Love affair

Disclaimere : Bukan punya saya

Genre : Romance, Humor

Main Chara : OC, Kise Ryota, Akashi Seijuuro, Murasakibara Atsushi, Kagami Taiga, Aomine Daiki, Midorima Shintarou, Kuroko Tetsuya

Pairing :

Kise Ryouta x OC

Akashi Seijuuro x OC

Murasakibara Atsushi x OC

Kagami Taiga x OC

Aomine Daiki x OC

Midorima Shintarou x OC

Warning : OOC, AU, typo(s), gaje, humor garing

Hanya untuk kesenangan pribadi. Kalau para readers juga senang, ya bagus#plakk

.

.

.

.

.

"Hoam,"

Hembusan uap panas keluar dari mulut seseorang gadis yang tentu saja sangat berakibat fatal bila ada yang menghirupnya. Tikus pun akan kejang-kejang bila menghirupnya.

Seseorang gadis yang habis mengeluarkan racun itu segera melihat ke arah jam dinding yang tergantung manis di dinding kamarnya.

"Hmm, baru jam 06.30," ucapnya sambil meringkuk kembali di dalam selimut. Tiba-tiba saja dia bangkit kembali.

"OH YA! AKU KAN HARUS BERANGKAT SEKOLAH! MALAH INI HARI PERTAMA MASUK PULA!" pekiknya seperti orang kesetanan. Dia segera melesat pergi ke dalam kamar mandi.

Hanya mandi dengan 3 air gayung, dia segera berpakaian dengan terburu-buru. Selesai berpakaian, dia segera merapihkan rambutnya.

"Walau telat, harus tetap tampil cantik," ucapnya sambil menyisir surai kuning keemasannya. Setengah rambutnya diikat twintail dan setengahnya lagi dia biarkan tergerai panjang. Poninya yang sebenarnya poni depan, namun panjangnya sepangkal hidung, dia selipkan di belakang telinganya.

Author rasa percuma kalau rambut indah tapi badan bau#plakk.

Setelah selesai berdandan, dia segera melesat ke lantai bawah.

"Jangan lari-larian di tangga!" pekik seorang perempuan yang kelihatannya sudah berumur sambil mengangkat-angkat spatula.

"Aku sudah telat!" pekik gadis tadi sambil mencomot roti yang tergeletak di sebuah piring kemudian segera pergi memakai sepatu. Roti panggang itu masih tergantung manis di mulutnya.

"Hey, salah sendiri tidak bisa dibangunin!" pekik si perempuan berumur. Si gadis hanya mendengus.

Selesai memakai sepatu, si gadis langsung berlari menuju sekolahnya.

Berbagai rintangan harus di lewati si gadis untuk sampai ke sekolahnya. Contohnya adalah menabrak seseorang, air yang menggenang di lubang jalan, lampu jalanan yang tidak mengizinkan pejalan kaki menyebrang, serta tong sampah pun turut serta dalam kesialan si gadis.

Poninya sudah menutupi pandangannya. Dia melihat melalui celah-celah poninya.

Roti yang menjadi sarapannya pun telah tandas. Tas miliknya dia genggam di tangannya. Rambut si gadis sudah berantakan seperti sehabis kena bencana angin tornado.

Pada akhirnya, sebuah gerbang besar pun terpampang di pandangan si gadis.

"Dikit lagi sampai," ucapnya.

Dengan gerakan slowmotion, si gadis berhasil menggapai gerbang tersebut. Satpam yang berada di pos dekat gerbang tersebut langsung sweatdrop akan gerakan slowmotion si gadis.

"Hosh hosh, akhirnya sampai," ucap si gadis ngos-ngosan. Tangannya bertumpu pada lututnya.

"HUWAAAAAAAAA PASTI UPACARA SUDAH MULAI!" pekik si gadis panik. Dia segera berlari kembali. Namun tiba-tiba saja ada yang menabrak si gadis dari belakang.

Bruk.

"Itai!" "Itai!"

.

.

.

.

.

.

SMA Teiko namanya. Sekolah yang cukup terkenal di Jepang. Cukup banyak para siswa yang sudah lulus dari SMP mengincar sekolah ini. Dengan fasilitas yang baik, guru-guru yang ramah, dan juga para siswa tampan dan siswi cantik, menambah minat para siswa dan siswi untuk bersekolah disini.

Sekarang mulai tahun ajaran baru. Cukup banyak wajah-wajah baru yang hinggap di SMA ini. Begitu pun dengan barang-barang baru.

Saat ini, di lapangan SMA Teiko, berkumpulah para murid-murid baru yang sedang menghadiri upacara pemerimaan murid baru. Mereka semua berbaris dengan teratur sesuai dengan peringkat masing-masing.

Dari kejauhan, terdengar suara derap kaki berlari. Bisa kita lihat dari sini, seorang gadis berambut kuning separuh rambut diikat dua dan sisanya digerai, sedang berlari seperti lomba lari maraton.

"Dikit lagi sampai," ucap si gadis berusaha menggapai gerbang yang sudah berada di hadapannya.

"Hosh, hosh, akhirnya sampai juga," ucap si gadis ngos-ngosan. Tangannya bertumpu pada lututnya.

"HUWAAAAAAAAA PASTI UPACARA SUDAH MULAI!" pekik si gadis panik. Dia segera berlari kembali. Namun tiba-tiba saja ada yang menabrak si gadis dari belakang.

Bruk.

"Itai!" "Itai!"

Si gadis tersungkur ke depan. Sedangkan seseorang yang menabraknya terjatuh ke belakang.

"Aduh," ucap si gadis mengusap-usap kepalanya. Si penabrak mengelus-elus bokongnya yang berciuman dengan tanah.

"Kau tak apa?" tanya si penabrak. Si gadis menengok.

"Huh, sakit," keluh si gadis. "Owh, gomenasai," ucap si penabrak sambil membantu si gadis bangun.

Setelah bangkit dari tanah, si gadis memandang si penabrak dari atas sampai bawah.

Seorang perempuan berambut panjang berwarna coklat diikat ke samping. Iris berwarna biru cerah. Mungkin begitu pendeskripsiannya.

"Um, siapa namamu?" tanya si penabrak.

"Kaneko Etsuko, yoroshiku. Kau?" tanya Etsuko—si gadis berambut kuning—kepada si gadis berambut coklat itu sambil membungkukkan badan.

"Miyamoto Ran, yoroshiku," ucap Ran—si gadis berambut coklat—kepada Etsuko sambil membungkukkan badan.

"Um, Miyamoto-san anak baru juga?" tanya Etsuko. "Ya. Panggil saja aku Ran, dan aku akan memanggilmu Etsuko agar terkesan akrab," ucap Ran sambil senyum lima jari.

"Baiklah Ran-chan, bagaimana kalau kita tidak ikut upacara?" usul Etsuko sambil menyeringai jahat. Ran terkikik.

"Boleh juga," ucap Ran sambil mengusap-usapkan kedua tangannya.

"Ayo kita ke halaman belakang! Di sana katanya sepi!" ujar Etsuko. "Bagaimana kau tahu?" tanya Ran sambil melirik ke arah Etsuko.

"Itu sih kata kakakku," ucap Etsuko. "Baiklah, ayo kita pergi!" ucap Ran dengan semangat. Mereka pun pergi menuju taman belakang yang letaknya berlawanan dengan lapangan tempat dilaksanannya upacara.

Saat berjalan menuju taman belakang, pandangan Ran tertuju pada sebuah rambut yang menyembul dari balik pohon oak yang sudah tua. Sepertinya orang itu sedang duduk sambil menyender di batang pohon. Tiba-tiba ide jahil Ran muncul.

"Hey, kau mau menjahili orang?" tanya Ran sambil menengok ke arah Etsuko.

"Tidak, aku mau berfoto saja. Disini pemandangannya bagus," ucap Etsuko sambil mengambil smartphonenya kemudian berlari ke arah sebuah air mancur. Dia pun mulai selfie dengan berbagai gaya. Dari gaya yang elegant sampai gaya yang alay. Ran sweatdrop.

'Masa bodo, lha,' batin Ran sambil mengangkat kedua bahunya. Dia segera mendekati orang tersebut.

Setelah sampai, Ran segera duduk di tempat yang bersebrangan dengan orang tersebut. Ran terkikik. Dia mulai menarik-narik rambut orang tersebut.

Ran mengerinyit. Sama sekali tak ada respond dari orang yang dia usili. Karena geram,Ran menarik kencang rambut seseorang tersebut. Tiba-tiba saja tubuh orang tersebut terjatuh.

Ran membalikkan tubuh orang tersebut agar dia bisa melihat wajah orang tersebut.

"Sialan! Ternyata dia tidur!" pekik Ran kesal. Dia segera meninnggalkan orang tersebut dengan langkah yang dihentak-hentakkan dan pergi menuju tepat Etsuko berada.

Etsuko masih sibuk selfie. Ran sweatdrop lagi.

Karena merasa ada yang mendekat, Etsuko segera berhenti berfoto. Etsuko mengerinyit karena melihat wajah masam Ran.

"Berhasil?" tanya Etsuko. Wajah Ran makin masam.

"Gimana bisa berhasil? Orangnya aja tidur!" pekik Ran kesal. Etsuko terkekeh.

"Khekhekhe, mendingan selfie aja," tukas Etsuko sambil membalikkan badan agar wajah Ran bisa terlihat di kamera depan ponselnya.

"Cheese!" pekik Etsuko mulai bergaya dengan membentuk 'peace'. Ran hanya memasang wajah masam.

Cerkrik.

Etsuko berganti gaya. Dia memajukan bibir bawahnya. Selang beberapa detik, gambar pun terambil.

Cekrik.

Etsuko melihat hasil gambarnya.

"Hey, jangan cemberut mulu! Lihat deh wajahmu! HAHAHA!" tawa Etsuko sambil menunjukkan ponselnya kepada Ran. Wajah Ran makin tertekuk.

"Sudah, sudah, lebih baik kita cari kelas kita. Upacara sudah selesai," ucap Etsuko sambil menarik tangan Ran.

Mereka pun sampai ke mading tempat ditempelnya kertas pemberitahuan masing-masing kelas.

"Kaneko Etsuko, Kaneko Etsuko, Kaneko Etsuko," Etsuko menggumamkan namanya sambil menunjuk kertas pembagian kelas.

"Nah ketemu! Aku berada di kelas 10-B!" pekik Etsuko ketika menemukan namanya.

"Hey, Ran-chan! Kita sekelas!" pekik Etsuko ketika menemukan nama Ran pada selembaran kertas yang sama.

"Oke, ayo kita ke kelas!" pekik Ran sambil menarik tangan Etsuko. Etsuko sweatdrop.

'Dia mudah sekali berubah sifat,' batin Etsuko.

"10-B, 10-B, 10-B," Ran dan Etsuko menggumamkan nama kelas mereka.

"Itu!" pekik Ran sambil menunjuk sebuah kelas yang berada di pojok. Mereka berdua segera berlari ke kelas mereka.

Sesampainya di kelas mereka, mereka langsung menempati tempat duduk paling depan di pojok dekat pintu. Ran duduk di pojok dan Etsuko duduk di sampingnya.

Sebenarnya sih Ran gak mau duduk di depan. Tapi, Etsuko memaksa dengan alasan 'Nanti kita gak diliatin sama guru'. Ran pun jengkel dengan alasan yang diberikan Etsuko.

Ran sebenarnya mau duduk di belakang dengan alasan mau jailin orang. Etsuko pun sweatdrop dengan alasan Ran.

Setelah berdebat panjang, akhirnya mereka pun duduk di depan karena Etsuko memang jago berdebat. Um, mungkin bukan karena dia jago berdebat. Tapi karena dia berhasil membuat Ran jengkel dengan terus berbacot ria.

Mungkin dia punya jurus 'bacot no jutsu'#plakk *apaan sih?

Setelah duduk, Etsuko langsung mengambil smartphonenya dan kembali ber-selfie ria.

Dia segera menjadikan foto tersebut sebagai display picture di blueberry mesenjer kemudian update status 'I'm coming, new class!'. Ran hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan teman pertamanya di sekolah ini.

"Hey, selfie yuk!" ajak Etsuko kepada Ran.

"Gak mau," ucap Ran sambil mengalihkan pandangannya dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Ayolah," bujuk Etsuko sambil menarik-narik tangan Ran. Ran hanya diam.

"Plisss," ucap Etsuko sambil mengeluarkan tatapan puppy eyes-nya. Ran yang tak sengaja melihat wajah menjijikan—menurut Ran—itu, akhirnya menyerah.

"Baiklah dan hentikan wajah menjijikanmu itu! Aku mual," ucap Ran. "Yeay!" sorak Etsuko tak peduli kalau dia dihina.

"Tapi sekali saja," ucap Ran. "Iya, iya," balas Etsuko. Etsuko segera membuka aplikasi yang bernama 'A412' yang katanya kalau ngasilin foto bisa jadi bagus pake BGT.

Etsuko berfoto dengan mulut yang memamerkan gigi-gigi putih bersihnya dan Ran hanya tersenyum simpul.

Cekrik.

Etsuko segera melihat hasil fotonya. Dia segera memasang foto itu sebagai display picture aplikasi 'lain'nya. Lalu dia pamerkan di time lain dengan komentar 'Selfie bareng temen baru'.

Etsuko kembali sibuk selfie sendiri. Ran menatap bosan ke arah sekitar. Seketika dia mendapat ide.

"Hey kau!" panggil Ran kepada seorang gadis berambut hitam dan bermanik ungu gelap yang duduk di belakang Etsuko.

"Aku?" tanya gadis tersebut sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Ya, kau mau 'permen'?" tanya Ran sambil mengeluarkan sebuah kotak 'permen'.

"Um, boleh," ucap si gadis sambil menerima 'permen' tersebut. Dia segera membuka 'permen' tersebut yang cara membukanya tinggal di dorong saja seperti kotak tempat korek api.

"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAA!" jerit si gadis sambil melempar 'permen' serta bungkusnya ke arah gadis yang duduk di sampingnya.

Gadis yang duduk di samping gadis berambut hitam tadi hanya memandang 'permen' itu dengan pandangan datar.

Gadis berambut biru gelap diikat 1 dan beriris hijau tosca itu kembali membaca bukunya.

"Sebaiknya jangan mengusili orang yang bahkan belum kau kenal," ujar si gadis berambut biru gelap tadi dengan dingin sambil membenarkan letak kacamata kotaknya. Pandangannya masih tetap tertuju pada bukunya.

Seketika Ran kicep.

'Aku kan hanya bercanda. Lagipula itu hanya kecoa mainan,' batin Ran ceming.

"BWAHAHAHAHAHA!" Etsuko yang daritadi melihat apa yang dilakukan Ran, hanya tertawa keras sambil memegangi perutnya.

"Jangan tertawa!" omel Ran sambil memukul kepala Etsuko menggunakan bungkus kecoa mainan tadi. Kecoa mainannya masih berada di dalam bungkusnya.

"KYAAAAAAA! Jauhkan itu dariku! Aku benci kecoa!" pekik Etsuko sambil bangkit dari tempat duduknya dan beranjak 1 langkah menjauhi Ran.

"Besok akan kubawa kecoa sungguhan dan akan kusuruh kau memakannya jika kau terus menertawakanku!" ancam Ran sambil menaruh kecoa mainan tersebut ditasnya.

Sudah merasa aman, Etsuko kembali duduk di tempat duduknya.

"Iya, iya," ucap Etsuko sambil memajukan bibir bawahnya.

"Dan kau, maaf ya," ucap Ran kepada si gadis berambut hitam tadi.

"Y-ya, tak masalah. Aku juga sebenarnya tidak takut, hanya kaget saja. Kupikir itu pisang," ucap gadis itu. Ran sweatdrop. Etsuko jawsdrop.

"Heeeeee? Tapi kan itu warna coklat!" pekik Etsuko. Gadis surai hitam itu menggaruk belakang kepalanya sambil nyengir kuda.

"Hehehe," tawa gadis itu.

"Oh ya, namamu siapa?" tanya Etsuko kepo.

"Namaku Yamada Haruka. Kalian bisa memanggilku Haruka," ucap Haruka memperkenalkan diri.

"Namaku Kaneko Etsuko! Kau bisa memanggilku Etsuko! Yoroshiku!" ucap Etsuko sambil menjabat tangan Haruka dan senyum lima jari.

"Namaku Miyamoto Ran. Kau bisa memanggilku Ran," ucap Ran sambil tersenyum simpul. Etsuko masih menjabat tangan Haruka sambil melontarkan pertanyaan aneh bin gak jelas.

"Ayo kita foto dulu!" ajak Etsuko kepada Haruka sambil mengambil ponselnya dari saku baju seragamnya.

"Ah maaf, aku tidak suka berfoto," ucap Haruka sambil tersenyum canggung.

"Pliss, satu kali saja," ucap Etsuko sambil memasang wajah memelas.

"Baiklah," ucap Haruka tak tega kepada tatapan memelas Etsuko. "Hore!" sorak Etsuko sambil mengarahkan kamera depannya ke arah wajah mereka.

Cekrik.

Etsuko melihat hasil fotonya. Dia segera update di time lain.

Selesai meng-update, pandangan Etsuko beralih pada si gadis berambut biru tua.

"Namamu siapa?" tanya Etsuko ramah.

"Kudo Asaka," jawab gadis yang diketahui bernama Asaka tersebut dengan singkat.

"Namaku Kaneko Etsuko! Kau bisa memanggilku Etsuko! Salam kenal!" ucap Etsuko sambil mengulurkan tangannya kepada Asaka. Asaka pun menjabat tangan Etsuko dengan ragu-ragu.

"Namaku Miyamoto Ran. Terserah kau mau memanggilku apa. Salam kenal," ucap Ran kepada Asaka. Asaka hanya menatap datar ke arah Ran.

"Ayo kita berfoto Asaka-chan!" pekik Etsuko sambil menarik-narik tangan Asaka.

"Hm," balas Asaka. Etsuko langsung mengarahkan kamera depan ponselnya ke arah mereka berdua. Etsuko membentuk tanda 'peace' dengan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya sambil nyengir. Asaka hanya tersenyum tipis.

Cekrik.

Etsuko kembali melihat hasil fotonya. Dia pun langsung meng-update di time lain. Tak heran banyak orang yang meng-delete contact Etsuko karena dia sering spam.

"Wow," teriak semua murid(min Etsuko, Haruka, Ran, dan Asaka) sambil menengok ke depan kelas. Karena penyakit kepo itu menular kepada orang-orang alay seperti Etsuko, Etsuko pun menengok ke depan.

"Wow," gumam Etsuko. Ran dan Asaka tidak peduli.

Terlihat di depan kelas, ada seorang gadis berambut abu-abu sebahu dan bermanik merah muda tengah bermain sepatu roda sambil mengunyah permen karet.

Kenapa semua orang bilang 'wow'? Itu karena gadis tersebut menunjukkan kebolehannya dalam bermain sepatu roda.

Tapi, sebenarnya gadis itu tidak berniat untuk pamer. Hanya saja, orang-orang di kelas tersebut menanggapinya dengan berlebihan. Termasuk Etsuko yang memang alay dari lahir#plakk.

Gadis itu pun duduk di samping Etsuko—tapi bukan teman sebangku.

"Wow! Kau keren sekali! Siapa namamu?" tanya Etsuko yang keponya kumat. Tiba-tiba gadis itu tersenyum—atau lebih tepatnya nyengir.

"Hehehe, biasa saja kok. Namaku Mimi Hinari," ucap gadis surai abu-abu.

"Salam kenal, Mimi-chan! Namaku Kaneko Etsuko!" ucap Etsuko sok akrab langsung manggil pake nama kecil.

"Salam kenal juga, Kaneko-san. Um, kalau bisa panggil aku Mimi-san saja," ucap Mimi. Seketika itu juga, yang mendengar ucapan Mimi langsung jawsdrop begitupun Etsuko.

'Apa-apaan dia itu? Sudah bagus dipanggil Mimi-chan, malah minta Mimi-san. Memangnya dia sering mimisan apa?' batin Etsuko agak jengkel.

"O-oh, oke. Kalau bisa juga, panggil aku Etsuko saja," ucap Etsuko dengan senyum terpaksa.

"Oke, Etsuko-san!" pekik Mimi sambil senyum tiga jari.

"Baiklah, aku mau keluar kelas dulu! Jaanee~" ucap Mimi sambil melambaikan tangan lalu mulai keluar menggunakan sepatu rodanya.

Jduk.

Mimi kejedot pintu gara-gara gak liat ke depan dan malah ngeliat ke arah Etsuko. Mimi pun nyengir sambil mengusap keningnya. Etsuko sweatdrop.

'Cantik tapi aneh,' batin Etsuko masih masang tampang sweatdrop.

"Dia kenapa?" tanya Ran. Etsuko hanya geleng-geleng.

"OHAYOU MINNA~," teriak seseorang memekakan telinga. Etsuko pun menutup telinganya.

Gadis dengan suara memekakan telinga itupun berjalan dengan meloncat-loncat ke arah kursi yang berada di belakang Mimi. Gadis tersebut berambut oranye diikat 2 ke bawah dengan manik mata coklat.

"Lalala~," senandung si gadis.

"Hai, namamu siapa?" tanya gadis itu kepada Haruka. Haruka menengok.

"E-eh, namaku Yamada Haruka. Panggil saja aku Haruka," ucap Haruka sambil tersenyum simpul.

"Hai, Haru-chan! Namaku Miyazaki Ayuri! Panggil saja aku Ayuri!" pekik gadis itu sambil tersenyum lebar.

"Hai, siapa namamu?!" tanya Ayuri beralih pada Etsuko. "Hai, Ayuri-chan! Namaku Kaneko Etsuko! Yoroshiku!" pekik Etsuko.

"Tunggu sebentar," ucap Etsuko sambil merogoh saku bajunya.

"Kenapa?" tanya Ayuri kepo sambil melirik ke arah saku Etsuko.

"Ayo kita foto dulu!" ajak Etsuko sambil membuka aplikasi kamera. "Ayo!" balas Ayuri sambil mulai tersenyum lebar menghadap kamera. Begitu pun dengan Etsuko.

Cekrik.

"Sudah jadi!" ucap Etsuko sambil melihat hasil fotonya. Ayuri juga ikut melihat.

"Wah, bagus! Bagaimana kalau kau ikut ekskul fotografer aja?" usul Ayuri. "Wah, boleh juga!" ucap Etsuko menyetujui. Mereka berdua saling mengobrol dengan dan gak ada yang mau berhenti cerita.

Ran sweatdrop.

"Mereka itu kenapa?" tanya Ran kepada Asaka. Asaka hanya mengangkat kedua bahunya. Dia sibuk membaca buku yang ada ditangannya.

"Kau itu baca apa, sih? Serius banget!" tanya Ran kepo. Asaka menghentikan kegiatannya.

"Komik," ucap Asaka singkat. Ran hanya membulatkan mulutnya sampai berbentuk huruf 'o'.

Mendengar percakapan Ran dan Asaka, Haruka ikut kepo. Dia pun melirik ke arah buku yang dibaca oleh Asaka. Walau menyadari kekepoan Haruka, Asaka tidak peduli dan melanjutkan aktivitasnya lagi.

"Oh ya, kalian berdua namanya siapa?" tanya Ayuri yang sudah berhenti ngobrol dengan Etsuko.

"Aku?" tanya Ran. "Bukan, dia," ucap Ayuri sambil menunjuk tembok di belakang Ran. Ran sweatdrop.

"Serius," ucap Ran. "Ya, kau lah. Masa tembok," ucap Ayuri. Padahal tadi dia nunjuk tembok.

"Miyamoto Ran," ucap Ran singkat.

"Hai, Ran-chan! Namaku Miyazaki Ayuri!" pekik Ayuri dengan nada 180 derajat berbeda dengan nada yang beberapa menit lalu dia ucapkan kepada Ran. Ran jawsdrop.

'Moodnya mudah sekali berubah,' batin Ran. Hey Ran, padahal mood-mu juga mudah berubah.

Ayuri beralih pada Asaka. Baru saja dia membuka mulut, Asaka memotong.

"Kudo Asaka," ucap Asaka singkat tanpa menengok ke arah Ayuri. "Hai, Asa-chan! Senang berkenalan denganmu! Namaku Miyazaki Ayuri!" pekik Ayuri.

'Jadi dia tidak senang berkenalan denganku?' batin Etsuko alay sambil nangis bombay dalam hati.

"Hm," balas Asaka.

Saat ingin kemali ke tempat duduknya(tadi dia numpang duduk berdua di tempat duduk Etsuko), tak sengaja kaki Ayuri menyandung seseorang.

"Huwa!" pekik orang tersebut. Refleks, Ayuri menahan tangan orang itu.

"Eh, Mimi—Mimi-san!" pekik Etsuko kepada orang yang kesandung tadi. Ternyata itu adalah Mimi.

"Eh, maaf maaf, aku tidak sengaja!" pekik Ayuri panik. "Tak apa," ucap Mimi sambil tersenyum canggung. Sebenernya dia hampir aja jantungan gegara kaget.

"Namamu siapa?" tanya Ayuri setelah membantu Mimi duduk di tempat duduknya.

"Mimi Hinari," ucap Mimi. "Senang berkenalan denganmu, Mimi-chan! Namaku Miyazaki Ayuri!" ucap Ayuri.

"Um, panggil aku Mimi-san aja," ucap Mimi. "Lho? Kan kesannya seperti darah yang keluar dari hidung?" ucap Ayuri innocent dan apa adanya dan jujur dan—#plakk.

"Menurutku Mimi-san lebih imut. Kalau Mimi-chan, kesannya terlalu berlebihan," ucap Mimi. Ayuri mengerinyit. Namun, setelahnya Ayuri kembali tersenyum lebar.

"Oke, Mimi-san!" pekik Ayuri.

Kring kring.

Bel sekolah yang menandakan pelajaran akan dimulai telah berbunyi. mereka ber-6 langsung duduk rapi.

"Huh, udah bel aja," keluh Ran. Etsuko yang berada di sampingnya hanya memelintir rambutnya sendiri.

"Suka-suka belnya lha," ucap Etsuko santai.

"Sudah, sudah, jangan berisik," ucap Mimi yang daritadi nguping omongan Ran dan Etsuko.

"Hn," ucap Etsuko dan Ran bersamaan sambil kembali duduk rapi.

TBC

Oke, sepertinya para cogannya belom muncul. Chapter depan, para cogannya bakal muncul neh!

Oh iya, para Ocnya itu milik teman-teman saya. Tapi kalo yang Kaneko Etsuko itu milik saya. OC saya imut kan? /gak/

Temen-temen rempong saya pada ngebet banget nih ff dipublish-_- akhirnya saya publish sekarang(padahal udah jadi dari beberapa bulan yang lalu).

Oh ya, apa ada yang niat ninggalin jejak biar author mau ngelanjutin fanfic abal ini?