Counting Stars.

by: bringmethelemons.

Pairings: AoKise, slight!Kagakuro, onesided!AoKaga.

Warnings: Gaje sangat. OOC tingkat teroris. Ada humuan-nya di dalam. Dan, awas diare, saya sendiri thypus nulis fanfic ini. Disarankan baca doa dulu kalau lemah syahwat-iman kali-.

Disclaimer: Sayangnya punya Fujimaki Tadatoshi. Kalau punya saya, pasti isinya humu semua.

Let's check it out, yoo!

._._._._._._.

Terkadang, hal yang menarik bisa membuat kita lupa dengan hal yang sebenarnya kita butuhkan dan memang cocok untuk mie goreng rasanya lebih 'sadis' kalau dibuat berkuah, meskipun namanya mie goreng.

Asik cuy. Cobain deh.

Kadang juga kita suka bawa tas jaring ke sekolah, meskipun kita tau barang bawaan kita seberat nahan baper didepan mantan. Tapi toh, tetap ngebet dibawa juga.

Semua karena 'tertarik' .

Tidak peduli sepenting apa dan se-mayday apa keperluan kita, kalau sudah tertarik pada yang lain, bisa apa lagi?

Meskipun tidak jarang yang menarik itu butuh pengorbanan yang membutuhkan titik darah penghabisan.

Tapi, mau bagaimanapun juga, yang penting dan cocok pasti menang telak dibandingkan yang menarik saja.

Dan daripada persoalan ini makin panjang dengan kata pengantar, lebih baik ceritanya dimulai saja.

._._._._._.

Pagi itu bisa saja cerah, seandainya tidak ada makhluk berambut kuning yang tengah bersimpuh dengan gaya bencong sholat di gym kebanggaan sekolahnya, Kaijo.

Tersebutlah seorang Kise Ryouta yang saat itu sedang duduk menatapi sepatunya yang bermerek Adinda tersebut, seolah-olah bisa muncul motif galaxy secara gaib disana.

Sebenarnya sih sepatunya sedang sehat walafiat. Tidak habis terinjak residu hewan alias tokay, ataupun permen karet bego yang gak punya tempat nyangkut yang lain.

Hanya saja, sang pemilik bagai tiada bosan menatapi sepatunya. Bukan sepatunya juga sih yang dipelototin.

Dirinya sedang merenung. Iya. Merenung.

Diketahui sebab mengapa si model tengah bersitatap dengan sepatunya, ternyata karena si doi sedang galau.

Iya. Saking gregetnya sampai curhat sama sepatu.

"Si Aominecchi bego ya..."

Oh. Itu toh.

Ternyata ia sedang mempermasalahkan si rambut navy yang sedari pertama masuk sekolah sudah mencuri hatinya.

Eahhh. Tjieeee.

"Blo'on nya gak ketulungan. Udah gitu masih songong juga. Kamvret. Gua sambit pake kutang baru taubat lu."

Ada yang berpikir kenapa orang yang disukai pake dijelek-jelekkan begitu? Alasannya cuma dua.

Satu. Kise-nya yang bego.

Dua. Aomine-nya memang jelek.

Gak lah. Bukan itu. Meskipun dua fakta diatas 100% benar.

Ehem.

Yang pastinya, sekarang si Kise lagi ganas semesta alam berkat ketidakpekaan dahsyat sang gebetan, Aomine Daiki.

"Udah kudu ngasih kode keras, masih aja gak peka. Gitu aja terus sampe si author dapet pacar. Gak bakal pernah!"

Wah. Minta di kefred ni bocah.

Sebenarnya masalah yang membuat Kise galau tingkat kabupaten berawal dari kemarin sore, ketika ia selesai one-on-one dengan sang berwarna jingga kemerahan, tanda bahwa sang Hari sudah mengantuk dan mulai beranjak kembali ke tempatnya. Ke ufuk barat.

Halah. Puitis.

Jadi ceritanya sore itu, saat keduanya sedang berjalan beriringan seperti mempelai baru(cerai),Kise mulai jadi gak tahan karena jalanan sepi dan disitu cuma mereka berdua.

Mohon jangan berpikir yang iya-iya dulu.

Kise jadi gak tahan ingin mengungkapkan perasaannya yang sudah ada semenjak pertama kali ia puber.

Iya. Sejak kelas 1 SMP.

Sebenarnya udah selama itu, diungkapin aja lah ya. Tapi bagi Kise gak gampang ngucapin "Gua suka elo." dan tidak dibalas dengan " Ah, homo lu." atau "Gak ah. Hombreng."

Yang manalah yang penting hepi.

Yang pastinya sulit, mamen. Mereka berdua sama-sama cowok. Yang restuin hubungan mereka paling cuma author.

Tapi, saat itu, ketahuanlah...

"Eh, Kise."

"Kenapa, Aominecchi?"

Elah. Nyahutnya manis bener.

"Jadi, sebenarnya, gua tuh..."

Dan inner-nya Kise mulai bicara.

'Aha! Pasti Aominecchi mau bilang kalo dia tuh suka sama elo. Udah terima aja! Author aja ngarep pacaran ma lo."

Syit.

"Jadi gua tuh sebenarnya suka sama..."Aomine menggantung jemuran...eh..menggantung kalimatnya.

"Iya. Sama siapa?" Kise mulai greget sambil joget-joget berhadiah di dalem hatinya udah ada pesta rakyat.

"Sama anak Seirin yang rambutnya merah tuh. Kagami."

Kretekk. Kretekkk. .

Itu suara patah hati apa ambulans jadi-jadian bang?

"Oh...Kagamicchi toh.." Kise mulai membuat catatan mental untuk ngegalau sambil ngiris bawang pulang nanti.

"Iya."

"Ya udah. Bilang aja ke dia."

"Itu dia masalahnya."

"Apaan?"

"Ntu anak kan jengkel garis keras ma gua karena gua kegantengan. Jadi lu bantuin gua buat jadian ma dia ya."

Kalimat tersebut dibarengi dengan cengiran ganteng khas Aomine yang bikin Kise nge-fly sekaligus pengen nabok mukanya yang lebih sialan daripada soal UAN matematika.

Njir. Sekali lagi. NJIRRR.

Udah bikin patah hati, minta dicomblangin Kise apaan? Pakar cinta? Biro jodoh gitu?

Yaiyalah emang. Orang yang bikin Midorima sama Takao jadian terus Nijimura sama Haizaki jadian si Kise juga kok.

Mungkin itu juga salahnya Kise yang sok banget jadi pakar percintaan bagi teman temannya yang tertjintah.

Akhirnya dia sendiri gak dapet cinta. Kecian lu.

"Kok harus aku sih? Kenapa kamu gak bilang sendiri aja?"

Ceilah. Baper sih baper. Tapi pake aku-kamu nya gitu.

"Aduh. Gua tengsin kalo bilang langsung. Plis dong!" Aomine langsung modus. Akhirnya Kise mengiyakan.

"Nah, gitu dong! Lu emang sahabat gue yang terbaik!"

Dan siklus friendzone mulai nampak ke permukaan.

Karena hal gaje itulah,kini pihak yang di friendzone mulai guling-gulingan heboh di lantai gym, karena perihal 'bantuin gua jadian' yang diutarakan sang gebetan.

Tapi, bukan Kise namanya kalau tidak tetap senyum meskipun ia mulai rada baper dan siap galau sampai mati.

Rapopo sekali anak ini.

Sewaktu ditanyai sang kapten apakah ia baik-baik saja atau tidak, Kise hanya menyahut dengan sepotong kalimat singkat bermakna luas, yang biasa diutarakan cewek PMS.

"Gak papa."

Dan resmi, terjadilah adegan sepak bokong di gym Kaijo yang diperankan oleh Kasamatsu sebagai pelaku, dan Kise sebagai korban. Dan sinetron tersebut tamat dengan gaje.

Sebenarnya si kapten juga kamvret sih. Udah tau tu anak galau, masih aja ditanyain. Ini sama aja kayak nanyain 'Bang, baksonya dijual ya?' sama abang abang jual bakso depan kompleks. Syukur aja kalo si abang bales 'iya dek',tapi kalo dibales ' nggak dek,gerobaknya doang dipajang' atau 'nggak dek, ini buat disirem ke muka adek'. Kan itu bikin nyesek namanya.

Tapi ya, untunglah yang menghadapi situasi saat ini adalah Kise Ryouta. Makhluk yang akan tetap cengengesan cakep tanpa beban padahal hatinya udah nyesek banget kayak orang kalah tawuran sama bayi baru lahir. Pedih.

Saat dirinya sedang asik meratapi nasib dan tenggelam dalam dunia baper, coba tebak siapa yang datang. Pujaan hati datang membawa bunga bangkai yang terus terusan... banyak pikiran!

Hanya di kopi BadDay. Karena hidup banyak masalah.

Pasti kalian bacanya sambil nyanyi.

Tapi seriusan loh. Si Aomine emang nongol di gym kok.

"Oi Kise, lu gak ada kerjaan laen apa ? Napa lu? Dipecat jadi model? Ato jangan jangan dipecat jadi anak?"

Kise hanya cengar-cengir pedih. Sudah bikin galau, tiba tiba muncul, dihujat lagi. Kurang komplit apa coba?

"Nggak, kok. Cuma lagi sholat."jawabnya ngawur.

"Ohh, dah taubat juga jadi humu lu."

"Kayak Aominecchi gak humu juga."

"Gua gak humu. Gua hombreng."

Kise ngesot mendadak.

"Ada apa? Nyariin aku?"

"Gak, bego. Gua nyari dukun. Ya jelas nyari elu lah."

Entah makhluk idiot dan berdosa macam apa Kise ini sampai bisa bisanya ia jatuh cinta pada Aomine yang 'kayak gitu'.

Cinta tuh buta, mang. Gak peduli keadaan. Jadi gebetan sedekil pantat panci juga pasti gak bakal diperhitungkan.

Namanya juga tjintah.

"Napa nyariin? Kangen?"

"Kangen kapten lu cebol. Gak lah. Gua mo ngomong."

Sayup- sayup terdengar Kasamatsu yang ngamuk-ngamuk berhadiah dari kejauhan dan anggota-anggota tim inti serta para junior yang kini sibuk mencari perlindungan.

"Ngomong apa nih? Kayaknya penting banget."

"Hehe, itu loh."

Dan seketika raut wajah Aomine berubah cerah.

"Jadi hari ini gua mo ngedate ma Kagami."

"Hah?"

"Gua mo kencan sama Kagami."

HWAT DE FAK?!

Hal tersebut terlalu mengejutkan. Rasanya Kise lebih ingin percaya kalau mendengar kabar bahwa kapten sekaligus pelatih tim Kirisaki Daichi, Hanamiya Makoto, sudah taubat dan akhirnya menikah dengan Kiyoshi Teppei.

"Aominecchi, beneran nih?"

"Iya bener!" jawab Aomine terlalu bahagia.

"Oh gitu.."

"Eh sompret, gak kasih selamat lu?"

"Gak lah, orang gua galau.."

"Hah? Lu ngomong gedein dikit napa?"

Dan dengan senyum paksaan, Kise pun menyahut.

"Iya, selamat ya. Turut bahagia deh buat Aominecchi."

"Makacih eaaa."

Rasanya Kise ingin goyang dumang.

Baru saja ia nyaris berhasil bangkit dari rasa galau garis keras, kini ia harus kembali jatuh memungut sisa pecahan kokoronya dan menampalinya dengan lakban.

Miris. Miris sekali.

Sungguh, berusaha untuk keep seterong itu sulit. Entah kenapa ia dari tadi dirundung perkara, yang membuatnya berpikir untuk segera berhijab agar dosanya bisa diampuni.

Tapi mungkin saja setelah ini Aomine akan segera menjauh dan sibuk dengan Kagami, jadi ada kemungkinan varokah bagi Kise untuk pulang ke rumah dan mengunci diri di toilet agar ia bisa menangis sepuasnya sampai tersedak sikat wc.

Jadi, tidak ada hal yang lebih buruk yang bisa terjadi, kan?

"Aominecchi kesini buat ngasih tau itu doang?"

"Nah, itu dia bro. Itu alasan gua kesini!"

"Kenapa emang?"

"Butuh bantuan nih."

"Apaan?"

"Temenin gua kencan."

EH ANJAY!

Boro-boro temenin kencan, ngeliat tampang bahagia Aomine waktu ngebahas soal Kagami aja udah bikin eneg.

"Aduh, kenapa harus ditemenin sih? Emangnya author, yang kalo pengen pipis tengah malem harus ditemenin?"

Aih. Malah buka aib dia.

"Gak gitu juga kali. Maksud gua elu kan hobi ngebacot, jadi gak berasa sepi kayak kebun singkong gimana gitu. Takutnya si Bakagami bosen trus gua ditinggalin lagi."

"Jadi tugasku cuman ngebacot gitu?"

"Singkatnya sih begitu."

"Okelah."

Anyeng.

-tebece dulu bray-

A/N :

Adios! Author baru disini! ^w^.

Sebenarnya ff ini udah selesai dari beberapa waktu yang lalu( bilang aja tahun lalu, neng), tapi baru ada keberanian buat publish sekarang. Jadi ff-nya rada jamuran gitu hehehe #inimaksudnyaapacoba

Yang terakhir, mohon dikasih review yah *big hug*, entah itu kritik, saran, dan sebagainya, kalo membangun pasti author trima kok :). Author pengen liat keadaan dulu, kalau ada yang minta dilanjut pasti part keduanya langsung di-publish secepatnya. Tapi kalo gak ada yang minta lanjut, pasti bakal tetep di publish juga #maksa

Sekian dan terima kasih. Have a nice day or night!

-bmtl.