Strange Feeling
By Ravienne (Author)
Cast Lee Hongbin (Hongbin VIXX), Kim Wonshik (Ravi VIXX), etc.
Genre Bromance, AR, Drama
.
.
'Perasaan yang sangat asing itu, datang begitu saja'
.
.
.
Sang penerang dunia sudah muncul. Menyebarkan cahaya terangnya ke separuh luasnya bumi ini. Pagi. Hal itu tentu saja terjadi setiap harinya. Pagi adalah dimana semua masalah, kejadian, atau yang membuat kita tidak nyaman sebelumnya, hilang dalam seketika. Pagi adalah dimana para manusia memulai hari yang baru. Tentu saja, dengan semangat yang baru juga.
Disebuah apartemen, cahaya-cahaya dari sang mentari itu mulai mengisi sela-sela pada bangunan itu. Memanggil untuk bangun kepada para penghuninya. Tapi penghuni kamar bernomor 504 itu, masih saja bermain dengan mimpinya itu.
Drrrtt~
Ponsel yang terletak diatas meja kecil disamping kasurnya itu, bergetar karena sebuah panggilan telah masuk. Dengan malasnya dan sambil mengeliat, ia mengambil ponselnya.
"Yeoboseyo..", jawabnya dengan suara yang agak serak dengan mata yang masih tertutup
"Halo, dari ini pemilik apartemen.", balas sang penelepon yang ternyata pemilik apartemen
"Waeyo?"
"Bukankah kau menginginkan teman sekamar yang ramah?, kemarin ada seorang lelaki muda datang kesini dan aku sarankan ia untuk tinggal bersamamu. Boleh atau tidak?.", beritahu pemilik apartemen lengkap kepada penghuni kamar 504 itu
"Silahkan saja.", jawab lelaki itu kemudian menutup teleponnya
Setelah itu, ia langsung mengumpulkan kembali jiwanya yang sudah bersenang-senang dialam bawah sadarnya. Kemudian duduk.
"Aish kenapa jam segini datangnya?..", ucap lelaki itu kesal sambil berjalan ke kamar mandi untuk mencuci mukanya
Ting nong~
Bel kamar lelaki itu berbunyi yang menandakan pemilik apartemen telah datang. "Kenapa cepat sekali datangnya?", gerutu lelaki itu semakin kesal. Setelah mencuci wajahnya, kemudian ia bergegas mendekati pintu dan membukanya.
Ia mendapati pemilik apartemen yang sudah ada didepan pintunya. Lelaki itu sempat terkejut. Pemilik apartemen itu bernama Cha Hakyeon.
"Tumben sekali aku cepat membuka pintu.", ucap Hakyeon entah itu sebuah pujian atau apa sambil membuka pintu kamar lelaki itu lebih lebar
Melihat itu, ia mendapati seorang lelaki muda yang tampaknya seumuran dengannya. Surai lembutnya berwarna coklat muda. "Tampan..", batin ia dengan mata yang sedikit membulat.
"Annyeonghaseyo. Namaku Lee Hongbin. Aku sedang berkeliling didaerah sekitar sini. Karena jauh dari rumahku, jadi aku tinggal disini. Senang bertemu denganmu.", ucap lelaki muda berambut coklat muda itu memperkenalkan dirinya
"Namaku Kim Wonshik.", ucap lelaki pemilik kamar 504 itu memperkenalkan dirinya kembali
"Hmm kalau begitu, kau bisa membayar hutang sewaan bulan kemarin Wonshik-ssi—"
"Masuklah!", ajak Wonshik kepada Hongbin yang memotong perkataan Hakyeon dan menutup pintu tanpa permisi
Dilihat Hongbin sekitar ruang tengah kamar Wonshik. Tidak terlalu berantakan. Kemudian ia meletakkan tas dan kopernya disamping meja televisi dan duduk disofa. Belum 5 detik ia duduk, Hongbin kembali bangkit dan mendekat ke tas jinjing hitamnya itu.
"Anggap saja disini rumahmu sendiri. Oh iya, aku ambilkan kau minu—"
"Ini!"
Hongbin memotong ucapan Wonshik karena ia memberi sesuatu kepada teman sekamarnya itu. Wonshik ambil dan bertanya apa ini.
"Itu uang bayar sewa sebulan yang lalu. Kata pemilik apartemen tadi kau masih tidak membayarnya.", ucap Hongbin jujur
"Ah kau tidak perlu membayarnya.", jawab Wonshik menjadi tidak nyaman sendiri terhadap apa yang diberikan oleh Hongbin namun ia tetap mengambil uang itu
"Tidak apa-apa kok. Biar nanti kau membayar sewaannya tidak dua kali. Oh iya, tadi kau mau bilang apa?", balas dan tanya Hongbin sambil tersenyum
"Ah aku akan mengambilkanmu minuman.", jawab Wonshik meninggalkan Hongbin dan berjalan ke dapur
Setelah itu Hongbin kembali duduk disofa.
.
.
.
.
.
Tak terasa malam sudah tiba. Tidak biasanya Wonshik duduk disofa sambil memainkan laptopnya itu. Karena hal itu sering ia lakukan dikamarnya.
Tatapannya begitu fokus terhadap layar. Sesekali ia melirik keyboard untuk memeriksa ketikannya. Sesekali juga ia meminum secangkir kopi sedikit demi sedikit yang letaknya ada diatas meja kecil disampingnya untuk mengusir kantuknya yang mulai membuat penglihatannya itu menjadi berat. Lalu fokus lagi terhadap pekerjaannya.
Tak lama kemudian, Hongbin keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambut coklatnya yang masih basah itu.
"Oh kau sedang minum kopi ya?", tanya Hongbin sambil duduk disebelah Wonshik
"Iya.", jawab Wonshik sambil sedikit mengangguk
"Bolehkah aku meminumnya?", pinta Hongbin
"Minumlah.", balas Wonshik sambil menyerahkan secangkir kopi miliknya itu kepada Hongbin
Entah kenapa ketika Hongbin meminum kopi tersebut, mata Wonshik menatap tajam teman sekamarnya itu. Jakun yang bergerak naik-turun, suara tegukan yang begitu menggairahkan, dan ditambah lagi dengan rambut coklat Hongbin yang masih agak basah itu, membuat Wonshik merasakan perasaan aneh yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
Tapi ketika Hongbin sudah selesai meminum kopi tersebut, tatapan Wonshik masih tidak beralih. Hongbin yang melihat itu menjadi bingung sendiri.
"Wae?", tanya Hongbin bingung
Bukannya mendapat jawaban, malah mendapatkan kebingungan. Perlahan-lahan Wonshik mendekatkan wajahnya kepada Hongbin. Otomatis Hongbin bergerak mundur dengan lambat. Perasaan aneh yang dirasakan Wonshik sekarang, tanpa ia sadari semakin menguasai tubuhnya.
Semakin dekat hingga menghapus jarak dan menghasilkan jarak yang begitu dekat. Hongbin tidak bisa bergerak lagi karena ditahan oleh tangan kiri Wonshik yang berada dibelakang lehernya.
"Ada sisa cream.."
Sangat dekat hingga apa yag dikatakan oleh perasaan aneh Wonshik terjadi. Sisa cream kopi pada bibir atas Hongbin hilang seketika oleh Wonshik. Tapi, ini hanyalah permulaan. Perlahan-lahan Wonshik menjauhkan wajahnya dari Hongbin. Mengetahui hal itu, Hongbin langsung pergi dengan cepat dari hadapan Wonshik menuju kamar mandi.
Melihat itu, tiba-tiba Wonshik tersadar akan apa yang dilakukannya baru saja terhadap teman sekamarnya itu. Disaat itu, perasaan aneh yang menghinggapi Wonshik telah hilang. Wonshik sangat ingin meminta maaf kepada Hongbin atas kelakukannya yang tidak bisa ia kendalikan itu. Tapi ia tidak tau bagaimana caranya karena Hongbin langsung pergi dengan cepat begitu saja.
.
.
.
Bbang!
Entah kenapa ia menutup begitu keras, lalu ia langsung mencuci wajahnya untuk menyadarkan dirinya yang sebenarnya.
"Haah kenapa aku seperti ini..", ucanya menghela napas cukup keras dengan perasaan yang waspada
Ia angkat kepalanya dan menatap wajahnya sendiri didepan cermin.
"Tapi kenapa saat itu jantung berdegup sangat cepat?", tanya Hongbin kepada dirinya sendiri yang semakin bingung sejak awal tadi
Sebuah malam yang aneh telah membuat kedua orang tersebut merasa canggung sendiri. Pertemuan baru terjadi pagi tadi dan belum sehari, sudah berjalan seperti ini. Memang, sebelumnya Wonshik tidak pernah melakukan hal ini. Ia tidak pernah merasakan perasaan yang begitu asing baginya hingga menggerakan tubuhnya dan alhasil kejadian itu terjadi.
Suatu kejadian yang seharusnya tidak perlu dialami, menjadi terjadi karena sebuah perasaan yang tidak bisa dikendalikan. Bagaimana perasaan itu datang?, entahlah.
.
.
.
.
.
Yeaayyy~ baru selese chapter satu~... padahal chapter dua nye pengen mimin aplot sekarang, tapi masih kurang hehet :D.. baru nyadar pas buka nih ff udah 2k+ kata hahaha XD.. karena banyak yg minta kelanjutan toxic, mimin bikin aje yg baru.. tapi klo mo bikin kelanjutan toxic pun, setting nya beda lagi hehe :D..
ditunggu ya chapter selanjutnya ^^
RnR?
