A/N: Halohalohalo kamu kamu kamu kamuu yang udah mau nyempetin waktunya buat baca ff abal ini. Dan tentunya karna author itu baekyeol shipper, jadi author pake cast baekyeol yiiha! Mana baekyeol shipper suaranyaaa?! Oiya, ini ff sebenarnya gatau mau pake genre apa-_- jadi maklum yah susah nentuinnya, kalau comedy, tapikan ada beberapa yang gak comedy juga, yang pasti ini genrenya itu school life. Yaoi (not sure). Maaf jika banyak kesalahan author seperti typo bertebaran dimana-mana. Dan juga kamu kamu kamu don't be silent reader! Tinggalkan review kalian karna sangat berharga bagi kelangsungan hidup author(?)
Sinopsis : Aku, Baekhyun, Byun Baekhyun. Seorang Siswa SMA pindahan yang baru saja mengalami Bencana Tsunami di Jepang. Eommaku memasukkanku ke salah satu SMA yang berada di SMA Unbong Technical, salah satu SMA yang mengerikan, karna terdapat siswa 'Killer', yang tugasnya adalah untuk mengalahkan apa pun dan setiap siswa transfer yang mendaftar di sekolah tersebut. Salah satu sekolah dengan kekerasan/ perkelahian paling tinggi. Tapi sekarang, sejak aku memasuki SMA tersebut, aku memiliki vote terbanyak dari beberapa siswa untuk menjadi Ekstra Kulikuler Ketua Orientasi siswa disana―sangat tegas, kuat dan galak sehingga banyak siswa yang takut padanya, tapi ada juga yang benar-benar jatuh cinta dengannya. tapi semua kehidupanku berubah sejak kemunculan salah satu siswa killer yang selalu berusaha untuk mengangguku.
"Eomma, bagaimana keadaan rumah kita sekarang? Apa kamarku dan juga barang-barangku akan baik-baik saja? Apakah komik-komik manga maupun album-album kenanganku akan baik-baik saja? Dan juga apakah perabotan-perabotan rumah akan baik-baik sajakah? Kumohon jawab pertanyaanku, Eomma.."
Begitulah rengekan seorang pemuda SMA yang kini sedang dalam situasi "tegang" dan "panik"―karna dia baru saja pindah dari Fukushima, Jepang sehingga ia tidak begitu fasih dalam Bahasa Korea. Rumah tempat dia tinggal sebelumnya, mengalami bencana. Lebih tepatnya, kota Fukushima, yang terletak di Negara Jepang mengalami bencana yang hampir ¾ menyapu bersih kota itu―dikarenakan bencana Tsunami yang terjadi tahun 2011 lalu terulang kembali. Parahnya lagi, keluarga-keluarga yang mengungsi dari bencana itu ditampung dalam sebuah lapangan stadiun Azuma Fukushima. Bisa dibayangkan betapa berdesak-desaknya mereka mencari tempat untuk beristirahat di lapangan sebesar itu sementara jumlah pengungsi yang mengungsi di lapangan itu adalah ¾ penduduk kota Fukushima. Kondisi persediaan makanan untuk para pengungsi sangatlah sedikit dan terbatas―karna makanan-makanan itu adalah hasil sumbangan dari sukarelawan yang iba atas bencana yang terjadi saat itu, sehingga para pengungsi saling berebut makanan, bahkan ada yang saling berkelahi hanya untuk mendapatkan sebuah roti dan air minum kemasan.
Begitu pula keluarga Byun Baekhyun saat ini, mereka mengungsi di lapangan tersebut. Baekhyun dulunya hanya tinggal bersama Eomma saja, karna Appa telah meninggal saat Baekhyun masih berumur sekitar 4 tahun, karna Appa meninggal di usia yang sangat muda, Eomma hanya bisa melahirkan 1 anak yaitu Baekhyun―kecuali jika Eomma menikah dengan lelaki lain selain Appa. Baekhyun sendiri, ingin sekali mempunyai adik kandung, tapi di sisi lain, Baekhyun bersikeras tidak mau Eomma menikah dengan lelaki lain selain Appa, meskipun hanya bisa melahirkan 1 anak saja. Baginya, jika Eomma menikah dengan lelaki lain, sama saja Eomma mengkhianati janjinya kepada Appa―yang diucapkan Eomma dan Appa saat mereka mengucapkan salah satu janji pernikahan mereka beberapa tahun yang lalu. Tapi, Eomma mengalami cedera pada kakinya, karna saat melarikan diri dari bencana saat itu, kaki eomma terkilir, untungnya, Tetangga sebelah rumahnya, berbaik hati mau menggendong Eomma sampai tempat pengungsian, yaitu lapangan ini.
"Eomma tidak tau sayang, bahkan Eomma belum sekalipun melihat kondisi rumah kita. Yang Eomma selamatkan hanya kamu, berbagai surat-surat penting, ijazah-ijazah, dan dompet-dompet Eomma. Eomma tidak sempat membawa perhiasan-perhiasan Eomma maupun pakaian-pakaian. Bahkan kita sendiri tidak mempunyai baju ganti.." ucap Eomma dengan lirih kepada Baekhyun. Baekhyun menatap Eomma dengan pandangan "pasrah" dan tidak tau akan tinggal dimana maupun apa yang akan terjadi nanti. Baekhyun sendiri hanya dapat membawa handphonenya saja, karna tidak punya waktu lagi untuk membawa barang-barang penting lainnya.
"Baekhyun!" teriak seseorang memanggil namanya dari kejauhan, dan berlari menuju Baekhyun sehingga suara itu semakin jelas. Orang itu adalah Kim Jong Dae atau biasa dipanggil "Chen". Chen datang menghampiri Baekhyun dengan senyuman riang diwajahnya sambil membawa 3 Roti dan 3 air minum kemasan yang diletakkan di dadanya―sehingga tangannya saling melipat. Baekhyun menoleh ke arah yang memanggilnya tadi.
"Chen?!"
"Apa kau belum mengantri untuk mendapatkan makanan?" ucap Chen sambil tersenyum kepada Baekhyun. Tapi arti dari senyuman Chen sekarang itu bukanlah arti kegembiraan atau kesenangan yang sesungguhnya. Wajar saja, karena mereka baru saja mengalami bencana besar.
"Belum, antriannya sangat panjang, dan juga aku tidak lapar, maksudku sepertinya seleraku hilang.. dan juga a―" belum selesai Baekhyun menyelesaikan kata-katanya, itu terpotong dengan sebuah roti yang masuk dengan paksa oleh Chen ke mulut Baekhyun. Mata Baekhyun membulat sehingga hampir tersedak dan disaat yang tepat sekali Chen memberi air kemasan kepada Baekhyun―yang sebelumnya sudah dibuka oleh Chen, karna Chen tau ini pasti akan terjadi, jadi Chen sudah sedia minum untuknya. Baekhyun melepas kembali ujung rotinya sedangkan sisanya yang telah masuk ke mulutnya, ditelan paksa dan dengan cepat meminum air kemasan itu.
"Ini, berikan juga roti dan air kemasan ini untuk Eomma-mu.." ucap Chen sambil memberi Baekhyun sebuah roti dan kemasan lagi untuk Eomma. "Terimakasih Chen.." ucap Baekhyun tersenyum padanya, lalu menghampiri Eomma untuk memberi roti dan air kemasan itu. "Terimakasih Chen.. telah memberi kami roti dan air kemasan itu. Kami sangat berhutang budi padamu, Chen, karna Eomma tau, pasti sangat susah dan butuh kesabaran yang sangat extra untuk mendapatkan makanan ini.." ucap Eomma pada Chen dengan sangat berterimakasih padanya. Chen tersenyum riang dan berkata "Tidak masalah..".
Baekhyun melihat sekeliling, seperti mencari seseorang atau sesuatu. Tapi tampaknya apa yang sedang dicari Baekhyun, tidak tampak terlihat. Baekhyun dengan berani menanyakan sesuatu kepada Chen, "Chen.. mana keluargamu?" yang berhasil membuat Chen yang tadinya tersenyum riang, hilang. "Eommaku kemarin lusa, pergi ke Tokyo untuk dinas dari pekerjaannya, sedangkan Appa, aku tidak tau dimana, aku kehilangannya. Aku sudah menghubungi beberapa pihak polisi dan yang lain untuk mencari keberadaan Appaku, tapi sampai saat ini belum ada informasi apapun tentang Appa.." ucap Chen. Terlihat dengan jelas mata Chen berkaca-kaca. Awalnya, Baekhyun tidak punya niat untuk menyinggung perasaan Chen, Baekhyun hanya ingin tau saja.
"Tapi, aku sementara akan tinggal dirumah pamanku, di Beijing. Disana ada saudaraku yang seumuran denganku, Luhan. Aku akan menetap disitu sampai ada informasi keberadaan Appaku sekarang. Kudengar, Eommaku akan menyusulku ke Beijing setelah pekerjaannya selesai. Maafkan aku, Baekhyun.. aku tidak akan bisa bertemu denganmu lagi.." ucap Chen. Kata-kata terakhir yang diucapkan Chen, entah kenapa membuat hati Baekhyun sedikit luluh. Tapi makna dalam kata itulah yang meluluhkan hati Baekhyun. Baekhyun sendiri merasa berat sekali untuk merelakan Chen pergi ke Beijing, karna Chen adalah Sahabat dari kecilnya Baekhyun―karna Eomma Baekhyun dan Eomma Chen berteman dekat dan juga rumah mereka bersebelahan.
Baekhyun menepuk pundak Kiri Chen, dan berkata "Suatu hari.. Kita pasti akan bertemu lagi. Pasti! Nanti saat kita bertemu, aku kelak telah menjadi seorang Dokter yang paling hebat yang pernah kau temui!" ucap Baekhyun memberi semangat dengan senyuman seringainya dan juga sangat yakin suatu hari akan bertemu dengan Chen lagi. Baekhyun menutup matanya seolah-olah mengucapkannya dengan santai, tidak serius―karna Baekhyun tidak mau tertangkap basah sedang diam-diam menangis di hadapan Chen. Chen tersenyum lembut, dan membalasnya, "Oh ya? Jika kamu menjadi seorang dokter terhebat yang pernah kutemui, aku akan menjadi seorang Penulis terhebat sepanjang masa!" ucap Chen dengan nada merendahkan Baekhyun, dengan semangat yang tak kalah dari Baekhyun dengan diiringi suara telapak tangan baekhyun menepuk telapak tangan Chen dengan senyuman khas mereka, tapi di balik itu, mereka menyimpan Janji yang akan ditepati saat mereka sudah lulus kuliah dan akan bertemu satu sama lain dengan wujud seseorang yang sukses dunia akhirat.
Chen berlari menghampiri pamannya yang baru saja datang dari Beijing untuk menjemput Chen ke Beijing. Chen melambaikan tangannya kepada Baekhyun begitu pula Baekhyun, membalas lambaian tangannya dan berteriak dengan harapan bisa terdengar oleh Chen. "Chen! Jaga Dirimu baik-baik kawan!" teriak Baekhyun sambil melambaikan tangannya kepada Chen. Chen tersenyum dan membalas "Kau juga Byun Baekhyun!". Chen telah menaiki taxi bersama pamannya, mungkin Luhan yang dimaksud oleh Chen ada di dalam taxi itu. Baekhyun merasa dia kehilangan Sahabat sejatinya, tapi jika itu yang terbaik bagi Chen, tak apalah, yang penting Chen tidak kesepian dan juga Senang tinggal di Beijing. Ingin rasanya Baekhyun berteriak sekencang-kencangnya, tapi itu hanya akan memicu perhatian banyak orang padanya sehingga Baekhyun mengurungkan niatnya itu.
"Taeyeon!" terdengar seseorang memanggil nama Eomma. Seseorang itu menghampiri Baekhyun dan Eomma, dan ternyata orang itu adalah Adik Eomma, Kim KiBum atau biasa dipanggil Key. Key adalah adik dari Eomma Baekhyun. Key hanya berjarak lebih muda 2 tahun dari Eomma, tapi Key tidak memanggil kakaknya itu dengan kata akhiran "Nunna"―karna saat Eomma dan Key masih kecil, mereka seperti "Tom and Jerry" tiada hari tanpa perkelahian Antara kakak adik biarpun itu hanyalah masalah kecil.
"Key! Aku sudah berulang kali memberitahumu kalau seharusnya kau memanggilku Nunna!" Protes Eomma pada Paman Key. Baekhyun melihat Eomma kesal dan menjitak kepala Paman Key dengan kepalan tangan Eomma―dan Baekhyun yakin pasti jitakan itu sangatlah sakit. Sedangkan Paman hanya terkekeh saja. "Omong-omong, apa kalian sudah makan? Mana barang-barang kalian? Maafkan aku karna aku telat, karna banyaknya pengungsi disini, jalanan macet total" ucap Paman sambil meratakan rambutnya.
"kau sangat lama, kami baru saja memakan sebuah roti. Tapi lebih baik tidak usah mampir dulu ke beberapa restoran atau apapun itu, kami ingin beristirahat di sebuah rumah―yang setidaknya memiliki atap untuk berteduh" ucap Eomma sambil membawa tas yang berisi surat-surat penting dan dompet.
"Maafkan aku, sudah kubilang jalanan macet total karna bencana ini. Banyak jalan yang ditutup karna waspada akan bencana ini. Omong-omong, mana anakmu? Si kecil jika tersenyum dengan menunjukkan giginya, mulutnya akan berbentuk kotak, dimana dia?" ucap paman sambil melihat ke arah sekelilingnya untuk mencari Baekhyun. Baekhyun yang mendengarnya mendengus kesal dan mendesah "ini orang yang kau maksud, paman" ucap Baekhyun dengan nada agak tinggi dan tatapan yang agak sinis itu. Paman Key menoleh ke arah belakang, dan menemukan si kecil Baekhyun. "Ah, paman tidak tau kalau kamu sedari tadi berada dibelakangku.. rupaya kau sudah dewasa ya.. padahal dulu kau sangat manja pada Eommamu itu bahkan kau pernah memasukkan garpu kedalam stopkontak hahaha" ucap Paman Key sembari tertawa dan menepuk-nepuk rambutku.
"Lalu, kau telah menyewa taxi, kan?" ucap Eomma meyakinkan paman dan paman hanya mengangguk saja. Paman bilang ikuti saja paman, jangan sampai terpisah, karna taxi yang disewa paman memakirkannya sangat jauh karna tidak kebagian tempat parkir lagi. Seusai kami masuk kedalam taxi, barang-barang kami seperti tas yang berisi uang dan surat dan dokumen yang penting dibawa Eomma―tidak dimasukkan ke bagasi, sedangkan Baekhyun hanya membawa handphonenya saja.
Taxi itu membawa kami ke Bandara yang ada di Fukushima, Jepang―Bandara Fukushima (FKS). untungnya, paman telah memesan tiket penerbangan ke Seoul, Korea Selatan, dengan menggunakan pesawat sehingga kami tinggal menunggu waktu keberangkatan pesawat itu, dengan memakai penerbangan Korean air. kira-kira tinggal 25 menit lagi. Paman memutuskan untuk membeli beberapa cemilan dan minuman untuk nanti di pesawat jika kami merasa lapar.
Kini waktunya penerbangan ke Seoul, Korea Selatan. Baekhyun, Eomma, dan paman sibuk mencari tempat duduk yang telah diatur dari tiket penerbangan itu dan akhirnya kami menemukan tempat duduk masing-masing di dalam pesawat itu. Baekhyun memilih tempat duduk di paling ujung dekat jendela―karna Eomma dan paman akan merasakan mual. Penerbangan dari Jepang menuju Korea kira-kira memakan waktu kurang lebih 3 jam lebih 20 menit―karna mengambil jadwal Korean air yang berangkat dari jam 12.50―3.35, sehingga Baekhyun lebih memilih Tidur sampai pesawat telah mendarat di Bandara Incheon, Korea Selatan.
Baekhyun melihat arlojinya, waktu menunjukkan pukul 17.56 PM. Tidak terasa, penerbangan ini telah melalui beberapa jam dan sebentar lagi akan mendarat di bandara Incheon―salah satu bandara international yang sangat luas dan terkenal. Biasanya kebanyakan artis-artis maupun turis-turis mancanegara datang dari bandara ini. Pramugari mulai datang menghampiri kami untuk menawarkan beberapa produk dan makanan kepada kami, tapi kami menolak tawarannya―karna sebelumnya paman telah membeli perbekalan untuk di penerbangan untuk jaga-jaga jika salah satu diantara kami mulai lapar.
Awalnya, Baekhyun ingin sekali mendengarkan lagu-lagu dari mp3nya, tapi sayangnya Baekhyun tidak sempat membawa mp3nya itu, mungkin mp3nya itu sudah dilahap bencana itu―karna itu adalah pemberian dari Kakeknya, sehingga Baekhyun hanya bisa melihat ke arah jendela untuk melihat pemandangan dari atas tanpa merasakan mual―karna kebanyakan orang-orang akan mual jika melihat ke arah jendela pesawat itu.
.
.
.
.
.
TBC?
Bahahah dikit dikit dulu ajayaaaaaaa soalnya lagi mood aja nih buat ff baekyeol soalnya sudah bebas dari ulangan-ulangan yang bikin otak melebur(?). oh iya, Chanyeol belum menampakkan batang hidungnya di chapter 1 ya? Nanti dia muncul di chapter selanjutnyaaaaa soalnya rencana sih pinginnya perchapter itu sekitar 1000-2000 kata, paling kalau lebih dari 2k kata mungkin itu nanti ajayaa di final chapter mungkin?
Disini cerita selanjutnya bakalan muncul tokoh2 exo yang lain, jadi gacuma baekyeol doang..
Dan tentu saja, saran dan kritik bahkan review2 yang bikin author semangat tinggalkan di ff ini yaaaa meskipun banyak typo atau apaa gitu alurnya gajelas kecepetan atau apaagitu, review dari kalian kalian sangat membantu kelangsungan hidup authorrrrr(?)
Catatan:
Kalau kamu kamu kamu kamu kamu kamuu yang masih pingin mau atau ingin tau dari keelanjutan ff ini, tinggalkan review sebanyak-banyaknyaaaaaaa okeyyyyy jadinya author bersemangat lagii buat ngelanjutinnyaaa~ oiya satu lagi, Don't be a Silent Reader! Kenapa? Soalnya nanti juga kalau kalian buat ff sendiri pasti bakal ngerti kenapa author2 gasuka sama silent readeeeerr…
#SalamhangatdariAuthormwah~! (?)
