Title: Akatsuki Nonton...

Author: MiraiIzError

Disclaimer: Kishimoto Masashi-sensei, mohon maaf karena udah gunain karakter original sensei tanpa ijin, apalagi saya sudah parodi-in menjadi 179,9 derajat... Juga mbak Stephanie Meyer yang sampai sekarang novelnya masih dijadiin bahan pembicaraan gossip girls di berbagai penjuru dunia, mohon maaf karena sudah menjadikan cerita yang Anda buat sebagai referensi untuk fic ini...

Warning: Bagi yang nggak suka parodi, tolong jangan baca cerita ini karena isinya parodi semua. Kalau masih ngotot, ya udah... Jangan bilang saya nggak memperingati kalian. Hati-hati, karena kalau baca bakal bingung, karena bahasanya campur-campur. Dari nggak baku, pindah ke baby-talk, terus ke baku, dll. Asal bisa ngikutin sih nggak masalah. Cerita terlalu lebay dan gaje, plus jayus.


Akatsuki heboh. Mereka gembar-gembor ngeliat koran 'Konoha Pos' tahun lalu.

"Wah, gimana nih??!! Kita belum nonton 'Toilet' kok gambarnya mengecil, yah??!!", Hidan histeris.

"Mengecil gimana, un?? Perasaan gue kok sama aja, sih?", Deidara ngeliat koran kemaren, bandingin gambar film 'Toilet' hari ini sama kemaren.

"Jelas mengecil, lah!!! Lo liat nih, tahun lalu minus satu hari gambarnya ukuran 5 x 7 cm, yang ini (tahun lalu, red) 4,999 x 6,999 cm!!! Beda kan??!!", Itachi jawab sambil gaya nerd, geek, culun, cupu, atau apa aja lah, dan pake kacamata yang dia curi dari Kabuto.

"Lo tau dari mana, un???"

"Dari... PENGGARIS SKALA INI!!!!!!" (backsound: TEREEEENNNGGG!!!!) Itachi ngeluarin penggaris skala dari balik jubah Akatsuki-nya.

Semua anggota Akatsuki yang lain jadi 'blinking eyes', memandangi penggaris skala yang berkilauan dengan hebatnya. Bibir mereka membentuk donat semua.

Pein, yang sadar duluan, mengakhiri adegan mengharukan tadi.

"Ehm, terus kenapa emangnya kalau gambarnya jadi kecil?", tanya Pein.

"Yah, itu kan berarti kesempatan buat nonton filmnya di bioskop tambah tipis, karena biasanya film-film yang gambarnya kecil berarti udah mau ilang dari bioskop", jelas Kisame sok pinter.

"Terus kenapa kalau kesempatan nonton di bioskopnya berkurang? Kan kita bisa beli DVD-nya dari toko", Kakuzu ngasih saran, tentu aja buat menghemat duit.

"Kan seruan di bioskop, un. Gambarnya lebih jelas, lebih gede, blablabla...", Deidara nyerocos nggak berhenti-berhenti, membuat Hidan yang di depannya serasa berenang di laut karena kebasahan.

"Lagian, kalau nyari di toko-toko kan kebanyakan bajakan, padahal kita kan harus menghormati blablabla jadi kita nggak boleh beli barang bajakan blablabla karena kalau kita beli kan blablabla sehingga...", Tobi si anak baik dan bukan pembeli barang bajakan mulai pidato.

"Jadi, maksud kalian apaan?", Pein nggak tahan dengerin dua sejoli itu (Deidara dan Tobi, red) pidato panjang lebar tinggi dalam.

"MAU NONTON, PAPA!!!!!!", semua anggota Akatsuki, kecuali Pein dan Konan, plus Kakuzu, serempak jawab.

"GUE BUKAN PAPA KALIAN!!!", Pein kesel denger jawaban mereka.

"Umm?? Bukan papa, un?? Mm... Mmmm... Papi, un... Mau nonton, pi...", Deidara gaya 'baby-talk' dan 'kitty-eyes' sambil ngisep-ngisep jempol, merasakan tanah liatnya yang udah nempel di kuku selama 1 bulan.

Melihat Deidara akting bayi subur gitu, yang lain juga pada ikut-ikutan.

"Papi... Ayo dong pi... Nanti Itachi pukulin papi kalau papi nggak ngajakin nonton!!!", Itachi nyiapin sharingan-nya.

"Papa!!! Tobi anak papa yang baik, paliiiinnnnngggg baiiikkkkk!!!!! Makanya, nonton yuk, pa?", Tobi yang emang asalnya udah akting bayi subur jadi lelehin hati Pein sebanyak 1 mm kubik.

"Gue bukan papa!! Bukan juga papi!!! Diem kalian semua!! Udah, kita ngikutin Kakuzu aja, kita beli DVD-nya!!! Nonton di rumah, eh, markas!!", hati Pein yang tadi udah dilelehin Tobi nampaknya kembali beku.

"Daddy!!! Anak daddy yang paling imut, manis, ngegemesin, blablabla ini pasti daddy ajakin nonton, kan?" Sasori akting bayi subur campur narsis (yang nggak bisa lepas dari dia seumur hidup).

"GGGGRRRRRR!!!!! BUKAAAANNNNN!!!! BUKAN PAPA, PAPI, DADDY, ATAUPUN SEJENISNYA!!!! KETUA!!!! KETUAAAAA!!!!!!", Pein gondok.

"HUWAAAAHHHH!!!!!!!!! Mama!!! Papa jahat... Huweeee......", Kisame meluk-meluk Konan yang baru datang dari dapur dengan tampang mewek.

"Hah...?? Pein....", panggil Konan.

"Kenapa, Konan?", tanya Pein.

"Mmm... Kenapa kamu nggak bilang kalau kita punya anak sebanyak ini? Memangnya kapan aku melahirkan?", tanya Konan super duper polos.

Pein sweat-drop denger pertanyaan Konan.

"Aduh Konan.... Kamu ini kenapa, sih?? Kok jadi ketularan mereka, jadi telmi gitu???"

"Eh? Emangnya mereka bukan anak-anak kita? Terus, kok, mereka manggil kamu 'papa' dan aku 'mama', sih?"

"KONAN, denger yah, KAMU NGGAK PERNAH HAMIL. Jadi, KITA NGGAK PUNYA ANAK. NGERTI?"

Konan asguk (asal ngangguk, red). Dia jalan ke dapur lagi, ngelanjutin masak.

"Jadi, papi Pein, kita nonton yak??", Hidan gelayutan sama lengan Pein.

Pein menarik napas, tapi nggak dihembuskan lagi. Dia mikir gimana biar nggak keluar budget buat bayarin anak-anak manja itu.

CLIINNNGG!!!

Pein dapet ide.

"OK! Papa, eh, maksudnya gue, setuju! Kita bakalan nonton hari sabtu besok!! Kita nonton 'Toilet', saksikan di bioskop terdekat!!"

"ASYIIIKKKK!!!!!!!! PAPA PEIN BAIIIIIIIKKKKK!!!!!! WE LOVE YOU, PAPA!!!! LAGI, LAGIII!!!", semuanya bersorak-sorai, minta Pein nyanyi lagi.

"Gue nggak ngadain konser, kali"

"Btw, siapa yang ba...yar...", Kakuzu berhenti tanya, punya firasat buruk.

"LOOOO!!!!!"

"Em, ketua, eh, papa, nggak ada yang namanya 'LOOOO' kali, di sini", Zetsu ngeralat ucapan Pein barusan.

"Maksud papa, si Kakuzu!!!", Pein terpengaruh anggotanya yang gila, sampai-sampai nyebut dirinya sendiri 'papa'.

"WHAAAAAATTTTT???????!!!!!!! OGAAAAAHHH!!!!! OLGAAAAA!!!! MAJALAH OLGA TERBARU UDAH TERBIIIITTTT!!!! GUE NGGAK MAU!!!!!! A HUGE NO NO!!!", Kakuzu, yang lagi demen sama majalah Olga (majalah cewek remaja , kayak gadis, kawanku, dll, red) akhir-akhir ini, histeris.

"A GIANT YES YES!!! Lo harus mau, apapun yang terjadi, siapapun yang ngelarang, kapanpun itu terjadi, di manapun itu terjadi, blablabla!!! Tanda seru!!"

"NUUUOOOOOHHHHH!!!!!!!!!", Kakuzu tenggelam ke dalam lubang yang nggak ada airnya yang teramat sangat dalamnya minta ampun.

Sementara Kakuzu masih tenggelam, yang lain bersorak-sorai gembira ria.

"HORE!! Gini, sih, nggak bakalan ada yang protes kalo gue pinjem duit!!", Itachi bersuka nggak pake duka.

"Untung gue nggak ngajarin Kakuzu berenang!!! Tenggelam deh dia!! WAKAKAKAK!!!", Kisame seneng-seneng.

"Gak ada yang ngabisin makanan!!!", Konan joget-joget di dapur.

"Gak ada partner nyebelin lagii!!!", Hidan langsung menjalankan ritual pengucapan syukur yang langsung terhenti karena Pein partnerin dia sama Zetsu yang lagi jomblo.

"Gak ada yang jahit gue lagi, dong? Un...", cuma Deidara yang menyesali kepergian Kakuzu.

"YESS!!! KITA BISA NONTON SEKARANGG!!! TIDAK ADA YANG MENGHALANGII!!! VIVA PAPA PEIN!!!!!", geng anak manja kembali menyatukan suara menjadi tiga.

"Yah, secara papa emang paling hebat sedunia...", Pein ketularan narsisnya Sasori.

Akhirnya, diputuskan mereka akan nonton malam minggu besok.

Sementara, di dalem lubang, Kakuzu teriak-teriak minta tolong.

"HOOOIIII!!!! TOLONGIN GUEEE!!!!!!! HOOOOOIIIIII!!!!!!!!"

Tapi sekeras apapun dia teriak, tetap aja nggak akan ada yang nolong.


Gimana? Bagus nggak?

Kalo bagus, hore. Kalo nggak, ya udah.

Tolong review yah! Tolong kasih tahu mana yang harus diperbaiki, mungkin juga kalau ada tulisan yang salah...

Terakhir, makasih bagi yang udah baca dan review!! (Yang cuma baca nggak diterimakasihin)