Disclaimer: Aku tidak memiliki apapun kecuali ide fanfic ini.
Genre: Romance, sedikit Hurt?
Rating: T
Warning: Tolong ampuni typo(s) dan OOC, aku mengerjakannya lewat ponsel, ampuni juga kalau fic ini aneh atau membingungkan.
Note: Kalau dipikir-pikir aku jarang menulis ChanBaek kan, ya. Sampai sekarangpun aku masih mencari ide apa yang bisa kutulis untuk mereka.
Walaupun aku menulis dengan pikiran begitu tapi aku malah tidak menonjolkan ChanBaek disini, tapi ide untuk fanfic ini sebenarnya agak agak dalam dan agak agak rumit. Ide dasar dari fanfic ini adalah sesuatu yang susah untuk dijelaskan walaupun aku ingin menceritakannya.
Keinginan untuk menulis dan mengolah idenya datang saat aku terakhir sakit maag, waktu itu aku sendirian walaupun banyak orang di rumah, padahal aku berharap ada yang sadar kalau aku hampir mati dan sudah muntah dua kali. Maksud dari hampir mati itu sudah merasa sangat tidak enak.
Dan karena aku bersahabat baik dengan obat maag maka judul tiap chapter di fanfic ini adalah komposisi obat maag itu. Coba dicari nanti ketemu, walaupun ini bukan obat yang sangat terkenal yang iklannya selalu ada tiap bulan puasa, tapi dia biasanya ada di minimarket terdekat.
•Antasida•
Apartemen ini punya dua kamar, dan satu kamar mandi. Ditempati dua orang, dimana Kyungsoo mengambil kamar yang paling besar. Apartemen ini disewa dua orang, tapi Kyungsoo yang paling banyak membayar, jadi kamar paling besar memang pantas untuknya. Lagipula itu adalah kesepakatan bersama, sudah deal dan tidak ada yang boleh protes.
Chanyeol keluar dari kamarnya sambil memakai kaus hitamnya dan tangannya masih memegang ponselnya, Kyungsoo hanya tinggal menoleh ke kanan sedikit saja untuk melihatnya.
"Ada air?" tanya Chanyeol.
Dagu Kyungsoo menunjuk pada kulkas kecil, miliknya, dimana di dalamnya ada botol botol air mineral dingin, sebagian punya Chanyeol, sebagian lagi punya Kyungsoo.
Kenapa Chanyeol ada disini? Itu karena dia penyewa yang satunya lagi. Apartemen ini adalah apartemen terakhir yang palinh dekat dari kampus Chanyeol, tapi Kyungsoo memilikinya duluan, jadi mereka membuat kesepakatan menyewanya berdua.
"Kuliah pagi, Soo?" tanya Chanyeol, dia menarik kursi mendekati Kyungsoo sambil memainkan botol air mineral yang tadi diminumnya.
"Ya. Kau?"
"Tidak, cuma-"
"Cuma Baekhyun?" tanya Kyungsoo. Dia membawa dua piring spaghetti ke meja. Apartemen ini kecil, jadi Chanyeol tinggal memundurkan sedikit kursinya saja untuk berhadapan dengan Kyungsoo yang menatapnya dengan malas.
"Kau tahu kami, kan, Soo?"
Kyungsoo tidak mengangguk dan tidak juga menggeleng, tapi dia tahu Baekhyun itu lebih lebih dari agak menyusahkan.
"Lalu?" tanya Kyungsoo.
"Ya, seperti itu saja." kata Chanyeol. "Ini tidak pedas, kan?"
Kyungsoo hanya membalasnya dengan menggeleng.
"Ok." dan Chanyeol makan dengan agak terburu-buru, sambil sesekali ponselnya berbunyi. Kyungsoo bertaruh itu pesan singkat dari Baekhyun.
"Terimakasih sarapannya, Kyungsoo yang baik." kata Chanyeol, dia menyambar handuknya di jemuran.
Tapi Kyungsoo menahan tangannya, "Sekalian, aku pamit." kata Kyungsoo.
Kyungsoo turun ke lantai bawah, lalu naik bis di halte. Dia memikirkan apa yang mungkin saja dilupakannya. Kompor sudah mati, cucian sudah dijemur, setrika di kamarnya sudah mati, dia sudah makan, Chanyeol juga sudah dan anak itu sepertinya belum perlu obat lagi. Habisnya, Chanyeol itu penderita maag yang nakal, Kyungsoo pikir membelikannya satu produk antasida yang biasa Chanyeol minum adalah hal baik.
Tapi Kyungsoo sama sekali tidak membelinya. Dia malah menghabiskan waktu setelah kuliahnya untuk nonton satu episode drama di tv di dalam kamarnya dan melupakan kepenatan kuliah.
Omong omong soal kuliah, Chanyeol tidak bilang apa apa soal kuliah hari ini dan omong omong soal Chanyeol, Kyungsoo tidak mau punya masalah dengan asam lambung seperti anak itu jadi dia bergerak untuk masak dan makan.
Kyungsoo membuka lemari makanannya, nyaris kosong, untung masih ada beras. Sepeetinya dia harus belanja besok. Lalu Kyungsoo mencoba membuka lemari makanan Chanyeol dan hanya menemukan mie instan, makanan seperti mie instan begini tidak akan menolong kalau Chanyeol sudah kumat, malah akan memperparah.
Jadi Kyungsoo cuma bisa membuat nasi goreng dengan bahas ala kadarnya.
"Soo, kau masak apa?" tanya Chanyeol, anak ini baru datang bukannya salam atau apa. Kyungsoo diam saja, membiarkan Chanyeol melihat sendiri nasi goreng yang dia buat.
"Wah, nasi goreng." kata Chanyeol, dia terlihat lapar. Ya, itu lebih baik daripada dia terlihat menahan mual karena asam lambung yang naik.
Omong omong soal asam lambung, Kyungsoo pernah menemani Chanyeol muntah muntah karenanya, walaupun kerjaan Kyungsoo cuma menunggui dan memberi Chanyeol air hangat setelah dia minta obat maag ke tetangga.
Chanyeol mengambil sendok dan mulai makan dari piring Kyungsoo, Kyungsoo pikir tidak apa, lah, daripada harus menemani Chanyeol muntah muntah lagi.
"Kupikir aku akan mati dijalan tadi." kata Chanyeol, dia makan dengan semangat, sepertinya dia sudah menunjukan gejala kumat.
"Kau belum makan?" tanya Kyungsoo.
"Aku belum makan dari siang." jawab Chanyeol.
"Awas kambuh, kaupikir kau bisa makan mie instan kalau kambuh?" tegur Kyungsoo.
Chanyeol cuma tertawa, "Oh, ya ampun, Kyungsoo perhatian, ya, manis sekali."
Kyungsoo menatap Chanyeol dengan kesal, dia serius, dasar Yoda!
"Ok, aku belanja besok."
Dan mereka makan dalam diam.
Kyungsoo selalu netral dalam memandang orang, apalagi dalam memandang tampang seseorang. Terlepas dari fakta bahwa dia tidak suka perempuan, menurutnya Krystal itu sangat cantik dan terlepas dari fakta kalau Chanyeol itu berisik dan menyebalkan, menurutnya Chanyeol itu tampan dan sangat berbakat dalam musik. Dan Chanyeol akan jadi lebih tampan lagi kalau dia diam seperti ini dan tidak berlagak idiot.
"Kau memandangiku?" tanya Chanyeol.
"Kenapa? Dosa?" tanya Kyungsoo, dia melanjutkan makan.
"Tidak... Awas jangan sampai suka, ya." goda Chanyeol, Kyungsoo diam saja.
Ah, anak ini sudah ada yang punya, Kyungsoo tahu, hapal malah, pacar Chanyeol itu Baekhyun dan terlepas dari fakta bahwa Baekhyun adalah pacar Chanyeol, untuk Kyungsoo anak itu adalah versi lebih-lebih dari Chanyeol, lebih pendek, lebih berisik, lebih bagus dalam menyanyi, lebih menyebalkan, dan lebih jahil, tapi sepertinya lebih baik. Yang terakhir itu hanya anggapan, walaupun sebenarnya sama saja, Baekhyun lebih bisa bersikap menyenangkan saat mereka pertama bertemu.
"Bagaimana Baekhyun?" tanya Kyungsoo.
"Baik, kami baik, seperti biasa." jawab Chanyeol datar.
Di balik datarnya Chanyeol, Kyungsoo melihat yang tidak beres, sepertinya besok mereka akan bertengkar. Chanyeol dan Baekhyun bertengkar itu sudah makanan sehari-hari. Kyungsoo tidak bertanya apa apa lagi setelahnya.
Lebih baik dia memikirkan apa saja yang mau dia beli besok.
+TBC+
