Summary: Seoul adalah kota yang indah bukan? Kota yang selalu datang ke dalam mimpiku sejak pertama kali aku bertemu dengan'nya'. Hey, bolehkah aku berharap agar kita bisa bertemu lagi untuk kedua kalinya? / KrisTao inside! / Gender Switch / KrisTao Shipper merapat! xD
A Wonderful Day in Seoul
Main Pair : KrisTao/TaoRis
Support Cast : SuLay, ChenMin, etc.
Rate: T
Genre: Romance
Warning: GS, typo bertebaran seiring berjalannya waktu(?), EYD kacau.
Disclaimer: All cast belong to our GOD, I just own the plot :3
Eunhye's Note: If you hate Gender Switch, just close ur tab and don't read this story ;) Bash not allowed!
.
.
.
Don't be a copycat
.
.
.
Enjoy!
.
.
.
*:.。. A Wonderful Day in Seoul .。.:*
.
.
.
Incheon International airport, July 7, 2013.
Kujejakkan kaki ku menuruni tangga pesawat yang kunaiki tadi. Semilir angin musim panas yang sangat khas berhembus pelan, seakan ingin menyapa kedatanganku. Dengan cepat, aku melangkah menuju tempat pengambilan bagasi. Sungguh, udara panas diluar sini perlahan terasa seperti ingin membakar kulitku.
Ingin rasanya aku cepat sampai di rumah dan bersantai dengan segelas Apple Juice di tanganku.
Kurapikan anak rambutku yang sedikit berantakan karena tertiup angin. Setelah aku mendapatkan koperku, kuedarkan pandanganku menyelusuri setiap sudut airport. Orang-orang dari berbagai negara —dan tentunya juga orang korea sendiri— tampak berlalu-lalang hingga menimbulkan keramaian. Sesekali aku tersenyum kecil disaat melihat sebuah keluarga atau pun sepasang kekasih. Tak jarang juga aku mendengar celotehan anak-anak kecil di sebelahku yang membicarakan tentang libur musim panas yang telah direncanakan oleh kedua orang tua mereka.
" Musim panas... ya? " Gumamku pelan.
Pikiranku melayang ke musim panas 4 tahun yang lalu, tepat tanggal 7 Juli, hari dimana matahari bersinar dengan cerahnya, dan hari dimana aku bertemu dengan'nya'...
.
.
.
July 7, 2009.
" Bosan! " Teriakku kencang.
" Yak! Huang Zi Tao! Kau membuat telingaku tuli! "
Aku mempoutkan bibirku. " Aish, aku bosan Lay-jie~ "
Kulihat Lay-jie memutar kedua bola matanya malas lalu kembali menyiapkan sarapan kami. Aish, tak kusangka ternyata Korea sangat membosankan! Tahu begini lebih baik aku tetap menjalani liburan di China saja!
" Sebosan itu kah kau disini, Tao? " Tanya Lay-jie padaku.
Aku menganggukkan kepalaku pelan.
" Haish, ternyata tak ada gunanya aku meminta agar Yímā mengirimmu kesini "
" Mengirimku? Jie-jie pikir aku barang, eoh? Lagipula sebenarnya kenapa Māmā menyuruhku ke Korea? " Sungutku.
Lay-jie mematikan kompor lalu menatapku serius. " Jie-jie hanya ingin agar kau mendapatkan pengalaman dan kenangan yang baru di Korea, Tao "
" Tapi jie—"
" Yah, sayangnya walau sudah sebulan kau disini, kau sama sekali tidak tertarik pada Seoul. Bahkan di hari terakhirmu berada disini! " Ucap Lay-jie sarkastik.
" Jie~ yang kuinginkan hanya bersantai di rumah kita di Qingdao, menikmati liburan musim panas yang panjang tanpa gangguan~ "
" Oh, c'mon, Tao. Banyak tempat di Seoul yang bahkan lebih mengasyikkan daripada di China! Tak inginkah kau berkunjung ke beberapa tempat? "
" Ti-dak "
Lay-jie tampak kesal mendengar jawabanku. Mau bagaimana lagi? Aku memang tidak pernah tertarik dengan negeri ginseng ini. Lain hal dengan Lay -jie, jie-jie ku satu ini sangat menyukai, ani, lebih tepatnya mencintai Korea. Dimulai dari budaya dan bahasa, bahkan ia memiliki Ai Ren seorang nanren korea bernama Suho.
" Tao..."
" Ne, jie? "
" Berhubung malam nanti kau akan kembali ke China, maukah kau ikut denganku dan Suho ke Lotte World? "
" Dan menikmati hawa kemesraan dari kalian berdua? Oh, tidak. Xiexie "
" Tao, please... Lagipula jie-jie juga akan mengajak tiga teman jie-jie dan Suho. Kalian bisa berjalan bersama jika kau mau " Bujuk Lay-jie.
" Aku tidak mau jie. Dan jangan memaksaku "
" Tao~ah, jebal~ "
Aku menatap aneh wajah Lay-jie yang sangat dipaksakan untuk melakukan aegyo. " Aish! Baiklah! "
" Jadi kau mau ikut, Tao? " Tanya Lay-jie penuh semangat.
" Ne jie-jie aku—yak! berhenti menatapku seperti itu! "
Aku sudah bersiap melempar bantal sofa di dekatku tepat disaat Lay-jie memelukku sangat erat. " Xiexie mei mei~ " Setelah mengatakan itu, Lay-jie melepaskan pelukannya lalu mengambil ponselnya dan menelepon seseorang yang sangat aku kenal, Suho gege.
" Yoboseo? Suho~ah! " Seru Lay-jie saat mendengar suara Suho-ge di seberang telepon.
" ... "
" Ne, Tao mau ikut "
" ... "
" Jinjja? Dia juga mau ikut? "
" ... "
" Aniya~ Kau tahu? Aku hanya tidak menyangka ia mau ikut. Biasanya jika kita mengajaknya, ia tidak akan tertarik. Dasar Cold Prince! "
" ... "
" Hahaha, ne~ Chen dan Xiumin bagaimana? "
" ... "
" Eum. Araseo, jam 10, ne? Geurae~ "
" ... "
" Y-yak! " Wajah Lay-jie memerah. Pasti Suho-ge menggodanya lagi.
" ... "
" Nde~ Wo ye ai ni Jun ma hao~ "
Lay-jie meletakkan ponselnya lalu berbalik dan menatapku. Aku sedikit tidak nyaman saat Lay-jie menatapku dari ujung kepala hingga ujung kaki.
" Weishenme jie? " Tanyaku pelan.
Lay-jie tidak menjawab pertanyaanku dan berpaling melihat jam yang tergantung di dinding. Seketika, matanya terbelalak kaget. " Omo! Sudah jam 9! Tao! Ikut jie-jie ke kamar! "
" Tapi jie... " Kutatap Lay-jie yang menarik tanganku agar mengikutinya.
" Palli! "
Entahlah, tapi aku merasa sesuatu yang tidak kuharapkan akan terjadi.
.
.
.
Lotte World, 9.55 a.m
Aku mendengus kesal sementara Lay-jie tak henti-hentinya tersenyum kearahku.
" Jie! Haruskah aku berpenampilan seperti ini? " Tanyaku sangsi.
" Tentu saja, Tao-ie~ " Ucap Lay-jie dengan nada yang menurutku—sok—angelic.
Oke. Bukannya penampilanku jelek atau bagaimana. Sebenarnya penampilanku cukup sederhana, hot pants dipadu dengan kaus tanpa lengan berwarna pink dan dilengkapi dengan cardigan putih. Rambut hitam kemerahanku yang panjangnya mencapai pinggang diikat one side ponytail dan poniku kubiarkan begitu saja menutupi mataku.
" Lay! Tao! " Seru seseorang memanggil kami berdua.
" Suho~ah! " Lay –jie melambai kearah Suho gege yang kini tengah berjalan mendekati kami dengan diikuti oleh tiga orang di belakangnya.
" Annyeong chagi~ Ni hao, Tao~ " Sapa Suho gege.
" Ni hao Jun Ma Hao-ge~ Long time no see " Balasku ramah.
" Tao-ie, namaku bukan Jun Ma Hao "
" Nama Chinese gege memang Jun Ma Hao " Ucapku polos.
" Ani, nama Chinese-ku bukan itu "
" Kalau bukan Jun Ma Hao lalu apa? "
" Ah... Itu... " Suho-ge mengusap tengkuknya pelan.
" Gege? Apa nama Chinese gege? " Tanyaku terus memaksanya. Sekali-sekali mengerjainya juga tidak apa 'kan?
" Ne, nama Chinese gege Jun Ma Hao! Kau puas? Hah~ Aku memang tidak akan pernah menang jika berdebat denganmu "
Aku terkikik pelan. Sungguh, wajah memelas Suho gege sangat lucu!
" Tao-ie, berhenti mengerjai Suho " Tegur Lay-jie.
" Okay jie~ "
Lay-jie menatapku malas, lalu berbalik menghadap kearah ketiga temannya. " Tao, kenalkan, mereka teman kuliahku. Yang wajahnya kotak itu bernama Chen, yang pipinya seperti baozi itu Xiumin, dan yang seperti tiang listrik itu Kris "
" Yak! Lay! Kenapa kata-katamu seperti menghina kami? " Sungut seorang bernama Chen.
" Lay... Kenapa kau harus menyinggung pipiku? " Tanya Xiumin-jie dengan nada sedih, mungkin?
" Aku bukan tiang listrik. Kau saja yang terlalu pendek " Ucap namja berambut blonde dihadapanku dengan nada dingin yang sangat kentara.
Dapat kulihat Lay-jie hanya bisa meringis pelan. Entah mengapa, sudut bibirku terangkat. Tampaknya hari terakhirku di Seoul akan sangat menyenangkan. Aku menatap satu persatu teman-teman Lay-jie bergantian. Tiba-tiba, pandanganku terpaku pada nanren berambut blonde itu. Sorot matanya yang dingin dan tajam seakan memenjarakanku. Aku tak tahu mengapa, jantungku terasa berdetak dua kali lebih cepat dari sebelumnya.
" Sudahlah Chen, Xiumin, Kris. Lagipula yang dikatakan Lay ada benarnya juga kan? " Kata Suho-ge dengan sedikit menyindir.
Otomatis, Suho gege mendapat Death Glare dari ketiga orang tersebut. Suho gege tersenyum kikuk lalu menarik Lay-jie dan pergi meninggalkan kami berempat.
" Tampaknya Suho dan Lay memang sengaja meninggalkan kita " Xiumin-jie menggembungkan kedua pipinya.
" Sepertinya begitu. Ya, Baozi nuna, ayo kita kesana " Chen gege menunjuk ke suatu tempat dan menarik Xiumin-jie pergi.
Aku dan Kris-ge terdiam menatap kepergian mereka. Keheningan dengan cepat menyelimuti kami.
" Well... Bagaimana jika kita ke arena permainan outdoor? " Tanya Kris-ge memecah keheningan yang ada.
Aku menatapnya bingung. " Bagaimana? Kau mau tidak? " Tanya Kris-ge sekali lagi.
" Baiklah~ " Aku menggangguk pelan.
' Kurasa tak ada salahnya jika aku meng-iya kan pertanyaannya kan? ' Batinku.
.
.
.
Kepalaku terasa pusing dan perutku mual setelah menaiki wahana ini. Rasanya seperti mau mati.-_-
" Tao? Are you okay? " Tanya Kris-ge sambil menepuk punggungku pelan.
" Not at all... " Jawabku singkat.
" Really? " Kris-ge menatap mataku dalam.
" Y-yes gege " Gosh! Wajahnya dekat sekali denganku! Dapat kurasakan wajahku mulai memerah. Tiba-tiba, tubuhku terasa limbung.
" Watch out! "
Tepat sebelum aku jatuh, tangan Kris-ge dengan cepat melingkari pinggangku dan menahan tubuhku.
" Istirahatlah dulu, aku akan membelikanmu minum " Ucap Kris-ge sebelum meninggalkanku sendirian di salah satu bangku di dekat wahana roller coaster.
Kutatap punggungnya yang perlahan hilang di tengah kerumunan manusia. Tiba-tiba, aku teringat dengan dekatnya wajahku dengan wajahnya tadi. Uwah~ Andai saja tadi Kris-ge tidak segera menjauhkan wajahnya, mungkin aku bisa pingsan di tempat!
" Tao? "
" Ah, ne gege " Aku menolehkan kepalaku dan mendapati kini Kris-ge sedang berdiri di dekatku.
" Ini, minumlah " Ujarnya sambil memberikan sebotol air putih padaku.
Dalam sekejap, air dalam botol itu sudah habis total. Jujur saja, aku merasa sangat haus.
" Cepat sekali kau menghabiskannya. Kau sangat kehausan, eoh? "
Wajahku mulai memanas mendengar candaan Kris-ge. Ani, aku tidak marah. Lebih tepatnya aku malu! Aish. Segera saja aku menundukkan kepalaku dalam.
" Sudahlah, aku hanya bercanda. Ayo kita cari wahana lainnya " Kris-ge menarik pergelangan tanganku lembut.
" G-ge... "
" Weishenme? "
" Tanganku... "
Kris-ge tersenyum tipis. " Santai saja Tao-er. Aku hanya takut kita akan terpisah di tengah keramaian " Ucapnya seraya mengenggenggam tanganku lebih erat.
Seseorang tolong aku! Lama-lama jantungku bisa rusak jika berdetak terlalu cepat seperti ini terus! T-T
" Gege! Ayo kita beli itu! " Sahutku senang saat melihat stan Cotton Candy.
" Tao-er, jangan terlalu banyak makan manis. Kau baru saja makan ice cream! Sebelum naik roller coaster!" Larang Kris-ge.
Aku menatapnya sedih. " Kris -ge please~ "
Okay. Dia pura-pura tak mendengarku.
" Kris-ge~ bbuing~ bbuing~ "
Kris-ge terpaku melihatku yang melakukan aegyo. Aku berani bersumpah bahwa sekarang wajahnya telah memerah! Haha~ Jangan meragukan aegyo seorang Huang Zi Tao~! :3
" Aish, baiklah, kau boleh membelinya "
" Really? Xiexie gege~~ " Spontan aku memeluknya erat lalu pergi menuju stan Cotton Candy dan meninggalkan Kris-ge yang tanpa kusadari telah terbengong-bengong melihatku.
.
.
.
Lotte World, Outdoor Arena, 08.00 p.m
Kutatap jam mungil yang melingkar di pergelangan tanganku. Waktuku bersama Kris-ge sudah hampir habis.
" Weishenme Tao? "
" Nothing ge "
Kris-ge tampak sangat tidak mempercayai perkataanku.
" Ikut aku sebentar "
Aku menatap Kris-ge bingung, aku menundukkan kepalaku lalu mengikutinya dari belakang.
" Tao, angkat kepalamu dan lihat ke depan "
Dengan sedikit ragu, aku mengangkat kepalaku. Mataku terpana melihat pemandangan dihadapanku. Pemandangan malam Seoul yang sangat indah. Lampu-lampu dari bangunan yang menyala bagaikan taburan bintang di langit malam.
" Tao, setelah ini kau langsung ke bandara? " Tanya Kris-ge.
" Ne gege "
" Tak bisakah... Kau tetap berada di Seoul? "
" Ma-maksud gege? "
Kris-ge memelukku. " Wo ai ni Huang Zi Tao "
Mataku terbelalak kaget. " M-mwo? Jangan bercanda ge... Kita bahkan baru hari ini bertemu... "
" Aku tidak bercanda Tao... Wo ai ni... Bahkan aku telah mencintaimu jauh sebelum kita bertemu... "
Aku terpaku. Kris-ge melonggarkan pelukannya dan menatap tepat di kedua bola mataku.
" Dulu, Lay sangat sering membicarakanmu dan memperlihatkan foto-fotomu. Entah kenapa aku tertarik dengan semua cerita-ceritanya tentangmu... Aku mulai jatuh cinta padamu... Dan saat kita bertemu tadi, aku semakin yakin bahwa aku benar-benar mencintaimu... "
" Gege... "
" Tao, Wo ai ni... Would you be my girlfriend? "
" Dui bu qi gege…. "
Dapat kulihat Kris-ge tersenyum miris. " Tak apa Tao, aku mengerti… lagipula kita baru kali ini bertemu, tidak mungkin kau langsung jatuh cinta padaku "
" Bukan itu maksudku ge... Aku hanya ingin... em... Maukah gege menungguku? "
" Maksudmu? "
" Eung... Jujur, setelah bertemu gege... aku berpikir untuk kembali lagi ke Seoul... Dan karena itu... Apa... gege mau menungguku? "
" Of course Tao... "
" Just keep loving me "
" I promise it " Kris-ge mengecup pelan puncak kepalaku.
Di malam musim panas yang dingin, kami berdua mengucapkan janji itu...
.
.
.
.
.
" Mom! " Sebuah suara menyadarkanku dari lamunanku.
" Zi Yi! "
Kupeluk erat bocah kecil di depanku. " Mom, I miss you "
" Miss you too Zi Yi "
" Just miss Zi Yi, eum? "
Kutolehkan kepalaku disaat aku mendengar suara berat yang sangat kurindukan.
" Gege! "
" Bogoshipo Tao-er " Ucap Kris-ge sambil memelukku erat.
" Nado gege~ "
" Mom, dad, Zi Yi juga ingin dipeluk " Seru Zi Yi kencang.
Aku dan Kris-ge tersenyum lalu memeluk Zi Yi, anak kami berdua.
Kalian bingung, hm? Tiga tahun yang lalu, aku dan Kris-ge kembali bertemu, dan kami menikah setahun kemudian.
.
.
.
.
END
.
.
.
.
Eunhye's Break Time~
Hai~ hai~
Eunhye dateng bawa ff oneshoot ;3
Otte? apa ceritanya menarik? Mian ne kalau aneh ToT
Cerita ini Tao's Side. Apa readersdeul tertarik jika Eunhye buat Kris' Side-nya? :D
Mohon kritik dan sarannya ya :3
Gomawo~ :*
Mind to RnR? ;3
