*- FanFict: Pagi Bisu -*
Disclaimer: Detective Conan Aoyama Gosho
Rate: T
Genre: hurt, comfort.
Pairing: Eisuke Hondo, Ai haibara, Vermouth.
Warning: FF dadakan. Little OOC. EYD, sad ending,
de el el.
***** Happy Reading*****
Selasa, 20.00
Aku baru saja menghabiskan makan malamku
ketika ku dengar dering handphone-ku.
Setelah melihat nama penelepon, segera ku jawab
panggilan tersebut.
"Moshi moshi, Eisuke-kun here," ujarku memulai
pembicaraan.
"Moshi moshi. Eisuke, I need your help," kata
seseorang yang berada di telepon.
"What's wrong, Vermouth?" Tanyaku.
"Ini tentang Haibara! Ku tunggu kau besok di
depan Black Hill jam enam pagi," kata Vermouth
dengan nada panik. Setelah itu ia memutus
teleponnya. Meninggalkanku dalam kebingungan.
Apa yang sedang terjadi? Mengapa mendadak ia
meneleponku? Entahlah. Aku akan tahu
jawabannya besok.
Selasa, 23.00
Mataku tidak mau terpejam sama sekali. Aku terus-
menerus memikirkan nada panik yang kutangkap
dari telepon Vermouth tadi. Aku benar-benar
cemas kalau-kalau terjadi sesuatu pada Ai-chan.
Aku sudah mencoba menghubungi Ai, tapi yang ku
dapati hanya pesan suara. Entah dilema macam
apa yang sedang kuhadapi. Aku benar-benar tidak
tahu.
Rabu, 02.00
Argh! Baka! Aku belum bisa tertidur sampai saat
ini. Segala cara sudah kucoba, tinggal cara terakhir
agar aku bisa tertidur. Dengan berat hati, ku ambil
obat tidur dengan dosis yang sangat ringan di
kotak obat. Aku telan obat itu, tidak sampai lima
menit, aku sudah merasakan kantuk yang luar
biasa.
Rabu, 05.00
Pagi yang mendung. Ku ambil jas hujanku lalu ku
langkahkan kakiku keluar rumah. Dengan tergesa-
gesa, aku berjalan di kesunyian pagi menembus
serangan angin dingin menuju Black Hill.
Aku ingin segera bertemu Ai dan memastikan
bahwa ia baik-baik saja. Ya, aku rasa, aku telah
jatuh cinta padanya. Ai membuat aku merasakan
hidup yang lebih berwarna. Aku tidak ingin
kehilangan dia.
Rabu, 05.50
Setelah menempuh perjalanan yang cukup
panjang, akhirnya aku sampai di gerbang Black Hill.
Dengan ragu, ku langkahkan kakiku ke dalam
lorong panjang Black Hill. Di ujung lorong, tampak
dua wanita sedang duduk membelakangiku. Aku
yakin, bahwa yang berambut pendek kecoklatan
itu adalah Ai-chan. Aku berlari menuju kesana.
"Ai-chan, what happen?" Tanyaku.
"Hmmmph.." Ai tidak menjawab pertanyaanku.
Setelah ku amati, ternyata tangannya diikat
menempel kekursi.
Ketika aku berjarak hanya tiga meter dari mereka,
Vermouth menyuruhku menghentikan langkahku.
"STOP!" Serunya.
"Ver, apa-apaan kau ini. Kau apakan Ai-chan?"
Bentakku.
Vermouth tidak menjawab, tapi ia membalikkan
kursi tempat Ai-chan terikat, sehingga kini, kami
bertiga saling berhadapan.
"Hei, kau apakan Ai-chan?!" Bentakku sekali lagi.
"Calm down Eisuke. Aku tidak akan menyakiti putri
manismu ini," katanya dengan senyum yang
menyeramkan.
"Kalau begitu, lepaskan Ai-chan!" Perintahku.
"Serahkan?! Cuih! Susah payah aku menculiknya,
masa' aku menyerahkannya begitu saja padamu!"
Ucap Vermouth.
"Ka, kalau begitu, apa maumu?" Tanyaku gugup.
"Hem.. Apa ya mauku? Coba kita tanyakan pada
putri cantik ini," lalu Vermouth membuka selotip
yang menempel di mulut Ai.
"E,Eisuke.. Help!" Ujar Ai.
"Wah, sepertinya putri ini menginginkan dirimu ya.
Kalau begitu, aku akan buat persetujuan. Aku akan
melepaskan Haibara jika kau mau masuk ke
aquarium ini," kata Vermouth.
"No! You will kill him!" Cegah Ai.
"Ok! Asal Ai selamat, aku akan masuk ke aquarium
itu," kataku tegas.
"Baka! Kau seharusnya tidak mempertaruhkan
nyawamu untuk orang lain, Eisuke. Baka! Baka!
Baka!" Tangis Ai pecah saat mengatakannya. Tapi
aku hanya diam.
"Kalau begitu, masuklah!" Perintah Vermouth
sambil menghidukan tombol power agar air
mengalir kedalam aquarium itu. Akupun menurut.
Kemudian Vermouth mengunci aquarium itu dan
melepaskan ikatan Ai, lalu Vermouth pergi
meninggalkan kami.
Rabu, 06.10
Air sudah sampai ke leherku. Meskipun Ai sudah
mencoba berbagai cara untuk mengeluarkanku
dari aquarium ini, namun usahanya selalu gagal.
Dari balik aquarium yang airnya terus bertambah
ini, aku berkata pada Ai.
"Sudahlah Ai. Takkan berhasil." Ujarku lirih.
"No, Ai akan terus berusaha! Ai tidak mau
kehilangan Eisuke!" Katanya sambil menangis.
"Aku senang Ai peduli padaku. Satu kata terakhirku
untuk Ai adalah... Aishiteru Ai-chan." Kini air sudah
menutupi kepalaku. Aku hanya menunggu waktu
kematian sekarang. Lamat-lamat, dalam ambang
kesadaran, aku mendengar suara Ai.
"Me too! Aishiteru Eisuke!" Lalu aku mendengar Ai
menangis tersedu-sedu sampai lama kelamaan, aku
tidak lagi merasakan apa-apa.
"Baka.." Ujar Ai lirih.
***** The End *****
