[A/n] hel-ow~ ini adalah ff pertama saya. ff ini ditampilkan dengan judul "The reasons" yang saya hadirkan dengan tiga pov. yaitu Chanyeol's Reason, Baekhyun's Reason dan Kyungsoo's Reason. ff yang ini adalah Chanyeol pov yaitu Chanyeol's Reason. yang lainnya nyusul ya. enjoy~
Kyungsoo berdiri memperhatikan chanyeol yang sedang berlari kesana-kemari "kita hampir telat yeol" beberapa kali ia melihat jam merah yang di kenakannya. "aku lupa dimana sepatuku berada. Apa kau tau?" "bodoh, mana mungkin aku tau. Ini rumahmu!" chanyeol berlari menyusuri pot besar di samping kursi halamannya dan mengambil sesuatu di baliknya "ini dia" "pakailah dengan cepat atau kita akan terlambat" kata kyungsoo sambil membantu chanyeol mengikatkan tali sepatu nya.
Summary:
Baekhyun melepaskan genggaman chanyeol dari lengan kecilnya. "aku terus mendekatimu dari hari itu. Kita menjadi akrab. Aku tau kau menyukaiku lalu aku memberanikan diri untuk menyatakan perasaanku. Bukankah saat itu kau menerimaku? Tapi kenapa kau malah menjauh? Sekali ini saja beri tau aku alasan yang…." Baekhyun menyambar perkataan chanyeol. Ia sudah tidak bisa lagi menyimpan rahasianya yang ia sembunyikan selama hampir tiga tahun. Pada malam itu semua menjadi jelas.
Chanyeol's Reason
Pagi ini kesialan menimpa ku. Tidak, maksudku setiap pagi. Tapi yang ini unik. Kyungsoo berdiri lama di depan pintu menungguku untuk pergi ke sekolah bersama. Bagaimana bisa aku melupakan tempat dimana aku menaruh sepatuku saat hujan tadi malam. Untungnya dia masih bersabar dan berusaha tabah. Kyungsoo, dia tetangga sekaligus temanku dari kecil. Dia salah satu manusia jenius yang aku selalu mendapat rangking pertama di kelas padahal ia jarang terlihat belajar atau membaca buku. Keluarganya mapan. Ia mempunyai banyak kaset game menarik di kamarnya dan kami sering memainkannya. Dia juga manusia terbaik yang pernah ada. Dari kelas 5 SD sampai sekarang, jika aku sedang malas mengerjakan pr pasti akan dikerjakannya sepenuh hati dengan bayaran dua ribu per nomor. aku sangat berterima kasih akan hal itu.
" Apa kau sudah siap?" Tanya kyungsoo padaku "gerbang akan ditutup sebentar lagi". "selesai" jawabku sambil menarik tas sekolah dari kursi. Aku berjalan menyusul kyungsoo yang baru saja berjalan beberapa detik.
"hey, bagaimana hubunganmu dengan baekhyun?" aku memalingkan wajahku pada kyungsoo "aku akan menyatakan perasaanku lagi padanya nanti. Doakan saja kyung". Kataku memberikan senyum pada kyungsoo. Baekhyun, dia laki-laki mungil yang aku sukai sejak kelas 3 SMP. Aku bertemu pertama kali dengannya di tempat les dan sekarang kami berada di satu sekolah tetapi berbeda kelas. Dia tidak terlalu tampan, tapi manis dan…galak.
Aku dan kyungsoo terdiam lemas di depan gerbang sekolah yang sudah tertutup tak lama saat kami datang. Kami terlambat. Kini kami hanya tinggal menunggu detik-detik malaikat pencabut nyawa datang. "Dasar anak nakal! Sudah kelas 3 tapi masih terlambat!" teriak seorang laki-laki sambil berjalan menuju ke arah kami. Baiklah, sekarang malaikatnya datang dan sudah hampir dekat. "ulurkan tangan kalian! Setelah itu cabuti rumput liar di taman sekolah!" dengan rasa tega, dia mencabuk tangan ku dan kyungsoo sebanyak lima kali. Terima kasih atas hukumannya pak.
.
.
Aku dan kyungsoo di berikan tugas khusus untuk mencabuti tanaman liar tanpa di bekali keterampilan dan fasilitas yang memadai. Kami mencabuti satu persatu rumput liar yang ada dengan tangan telanjang. Apa kyungsoo kesal padaku? Ini semua memang salah sepatu. "hey kyungsoo, jangan berekspresi seperti itu" aku mencoba mencairkan suasana. "seperti apa?" Tanya kyungsoo dengan wajah polos. Tidak, dia tidak marah denganku, aku tau itu. Aku hanya lupa kalau ekspresinya memang seperti itu. "tidak, tidak jadi" .lalu hening.
"hey, chanyeol, kenapa kau tidak menyerah saja dengan baekhyun kalau memang dia tidak menyukaimu?" aku yang sedang berkonsentrasi mencabuti jamur melihat ke arahnya dengan sedikit kaget ." tidak bisa, aku benar-benar menyukainya. Hanya saja seperti ada yang ia sembunyikan saat dia menolakku mentah-mentah. Itu membuatku semakin ingin mendekatinya." aku tertawa kecil. menyembunyikan wajah gelisahku dari kyungsoo. Kyungsoo benar tapi untuk saat ini aku belum bisa. "hey jenius. Ayo bermain Ultramen dan Gozila!" aku menghampiri kyungsoo yang sedang mengumpulkan rumput-rumput yang sudah tercabut. "jangan konyol yeol" jawabnya sambil tersenyum kecil mengejek. Aku menubruk tubuh kecilnya dan melingkarkan tanganku di leher putihnya. Kami seperti berada di arena pertarungan. Itulah permainan antara sesama laki-laki.
Bel istirahat berbunyi. Aku berjalan menuju kantin bersama kyungsoo. "menu nya nasi, sosis, susu coklat dan pudding" aku mencoba mengeja tulisan di samping tempat penyajian makanan walaupun itu sebenarnya tidak perlu. Kami mengambil satu kotak makanan dan mencari tempat untuk duduk. Mataku tersorot pada pria mungil yang duduk sendirian di dekat jendela paling ujung. "baekhyun" gumamku. "tunggu sebentar disini kyung. Aku akan kembali dalam waktu 5 menit oke?" aku berjalan santai menuju baekhyun. Maaf kan aku kyungsoo, inilah naluri laki-laki. Suatu saat kau pasti akan merasakannya.
"Apa kursi ini kosong?" aku memberanikan diri untuk mendekatinya. "ya" ucap baekhyun tanpa melihat ke arah ku. Seperti biasa dia galak. Semua salahku. Dulu kami berteman akrab. dia lebih banyak tersenyum dibandingkan dengan sekarang .Tapi memang sudah galak. Jika saja aku tidak menyatakan cinta padanya mungkin dia tidak akan menjauhiku seperti ini. Jantungku berdebar-debar. Dia seperti tidak mempedulikanku yang berada di depannya. Apa yang harus ku lakukan? Baiklah, bagaimana dengan pertanyaan kecil? "apa rasa sup nya enak?" Tanya ku gugup. "sup?" baekhyun berbalik bertanya padaku. Dasar otak bodoh! Bagaimana mungkin itu sup! Sudah jelas itu sosis!ayo chanyeol, buat pertanyaan lain dan lupakan pertanyaan tadi "aku hanya bercanda. Bagaimana hari mu? Apa menyenangkan?". Baekhyun hanya terdiam dan terus melahap sosis di kotak makannya. Dia mengabaikanku. Apa salahku baek? Kalau begitu langsung ke inti pembicaraan. "mm.. baek? Apa kau mau bertemu dengan ku pulang sekolah nanti? Hanya sebentar saja. Ada sesuatu yang penting" lagi-lagi hening. Baekhyun menatap mataku dengan tajam. "ya" baekhyun kembali melanjutkan makannya. "baiklah, tunggu aku di halaman belakang sekolah ,baek". Aku merasa lega dan tidak percaya. Benarkah dia mau? Aku tersenyum kecil dan bergegas kembali menuju kyungsoo.
Bel pulang sekolah berbunyi. Dengan cepat aku membereskan buku dan peralatan tulis yang berserakan di meja. "hey kyungsoo, kau boleh pulang duluan. Aku ada sedikit urusan. Sampai jumpa" aku melambaikan tangan kepada kyungsoo sambil tersenyum lebar. Dengan kecepatan penuh, aku berlari menuju halaman belakang sekolah. Dari kejauhan sudah terlihat baekhyun berdiri menungguku. baiklah chanyeol, kau harus siap.
"Ada perlu apa?" Tanya baekhyun dingin. Aku menarik nafas panjang "baek, Berhentilah menjauhiku". Aku berusaha menyusun kata-kata yang tepat. "kalau begitu, menjauhlah dariku maka aku akan berhenti menjauhimu" jawab baekhyun tegas. "apa kau benar-benar tidak menyukai ku?apa ada hal yang tidak kau sukai dari ku? kenapa kau tidak mau membalas setiap pesan dariku?" tatapan ku mulai serius memperhatikan apa yang akan baekhyun jawab. "tidak ada. Hanya saja aku tidak menyukaimu chanyeol. Tidak sama sekali." Jawabannya tetap sama. Walaupun baekhyun menjawab seperti itu tapi ada yang terasa ganjil . Aku merasa baekhyun juga memiliki perasaan yang sama. Ayolah baekhyun, buat ini jelas. Kenapa kau selalu menolakku? "berhentilah berbohong. Aku tau kau menyukaiku. Jadilah milikku"
PRAKKKK
Tangan baekhyun mengenai pipiku dengan keras. "harus berapa kali aku katakan padamu chanyeol! Aku tidak menyukaimu! tidak akan pernah!"
perkataan itu cukup menusuk. Aku terdiam seperti batu. Lalu baekhyun meninggalkan ku. Cukup kaget. Bukan karna perkataannya, tapi dia menangis. Oh chanyeol… apa yang kau lakukan padanya? Dia menangis saat menjawab pertanyaan darimu. Ternyata memang ada yang disembunyikannya dari ku. Aku masih berdiri sambil terdiam.
Sesuatu yang lembut menyentuh pipi bekas tamparan laki-laki mungil itu. "apa ini sakit?". "kyungsoo? Bukankah kau sudah pulang?" kyungsoo menyelak "maaf untuk sempat melihat. Tadinya aku ingin mencarimu karna ini". Kyungsoo mengeluarkan kaset game terbaru. "wah the jackman vs monsters seri ke 7!". Aku berusaha memperlihatkan wajah kagum dan menyembunyikan wajah sedih darinya. "mau main ini di rumahku?" tawar kyungsoo lembut padaku. "boleh saja. Ini versi terbaru!" kyungsoo tersenyum lalu Hening sebentar.
"kyungsoo?"
"ya?"
"maaf, tapi tolong lupakan soal tadi. Bersikaplah kalau kau tidak pernah melihat ini."
"ya, baiklah."
"silahkan masuk yeol" kyungsoo mempersilahkanku masuk ke kamarnya. Ia menghidupkan tv dan playstationnya. Aku mengambil stik yang paling bagus. "hei! Itu stik ku! Pakai yang satu lagi!". "tidak, aku ingin yang ini. Mengalah lah" bujukku sambil tertawa. "baiklah. Bayar seribu untuk itu". Kami mulai bermain game. "yah tendang!tendang!pukul!" seperti biasa aku selalu mengeluarkan kata-kata rusuh. Kyungsoo pun ikut merusuh juga. Kami bercanda setiap waktu tapi ketika diam aku mulai terpikir lagi oleh baekhyun.
Hari terus berlanjut. Jarak ku dan baekhyun makin menjauh. Aku hanya bisa melihatnya dari belakang. Aku memang pengecut. Apa aku harus menyerah? Tidak. Sudah ku bilang tidak untuk saat ini. Aku hanya ingin menunggu waktu yang tepat untuk maju lagi. Tapi kapan? Ayolah berpikir bodoh!
Hari minggu yang cerah, tapi aku hanya pergi keluar untuk membeli ayam goreng di pinggir jalan raya. "harganya murah. Aku bisa beli 2 kotak sekaligus" gumamku saat melihat menu yan tertempel di dinding depan restoran. Baru saja melirik keramaian, aku melihat baekhyun berjalan di trotoar. Aku terdiam memperhatikannya. Sepertinya ia akan pergi ke suatu tempat. Aku pun merenungkan niat ku untuk membeli makanan dan mengikuti baekhyun dari belakang di keramaian. Sesaat kemudian kami tiba di jalanan yang sepi. Sepucuk kertas terlipat jatuh dari map yang di bawanya. Saat ia mulai jauh, aku mengambil kertas tersebut. "bagaimana ini? Apa harus ku kembalikan? Tapi dia akan tau kalau aku mengikutinya. Apa aku bilang saja kalau ibu ku yang menemukannya lalu melihat nama di kertas ini? Ah tidak, itu terlalu berimajinasi." Aku mulai menerawang kertas yang masih terlipat tersebut walaupun sebenarnya tidak diperlukan. Kertas yang tebal. Aku membuka lipatan kertas yang di jatuhkan oleh baekhyun tadi dan mulai membacanya.
Aku memencet bel kyungsoo berulang kali tapi, tidak ada tanggapan. Aku berdiri lalu bersandar dan duduk di depan pintu rumahnya. Tiba-tiba seseorang datang membuka pagar dan menghampiriku dengan banyak makanan di tangannya. "chanyeol?" sahutnya padaku. "hey. Boleh aku main?" aku mulai berdiri di hadapannya lebih dekat. "ya, tentu saja. Ayo masuk" kyungsoo membukakan pintu dan mempersilahkanku masuk ke dalam kamarnya. "kau ingin main playstation lagi yeol? Aku punya games terbaru yang lumayan bagus." "ya boleh". Jawabku dengan tatapan kosong. "hey, ada apa?" Tanya kyungsoo sambil memberikan stik kepada ku. Aku hanya diam dan memulai permainan. Pikiranku sedang kacau. "yeol? Ada apa?" kyungsoo bertanya lagi. Pikiranku makin kacau. Aku menunduk. Kyungsoo tetap memperhatikanku. Aku ingin menangis. Hanya sekali ini saja. Biarkan air mataku keluar untuk satu waktu ini saja. "ternyata benar apa yang aku takutkan. Dia menyukaiku ,aku yakin itu. Ada yang mengganjal. "Aku tau kenapa wajahnya selalu terlihat pucat . Aku tau kenapa dia selalu memilih untuk sendirian. aku tau kenapa senyumnya berkurang dari hari-ke hari" aku mulai menangis seperti bayi. Aku tau ini merepotkan tapi aku membutuhkanmu kyungsoo. Aku membutuhkanmu untuk menenangkanku. "baiklah, aku akan berhenti bertanya ada apa. Bicaralah sepuasnya, aku akan mendengarkanmu yeol" . kyungsoo duduk lebih dekat ke arahku. "apa yang harus aku lakukan?" tanyaku sambil mengusap air mata yang keluar. Kyungsoo memalingkan wajahnya sesaat lalu menatap ke arahku "jika kau memang menyukainya," kyungsoo kembali terdiam. Lalu mulai berbicara lagi "pergilah yeol. Nyatakan perasaanmu lagi. Beri tau dia kalau kau sudah tau semuanya. Mungkin dia akan merasa lebih baik dan" tatapan kyungsoo semakin tajam lalu melanjutkan perkataannya kembali "dia akan menerimamu" . Saran dari si jenius membantuku berpikir. Kyungsoo benar dan selalu benar. Aku sangat berterima kasih atas sarannya dan sekarang akulah yang harus berjuang lagi untuk kesekian kalinya.
.
.
Aku meyakinkan diri mengirim pesan pada baekhyun untuk bertemu di taman. Aku tau dia pasti selalu membaca pesan dariku walaupun tidak ada balasan darinya. Untuk menegaskan bahwa aku benar-benar menunggunya, aku menambahkan bahwa aku akan terus menunggunya sampai ia datang. Satu setengah jam berlalu, aku terus menunggunya . matahari sudah terbenam ,tapi aku yakin dia akan datang. Tiba-tiba dari kejauhan, seseorang bertubuh mungil menghampiriku. "kau mau apalagi?" tanyanya dengan tatapan dingin "pulanglah. Jangan buang-buang waktumu yeol" baekhyun berbalik dan bergegas pergi. Aku menggenggam lengannya, menahannya agar dia tidak pergi. "aku terus mendekatimu dari hari itu. Kita menjadi akrab. Aku tau kau menyukaiku lalu aku memberanikan diri untuk menyatakan perasaanku. Bukankah saat itu kau menerimaku? Tapi kenapa kau malah menjauh? Sekali ini saja beri tau aku alasan yang…."
Baekhyun menyambar cepat perkataanku. "karna aku menderita leukimia yeol! ". Hening. Air mata mulai keluar dari mata indahnya. "Hidupku tidak akan lama lagi. Aku juga menyukaimu dari dulu! Tapi itu tidak akan membantu jika aku mati terlebih dahulu. Kau akan sakit dan aku tidak akan tenang yeol!" air mata membanjiri pipi baekhyun.
"ya, aku tau" aku mengeluarkan sepucuk kertas dari kantung jaket yang aku kenakan lalu ku berikan pada baekhyun.
Baekhyun mengambil sepucuk kertas tersebut dan menyadari sesuatu. "darimana kau mendapatkannya? " Tanya baekhyun dengan tatapan kaget dan sedih. Sejujurnya aku tidak mau melihat orang yang aku suka terpojokkan seperti ini. "kenapa kau selalu mendesakku yeol? aku sudah berusaha menyembunyikan semuanya darimu. Aku berusaha menyembunyikan senyumanku yang dulu saat bersamamu sekarang. Aku berusaha menghilangkan keceriaan di wajahku saat kau ada bersamaku. Aku berusaha untuk tidak menyukaimu bahkan melupakanmu" baekhyun mengusap air matanya "sekarang kau sudah tau alasanku yang sebenarnya. menjauhlah. Carilah orang yang akan lebih membahagiakanmu dan hidup lebih panjang untukmu. Lupakan aku yeol. Kau pasti bisa dan dengan begitu aku juga bisa melupakanmu" aku tertegun. Untuk pertama kalinya saat itu baekhyun menunjukan senyumannya yang dulu hilang. Senyum yang tulus. Senyum yang membuat ku menyukainya saat pertama kali. Baekhyun bergegas pergi lagi. Kali ini aku membiarkannya melangkah beberapa meter dariku lalu ku kejar dan ku peluk tubuh mungilnya itu.
Dan untuk kesekian kalinya aku berkata padanya "aku menyukaimu baek. Jadilah milikku".
[A/n] ya, selesai.
saya minta maaf jika masih kurang dalam hal pengetikan atau alur cerita yang kurang berkenan, karena saya belum terlalu ahli untuk menulis (still learning).
Oh iya, kalian bisa memberikan comment, saran ataupun kritik. tenang... ga ngigit kok.
thanks for reading ^^
