Tanggal dua puluh dua Juli malam…

"Sasuke, besok adalah ulang tahunmu yang ke dua puluh satu, usia dimana kau benar-benar sudah pantas untuk dikatakan 'dewasa' – ada yang kau inginkan?" Tanya Mikoto.

Benar juga, besok Sasuke genap berusia dua puluh satu tahun, usia yang cukup matang. Bukan sebagai remaja yang keemasan lagi, tapi cenderung sebagai pria yang sudah dapat dikatakan 'dewasa'. Mendengar itu, Itachi sedikit menaikkan alisnya dengan tetap fokus pada makanannya.

"Tak ada, Kaa-san.." Jawab Sasuke singkat.

Itachi mengangkat pinggir bibirnya. Apanya yang dewasa? Lihat saja sikapnya yang sama sekali tidak berubah dari pertama kali ia menginjak masa pubernya. Oh, atau mungkin hanya Itachi saja yang merasa bahwa adiknya tak berubah? Karena terlalu dekat? Entahlah, yang jelas Itachi hanya menahan tawanya saat teringat bahwa adiknya segera menginjak usia dua puluh satu tahun namun dimatanya tetap bagaikan sosok anak kecil yang masih haus akan perhatian.

"Kau jarang sekali meminta, pikirkan lagi, Sasuke - aku sebagai ibumu, juga ingin sesekali anakku bermanja padaku.. Anggaplah ini terakhir kalinya kau bermanja padaku.."

Lagi-lagi Itachi nyaris menyemburkan makanan yang sedang dikunyahnya. Ibunya ini sama sekali tidak tahu betapa manja dan bahkan 'nakal' nya putra bungsu yang manis itu. Tapi, sebaiknya memang tak perlu tahu. Karena akan bahaya nanti. Itachi hanya mengulum senyum tertahan di bibirnya.

Kemanjaan dan kenakalan Sasuke, cukup Itachi saja yang tahu - lebih tepatnya hanya untuk Itachi.

"Akan kupikirkan…" Respon si bungsu yang akhirnya hanya di tanggapi dengan sang ibu yang mengangkat bahu.

Ibu mereka yang cantik dan lembut ini sudah sangat 'terbiasa' dengan perubahan sikap Sasuke sejak ia menginjak masa pubernya. Sasuke kecil yang begitu manis, polos dan manja, langsung berubah menjadi pribadi yang dingin dan cuek. Bersyukur dia tidak anti sosial. Hanya menjadi 'sedikit' tidak lebih jujur dari masa kanak-kanaknya.

Awalnya, Itachi pun agak terkejut melihat perubahan pada diri Sasuke yang memang cukup kontras. Tapi, perasaannya yang mendalam pada sang adik membimbingnya hingga akhirnya ia memahami segala arti dari bahasa verbal maupun gerak-gerik yang dimiliki sang adik. Sangat mengerti karena begitu mendalam. Dan sangat mendalam hingga menuntunnya pada suatu dosa yang amat manis.

Mikoto maupun Fugaku yang merupakan orang tua kandung mereka. Sama sekali tidak mengetahui bahwa kedua anaknya yang tampan dan memiliki kecerdasan yang luar biasa cemerlang ini memiliki sebuah hubungan terlarang dan penuh dosa yaitu hubungan dimana mereka sudah beranjak dari sekedar kakak beradik, menjadi sepasang kekasih.

"Besok ibu akan mempersiapkan acara ulang tahunmu di sebuah restoran langganan ayahmu, jadi dari pagi aku dan ayahmu tidak akan berada dirumah. Itachi, kuharap kau mau bekerja sama untuk menjaga adikmu agar tidak kabur seperti hari ulang tahunnya yang ke tujuh belas lalu.."

Sasuke mengerutkan bibirnya, ia kembali teringat saat ulang tahunnya yang ke tujuh belas. Keluarganya memberikannya kejutan yang tak disangka-sangka. Namun, cukup membuat Uchiha bungsu ini malu, karena teman-temannya pun ikut terlibat. Ah, sudahlah, Sasuke malas mengingatnya lebih banyak lagi. Sejak itulah, Sasuke selalu menghindar di hari ulang tahunnya.

"Aku mengerti, Haha-ue.."

Sang adik hanya memberikan death glare andalannya pada sang kakak. Tapi, tentu saja Itachi mengerti pandangan menusuk itu hanya kepura-puraan Sasuke saja. Itachi sudah kebal dengan sikap 'manis' adik kesayangannya ini. Kekasih tercintanya, maksudnya.

"Hn.."

Dan sang Uchiha sulung hanya tertawa geli sambil melanjutkan makannya.

.

.

.

Tengah malam, satu menit menginjak tanggal dua puluh tiga Juli, Sasuke yang memang belum tidur, keluar dari kamarnya dan berjalan mengendap-endap ke kamar Itachi. ia tahu Itachi juga pasti belum tidur. Tak mungkin Itachi tidur di hari paling spesialnya ini. Perlahan dibukanya pintu kamar sang kakak, dan dilihatnya Itachi sedang berbaring miring seolah memang menunggu kedatangan Sasuke.

Ada seringai tipis yang terlihat oleh Sasuke di pinggir bibir Itachi. Tak ingin berlama-lama, Sasuke duduk disamping Itachi yang sedang berbaring. Sang kakak bangkit dari rebahannya dan turun ke lantai, berlutut di depan Sasuke, dan tangannya meraih satu kaki Sasuke lalu menciumnya.

"Selamat Ulang Tahun, Sasuke – " Bisik Itachi.

Ciuman Itachi di kaki Sasuke naik ke betis dan lutut sang adik. Bukan ciuman panas, hanya kecupan-kecupan ringan namun sensual. Sasuke meringis halus dengan perlakuan khusus kakaknya kali ini. Setelah puas di bagian ekstremitas bawah, Itachi meraih tangan Sasuke dan kembali mengecup telapak tangan dan jari Sasuke satu persatu.

"Ku pastikan kau akan mendapatkan hadiahmu besok pagi, Sasuke.. Ada hadiah khusus yang sudah kusiapkan untukmu.."

Sasuke merinding dengan kata-kata penuh kode seduktif didalamnya. Terlebih saat kakaknya sempat membisikkan kata-kata 'kita akan bermain seharian penuh di hari ulang tahunmu nanti, Otouto' - beberapa hari lalu. Sasuke penasaran karena bahkan sampai detik ini, Itachi belum juga memberi sebuah clue apapun.

Ciuman Itachi akhirnya sampai pada leher Sasuke. Berhenti disitu dan menjilatinya dengan sedikit ganas. Sasuke yang masih terduduk di kasur hanya bertumpu pada kedua tangannya yang tertahan di kasur, menengadahkan kepalanya memberi ruang bagi kakaknya untuk mengekspolarasi lehernya. Gigitan gemas yang sesekali dilakukan Itachi dilehernya mengundang erangan halus meluncur dari bibir sang adik yang manis.

Setelah tangan Itachi berhasil membuka kancing piyama Sasuke, kini giliran tonjolan mungil milik sang adik yang menjadi sasaran keisengannya, Itachi mencubit puting susu itu dengan sedikit kasar hingga Sasuke nyaris memekik. Namun, tentu tak bisa, karena Itachi sudah memprediksi hal itu akan terjadi maka sebelumnya, ciuman yang tadi masih menjelajah di leher Sasuke, sudah dipindahkan ke mulut sang adik. Ciuman ganas Itachi menghalangi pekikan spontan Sasuke tentunya.

"Sshh- Nanti Kaa-san dan Tou-san bangun, Otouto " Bisik Itachi seduktif saat melepas ciumannya sebentar.

Tangan Itachi kian merayap ke bagian bawah Sasuke, melesakkan tangannya ke dalam piyama Sasuke dan tentu saja tangannya menyentuh sesuatu yang panjang dan menegang. Adiknya baru disentuh sedikit saja sudah bereaksi sedemikian antusiasnya. Tak membuka celana dalamnya, Itachi mulai mengocok penis Sasuke di luar celananya. Menggesekkan telapak tangannya dengan sedikit ganas dan ditekan.

"Nii-san - Ah… "

Itachi yang sudah duduk disamping Sasuke hanya merengkuh adiknya agar menyenderkan tubuhnya ke dadanya, menangkup pipi dan dagu Sasuke agar menengadah ke arahnya dan kembali menciumnya, sementara tangan Itachi masih semangat menggoda kehidupan kecil di balik celana sang adik.

Sasuke melebarkan kakinya dan pinggulnya bergerak sesuai dengan gerakan tangan Itachi. rasanya sesak, ia ingin makhluk kecil di dalam celananya ini di bebaskan, tapi sepertinya tidak ada tanda-tanda Itachi akan membebaskannya. Sasuke mulai gelisah, tangannya mulai melingkar di tengkuk Itachi dan memeluknya erat.

"Biarkan aku membuka celanaku.." Bisik Sasuke malu di perpotongan leher Itachi.

Yang di dengar Sasuke hanya dengusan pelan yang terkesan menahan tawa. Lalu Sasuke merasakan gerakan kepala Itachi yang menggeleng pelan.

"Aku ingin melihatmu mengotori dirimu sendiri, Sasuke.."

Setelah berkata seperti itu, gerakan tangan Itachi semakin cepat, bahkan jepitan jari-jari Itachi di penis Sasuke yang masih terbungkus celana kian kuat, seolah memerah sambil terus menggesek.

"Ahh.. Nii-san.. Jangan… Nanti - Ahh…"

Bermaksud menggoda adiknya, Itachi hanya menepuk pipi Sasuke lembut dengan tangan satunya yang bebas, berlagak seolah memperlakukan Sasuke seperti anak balita yang sedang merengek pada kakaknya, namun tangan satunya bergerak semakin liar, kali ini ditmbah dengan sedikit remasan gemas.

"Menggairahkan sekali, Sasuke – keluarkan.." Bisik Itachi panas.

Mendengar bisikan erotis tersebut, Sasuke tak dapat menahan klimaksnya lebih lama lagi, rangkulan di tengkuk Itachi semakin erat, kakinya semakin dilebarkan dan saat klimaks menghampirinya, spontan ia mengangkat bokongnya.

"ITACHI!" Seru Sasuke tertahan.

Dan setelah itu, Itachi merasa tangannya lengket dan hangat, adiknya cepat sekali klimaks kali ini, apa yang sebenarnya membuatnya antusias? Itachi tidak tahu. Sambil tersenyum tipis, Itachi menarik keluar tangannya dari celana Sasuke, dan dilihat olehnya cairan putih kental sudah melumuri tangannya.

Perlahan, Itachi mengoleskan benih surga itu ke mulut sang adik sendiri yang masih terengah dan menyender lelah di dadanya. Sepertinya si kakak yang luar biasa ini ingin adiknya merasakan sari tubuhnya sendiri, merasakan ada stimulasi basah di bibirnya, Sasuke pun menjulurkan lidahnya sedikit dan menjilat bibirnya sendiri. Ia tahu kakaknya sedang menggodanya.

Melihat Sasuke merespon seperti itu, Itachi kembali mengoleskan apa yang menempel ditangannya ke lidah sang adik, sambil menyeringai tipis melihat reaksi Sasuke, Itachi perlahan memasukan satu kemudian dua dan tiga jarinya ke gua basah itu. Respon positif yang diberikan Sasuke tentu saja mengulum jari Itachi yang sedang menginvasi mulutnya. Itachi memandang Sasuke yang terpejam dan sedikit terengah dengan tatapan sayang, betapa manisnya adik bungsunya ini, pikirnya.

Air liur mengalir dipinggir bibir Sasuke karena ia terlalu asyik mengulum jari kakaknya seperti mengulum permen, benihnya sendiri yang sebelumnya diantarkan jari sang kakak ke mulutnya sudah lenyap tak bersisa ditelannya. Tak begitu buruk, kini Sasuke mengerti mengapa kakaknya senang sekali menenggak spermanya saat klimaks dalam sesi blowjob.

"Cukup, Otouto – waktunya tidur.."

Itachi menghentikan serangannya, mengeluarkan jarinya dari mulut Sasuke dan ditutup dengan kuluman singkat lidah kakaknya di dalam mulutnya. Sasuke bingung. Itachi tidak biasanya seperti ini, singkat sekali. Dan yang terpenting, apa kakaknya tidak menginginkan kepuasan dari dirinya?

Masih terdiam karena bingung, Itachi menarik tubuh Sasuke agar berbaring di sampingnya, lalu membelainya sayang.

"Oyasumi, Sasuke – Aku mencintaimu.."

.

.

.

.

TBC

Ini kan pembukaan ya - jadi complete nya ya nanti pas ulang tahun Sasuke lah .. wkwkwkwk..

Maaf bukan nge-zonk ya.

Thanks for reading.

Please leave your review.

Best Regards