"Insanity is doing the same thing, over and over again, but expecting different results."
― Narcotics Anonymous

Naruto & All characters belongs to Masashi Kishimoto

Warning : ooc, typos, bahasa tidak baku dan disarankan untuk membaca Pak Ganteng! Dulu.

if you're not mind to read this story please just get away from my play ground.

.

.

.

.

.

Sekitar sebulan setelah paper test harian, gue melanjutkan hidup seperti biasa. Yah dibumbui dengan ke-kepo-an terhadap pak ganteng yang ga berhasil gue ketahui asal-muasalnya sampai seminggu lalu.

but im not in the mood untuk ngebahas pengalaman paling nggak-banget itu. Karena..

Perasaan gue benar-benar dongkol saat ini. Pasalnya, adik tercinta gue Shion, seenaknya aja makan blueberry cake pemberian Tenten kemarin yang rencananya sih, mau jadi santapan cemilan sore ini. Semuanya gagal. Padahal, Tenten beli cake itu di Disney Park bareng Neji. Which is tempat yang gue anti banget buat datengin, dan ini menutup kemungkinan buat gue bisa nyicip blueberry cake yang sempet di review Pak Bondan di acaranya beberapa hari yang lalu. Iya, gue anti banget sama taman hiburan macam itu. Satu keluarga enggak ada tuh track record yang pernah main ke taman hiburan lebih dari 1 kali kecuali Shion. Dia sih sering banget main sama temannya dan kencan buta disana.

Apa gue aneh?

Let me explain. Gue adalah seorang Haruno Sakura yang dipuja cowok satu sekolahan. IQ yang lebih tinggi dari Shikamaru, langsung meraih the absolute winner olimpiade matematika nasional di tahun pertama sekolah menengah gue ini, dan kalau ada yang berpikir gue culun, sorry to say but im a young designer and a fashion blogger. Dan yang terakhir, beruntungnya gue lahir dikaruniai dengan wajah cantik turunan dari kaa-san dan tou-san.

Masalahnya adalah..

Im not a good socialite in school. Gue hanya memiliki beberapa teman dekat disekolah; dan hanya bisa terbuka dengan mereka. Tidak ada maksud sombong sih, hanya sulit saja buat gue untuk bisa bergabung dan ngobrol dengan orang-orang yang tidak terlalu gue kenal. Gue sadar, sifat seperti ini mempersulit diri gue sendiri. Ga sedikit yang berpikir gue sombong dan kadang.. gue merasa terintimidasi dengan kata-kata verbal yang ditujukan secara langsung pada gue, semacam sindiran, bahkan lewat twitter juga.

And im still single.

Bukan, bukan karena gue nggak laku apalagi jones. Gue bertemu dengan banyak fashionista yaitu mereka yang dilabeli 'the beautiful people' mulai dari sesama fashion blogger, photographer, model dan para designer ternama. Sulit untuk menyebutkan bahwa mereka tidak tampan, karena kebanyakan dari mereka merupakan wajah-wajah familiar yang kerap kali menghias majalah dan stasiun tv lokal.

Ini juga bukan karena gue lesbi. Im normaly interested to guy.

Jadi apa masalahnya?

Satu : gue belum pernah jatuh cinta. gue tidak tahu apa dan bagaimana cinta dari seorang lawan jenis yang bukan sedarah.

Tapi akhir-akhir ini, ada seseorang yang mengganggu pikiran gue. Seorang guru magang yang beberapa waktu lalu kebagian jatah ngawas di kelas gue. For my prada's sake, dia benar-benar ga bisa dikategorikan sebagai seorang 'tampan' biasa. Tidak jauh beda dengan para beautiful people yang kerap kali gue temui beberapa kali dalam sebulan. Berani taruhan, ga akan ada agency modeling yang nolak dia. Sex appealnya benar-benar mendukung untuk seorang model, bukan guru magang. Dia image yang cocok untuk mengenakan hasil rancangan gue dan Kushina Uzumaki yang akan di launch di season fall/winter nanti.

Anyway, dia..

Sasuke Uchiha. Ralat, Pak Sasuke Uchiha.

Sebenarnya, gue merasa wajahnya familiar. Sepertinya seseorang dikalangan sosialita juga memiliki wajah yang hampir sama dengannya, seperti seorang tamu reguler merk-merk designer terkenal.

Seringkali gue nyaris berpapasan dengan pak Sasuke di koridor ataupun di lobby sekolah tapi cepat-cepat gue jalan memutar balik karena gue bener-bener udah ga punya muka lagi. Gue tidak akan lupa bagaimana bulan lalu; selesai paper test fisika, gue, Tenten dan Shikamaru dengan noraknya menggebu-gebu membicarakan sex-appeal pak Sasuke yang super hot dan langsung ketahuan oleh si empunya tubuh sexy.

Rasanya kaya tertangkap basah lagi maling rumah orang.

Mending loncat dari lantai 4 kan?

Gue tidak tahu apa-apa mengenai pak Sasuke sampai ketika jam makan siang seminggu yang lalu Tenten memberi tahu dia adalah guru magang matematika dan… mengenai keluarga Uchiha. Keluarga Uchiha adalah keluarga kaya raya yang menguasai pertambangan emas di seluruh Negara HI.

Reaksi gue? Cengo.

Saat itu gue menertawai Tenten yang 'menginformasikan' mengenai keluarga pak Sasuke dengan mimik serius. Mana mungkin keluarga macam itu, anaknya malah jadi guru magang?

Ya, gue berpikir pak Sasuke merupakan keluarga 'Uchiha biasa' yang lain sampai saat gue membalik lembaran majalah Elegant dan disitu terpampang jelas seorang wanita paruh baya amat cantik dengan eksekutif muda tampan berambut panjang disampingnya mengenakan jas hitam dan kemeja putih; tidak dikancingkan atasnya dan gue berani bertaruh pasti sangat mahal dengan headline─

Keluarga Uchiha Memperluas Area Ekspansi Pertambangan di Seluruh Negara Hi

Ditemui kamis sore 17/05/xx, nyonya Mikoto dan Itachi Uchiha terlihat sedang mengobrol santai di sebuah kafe di bandara Narita. Itachi menjelaskan ia dan ibunya akan ke Suna untuk mengecek daerah ekspansi tambang. Merespon pertanyaan Elegant, itachi menjawab "Sasuke adikku akan tetap di Konoha, ia masih melanjutkan kuliah dan sekarang sedang magang di sebuah sekolah menengah di kota. Doakan kami agar semua berjalan lancar." Di suna, beberapa area ekspansi tambang telah di─

Astaga.

Pantas saja, laki-laki itu kan tamu regulernya Kushina. Dan dia.. kakaknya pak Sasuke? Cepat-cepat gue ambil hp dan langsung mengetikkan nomor Tenten.

"Konbanwa"

"Tenten! Astaga! Iya bener, pak Sasuke orang kayaaaa!"

"Eh pelan-pelan dong. Kan gue bilang juga apa. Bisa-bisanya lo ngeremehin jaringan informasi gue." Gue mendengar nada kemenangan Tenten.

"Tapi aneh ya? Kok dia jadi guru sih?"

"Ada yang salah dengan jadi guru?"

"Dengan banyaknya uang yang dia miliki, buat apa jadi guru? Gaji juga ga seberapa."

"Bukan soal uang mulu kali."

"Terus?"

"Meneketehe. Tanya sendiri dong."

Klik. Gue dongkol. Case closed.

.

.

.

.

.

Paginya di sekolah..

Gue tidak bisa tidur nyenyak semalam. Pak Sasuke yang (sepertinya) tidak memanfaatkan kekayaan orangtuanya menjadi nilai plus tersendiri buat gue.

Mungkin, gue hanya kagum pada dia.

Mungkin dan semoga.

gue melirik Stella Roman Numeral Watch Juicy Couture baru ini.

Tenten datang; dia melepaskan tas selempangnya dan menghempaskan tubuhnya duduk disamping gue.

"Kata gue juga apa?" Tenten tersenyum penuh kemenangan.

"Euh so? Gue juga ga naksir kali."

"Gausah bohong. Gue rela kok kalo lo jadian sama pak ganteng itu, good choice darling."

Bletak.

"sakiiiiit gila. Cantik-cantik sangar ih" gue berhasil mendaratkan dompet receh gue ke wajah hasil perawatan-setengah-mati-mahalnya Tenten.

Teng-Teng-Teng

Bel pelajaran pertama, matematika. Bentar lagi pak Asuma bakal dateng dan ngasih soal seabrek-abrek yang oh well, sebenarnya ga masalah sih buat gue. Tapi bencana buat orang-orang disekeliling gue. Kalau aja pak Asuma ngasih keringanan, gue sebenernya ga masalah sih buat dijadiin contekan sekelas.

10 menit, 15 menit, 25 menit… oke mana ya pak Asuma? Ga biasanya dia telat kayak pak Kakashi.

Cklek.

Pintu dibuka. Pak A.. lho kok pak Orochimaru? Dibelakangnya menyusul seorang laki-laki dengan jas hitam dan kemeja putih yang─ yeah, pak Sasuke.

Tenten menyikut pinggang gue.

Pak Orochimaru lalu mengucap salam, "Selamat Pagi, anak-anak."

"Selamat Pagi, pak."

"Perkenalkan, dia adalah guru matematika yang magang dan masih bersekolah di Universitas Konoha yang akan menggantikan pak Asuma karena mulai hari ini pak Asuma mengajar kelas 12."

Senyapp. Seluruh kelas menahan napas.

"Saya Uchiha Sasuke. Silakan panggil saya Sasuke. mulai hari ini saya menggantikan pak Asuma untuk mengajar mata pelajaran matematika sekaligus menjadi pembina olimpiade matematika. Salam kenal dan mohon bantuannya."

Terlihat wajah-wajah centil yang sumringah, beberapa anak cowok menunjukan raut wajah bosan dan sebagian lagi menunjukkan raut wajah kesal. Pak Sasuke menyapukan pandangannya ke seluruh kelas dan berhenti di deretan pojok kelas, nomor 3 dari belakang. Which is tempat duduk gue dan Tenten.

Walaupun samar dan tipis, gue melihatnya menyeringai.

Ke arah gue.

Uh-Oh. Apa nih?

つづく

[a/n : bagi yang membaca cerita PG, merasa ga nyambung? jawabannya adalah ya, benar. emang ga nyambung. saya bilang ini sekuelnya, karena itu adalah asal-muasal sakura bertemu dengan pak ganteng. dan di pgts ini, gue memindahkan genre dari friendship-humor ke romance-drama. saya tidak tahu, mungkin ada banyak cerita berlatar seperti ini; sasuke jadi guru, sakura murid lalu keduanya jatuh cinta. uhm, tapi tidak di cerita saya. Disini, sakura sebagai designer dan sosialita kalangan high class. saya berencana untuk menambahkan ita-saku/ naru-saku sebagai slight pair untuk konfliknya. Mohon saran dan kritik. Akhir kata…

Review?