Chapter 01

Little Screet

My name is Sasuke

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing : SasuHina

Rated : T

"Nama saya Sasuke, Uchiha Sasuke. Mohon bantuannya" Kataku sambil membungkuk kearah siswa berjumlah sekitar empat puluh yang berada di kelas XI IPA 2. Namaku Sasuke, Uchiha Sasuke. Aku merupakan siswa pindahan dari Otogakure karena aku ikut ayahku yang pindah rumah dari Otogakure.

"Baiklah Sasuke. Kamu boleh duduk di..." Senseiku yang berwajah malas dan juga tertutup masker tersebut mencari bangku kosong yang mungkin bisa aku duduki. Mataku sepertinya juga mencari-cari tempat kosong tersebut dan pandanganku terbentur pada seorang gadis berambut indigo yang sedang duduk sendiri di barisan nomor dua dari belakang.

Aku gak akan duduk disitu. Kucari kembali beberapa tempat duduk yang kosong dan mataku kembali terbentur pada cewek berambut indigo yang rupanya tengah berbicara dengan santai dengan dua orang cewek yang berada dibelakangnya. Sesekali dia tertawa riang sambil sedikit tersenyum kecut dan memajukan bibirnya bila dia sedang kesal.

Hei...! Kenapa aku malah memperhatikan dia sih. Kuedarkan pandanganku pada seluruh ruangan kelas yang tidak cukup luas ini. Kucoba untuk memfokuskan pengedaranku tapi tetap saja pandanganku tak bisa lepas dari gadis berambut indigo tersebut.

Kulihat salah satu dari dua orang dibelakangnya menunjuk-nunjuk aku sambil sedikit menutupi mulutnya untuk berbisik pada gadis tersebut dan kemudian gadis itu terkikik geli.

Aku tahu apa yang ada dipikiranmu, baka. Apalagi ditambah dengan kawan sebelahnya yang ikut-ikutan menunjuk kursi kosong disebelah gadis indigo tersebut dan langsung membuatku sadar akan satu hal.

Oh...! Man...! Tidak ada bangku kosong dikelas ini selain tempat duduk disamping gadis tersebut.

"Ha...! Itu, disebelah Hinata. Angkat tanganmu" Gadis itu mengangkat tangannya dengan lesu sambil melirik kearah dua orang dibelakangnya yang sekarang sedang cekikikan gak jelas.

Yah...! Mau bagaimana lagi, semua kelas rasanya sudah penuh dan begitu kulihat sekeliling ternyata gak ada yang bisa diajak tukar tempat duduk, semua laki-laki berada di deret paling kiri, deret yang paling dekat dengan pintu masuk.

Dan aku duduk di pojok kanan belakang nomor dua bersama dengan seorang cewek asing. Ini tidak baik.

Aku pun melangkahkan kakiku dengan langkah pelan tapi pasti menuju bangku tersebut. Kulirik deretan anak laki-laki yang sepertinya sedang berbisik-bisik sambil sedikit menyeringai sinis kearahku. Jadi bulan-bulanan dech.

"Apaan sih" Terdengar suara cewek berambut indigo yang sepertinya sekarang sedang kesal tersebut sambil menghalau dua orang temannya yang tampaknya sedang menggodanya. Sungguh merepotkan.

Kuletakkan tasku diatas bangku dan kemudian kuambil sebuah pulpen dan sebuah binder untuk menulis catatan tanpa menghiraukan cewek yang sedang di sampingku tersebut.

"Sudah kubilang aku hanya menyukai satu orang yaitu Kimimaro dari Hebi" Tampaknya si rambut indigo, eh kelihatannya tadi sensei menyebutnya dengan nama lain dech. Oh, Hinata, namanya Hinata ya.

"Sebel dech" Kata Hinata sambil melipat kedua tangannya dan memajukan bibirnya. Pertanda bahwa sekarang dia lagi kesal.

Hebi ? Oh ya, band yang baru terbentuk beberapa bulan yang lalu itu kan ? Tapi sebenarnya band itu terbentuk sudah lama sekali, sekitar empat tahun yang lalu. Hanya saja baru tenar sekarang.

"Sudahlah, semakin kau mengurusi mereka maka mereka semakin akan meledekmu" Sergahku tanpa sedikit pun menoleh kepada gadis rambut biru tersebut. Kulirik dia melalui ekor mataku dan terlihat bahwa dia memang sedang kesal.

"Eh, kenapa sih kamu gak duduk dideretan sana saja dan gak menggangguku disini" Kata Hinata dengan nada pedas kearahku. Aku hanya mengerling sebentar kearahnya kemudian kukembalikan pandanganku pada depan kelas.

"Kudengar si Kimimaro terkena kasus narkoba dan sekarang sedang ditahan oleh polisi" Kataku sambil tetap menatap kearah depan. Kulihat Hinata yang sepertinya terkejut dengan apa yang aku katakan. Terlihat jelas dari ekspresi wajahnya yang terlihat sangat oon tersebut.

"Kamu bohong kan ?" Kata Hinata dengan ekspresi terkejutnya tersebut. Aku hanya mengangguk perlahan mendengar ucapan Hinata tersebut.

"Aku gak percaya sama kamu. Aku akan buktikan sendiri" Katanya sambil mengeluarkan hape miliknya yang terlihat sangat mahal tersebut. Meski begitu, hape itu masih kalah canggih dengan hapeku yang sudah kuisi berbagai macem aplikasi sampe-sampe aku punya sekitar sepuluh memory card yang mempunyai aplikasi berbeda. Mungkin sebagian orang akan terkejut mendengarnya.

Kulirik sebentar background theme dari hape Hinata yang bergambar Kimimaro dengan wajah yang memang lumayan tampan. Kulihat dia membuka browser internet dan langsung mencari informasi tentang Kimimaro dan narkoba.

Baka, aku telah menyiapkan sebuah artikel yang memuat berita bohong tersebut dan aku sudah menyiapkan itu kira-kira kemarin dan sudah aku jadwalkan agar terbit hari ini dan terhapus kira-kira sejam dari sekarang.

"Ini gak mungkin" Gumam Hinata sambil membaca artikel sampah yang sudah ku publis tersebut.

"Percaya ?" Tanyaku meyakinkan gadis berambut indigo tersebut. Tampak Hinata sedang serius-seriusnya membaca artikel milikku. SEO website milikku cukup bagus sehingga pasti akan sangat mudah menemukan website milikku.

"Sakura, kau tahu gak kalo Kimimaro terkena kasus narkoba" Sial banget dech, gue malah dicuekin oleh gadis itu.

"Beneran ?" Tanya gadis berambut pink yang berada di belakangku sambil memajukan wajahnya menuju Hinata. Aku hanya mendesah pelan melihat si pinky tersebut melihat dengan penuh nafsu pada hape Hinata.

"Wah...! Kok bisa sih" Keluh si pinky yang bernama Sakura tersebut. Kulihat kearah depan dimana sensei bermasker tadi tampak masih menerangkan meskipun banyak dari para siswa yang berbicara semaunya sendiri.

"Biar aku save page dulu. Aku pake wifi soalnya" Telingaku langsung bereaksi mendengar kata save page tersebut. Mengubah halaman dinamis menjadi sebuah DOM statis itu akan merusak rencanaku yang sepertinya sangat sempurna ini.

"Ano..." Aku menyahut agar si Hinata menghentikan aktivitasnya. Tapi sepertinya tidak berhasil karena Hinata masih tetap ingin menyimpan halaman sampah tersebut.

Aku tidak mau mengambil resiko menjadi seorang pembohong besar karena pasti akan menurunkan rating dari websiteku yang sudah susah-susah aku bangun.

Bila aku membiarkan Hinata menyebarkan artikel sampah itu, aku akan melihatnya menjadi malu gara-gara artikel tersebut telah terhapis dengan sendirinya. Mudah kan ?

Aku pun langsung merebut hape android milik Hinata dan kemudian mencoba untuk menutup jendela browser agar tidak jadi di save.

"Apa-apaan kau" Hinata yang sepertinya masih tidak terima langsung merebut hapenya dari tanganku. Dengan lincah kumainkan hape tersebut mulai dari tangan kiriku menuju tangan kananku lalu kuturunkan menjadi di bawah pahaku lalu kenaikkan lagi dan yang terakhir kuselipkan di saku celanaku.

"Hinata, Sasuke, ngapain kalian" Bentak sensei bermasker yang rupanya telah menghentikan aktivitas mengajarnya dan sekarang tengah memandangku dengan tatapan tajam. Kulihat semua siswa memandangku dengan tatapan tajam juga seolah-olah aku ini maling yang baru saja ditemukan.

Aku tidak begitu suka keadaan seperti ini. Tidak begitu tenang dan menegangkan.

"Kembalikan hapeku, ayam" Hinata yang sepertinya sudah begitu bernafsu untuk mengambil hapenya. Dan dia benar-benar menyinggung perasaanku ? Aku pun memutar kepalaku kearah Hinata dan berencana untuk mendampratnya.

Diluar dugaan, Hinata malah sekarang mendorongku dari bangku hanya untuk mengambil hape yang sudah kusita tersebut. Otomatis, aku yang belum siap langsung kehilangan keseimbangan dan terjatuh dari bangkuku dengan posisi yang sangat menyakitkan.

Aku terbanting dengan punggungku terlebih dahulu. Kulihat keatas dimana tanpa pemberitahuan sebelumnya Hinata jatuh menindihku. Kupejamkan mataku karena aku benar-benar tidak mau melihat adegan yang menyakitkan buat badanku.

Dan benar sekali, aku tertindih oleh sebuah tubuh yang cukup besar.

Kudengar suara cekikikan yang terdengar cukup keras sekali. Otakku yang merasa terganggu pun langsung memerintahkan mataku untuk membuka dan kemudian sepasang mata berwarna lavender pun menyapa onyx milikku. Mata lavender itu pun membulat dan kemudian segera berdiri dari tubuhku dengan wajah yang super merah sambil menatapku dengan tatapan marah.

"K-k-kaa-kau" Geram Hinata sambil menahan malu. Kuacungkan tangan kananku kearah Hinata.

"Tolongin aku berdiri" Kataku dengan wajah tanpa dosa. Aku tidak bergurau, aku pusing banget entah kenapa.

Pandanganku mengabur seketika dan sepertinya mataku sudah tidak kuat lagi menahan beban ini dan akhirnya semuanya menggelap.

-0-

Kubuka mataku perlahan, pandanganku langsung terfokus pada sebuah lampu tabung berwarna senada dengan asbes yang berada di atasku. Tengkukku terasa sakit sekali ketika aku berusaha untuk duduk dari tidurku tersebut.

Aku pingsan ya setelah jatuh tadi. Kupijat pelan beberapa titik syaraf di tengkukku sampai aku benar-benar menjadi lebih baik dari tadi.

Lega banget setelah tengkukku benar-benar sembuh. Kuputar kepalaku dan mendapati sosok berambut indigo yang sekarang tengah tertidur dengan posisi duduk di sebelah kananku.

"Hei...! Bangun" Kataku sambil mencolek-colek pipi putihnya tersebut.

"Hhhhh...! Apaan sih" Katanya tanpa benar-benar membuka matanya. Kuteruskan untuk mencolek pipinya yang mulus tersebut dan sepertinya si Hinata masih belum sadar juga.

"Apaan sih, Onii-chan. Masih pagi tau" Kata Hinata dengan tidak sadarnya.

"Hoiy...! Sadar napa" Kataku yang akhirnya mengeluarkan suara besarku yang biasanya gak bakal kukeluarkan.

Hinata tampak gelagapan mendengar suara besarku tersebut.

"Apaan sih" Sungut Hinata yang sepertinya kesal bila tidurnya diganggu olehku.

"Jangan tidur dalam posisi duduk. Bahaya" Kataku memperingatkan Hinata.

"Lalu aku harus tidur disisimu gitu ?" Tanya Hinata dengan ekspresi wajah jijik kearahku. Aku langsung membuka mulutku alias menganga.

"Kau benar-benar mengharapkannya. Gak mau ah" Kataku sambil berdiri dan turun dari ranjang.

Tunggu dulu...! Ada yang aneh dengan gadis berambut indigo tersebut.

Gadis bila di tawarkan seperti itu pasti dengan sangat marah menyebut orang tersebut mesum, hentai dsb. Ada apa dengan gadis indigo ini ?

"Aku mau pulang" Kataku begitu menyadari sebuah ide terlintas di benakku. Aku pun dengan ekspresi yang sangat dingin mengambil tasku dan kemudian pergi dari situ meninggalkan Hinata yang sepertinya sudah berbaring di ranjang tadi.

-0-

"Tadaima" Kataku begitu masuk kedalam rumah dengan wajah yang seperti biasanya. Ceria dan dingin.

"Sudah pulang, Sasuke" Kata seorang berambut raven yang dikucir belakang sambil menyeringai kearahku.

"Kau tidak suka ya ?" Tanyaku sinis kearah kakakku yang sangat menyebalkan tersebut.

"Sinis sekali" Sindirnya dengan nada meledek kearahku. Aku dengan sebuah dengusan kesal segera memasuki kamarku yang sangat berantakan.

Kusingkirkan beberapa potong pakaian yang berserakan di ranjangku dan segera merebahkan tubuhku diatasnya.

Kulihat laptopku yang tengah bertengger dengan sangat elegannya diatas meja kayu coklat milikku.

"Saatnya menyelidiki" Gumamku sambil bangun dengan menyentakkan tubuhku keatas dan kemudian segera menghidupkan laptopku untuk menyelidiki sesuatu.

TBC

Bosen nih kalo ceritanya misteri terus. Jadi author buat sebuah fic romance untuk merefresh pikiran author. Dan sekarang mungkin author sedang Fallin' Love, jadi kalo agak berlebihan, Gomenasai.

Happy Read