Pria dewasa dengan rambut hitam legam tersebut bergerak lebih dahulu untuk meraih tubuh mungil putri kecilnya. Menarik lembut tubuh mungil tersebut ke tengah -antara tubuhnya dan tubuh sang istri- lalu memeluknya erat bersamaan dengan sang wanita disisi lainnya yang juga sudah terbangun. Suara tawa si kecil kembali terdengar saat pria dewasa tersebut memberi kecupan diwajah sang putri.
"Mommy, daddy-hahahahah- tidak mau melepaskan Luhannieee~"
"Sudahlah Junmyeon-ah, Luhannie mau berangkat kesekolah!"
Sang ibupun menjadi penengah diantara pergulatan ayah dan anak tersebut. Memeluk putri kecilnya dan mendudukkannya di tengah ranjang. Merapikan seragam sekolah nona muda tersebut dengan lembut dan hati-hati.
"Mom, rambut Luhannie berantakan lagi!"
Rengek bocah kecil tersebut dengan menunjukan bendo dengan mahkota kecil disisi kanannya yang sudah terletak tidak rapi. Rambut lurus berwarna blondenya juga sudah menjadi awut-awutan tidak jelas saat ini.
"Aigoo, minta tolong rapikan lagi dengan bibi hyuna ya, sekalian tunggu mommy dan daddy di meja makan, sebentar lagi kami turun"
"Eung! Jangan lama-lama mom, Luhannie bisa terlambat kesekolah"
Gadis kecil tersebut mengecup pipi kanan ibu dan ayahnya, lalu berlari keluar untuk merapikan kembali penampilannya.
Kim Luhan. Gadis kecil yang tahun ini genap berusia 10 tahun. Putri tunggal dari pengusaha tersohor di Asia Kim Junmyeon dan pemilik agency musik terbesar Korea Selatan Zhang Yi Xing. Luhan sudah menduduki kelas 6 SD di usianya yang terbilang masih sangat muda. Luhan memilik kecantikan dewi Aphrodite sejak kecil, otak yang cerdas, dan kepribadian yang ceria. Suaranya yang indah dan kemampuannya dalam menari ballet dan modern dance serta olah raga tennis menjadikan sosok Kim Luhan sebagai salah satu idola masa kini. Walau yah, Kim Luhan memiliki sedikit cela. Nakal dan Jahil. Sifat yang wajar untuk anak-anak seusianya.
Ø
Ø
Ø
"Jangan nakal Luhannie, mama akan menjemputmu setelah kelas balletmu berakhir, jadi jangan kemana-mana lagi!"
"Eung! Tidak akan, mommy hati-hati and have a nice day mom!"
Gadis kecil tersebut memberikan kecupan singkat di bibir sang ibu. Tersenyum lucu dan keluar dari mobil mewah tersebut, melambai singkat sebelum sedikit berlari mengejar teman-temannya memasuki sekolah.
Lihatlah penampilan Kim Luhan. Sangat berbeda dari teman-temannya. Rok mini kotak-kotak berwarna coklat dan hitam itu hanya menutupi setengah pahanya. Rambut blondenya tergerai lurus menutupi punggung mungilnya, diatas kepalanya juga terdapat sebuah bendo dengan hiasan mahkota kecil disebelah kanan. Sepatu putih keluaran terbaru yang dipakainya memiliki sol setinggi 2 centimetre. Charisma seorang diva Kim Luhan yang benar-benar membuat semua orang hanya dapat berdecak gemas melihat barbie hidup tersebut.
"Kyungiiieeee~"
Do Kyungsoo, sahabat baik dari diva Kim Luhan. Gadis manis yang lebih tua 2 tahun darinya. Teman sebangku yang juga menjadi saingan Luhan dikelasnya. Kyungsoo juga cantik dengan rambut hitam legam bergelombang setengkuk, mata owl yang diidamkan para gadis Asia, pipi yang chubby dan tubuh yang sedikit berisi. Hanya saja, Kyungsoo tidak seperti Luhan yang suka sekali berpenampilan ala diva, dan Kyungsoo juga tidak terlalu banyak bicara kecuali pada rusa kecil yang tidak bisa diam seperti Luhan.
"Astaga Kim Luhan, suaramu merusak hariku!"
Dengus Kyungsoo sebal sambil menduduki bangkunya. Barisan paling depan dan deratan ditengah yang langsung menghadap guru dan papan tulis. Tidak akan ada hari tenang untuk si Calm Do Kyungsoo selama masih ada si Hyperactive Kim Luhan.
"Ish, pagi-pagi sudah menggerutu, nanti kecantikanmu semakin menipis Kyungie eonniii~"
Luhan mengikuti Kyungsoo dan duduk disebelah gadis tersebut. Menampilkan deer eyesnya yang bersinar terang. Menunjukkan bahwa diva tersebut sedang sangat bersemangat.
"Ada apa? Kenapa bersemangat sekali? Jujur saja, kau menyeramkan kalau seperti itu!"
Dengus Kyungsoo yang mulai menatap Luhan yang kini juga tengah menatapnya dengan semangat. Walau dalam hati Luhan jengkel karena Kyungsoo mengatainya menyeramkan.
"Keluarga Oh mengundang keluargaku makan malam bersama hari ini. Oh astaga, aku akan kembali bertemu dengan pangeran tampanku. Wahhh, apa oppa tampanku masih tampan? Ani, dia pasti bertambah tampan! Astaga aku tidak sabar menunggu malam Kyungieeee~"
Luhan melonjak senang dikursinya. Kedua pipi chubby tersebut sudah memancarkan warna merah alami yang sangat cantik bahkan hingga kehidung mungilnya.
"Astaga Lu! Kau berlebihan. Aku bahkan ragu kalau oppa tampanmu itu masih mengingatmu! Kalian bahkan bertemu terakhir kali 5 tahun yang lalu saat kau masih di China. Dan juga waktu itu keluarga kalian hanya tidak sengaja bertemu saat keluarga oppamu itu liburan di China"
"Yak! Do Kyungsoo, Sehun oppa pasti masih mengingatku! Bagaimana mungkin Sehun oppa melupakan aku eh? Aku, Kim Luhan, sang diva. Tidak mungkin dia lupa!"
"Ishh, percaya diri sekali! Kita lihat saja nanti nona muda Kim Luhan! Kalau Sehun itu masih mengingatmu aku akan membelikan boneka bambi terbaru untukmu!"
"Ck! Deal! Awas saja kau Kyungie, Sehun oppa pasti mengingatku, dan juga persiapkan uang jajanmu! Karena kau tahu aku tidak suka penipuan!"
Luhan menatap Kyungsoo dengan sengit. Pipinya digembungkan pertanda si rusa tengah kesal dengan sahabat baiknya ini.
"Baiklah nona muda Kim yang terhormat!"
Kyungsoo terkikik sambil menusuk-nusuk pelan pipi Luhan yang menggembung dengan telunjuknya. Hingga sang guru memasuki kelas 6A tersebut barulah Luhan dan Kyungsoo berubah lebih tertip.
Selama pelajaran berlangsung, Kim Luhan yang biasanya aktif menanyakan ini itu hanya untuk sekedar mengerjai sang guru mendadak diam. Sesekali ia akan terkikik dengan rona merah diwajah cantiknya. Bahkan saat ini tangan mungil itu sedang bergerak membuat sebuah sketsa wajah yang perlahan berubah rapi menjadi potret wajah seorang pria. Pria dengan alis tebal, hidung mungil, bibir tipis dan rahang yang tegas. Dan tangan kecil itu kembali bergerak untuk menuliskan -My Prince- membuat Kyungsoo hanya mampu menggelengkan kepalanya.
Ø
Ø
Ø
Brukk~
Terhitung sudah tiga kali tubuh mungil itu jatuh dan terhempas cukup keras kelantai kayu tersebut. Menciptakan memar baru di paha dan lengan sang ballerina dengan gaun hitam berkilauan tadi guru balletnya sudah menyuruh sang diva untuk istirahat sementara, akan tetapi tidak mendapat respon apapun dari si gadis kecil yang ternyata juga keras kepala.
"Luhan-ah! Tidak apa-apa? Astaga, saem sudah bilang untuk istirahat sebentar, kenapa kau keras kepala sekali!"
Guru tersebut mulai merasa kesal dengan kekeras kepalaan muridnya ini. Gerakan memutar kali ini adalah gerakan baru yang cukup sulit untuk Luhan, dia tidak memaksa murid kebanggaannya ini untuk langsung menguasai gerakan tersebut. Walau ia tahu, muridnya ini memiliki ambisi lebih dalam seni ballet. Tapi tetap saja, tidak semua hal bisa dipelajari dengan cepat.
"Saem, aku harus bisa dengan cepat agar saem bisa mengajariku gerakan berikutnya! Aku tidak akan buang-buang waktu lagi untuk belajar, hari pementasan itu semakin dekat dan aku takut semua tidak berjalan lancar!"
"Kim Luhan, saem tahu kau sangat ingin pementasan kita berjalan sukses, tapi Luhannie, kau juga harus meperhatikan tubuhmu, kau sudah memiliki banyak memar untuk hari ini!"
"Saem ayolah, ini bukan apa-apa!"
Luhan hanya melirik sekilas lebam dipaha kanannya, lalu kembali menatap sang guru yang berasal dari Jepang tersebut dengan deer eyesnya yang bersinar.
"Tidak Luhannie, cukup untuk hari ini, ganti bajumu dan kita pulang sekarang!"
Kali ini bukan sang guru yang menjawab. Melainkan seorang wanita cantik dengan rambut hitam legam yang di cepol tinggi membentuk sanggul. Wanita tersebut melirik tidak suka lebam-lebam di tubuh putri kecilnya. Oh tidak, putri kecilnya yang paling berharga terluka. Dia akan segera menutup tempat ballet ini karena telah berani membuat putrinya seperti ini.
"Tapi mom, hah~ baiklah"
Luhan hanya bisa menyerah kalau sudah melihat tatapan sang mommy yang biasanya lembut berubah menjadi menyeramkan. Bahkan lebih menyeramkan dari pada tatapan datar milik kakeknya Zhang Li Chen. Ia melangkahkan kakinya menuju loker untuk mengganti gaun ballerinanya.
"Nona Momo, bisa kau jelaskan dari mana asalnya lebam di tubuh putriku?"
Yixing memberikan tatapan dinginnya pada Momo -guru ballet Luhan- yang kini hanya mampu meremas tangannya takut. Hell, siapa yang tidak takut dengan nyonya Kim ini, seluruh penduduk Korea Selatan mengenalnya. Apabila ia sudah mengkritik buruk sesuatu pasti hal itu akan langsung menjadi trending topic di kalayak umum dan juga kaum sosialita lainnya. Dan kursus balletnya ini bisa langsung ditutup.
"Luhan beberapa kali terjatuh saat berlatih Ronde jam nyonya, saya sudah menyuruhnya berhenti saat ia pertama kali jatuh, tapi Luhan tidak mendengarkan"
Momo hanya dapat berbicara sambil menunduk takut pada Yixing. Bahkan tanpa sadar logat Jepang-nya sangat kental keluar dengan beberapa kosa kata Korea yang juga terbalik.
"Angkat kepalamu! Kau seorang pelatih bukan pembantu! Aishh, kau membuat citraku tampak sangat menyeramkan saat ini"
"Sudahlah mom! Bukan salah Momo saem, ayo pulang! See you tomorrow saem"
Luhan menarik lembut sang ibu setelah sebelumnya membungkukkan tubuh sopan pada Momo yang saat ini sudah dapat bernafas lega. Setidaknya murid nakal dan keras kepalanya itu sudah menyelamatkan jiwa beserta tempat kursusnya dari amukan murka si ibu posessive Kim Yixing.
Luhan memasuki mobil sang ibu dengan tenang. Diikuti sang ibu yang langsung menempati kursi kemudi.
"Sampai di rumah mommy akan langsung mengobati lembammu. Aigoo, besok mommy akan cari tempat kursus ballet baru yang jauh lebih bagus untukmu"
"Tidak perlu mom, Luhannie suka disana! Luhannie suka Momo saem, dan juga, waktu pementasan sudah semakin dekat"
"Tapi, Momo tidak bisa menjagamu hingga kau mendapat lebam seperti ini sayang!"
"Ini bukan salah Momo saem, ini salahku sendiri yang tidak mendengarkan saem hingga jatuh berkali-kali. Lain kali Luhannie akan lebih berhati-hati lagi mom!"
Luhan menatap bersungguh-sungguh pada sang ibu. Menghasilkan desahan nafas berat dari wanita dewasa tersebut.
"Mau berjanji pada mommy?"
Wanita yang lebih dewasa mengulurkan jari kelingkingnya dihadapan gadis kecil tersebut, menatap dalam dengan senyuman penenangnya.
"Luhannie janji mom!"
Jari-jari yang berbeda ukuran tersebut bertaut indah. Menghasilkan senyuman cerah diwajah kedua wanita beda generasi tersebut.
"Apa yang oppa lihat?"
Seorang gadis kecil berusia 5 tahun dengan balutan piyama hello kitty dan boneka bambi raksasa dipelukannya tersebut berjalan linglung lalu menduduki sofa putih yang sudah lebih dulu ditempati seorang remaja 12 tahun disisinya yang lain. Gadis kecil yang masih belum sepenuhnya membuka mata tersebut tampak menopang dagunya dikepala sang bambi.
"Pertunjukan ballet!"
Jawab remaja laki-laki disisinya. Melirik sekilas tubuh mungil tersebut dan terkekeh melihat betapa lucunya gadis mungil ini. Ia jadi ingin memiliki adik perempuan semenggemaskan ini di Korea. Ah, sepertinya ia harus meminta pada Daddy dan Mommynya saat mereka kembali ke Korea nanti.
"Ballet? Uhhh~ kenapa haruth ballet? Itu kan aneh!"
Mata gadis mungil itu mulai terbuka saat mendengar nama cabang seni yang menurutnya aneh tersebut. Bagaimana mungkin seseorang mau berputar-putar dalam waktu yang lama? Berjinjit dan melompat tidak jelas. Ewhh! Melelahkan dan sangat aneh. Begitulah pikirnya.
"Aneh? Tidak aneh Luhannie!"
"Aneh, lihat thaja! Muthiknya tidak jelath, dan lihat kaki dan tangan dibengkokkan,aku ratha mereka butuh dokter thetelah ini!"
"Kkk~ Luhannie, justru karena gerakan itulah mereka jadi terlihat mempesona. Charisma seorang wanita jadi lebih terlihat charming, ekspressi wajah mereka yang tenang dan dingin memancarkan keanggunan. Dan setiap spin serta gerakan halus dan lembut yang mereka lakukan memancarkan kepercayaan diri tersendiri bagi mereka, dan pada akhirnya mereka akan mengakhiri dengan pile yang indah. Itu adalah seni yang benar-benar tersusun sempurna Luhannie~"
"Oppa mengetahui banyak thoal ballerina! Apa oppa thalah thatu diantara mereka?"
Tanya Luhan curiga. Ia masih ingin berdebat tapi entah kenapa ia merasa tidak suka saat mendengar remaja yang jauh lebih tua darinya tersebut mengetahui banyak soal seni yang biasanya digeluti wanita tersebut. Ia jadi berpikiran macam-macam hingga menimbulkan rasa tidak suka.
"Tidak, oppa hanya menyukai ballerina karena menurut oppa mereka indah dan halus"
"Begitukan?"
"Tentu Luhannie"
"Aku mengerti Sehunnie oppa~"
Ø
Ø
Ø
Oh Sehun. Tidak ada yang tidak mengenal nama pria bermarga Oh tersebut. Putra dari Kris Oh dan Hwang Zi Tao. Pasangan campuran konglomerat asal Vancouver dan negeri panda China. Siswa yang dikenal karena kecerdesan serta ketampanannya di XO Senior High School. Siswa yang sedang duduk di tingkat akhir masa Senior High Schoolnya. Dan juga siswa yang paling diminati oleh para remaja seusianya -tak jarang juga oleh yang lebih tua-.
Sebenarnya Oh Sehun bukanlah seorang pria yang menyukai saat namanya menjadi perbincangan orang banyak. Ia kurang menyukai saat istirahat menemukan lokernya dipenuhi kado dan surat-surat berwarna-warni. Kurang menyukai saat setiap hari harus mendengar pengakuan cinta setidaknya dari tiga hinga lima pria dan wanita baik dari satu sekolah hingga luar sekolahnya. Sehun lebih menyukai ketenangan dan kedamaian. Pola pikir Oh Sehun jauh lebih sederhana dari yang selama ini dibayangkan orang banyak.
Ia hanya ingin menyelesaikan sekolahnya dengan segera, masuk perguruan tinggi terbaik, bekerja menggantikan posisi sang Daddy di perusahaan dan menikahi wanita yang dicintainya kelak. Ia tidak membutuhkan ketenaran di masa SMA seperti ini. Tapi apa boleh buat, wajahnya yang tampan dan dilengkapi charisma charming ala pangeran membuat jalannya tidak selurus pola pikirnya. Apalagi saat ia sudah menemukan teman-teman yang membawanya memutar arah semakin jauh dari pola pikir lurusnya. Membuat Oh Sehun menjadi prince ice yang terkenal dengan cap bad boy.
"Oyy, Sehun!"
Pria tampan yang sangat tinggi dengan telinga lebar langsung dengan santai menduduki salah satu kursi kosong di meja bundar sebuah cafe game bertuliskan "Twice Caffe" tersebut. Seragam yang mereka kenakan sama saja. Tidak ada almamater -mereka menggantungnya di bahu dengan sembarang- kemeja yang tidak masuk, dasi yang tidak terpasang rapi dan rambut berwarna mencolok.
"Kalian terlambat lagi berengsek! Kau tahu aku tidak suka menunggu Park Chanyeol!"
Pria yang dipanggil Sehun menatap tidak suka pada pria yang dipanggilnya Chanyeol tersebut. Ia menyisir sedikit keatas helaian blonde nya. Memutar sekilas gelas kopi yang masih hangat tersebut lalu meminumnya sedikit.
"Maaf, aku harus mengantar Baekhyun ke tempat kerjanya dulu, kau tahu sendiri siswa dari SM mengincar kekasih manisku itu terus"
Chanyeol tersenyum lebar pada Sehun. Tangannya mulai bergerak mengeluarkan ponsel, memasukkan sandi wifi dan mulai membuka aplikasi game onlinenya.
"Sebaiknya kita mulai bermain sekarang ice prince, Jong In sedang pergi menjemput calon keponakan iparnya dulu"
"calon keponakan ipar? Aku tidak mengerti maksudmu Dobbie!"
Sehun menatap bingung pria berambut merah dihadapannya. Tak lama, tangannya juga mulai bergerak mengeluarkan tab nya, memasukkan sandi wifi dan membuka aplikasi game yang sama dengan Chanyeol.
"Hitam itu bilang bocah itu keponakan Jong Dae hyung, harusnya Jong Dae hyung menjemputnya disekolah hari ini karena ia akan dititipkan padanya beberapa hari, tapi Jong Dae hyung sedang ada urusan di luar kota, jadi Minseok nunna terpaksa menggantikan Jong Dae hyung merawatnya. Tapi hari ini cafe nunna juga sedang ramai jadi ia menyuruh Jong In menjemputnya dulu"
"Oh, baiklah!"
Sreekk~
Kursi disisi Chanyeol terdengar ditarik dengan sedikit paksa. Pria tampan dengan rambut hitam legam dan kulit tan yang seksi tampak sedikit kacau dengan nafas yang sedikit menderu seperti habis berlari manjadi pelaku keributan tersebut.
"Yak Kim Jong In! Kau memang selalu menjadi pembawa kesialanku"
Sehun menatap tajam sosok didepannya. Mendengus kesal sambil meletakkan tab nya di meja. Berbanding terbalik dengan Chanyeol yang tersenyum sumringah saat ini.
"Kai Kai ku, kau selalu membawa keberuntungan untukku!"
"Aish Dobbie idiot!"
Seseorang tersebut adalah Kim Jong in atau yang biasa dipanggil Kai. Pria dengan tinggi yang sama dengan Sehun.
"Ada apa? Kau seperti dikejar rentener, kau tahu!"
Sehun mendengus geli melihat ekspressi Kai yang sedikit berantakan karena keringatnya dan kemeja yang tampak sedikit kusut.
"Tidak tidak ada! Aku tidak apa-apa!"
Kai menepuk pelan pipinya. Tersenyum lebar pada Sehun dan Chanyeol. Membuat dua pria tersebut hanya mengangkat bahu mereka dan kembali memulai game yang biasanya mereka mainkan bersama tersebut.
'Sadarlah Kim Jong In, dia hanya bocah 12 tahun aish! Bodoh'
Kai pun berusaha melupakan apapun yang dialaminya tadi. Mengeluarkan ponsel dan menghubungkannya dengan wifi, mengikuti kedua temannya yang sudah lebih dahulu terjun ke dunia game mereka. Suasana menjadi sepi dengan sesekali hanya terdengar desahan kesal dari salah satu dari mereka.
Ddrrttt~ ddrrtttt~
Getaran ponsel terdengar keras karena terletak dimeja. Membuat sang pemilik mengalihkan eksitensinya dengan sebelumnya memilih pause pada menu gamenya. Melirik sekilas hingga nama 'Mommy' tercantum pada ID callernya.
"Iya mom?"
"Baiklah, aku pulang sekarang!"
"Eung!"
Pip!
Panggilan tersebut terputus. Membuat dua pria dihadapannya melirik bingung sahabat albino mereka.
"Aku harus pulang! Mommy bilang malam ini keluarga sahabatnya akan makan malam dirumah kami, jadi aku harus menjemput pesanan manisannya di cafe Minseok nunna!"
"Lalu kau akan meninggalkanku dengan Park Dobbi idiot ini? Oh tidak terimakasih! Aku lebih memilih ikut ke cafe nunnaku denganmu!"
Jong In langsung menyahut setelah sebelumnya melemparkan tatapan tajam pada Chanyeol disisinya.
"Apa-apaan, biasanya kalian juga selalu bersama! Kkamjong idiot"
"Yak! Jangan mengatai Kai-ku idiot! Dasar albino cadel!"
Chanyeol menatap kesal pada Sehun yang saat ini menunjukkan ekspressi tak percaya pada Chanyeol. Hell, mereka sudah bersahabat sejak Junior High School -yang artinya sudah hampir 6 tahun- tapi entah kenapa telinga Sehun masih saja selalu merasakan iritasi setiap kali mendengar Park Chanyeol membela Kim Jong In walau jelas-jelas Jong In sudah mengatainya.
"Hyung, kau tidak salah membela si hitam ini? Astaga! Lebih baik kalian pacaran saja!"
Sehun lebih dahulu meninggalkan caffe tersebut setelah mendengus kesal pada Chanyeol dan Jong In. Meninggalkan dua orang tersebut yang tengah memasang ekspressi bodoh saat ini.
"Ihhh albino idot! Mana mungkin aku mau dimasuki! Eerrhh~"
"Kai Kai sudah seperti adikku dasar gila! Lagi pula aku sudah punya Baekhyunee"
Ø
Ø
Ø
"Mom, Luhannie ke caffe itu sebentar"
Gadis kecil tersebut berlari keluar beotique ellit tersebut. Meninggalkan sang ibu yang tengah mencoba gaun untuknya.
"Hati-hati menyebrang Luhan!"
Sang ibu berteriak kesal pada sang putri yang baru saja menutup kembali pintu kayu tersebut. Mempercepat gerakannya untuk segera mengganti baju dan membayar semua belanjaan mereka tadi. Bagaimanapun putri kesayangannya sedang keluar sendiri, dan itu tidak aman untuk barbie hidup seperti putri cantiknya.
Tringgg~
Lonceng natal yang terletak dipintu caffe dengan nuansa fantasy tersebut berbunyi saat pintu kaca itu didorong. Mengalihkan perhatian beberapa pelanggan caffe yang tengah menikmati hidangan mereka kepada sosok kecil yang baru saja memasuki caffe tersbeut. Beberapa dari pelanggan itu tampak terkejut dan tak sedikit tengah memekik gemas akan kehadiran sosok barbie berjalan tersebut.
Menyadari kegaduhan , sang pemilik caffe-pun menghampiri sosok kecil tersebut. Tersenyum lembut dan dengan penuh perhatian mensejajarkan tingginya dengan sosok kecil yang hanya sebetas pinggangnya tersebut.
"Ada yang bisa dibantu adik kecil?"
Tanya wanita dengan pipi chubby dan rambut blonde dengan omrae hijau tosca dibagian bawahnya. Wanita tersebut terseyum sangat lembut dan teduh. Senyumnya mirip dengan senyum mommy. Pikir gadis kecil dihadapannya.
"Eung! Aku ingin bubble tea rasa taro dengan tambah es krim dan keju diatasnya ahjumma~"
"Hanya itu emm..."
"Luhan! Kim Luhan!"
"Ah, hanya itu saja Luhannie manis?"
"Iya, ahjumma!"
Gadis kecil tersebut mengangguk bersemangat.
"Tunggu sebentar Luhannie, duduklah di kursi depan countre, dan jangan panggil aku ahjumma! Astaga, aku masih 19 tahun!"
Sang wanita dewasa tersebut tampak merengut dan manarik lembut lengan Luhan. Mendudukkanya dikursi tinggi yang tepat berada di depan countre -mirip seperti kursi di bar- sebelum meninggalkannya dan mulai membuatkan pesanan si gadis mungil.
"Eh? Luhan?"
Gadis kecil lainnya tampak baru keluar dari arah dapur. Menatap tak percaya dengan kehadiran sahabat divanya di caffe milik calon bibi iparnya.
"Kyungie? Omo! Kenapa kau disini?"
Tanya Luhan tak percaya. Ia berusaha turun dari kursinya dan berlari mengahampiri sahabat yang terkadang juga menjadi musuhnya disekolah ini.
"Ini caffe bibi ku!"
"Eung? Benarkah? Wahhh~ kebetulan sekali! Sepertinya kau dan aku tidak bisa dipisahkan kkkk~"
Tawa lucu itu keluar dari mulut mungil Luhan. Memeluk sahabat yang memiliki tubuh sedikit lebih berisi dari pada dirinya itu.
"Ish, kau percaya diri sekali! Dasar rusa liar!"
"Aku tidak liar Kyungie, aku Kim Luhan, putri semata wayang Kim Junmyeon dan Zhang Yi Xing, sang diva cantik dan terhormat. Kata liar tidak cocok dan justru terdengar kasar untukku!"
Luhan menegakkan tubuhnya, melipat tangan didada dan mengibaskan rambutnya dengan anggun. Menghasilkan jeritan gemas lainnya dari para pengunjung. Tanpa mengetahui seorang pria tengah menatap datar padanya.
'Astaga, masih kecil sudah bersifat seperti itu, apa jadinya kalau sudah besar?'
"Nunna, pesanan eomma sudah siap?"
Minseok -pemilik caffe- datang menghampiri pria tampan tersebut dengan beberapa kotak makanan ditangannya. Memberikannya dengan tersenyum sangat cantik.
"Ini! Dan ini bonus bubble tea coklat untukmu!"
"Aku tau ini bukan bonus nunna! Mommy sengaja membelinya lagi untuk menyogokku!"
Pria tersebut mendengus kesal dan meminum bubble teanya dnegan rakus. Membuat Minseok terkekeh karena kebohongannya bersama ibu dari remaja ini tidak berjalan lancar.
"Yasudah, aku pulang dulu nunna, aku sedang malas mendengar omelan Mommy!"
"Eung! Hati-hati Sehunnie~"
Pria tersebut meninggalkan caffe dengan santai. Menaiki motor sport putihnya dan berlalu. Meninggal seorang gadis yang tersentak tak percaya mendengar hal yang baru saja didengarnya. Pria yang harusnya dia temui kurang dari 2 jam lagi ternyata sudah ada disini? Apa benar itu dia? Sehun oppa-nya? Astaga, kalau tahu begitu, sebaiknya tadi ia tidak berbicara dengan Kyungsoo agar bisa memastikan siapa pria tadi secara langsung.
"Ada apa Han?"
"Eung? Tidak! Tidak apa-apa! Yasudah, aku harus kembali Kyungie, apa pesananku sudah selesai?"
Luhan berusaha meraih kembali kesadarannya. Meyakinkan dirinya kalau yang tadi bukanlah Sehun oppa-nya. Lagi pula banyak yang bernama Sehun di Korea.
"Mungkin sudah, kau tanya saja pada bibi Minseok! Lagi pula mommymu sudah disini!"
Kyungsoo melirik kearah pintu masuk, menampilkan sesosok wanita cantik dengan senyum dimple tengah berjalan kearah mereka.
"Apa kabar bibi Kim"
Kyungsoo reflek tersenyum cerah dan membungkuk sopan pada ibu dari sahabatnya ini.
"Apa kabar Kyungie sayang! Kan bibi sudah menyuruhmu untuk memanggilku dengan sebutan mommy jg Kyungie! Kau sahabat Luhannie, jadi kau anakku juga!"
Yixing memberikan senyuman cantiknya pada Kyungsoo, mengusap rambut Kyungsoo gemas sebelum beralih pada putrinya yang tengah menikmati minuman dengan bola-bola tapioka didalamnya. Oh, ice cream diatasnya itu membuat Yixing merinding. Bisa-bisa putrinya langsung terserang demam karena minum ice cream ditengah musim panas seperti ini.
"Hehehe, maaf bi- mommy!"
"Begitu lebih baik!"
Lay tersenyum pada Kyungsoo dan berjalan menghampiri Luhan. Memberikan tatapan tidak terbaca pada putri satu-satunya ini.
"Apa sudah selesai Luhannie sayang? Kita harus pulang sekarang!"
"Eung! Eomma hanya perlu bayar dan kita bisa pulang sekarang!"
Luhan tersenyum jenaka pada sang ibu. Menyendok ice cream vanillanya dengan bantuan sedotan.
"Hah~ dasar!"
Yixing memberikan beberapa lembar uang pada Minseok. Tersenyum pada Kyungsoo dan menggenggam tangan Luhan untuk meninggalkan caffe tersebut untuk menuju rumah merekadi kawasan district Gangnam.
"Kau mengenal Luhan, Kyungie?"
"Luhan sahabatku disekolah bibi Minseok!"
"Begitukah? Dia cantik sekali! Penampilannya tidak seperti anak-anak pada umumnya!"
"Dia suka berpenampilan ala barbie seperti di kartun jadi yah, dia seperti diva! Apalagi hidupnya senang karena selalu dimanjakan kedua orang tuanya"
"Eung, perfect life! Tapi Kyungie sayang, tidak semua hal yang kelihatan indah memiliki kebahagian didalamnya! Karena hidup itu tidak sempurna, dan kesempurnaan hanya milik Tuhan!"
Minseok mengusap sayang rambut kyungsoo. Tersenyum cantik dan kembali membantu karyawannya yang sibuk melayani pelanggan karena caffe kembali ramai.
Ø
Ø
Ø
Dress merah muda dengan model lolli tersebut menjadi pilihan Luhan. Kulitnya yang putih menciptakan perpaduan warna yang lembut dan cantik hingga berhasil membuatnya kembali menjadi barbie didunia nyata. Rambutnya yang berwarna blonde dijalin pada bagian kiri dan kanan, lalu dihubungkan ditengah oleh pita rambut cantik panjang dengan hiasan bunga warna warni, menghasilkan model rambut yang sama dengan dewi-dewi yunani masa lalu. Ditambah dengan riasan bedak dan lipgloss berwarna peach diwajah bak dewi Aphrodite miliknya.
Dress indahnya tepat jatuh pada atas lututnya. Kakinya yang jenjang dan putih bersih tampak telanjang dengan indah, bersamaan dengan lengannya karena dressnya ini tanpa lengan. Kaki mungilnya dibalut sebuah flat shoes yang tidak bisa dibilang flat karena memiliki alas yang setebal 2 centimetre berwarna senada dengan dress cantiknya. Penampilan yang terlalu indah dan anggun untuk gadis berusia 10 tahun sepertinya.
"Hanie? Apa sudah selesai? Kita harus berangkat!"
Yixing memasuki kamar putrinya, tersenyum bangga akan kecantikan yang dimiliki sang putri. Barbie indah milik Yixing.
"Omo! Luhannie cantik sekali, astaga! Mommy jadi kalah cantik!"
Yixing mempoutkan bibirnya. Bertingkah seakan benar-benar sedih karena merasa tersaingi dengan keindahan sang putri.
"Tidak! Mommy cantik! Sama cantiknya dengan Luhannie!"
Luhan memberikan kecupan di bibir sang ibu. Tersenyum lucu dan memeluk ibunya.
"Luhannie mommy pintar sekali, mommy jadi semakin menyayangimu!"
Yixing mengecup wajah putrinya gemas. Menghasilkan kekehan geli dari si kecil.
"Luhannie juga menyayaingi mommy! Ayo kita berangkat mom!"
Pria dewasa yang sudah mengenakan kemeja maroon dan blazer putihnya tampak menatap takjub kedua malaikatnya yang baru saja turun dari tangga lantai dua rumah mereka. Decak kagum tak henti keluar dari bibirnya melihat keindahan kedua malaikatnya.
"Astaga, dua malaikat daddy indah sekali malam ini! Daddy jadi tidak rela memamerkan kalian pada manusia lainnya"
"Daddy berlebihan! Tapi, daddy juga sangat tampan malam ini"
Luhan memberikan kecupan dipipi sang ayah. Tersenyum cantik karena sang ayah mulai berdiri sambil menggendongnya, bersamaan dengan sang ibu yang juga tengah mengusak kepalanya dengan lembut.
"Daddy selalu tampan sayang, Luhannie saja yang tidak memperhatikan"
"Kau percaya diri sekali tuan Kim Junmyeon!"
Ledek sang istri. Menghasilkan tawa dari si kecil dan dengusan kesal dari sang suami. Merekapun menaiki mobil mewah keluaran baru tersebut dan mulai bergerak menuju salah satu rumah dikawasan Myeonbung Seoul.
Ø
Ø
Ø
Rumah megah dengan desain Eropa berwarna putih tersebut menjadi tempat pemberhentian akhir keluarga Kim. Rumah dengan pagar besi tinggi yang didepannya sudah tertulis nama Kris Oh sang kepala keluarga.
Ting tong~
Bel tersebut ditekan oleh Junmyeon. Tak lama seorang wanita paruh baya membukakan pintu kayu besar tersebut. Membungkuk sopan dan tersenyum hangat pada keluarga bahagia tersebut.
"Silahkan masuk tuan dan nyonya Kim! Tuan dan nyonya Oh sudah menunggu kalian di ruang tengah"
Pelayan tersebut menuntun jalan keluarga Kim menuju ruang tengah. Lorong penghubung jalan masuk dan ruangan rumah tampak sangat elite dengan berbagai lukisan dan Gucci antik tertata rapi disisinya. Menimbulkan senyuman kekaguman di wajah keluarga yang ada disana.
"Selera pria tua itu tidak pernah berubah"
Junmyeon berguman sambil terkekeh. Membayangkan sahabatnya yang sudah lama tidak ia jumpai ternyata masihlah sama seperti 5 tahun yang lalu.
"Tao-ie juga tidak berubah, masih saja gucci-gucci antik!"
Sang istri menimpali. Membuat mereka berdua terkekeh bersama. Melupakan sosok kecil yang hanya menatap bingung orang tuanya.
"Junmyeon-ah!"
Pria dewasa dengan paras campuran tersebut tersenyum dan langsung memberikan pelukan singkat pada kepala keluarga Kim tersebut. Tersenyum hangat karena bisa kembali bertemu dengan sahabat karibnya sejak masa sekolah dahulu.
"Apa kabarmu Kris? Semakin tua kau semakin tampan saja!"
"Aku baik Jun! Tentu saja, aku adalah hot daddy! Tentu saja aku akan selalu tampan!"
Kedua kepala keluarga tersebut tertawa bersama. Melanjutkan perbincangan -bernostalgia- dengan duduk di sofa besar ruang tamu keluarga Oh tersebut.
"Yixing jie~ apa kabarmu? Astaga jie, kau cantik sekali!"
"Aku baik Taoie, kau juga semakin cantik saja! Lihatlah, aku tidak percaya kau sudah punya putra berusia 18 tahun!'
Yixing berpura-pura mendengus kesal. Menghasilkan kekehan dari bibir nyonya Oh dihadapannya.
"Aku sendiri juga tidak percaya sudah memiliki anak sebesar itu jie~"
"Kau beruntung Taoi!"
"Apa ini putrimu jie? Astaga cantik sekali!"
"Apa kabar bibi eoh, saya Kim Luhan!"
Luhan memberi salam dengan membungkuk sopan dan tersenyum sangat cantik pada nyonya Oh tersebut. Menunjukkan kesan 'anak baik-baik' dan 'polos' seperti pada umumnya. Menghasilkan pekikan tertahan dari Tao karena tidak sanggup melihat kadar keimutan barbie hidup dihadapannya.
"Astaga Luhannie, kau cantik sekali sayang! Bibi jadi ingin punya anak perempuan karena melihatmu"
Kedua tangan Tao terulur untuk mencubit kedua pipi gembul Luhan. Menciptakan warna kemerahan dipipi tersebut.
"Yak Tao! Kau bisa menyakiti putriku!"
Yixing menjauhkan tangan Tao dari putrinya. Mengusap sayang kedua pipi Luhan. Menghasilkan dengusan kesal dari Tao.
"Kau pelit sekali jie"
"Biar saja! Aku tidak akan pernah membiarkan putriku terluka sedikit saja!"
Tekan Yixing yang menciptakan senyuman tulus diwajah Tao. Ia mengerti arah ucapan Yixing. Sebagai sesama wanita dan yang sama-sama sudah menjadi sosok ibu, membuat Tao bisa memahami perasaan wanita tersebut. Perasaan ingin melindungi sang buah hati bahkan dengan hidupnya sendiri.
Yixing adalah wanita yang kurang beruntung. Saat ia dan Kris sudah menikah, yixing dan Junmyeon baru akan menyusul 2 tahun setelahnya. Hal ini karena orang tua kedua pihak tidak setuju sebab masing-masing dari mereka sudah memiliki tunangan hasil perjodohan bisnis. Ditambah lagi Yixing menderita kista di rahim, mengakibatkan ia harus dioperasi lalu mengalami masa penyembuhan, dan lagi Yixing juga mengalami masalah pada kesuburannya, sehingga ia terancam tidak akan bisa hamil. Namun berkat kegigihan dan doa mereka pada Tuhan, akhirnya sang Kuasa memberikan keajaibannya, membuat Yixing hamil 5 tahun kemudian menghasilkan malaikat indah seperti gadis dihadapannya.
"Baiklah-baiklah jie! Luhannie, apa kau berkeliling? Bibi bisa menyuruh salah satu pelayan menemanimu!"
Tao tersenyum pada Luhan yang sejak tadi ia lihat tampak sibuk mengamati sekeliling rumahnya.
"Bolehkah bi?"
Luhan menatap Tao dengan deer eyes attack-nya yang berbahaya. Menghasilkan kekehan dari Tao dan pekikan gemasnya.
"Tentu saja sayang! Nona Hyejong kemarilah!"
Tak lama seorang wanita dengan rambut violet dan berpakaiian hitam putih -seragam pelayan- datang menghampiri Tao Luhan dan Yixing.
"Iya nyonya?"
"Temani Luhan jalan-jalan sekeliling rumah! Layani nona ini dengan baik, apa kau mengerti?"
Tao menatap Hyejong seakan memperingati pelayan muda tersebut.
"Baik nyonya! Tentu saya akan melayani nona Kim dengan baik!"
Hyejong membungkuk sopan dan terlonjak kaget saat melihat nona muda yang akan dilayaninya itu sudah hilang dari tempatnya. Membuatnya spontan membungkuk sopan pada Tao dan Yixing lalu mengejar Luhan yang sudah lebih dulu berjalan cepat ke arah kolam renang keluarga Oh.
Ø
Ø
Ø
Seorang pria tampan berambut blonde yang hanya mengenakan baju kaus dan celana pendek rumahan tampan sedang duduk ditepi kolam renang. Kaki panjang dan putihnya ada didalam kolam terendam hingga betisnya. Pria tampan tersebut tengah memainkan ponselnya dan sesekali menggerakkan kakinya didalam air. Menghasilkan suara beriak yang khas beriringan dengan suara air mancur didepannya -ditengah kolam-.
Gadis mungil tersebut berlari hingga menuju ayunan yang ada di sisi ujung kolam berenang. Menduduki ayunan tersebut dan memperhatikan langit Seoul malam ini yang tampak cerah penuh bintang.
"Aish, aku berdandan saat ini bukan untuk dicubiti. Sakit juga cubitan bibi panda itu"
Gadis tersebut tampak menggerutu sambil mengusap kedua pipinya. Melampiaskan kekesalannya akan apa saja yang dialaminya tadi. Tanpa menyadari sosok lain diseberangnya yang mendengar gerutuan gadis tersebut.
"Aku kesini untuk menemui Sehun oppa! Bukan untuk mendengar obrolan tidak penting orang tua disana! Aishhh~ dia dimana dia? Dia pikir dia siapa sampai harus tidak turun menyambut tamu? Dasar tidak sopan!"
Pria diseberang tampak menukikkan alis matanya. Sedikit tidak percaya dengan pendengarannya karena baru saja ia mendapat kritikan pedas dari seorang gadis, dan lebih lagi gadis itu masihlah jauh dibawah umur, dan dia perkirakan masih 8 hingga 10 tahun.
"Nona, astaga nona! Jangan main kabur begitu, aku pusing mencari nona!"
"Ishh! Aku tidak akan kabur kemanapun kenapa harus mencariku!"
"Tapi ini sudah tugasku nona! Menemani nona kemanapun!"
"Menyebalkan sekali, kau pikir aku tahanan harus diikuti terus!"
"Tapi nona.."
"Sudahlah! Sebaiknya eonni ambilkan aku minuman, bubble tea!"
Luhan mengeluarkan aegyonya pada Hyejong. Dalam hati menyeringai karena setidaknya ia bisa dari Hyeojong dan bisa mencari keberadaan Sehun diseluruh rumah ini. Ah! Luhan akan langsung mencari kamar Sehun saja setelah ini.
"Eh? Tapi didapur tidak ada bubble tea nona!"
"Aku mau itu Hyejong eonniiii~ eung eung eung! Please~~"
Oh tidak, suara imut itu! Semua orang pasti meleleh mendengarnya. Dan ternyata hal itu juga berlaku pada Hyejong. Gadis itu terkesima dan tidak tega berkata tidak pada Luhan. Ditambah lagi, ia ingat pesan nyonya-nya, untuk melayani nona muda Kim ini dengan baik.
"Baiklah, aku akan menyuruh pelayan pria membelinya untuk nona, jadi nona jangan kemana-mana karena aku hanya pergi sebentar!"
Hyejong sedikit berlari memasuki rumah kembali, berlari mencari pelayan pria yang tidak sibuk agar bisa membantunya. Meninggalkan Luhan yang tersenyum aneh.
"Saatnya mencari pangeran Sehun! Aahh! Dimana kamarnya?"
Luhan kembali memasuki rumah Oh. Meninggalkan remaja pria yang tengah dicarinya hanya mampu mengangakan mulutnya. Hingga mungkin saja rahang tegas itu akan jatuh kalau ia memasang ekspressi itu lebih lama lagi.
"Gadis itu sudah gila ya?"
Sehun segera mengikuti Luhan dengan diam-diam hingga kelantai dua rumahnya. Memperhatikan gerak-geriknya dengan serius dan tanpa suara.
"Astaga, banyak sekali ruangan, yang mana kamarnya?"
Luhan tampak mendesah kesal karena tidak menemukan kamar Sehun. Hell, ini pertama kalinya ia ke rumah ini, jadi sangat wajar kalau ia tidak tahu apapun tentang pembagian rumah orang lain.
"Apa ini?"
Luhan menatap polos sebuah pintu kayu dengan ukiran rumit dihadapannya. Pintu kayu tersebut mungkin hampir sama dengan pintu yang lain, hanya saja pintu ini berbeda dengan adanya tempelan 'DO NOT ENTRY' 'King's Of Death' didepannya.
Tangan mungil itu perlahan bergerak mengetuk pintu tersebut. Dua kali dan tidak ada jawaban, hingga akhirnya ia memberanikan diri membuka pintu tersebut. Mengintip sedikit dan tidak menemukan siapapun didalam sana. Hingga ia memutuskan masuk dan mulutnya terbuka lebar saat melihat sekeliling kamar yang dipenuhi warna hitam putih dan abu-abu. Penuh aroma dan charisma pria sejati.
"Apa yang kau lakukan dikamarku?"
Suara berat dan dingin itu berasa dari belakang Luhan. Membuat gadis kecil tersebut terkejut dan langsung membalikkan tubuhnya. Menatap tak berkedip pada sosok tampan dihadapannya.
Oh my god! Ingatkan Luhan untuk bernafas saat ini. Tubuhnya tinggi dengan bahu yang lebar. Rambutnya blonde sangat cocok dengan kulitnya yang seputih susu bahkan nyaris albino itu. Matanya sipit dan tajam dengan hidung mancung dan bibir yang tipis. Oh Tuhan, sangat mirip dengan tokoh Ken dalam film barbie yang biasa Luhan tonton.
"Hey, apa kau tuli?"
"Ha? Ti-tidak! Aku mendengarmu! A-aku hanya tidak sengaja lewat dan salah masuk!"
Jawaban ragu Luhan menghasilkan seringaian diwajah Oh Sehun. Membuat Luhan semakin lupa cara bernafas dan enatha kenapa suhu di ruangan ini jadi terasa semakin panas saat ini.
"Kau berbohong adik kecil! Cih! Aku tahu kau mencariku! Sekarang katakan untuk apa mencariku?"
Luhan terdiam saat Sehun ternyata mengetahui rencananya. Ia ingin bertanya dari mana Sehun mengeahui hal itu akan tetapi ada hal lain yang beterbangan di pikirannya saat ini.
"oppa tidak mengenaliku?"
Pertanyaan itu keluar juga. Luhan menatap Sehun dengan tatapan berharapnya. Menghasilkan kerutan didahi Sehun. Apa-apaan gadis kecil ini. Membuat Sehun memperhatiakn lebih teliti wajah tersebut hingga sekilas bayangan menghampirinya.
"Ah! kau gadis yang di caffe Minseok nunna tadikan?"
"Eh?"
Kali ini Luhan-lah yang dibuat bingung oleh Sehun.
"Benar! Kau bocah sombong di caffe tadi sore! Astaga, kita bertemu lagi! Dan kau sepertinya benar-benar sombong nona Kim!"
Dengus Sehun lagi. Menghasilkan tatapan tak percaya dari Luhan. Sombong? Yang benar saja! Ia tidak merasa seperti itu! Keterlaluan sekali Oh Sehun ini. Tapi tetap saja, kata-kata pedasnya tidak membuat perasaan suka Luhan berkurang pada sosok dihadapannya ini. Menyebalkan!
"Kau sepertinya salah paham tentangku oppa!"
"Aku tidak salah paham, aku melihatnya langsung!"
"Itu tidak benar! Aku-"
"Nona Kim astaga anda disini! Aku pusing mencari nona, aku pikir nona menghilang!"
Hyejong datang dengan tergopoh-gopoh menghampiri Luhan dan Sehun.
"Bawa dia keluar dari sini!"
Perintah Sehun datar pada Hyejong sambil menatap dingin Luhan.
"Ba-baik tuan muda!"
Hyejong merangkul lembut Luhan keluar dari kamar Sehun. Sementara Luhan hanya mengikuti Hyejong sambil menatap tak percaya pada Sehun. Sehun oppa-nya ternyata tidak mengingatnya. Bahkan Sehun oppa-nya salah menilai dirinya hingga melemparkan tatapan seperti itu.
"Tapi tuan muda, sudah saatnya makan malam, nyonya menyuruh anda untuk turun dan makan malam!"
Hyejong mengatakannya dengan sopan sambil merangkul Luhan keluar. Meninggalkan Sehun yang hanya bisa mendesah berat. Sepertinya kata-katanya tadi cukup kasar. Dan mata tadi, aahh~ tatapan tadi seperti bukan pertama kali baginya melihat itu. Tapi kapan dimana?
ØØØ
TBC
ANNYEONG! HY! HELLO! SAWADEKHAP! NI HAO! Selulu7 come back again dengan ff baru(?) hehehehe sebenernya mau lanjutin ff lama, tapi semua ide putus ditengah jalan! Aku harus ngumpulin mood lagi buat booster Black Pearl ama Missing. Tapi saat ngebooster malah aku dapat ide baru dan ide lama semakin terpendam! Aishhh tapi mungkin aja salah satu atau mungkin keduanya dari ff itu bakal masuk category Hiatus karena idenya semakin jauh dari bayangan. Mianhamnidaaaa~ _ (Tapi jangan sampe deh ya!)
Ini ff buat penanda bahwa aku masih aktif kok dalam dunia ff terutama HunHan! *0* btw, kalau ada yang mau temenan (kalau bisa bantu aku ngasih ide dan ingetin buat update -because my schedule is not too busy (I just go to play XD)-) dan share about HunHan or EXO bisa add BBM aku D4293311 or id line hunlulu07 atau ig selulu7 okayyyyy pai pai!
Saturday, 19 November
©Selulu7®
