Disclaimer : Tite Kubo
Midnight Love
Ichigo Pov
Aku termenung menatap langit gelap tanpa bintang di teras rumah ku.
Hari ini sudah genap 40 hari sejak kekasihku, Rukia, pergi meninggalkan ku untuk selamanya.
Dalam pikiranku masih terekam jelas kenangan indah yang kami lalui bersama.
Xxx
Di atap rumah, nampak kedua sejoli sedang duduk menatap langit yang berbintang, malam sangat cerah diterangi rembulan yang bulat sempurna.
"Sayang di hari pernikahan nanti bagusnya aku pakai gaun warna apa ya?" sang wanita berambut hitam melirik ke pria berambut orange yang duduk di sampingnya .
"Pakai apa pun kau tetap cantik bagiku, Rukia, apa lagi kalau nggak pakai apa-apa." Jawab sang pria sambil menyeringai mesum.
"Dasar cabul!" sang wanita memukul pelan bahu sang pria.
"Walau cabul tapi kamu suka kan?" goda sang pria, lagi-lagi menyeringai, bukan seringai mesum tapi bejat (?).
Sang wanita hanya tersipu, lalu menatap sang mata sang pria dalam-dalam, "Kita akan selalu bersamakan?"
"Tentu saja."
XxX
"Pa, bisa agak cepat sedikit? Kita sudah terlambat ke Gereja! Apa kata orang kalau anak kita terlambat di hari pernikahannya?" ujar seorang perempuan dengan nada gelisah kepada seorang pria yang nampak sedang menyetir mobil.
"Iya, ini sudah cepat, aneh anak kita yang menikah saja terlihat santai kenapa kamu yang gelisah?" sahut sang pria seraya melirik anaknya yang nampak cantik dengan gaun pengantin berwarna putih.
Sang Ibu hanya menghela nafas sementara Sang Ayah menambah kecepatan mobilnya tanpa disadarinya tiba-tiba datang sebuah truk besar yang melaju kencang kearah mereka...
BRAKKKKKKKKK!
XxX
Ichigo Pov
"Rukia, aku merindukanmu, sangat merindukanmu." Aku menatap langit kembali dengan tatapan sayu, sambil membayangkan wajah cantik Rukia.
Angin sepoi-sepoi menerpa wajahku, membawa kesejukan pada hatiku yang dingin.
"Ichigo."
Entah dari mana, datangnya, tiba-tiba aku mendengar suara seorang wanita, membisikan namaku,suara yang sangat kurindukan.
Aku menoleh kekanan dan kiri ku, namun tidak ada siapa pun, apakah ini karena aku terlalu merindukan Rukia? Entahlah, namun di balik langit malam yang pekat, perlahan-lahan aku melihat bayangan Rukia. Bayangan itu nampak samar tapi perlahan-lahan mulai semakin jelas.
"Ru-kia?" Suaraku tercekat, tidak mempercayai pengelihatanku, di langit itu tampak Rukia, tampak cantik dengan gaun putihnya, namun wajahnya terlihat pucat dengan mata yang nampak penuh akan kerinduan dan tubuhnya... melayang.
Rukia mengulurkan tangannya kearahku, seakan ingin menggapaiku dan mengajakku terbang bersamanya, namun seperti ada tembok tak terlihat yang membuatnya tak dapat menggapaiku.
Kembali kutatap mata Rukia, terdapat kesepian dan kesedihan disana, membuat hatiku terasa tersayat, tak tega aku melihat mata itu, perlahan aku maju mendekati Rukia, ingin menggapai tangannya yang terulur padaku.
Tanpa kusadari, aku memanjat pagar teras rumahku, pikiranku kosong, yang kuinginkan hanya menggapai sosok kekasihku dan terbang bersamanya.
Namun dalam hitungan detik, Tiba-tiba...
B RRRUUGGGGHHHH!
Terdengar suara terjatuh bersamaan dengan suara tulangku yang patah, ternyata manusia memang tidak bisa melawan gravitasi, aku merasakan sakit disekujur tubuhku, terasa cairan hangat berwarna merah mengalir dari kepalaku. Aku melihat ke langit, masih ada sosok Rukia di sana, namun ada yang berbeda dari sosok itu, matanya tidak lagi menyorotkan kerinduan dan kesepian, sorot mata itu terlihat sangat dingin dan raut wajah Rukia terlihat berubah bukan lagi wajah yang menanggung rindu melainkan wajah tersenyum, senyum yang penuh arti dan menyeramkan.
Rasa sakit yang kurasakan berganti menjadi rasa dingin yang mencekam, aku rasa ini saatnya aku menemui ajalku.
"Kita akan selalu bersama bukan?"
The End
A/N: Maaf kalau singkat malas ketik + tidak banyak tokoh Bleach yang kami ketahui
