Seperti biasa, fiksi sederhana.
Disclaimer: Naruto is Masashi Kishimoto's
Warning: SasuSaku, fluff, singkat, AU, OOC, HighSchool, drabble.
.
"Aku tidak punya waktu untuk menunggumu—"
—yang ia tahu, kekasihnya meninggalkannya hanya karena hukuman yang ia dapat karena lupa mengerjakan PR matematika.
.
Sore
Oleh LuthRhythm
"—SELESAI!" pekik bahagia seorang gadis berambut merah muda, Haruno Sakura, dengan lantang. Kedua tangannya terulur ke kanan dan kiri, terbuka lebar untuk menggambarkan besarnya kebahagiaannya detik ini. Tangan kanan yang semula menggenggam pensil kayu pun kini ia kosongkan dengan memasukkan pensil kuning tersebut kedalam tempatnya. Ah, tidak lupa beserta rautannya yang teronggok di pojok meja.
Gadis itu bekerja cepat untuk merapikan mejanya, ia ingin cepat pulang, tentu saja.
Ruang kelas itu sepi, hanya terisi seorang gadis yang sedang merapikan barang-barangnya kini. Sekolah itu pun sepi, hanya ada beberapa orang yang tersisa, berbeda jauh dengan keadaannya dua jam lalu di mana terdapat ratusan remaja di sana. Tentu saja telah sepi, sekarang sudah sore, sinar matahari pun telah berubah warna menjadi kejinggaan, tak lagi kuning-mentereng seperti sebelumnya.
Cepat, cepat, cepat!—gumam Sakura dalam hati.
Dengan cepat ia lampirkan tasnya ke punggung, lalu mengangkat bangku yang sebelumnya ia duduki ke atas meja dengan posisi terbalik (agar bapak-bapak petugas kebersihan mudah untuk menyapu atau mengepel lantainya). Sakura pun segera keluar kelas, lalu berlari menyusuri koridor dan menuruni tangga dengan tergesa.
Aduh, sudah sore sekali—lagi, Sakura bergumam dalam hati seraya melihat arloji.
Saat kakinya yang terbungkus di dalam sepatu tali berwarna hitam tersebut menginjakkan tanah halaman sekolah, bola matanya terkunci dengan instan pada seorang pemuda, Uchiha Sasuke, yang sedang berjongkok di sebelah gerbang. Sasuke menangkap keberadaan Sakura, ia pun segera berdiri, lalu menaiki sepeda hitam yang ada di sampingnya.
"Ayo, mau pulang tidak?" tanyanya jengkel. Ia tidak suka menunggu.
"A-ah, iya!"
Sakura segera berlari menuju Sasuke, menaiki boncengan sepeda, lalu menggenggam kemeja putih Sasuke di kedua bagian pinggang. Tak lama kemudian, Sasuke pun mengayuh sepedanya, membuatnya merasakan hembusan angin yang berhasil menerbangkan beberapa helai rambutnya.
Beberapa ratus meter telah terlewat, Haruno Sakura memejamkan mata untuk menikmati hembusan angin sejenak.
"Sasuke," panggilnya saat Sasuke tengah sibuk mengayuh sepeda untuk menaiki jalan yang menanjak.
"Hn?"
Sakura melingkarkan kedua tangannya di pinggang Sasuke sekaligus menyandarkan pipinya pada punggung Sasuke yang terasa begitu nyaman.
Menarik napas sejenak, "Terima kasih telah menungguku," ucapnya dengan senyuman hangat.
"Aa."
Langit jingga, kayuhan sepeda, keduanya cukup untuk membuatnya bahagia—
.
.
—apalagi dengan kehadiran sang pemuda.
.
Fin.
Lagi-lagi fict singkat dan gak terlalu penting. Wkwk bodo lah, semoga suka :D
Review?
[story only: 383 words]
