MY RASCAL BOY
.
ChangKyuuu~~~ yah kali-kali bikin ff ChangKyu ^^ chapnya juga sedikit ngga sebanyak YJ. Yang suka ChangKyu sapa? So selamat membacaa. Thank youu readers.
.
.
"Jadi, kau tidak mau memberikan dompetmu?"
"Shiruh! I-ini uang untuk membayar les pianoku, nanti Umma bisa marah kalau uangnya tidak ada"
"Memangnya aku peduli! Kemarikan uangmu gendut!"
"Aku tidak gendut! Yah lepaskan aku, yah itu dompetkuuuu~!"
BUGH!
"BRENGSEK! SIAPA KAU?"
"Bernyali sekali kau mengganggunya hum?"
"Cih, kau jangan ikut campur anak kecil! Pulanglah ganti seragamu lalu tidur. Ini urusan orang dewasa"
"Ah~~ begitu ya? Dia juga berseragam kalau begitu dia harus ikut pulang denganku"
"Ow ow tidak boleh, kami masih ada urusan dengannya"
"B-bos sepertinya aku tahu siapa anak itu"
"Hm?"
"D-dia Jung-"
"Sudah cukup diskusinya~! Mari selesaikan dengan cara orang dewasa!"
BUGH!
BUGH!
BAGH!
KREK!
"Perkenalkan, namaku Jung Changmin. ingat nama itu baik-baik. Jangan pernah mengganggu adiku lagi kalau kalian masih ingin menonton 1 Night 2 Day's season 2 dirumah bukan di rumah sakit. ARRASO!"
"Whoaaa hyung jinjja daebak~!"
"Kita pulang"
"Ani antar aku ke tempat les piano dulu hyung, aku harus membayar uang les"
"Arraso"
Sang adik mengekor di belakang kakaknya.
Menaiki motor balap mahal milik si sulung Jung.
Dan- siapa mereka?
Jung Family are-
Jung Yunho, kepala keluarga berusia 40 tahun. Menjabat sebagai CEO di perusahaan televisi terbesar di Asia dan juga pengusaha ternama di dunia entertaiment. Tidak ada yang tidak tahu Jung Yunho si pengusaha tampan nan sukses. Memiliki pasangan hidup seorang namja yang kecantikannya bak aphrodithe, tidak hanya sempurna dari bentuk wajah, sifat dan bentuk tubuh, tapi ia juga memiliki keistimewaan yaitu bisa memiliki anak dari rahimnya sendiri. Itulah kenapa Jung Yunho tidak pernah bisa berhenti mencintai Kim Jaejoong.
Keduanya dianugerahi dua orang putera berwajah rupawan yakni, si sulung tinggi menjulang layaknya sang Appa, Jung Changmin, kepandaiannya membuat ia berhasil masuk ke salah satu sekolah sains terbaik di Korea KAIST, saat ini ia duduk di kelas 3 SMA. Ia memiliki seorang adik manis yang duduk di kelas 1 SMA yang sangat ia lindungi, Jung Junsu, ia tidak se-jenius Changmin dalam hal pelajaran namun ia yang terbaik dalam hal bermusik. Suaranya bahkan pernah dinobatkan sebagai best voice di ajang lomba menyanyi se-Korea. Ia berbeda sekolah dengan Changmin. SUNHWA ART SCHOOL menjadi pilhannya.
Junsu bercita-cita menjadi artis besar, ia memiliki minat yang tinggi dalam bermusik. Sifatnya yang terlalu polos dan baik hati, membuat ia seringkali dikerjai teman-teman sekolahnya atau preman jalanan. Dan jika itu terjadi maka sang kakak akan membuat si pengganggu itu menyesal.
.
.
*THE JUNG's MANSION*
"Kka~ ini bekal Suie dan ini punya Minnie, habiskan ne"
"Umma, jangan bawakan aku bekal lagi dan stop memanggilku Minnie"
"Waeo? Kau sudah tidak menyukai masakan Umma? Dulu kau paling marah kalau Umma terlambat bangun dan lupa membawakan bekalmu"
"Itu 10 tahun lalu, sekarang Umma lupa berapa usiaku?"
"Bagi Umma kau tetap Minnie kecil kesayangan Umma. Sudah jangan protes bekalmu Umma masukan kedalam tas nee"
Changmin memutar bola matanya jengah.
Si cantik Kim-Jung-Jaejoong memang tidak bisa dibantah.
"Umma~ tidak pakai tomatkan?"
"Tidak Suie sayang"
"Hehehehe gomawo Umma"
"Pagi Boojae"
CHUUU~
"Pagi bear, tidak sarapan dulu eoh?"
"Aku terlambat Boojae"
"Haah~ selalu saja, kau pulang jam berapa hari ini?"
"Sebelum makan malam kurasa"
"Baiklah. Sampaikan salamku untuk pengantin baru"
"Hahaha tentu sayang, Taeyeon juga menitipkan oleh-oleh dari Bali untukmu tapi lupa terbawa"
"Aigoo seketaris yang baik"
"Aku pergi sayang dan kalian berdua jangan sampai terlambat"
"Neee Appa~" ceria Junsu.
"Changmin, jalankan motormu dengan normal dan- kemarin Appa dapat laporan dari Hyukjae kau membuat 5 orang masuk RS dengan beberapa tulang rawan yang patah"
"Hm"
"Apa yang mereka lakukan?"
"Mereka mengganggu Suie"
"Neeee Appa~! hyung menghajar mereka semua sampai pingsan . Hyung keren~"
"Begitu? Kalau kau menghajar mereka untuk membela adikmu ya tidak apa-apa. Appa kira kau ikut tawuran atau sengaja memukul orang sembarangan"
"Yah! Jung Yunho, kau jangan terus membela Changmin, biar bagaimana dia tetap salah karena sudah menghajar anak orang sampai masuk RS"
"Tapi Min benar boo, dia tentu tidak bisa diam kalau Su diganggu, diberi pelajaran sedikit tidak masalah sepertinya, begitu kan Min?"
"Appa yang terbaik" Ucapnya sambil mengacungkan jempol, dengan tetap mengunyah sandwichnya
"Aigoo kalian berdua memang sangaaaaaaatt mirip ck, untung kau mirip Umma Suie~ya"
"Hm, sama-sama lembek"
"YAH~! JUNG CHANGMIN"
Si sulung itu hanya terkekeh.
Ternyata benar, menggoda Ummanya sangat menyenangkan.
"Omo! Appa sudah terlambat, Appa berangkat neeee. Baby boo aku berangkat"
"Neee hati-hati bear"
Yunho mengelus puncak kepala kedua puteranya dan mengecup bibir Jaejoong sekilas.
Dengan berlari kecil ia menuju halaman dimana mobil dan sang supir sudah siap mengantarnya.
"Nyonya Jung, iga-nya sudah matang"
"Yaish! Umma lupa kalau sedang merebus iga. Yah kalian cepat berangkat, hati-hati! Changmin ingat jangan ngebut!" ujarnya sambil berlari kecil menuju dapur
"Sudah selesai? Kita berangkat"
"Eung~ hyung nanti berhentikan aku di halte bis depan saja ne"
"Wae?"
"Euhm~~~~ itu- aku-"
"Kau ada janji dengan namja?"
"Eeeh? Bagaimana hyung tau? Hyung membaca sms-ku?"
"Tidak sengaja"
"Aish hyung~!"
"Ck, sudahlah kita berangkat aku piket hari ini"
"Arra, tapi hyung jangan bilang-bilang Umma ne?"
"Apa dia namja yang baik?"
"Baik sekali~! Dia ketua osis disekolahku hyung eukyangkyang"
"Beritahu aku kalau dia menyakitimu"
"Pasti hyung~! Hehehe kajja kajja hyung kita terlambat"
Changmin tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah Junsu.
Terkadang adiknya itu bertingkah seperti anak lima tahun.
.
.
*KAIST SENIOR HIGH SCHOOL* (Korean Advanced Institute of Science and Technology)
"Anyeong Changmin sunbae"
"Pagi Changmin~shi"
"Hi sunbae"
Dengan sikap tenang si sulung Jung itu menunjukan wibawanya.
Pembawaannya mirip sekali dengan Yunho.
Changmin begitu disegani dan bahkan ditakuti.
Otaknya cerdas, tubuhnya jangkung dan berisi.
Wajahnya paduan tampan namun sedikit kekanakan.
Namanya menjadi legenda di KAIST.
"Yah! Jung Changmin"
Namja tinggi itu menoleh.
Merespon panggilan dari gadis cantik berambut blondie yang sangat ia kenal.
"Menyesal aku menuruti saranmu"
"Jadi gagal?"
Gadis cantik itu mengangguk sambil mempoutkan bibirnya kesal "Gagal total Jung!"
"Itu saran dari Umma"
"Dan bibi Joongie berhasil?"
"Buktinya Appa tidak pernah bisa lepas dari Umma"
"Hukss lalu kenapa aku tidak berhasil?"
Si tampan Jung menggedikan bahunya.
"Eottoke Changmin~ah, aku sangat menyukai Khunnie~~~ keunde dia selalu saja dekat dengan Tiffany"
"Lupakan dan cari yang lain"
"Haigooo mudah sekali kau mengucapkan kalimat itu huh? Kau belum pernah jatuh cinta, jadi tidak tahu bagaimana rasanya melupakan"
"Ck, tidak ada hubungannya denganku. Lagipula aku hanya memberi saran dan- yah terserah. Kalau kau mau terus menderita silahkan"
Gadis dengan gaya rambut bergelombang itu menghela napasnya.
Ia membetulkan poninya yang menurutnya berantakan.
"Jess, kau akan datang kerumah bibi Kibum hari ini? Taemin ulang tahun"
"Hum, tapi hanya aku dan Umma. Appa belum kembali dari LA. Kau sendiri?"
"Hanya Umma dan Appa"
"Suie?"
"Dia ada les vokal"
"Lalu kau sendiri?"
"Aku sibuk"
"Ckckck kesibukan pama Yunyun menular padamu eoh?"
"Hm yeah begitulah"
Jessica mengangguk mengerti namun beberapa detik kemudian ia terkejut saat mengingat sesuatu.
"OMO!"
"Wae?"
"Aku belum mengerjakan tugas Kimia! Omo aku kembali ke kelas dulu, aish dimana Seororo itu? Kenapa dia belum datang? Aku tidak bisa menyalin tugasnya kalau dia tidak ada. Ah Sulli~ berhenti pacaran dengan Choiza dan pinjami aku tugasmu neee kajja kajja" sahutnya sambil menggandeng lengan gadis cantik bernama Sulli itu menuju kelas.
Jung Jessica.
Sepupu sekaligus satu-satunya gadis yang dekat dengan Jung Changmin.
Orang tua Jessica, Jung Il Woo adalah kakak dari Jung Yunho.
Keduanya berbeda kelas.
Jessica masih duduk di kelas 2.
Sesampainya di kelas, seperti biasa ia akan duduk di sebelah jendela.
Memandang langit dari jendela kelas adalah hal favoritnya.
Dan meski ia seperti tidak memperhatikan saenim tapi ia mengerti apa yang dijelaskan gurunya.
"Selamat pagi anak-anak"
"Selamat pagi saenim"
"Tugas kalian sudah bapak periksa dan ada beberapa anak yang harus mengulang, Hwang Chansung dan Lee Jonghyun perbaiki yang bapak lingkari dan kumpulkan besok"
"Ne saenim" kompak keduanya.
"Dan seperti biasa, nilai tertinggi diraih Jung Changmin"
Changmin bersikap seolah tidak peduli.
Berbeda dari teman-temannya yang bertepuk tangan untuknya.
"Oya, hari ini kita akan kedatangan murid baru. Dia datang dari Nohwon. Kau yang diluar masuklah."
Sesosok(?)lelaki bertubuh kurus, berwajah putih pucat masuk kedalam kelas dengan tas cangklong yang nampak sudah lusuh.
Lelaki itu membungkukan tubuhnya sopan.
"Cho Kyuhyun imnida"
"Dia adalah teman baru di kelas kita, jadi kalian harus bersikap baik padanya mengerti?"
"Neee saenim"
"Kyuhyun~shi kau bisa duduk disana"
"Nde saenim"
Lelaki yang langsung menjadi 'topik' utama dikelas itu berjalan dengan penuh percaya diri.
Ia mengeluarkan bukunya dan memperhatikan guru yang sedang menjelaskan ilmu phytagoras.
"Yah"
Namja berkulit pucat itu menoleh.
"Ne?"
"Setelah pelajaran ini selesai kau harus pindah tempat duduk"
"Waeo? Saenim menyuruhku duduk disini"
"Itu tempat Minho"
"Lalu kenapa dia tidak ada?"
"Sakit. Pindah setelah pelajaran ini selesai"
"Baiklah" jawab Kyu sambil menggedikan bahu.
90 menit berlalu jam Fisika berganti Bahasa Inggris.
Sebelum saenim datang, lelaki yang tadi menyuruh Kyu untuk pindah yang ternyata adalah Changmin langsung menghampiri Kyu dan berdiri di depan meja namja manis itu.
"Pindah"
"Baik-baik" Kyu dengan malas memasukan bukunya kedalam tas.
Kyuhyun mencari-cari bangku yang kosong, tapi ia tidak berhasil menemukannya. Seluruh bangku sudah terisi.
Hingga guru datang, Kyu masih belum mendapatkan bangku.
"Keluarkan buku catatan kalian dan silahkan menghapal 10 menit lalu kita akan ulangan"
"Huuuu~~~" protes hampir seluruh murid.
"Sssshh jangan ribut. Yah kau kenapa berdiri? Cepat duduk"
"I-Itu, tidak ada bangku yang kosong saenim"
"Tidak ada bangku kosong bagaimana? Lalu itu apa?"
"Itu-"
"Itu kursi Minho saenim, kalau anak baru ini mendudukinya lalu Minho akan duduk dimana?"ujar Luna.
"Untuk sementara biar kau duduk disana dulu sampai Choi Minho masuk, nanti akan aku suruh pengurus sekolah untuk menambah kursinya. Kka duduklah"
Kyuhyun melirik Changmin.
Risih juga ditatap setajam itu.
"Baik saenim"
Kyu berjalan pelan kembali duduk di tempat semula.
"Jangan melihatku seperti itu, aku akan pindah saat temanmu masuk"
Changmin melepaskan tatapan menusuknya dan kembali memandang keluar jendela.
Dilihatnya semua murid sibuk menghapal materi ulangan, hanya dia saja yang melirik-lirik tidak jelas.
Sampai akhirnya-
"Yah"
Changmin tidak langsung menoleh.
"Yah hei~! Ck, yah" Kyu mencolek lengan Changmin dan hal itu membuat lelaki tampan itu menoleh.
"Apa!"
"Uh galak sekali. Yah aku boleh pinjam catatanmu? Aku harus menghapal juga"
Dengan malas Changmin mengambil buku catatannya dan melemparnya ke meja Kyu.
"Errrghh tidak sopan"
"Apa?!"
"Tidak ada, kupinjam nanti kukembalikan setelah selesai"
Changmin kembali menelungkupkan kepalanya.
Saat membuka catatan milik Changmin, Kyuhyun mengerungkan keningnya heran.
"Kenapa bukunya kosong? Hei bukumu tidak ada catatannya sama sekali~!"
"Kau tidak akan menemukan tulisan apapun di buku tulis Changmin selain kertas kosong" ucap gadis bernama Yuri yang duduk di depan Kyu.
Kyuhyun semakin bingung.
Lalu kalau tidak ada catatan bagaimana namja berwajah angkuh itu belajar? Pikirnya.
"Ini pakai saja miliku, aku sudah selesai membaca" Luna yang duduk dibelakang Kyu memberikan buku catatannya.
"Ah~ gomawo. Yah ini bukunya ku kembalikan, tidak ada isinya sama sekali"
Tanpa mengangkat kepalanya Cangmin mengambil buku itu dan menyimpannya di laci bawah meja.
10 MENIT KEMUDIAN
"Waktu habis, masukan buku catatan kalian dan Suho bagikan kertas ulangannya"
"Nde saenim"
Kyu melirik Changmin.
Lelaki itu masih menelungkupkan kepalanya.
"Apa dia benar-benar tidur? Ulangan akan dimulai" bisiknya.
"Kyu, lebih baik kau jangan mengganggunya, Changmin paling tidak suka kalau waktu tidur dan makannya diganggu" ujar Victoria kali ini.
"Aku tidak mengganggunya. Tapi- ulangan akan dimulai bagaimana dia-"
"Sudahlah kau urus saja dirimu sendiri. Biarkan Changmin tidur"
Kyu mengehela napasnya
Namja di sampingnya ini benar-benar aneh.
Sampai 15 menit saat ulangan akan selesai, Changmin bangun dari tidurnya lalu dengan wajah yang masih mengantuk namja berwajah kekanakan itu mulai mengisi lembar ulangan.
Dan ia selesai kurang dari 15 menit.
Changmin lalu menyerahkan kertas ulangannya dan keluar, karena setelah ini adalah jam istirahat.
"Omo. Apa dia sudah mengerjakan semuanya?" takjub Kyu.
"Itulah uri Changmin" bisik Kai.
"Ajaib"
.
.
*NEXT DAY*
Jam sekolah usai.
Murid-murid berhamburan, sibuk untuk pulang kerumah masing-masing atau sekedar bermain bersama sebelum pulang.
"Min, kau mau ikut kami melihat Minho di RS? Sudah hampir seminggu dia tidak masuk, kukira dia hanya sakit biasa ternyata tiphus" ajak Tao selaku ketua kelas.
"Aku sudah menjenguknya kemarin"
"Aish tidak mengajak kami eoh?"
"Mian, aku bersama Umma kebetulan pamanku bekerja disana jadi sekalian"
"Ah~ begitu. Baiklah, aku pergi dulu"
"Hm"
Changmin menuruni tangga sekolah, ia bergegas menuju tempat parkiran motor.
Matanya sekilas menangkap si murid baru yang sudah seminggu ini satu kelas dengannya.
"Ck, lagi. Ban sepedaku hilang~!" kesalnya sambil menendang sepeda miliknya yang sudah tidak ada rodanya.
Kyu melepas tali ikatan sepedanya dari pohon sambil terus menggerutu.
Tidak ia pedulikan ejekan siswa lain.
"Kyu, kemana roda sepedamu? Kau kesini menggunakan sapu terbang? Hahaha"
"Lihat ban sepeda Kyu hilang lagi. Aigoo kasian, lagipula jaman apa ini masih menggunakan sepeda ke sekolah ckck"
"Haish~!" Kyu yang sudah kesal karena ban sepedanya hilang, dibicarakan siswa lain sekarang ditambah dengan tali tambang yang terikat kuat sampai ia tidak bisa membukanya.
"Kemana ban sepedamu?" suara tenor itu membuatnya menoleh.
"Molla, mau apa kau? Mau mengejek-ku juga?"
Changmin memperhatikan detail sepeda milik Kyu.
Oh, dia tahu dengan jelas bahwa namja vampire itu sering dikerjai.
Dan dia tidak peduli.
Tapi menurutnya satu minggu penuh menghilangkan ban sepeda bukankah itu sedikit keterlaluan?
"Ayo"
"Ayo apa?"
"Kau mau menginap di sekolah?"
"Cih kau saja yang menginap disini"
"Jangan cerewet! Kajja"
"YAH! Apa-apaan ini? JANGAN MENARIK TASKU JUNG CHANGMIN!"
Tanpa ijin, Changmin menarik tas Kyuhyun menuju motornya.
Membuat puluhan pasang mata menatap mereka berdua dengan 'iri'.
Dia Jung Changmin ingat?
"Lepaass~! Tasku bisa rusak kalau kau tarik begitu!"
"Dimana rumahmu?"
"Nohwon"
"Ck, rumahmu yang sekarang"
"Ah~ Mian, Insadong. Wae?"
"Naiklah"
"Huh? Naik? Ke motormu?"
"Ke tubuhku"
PLETAK
"YAK! Kenapa kau memukulku?!" protes Changmin sambil mengelus kepalanya.
"Kau yang minta dipukul"
"Yaish sudahlah, naik ke motorku ppaliwa!"
"Kau mau mengantarku pulang?"
"Hm"
"Rumahmu dimana?"
"Ya Tuhan kau cerewet sekali"
"Aku kan hanya bertanya dan tinggal kau jawab apa susahnya?"
Changmin menarik napasnya kesal.
Menyesal ia berniat mengantar namja kelewat pucat itu pulang.
"Aku di samsungdong kenapa?!"
"Omo, jarak rumahmu cukup jauh dari rumahku dan lagi kita berbeda arah. Kau benar mau mengantarku?"
PLUK
"Pakai, jangan cerewet dan segera naik ke motorku!"
Kyu menangkap helm yang diberikan Changmin.
Meski ragu mau tidak mau Kyu naik keatas motor namja Jung itu.
"Yah! Sepedaku bagaimana?"
"Besok akan kusuruh orang yang merusak sepedamu untuk membetulkannya"
"Huh? Bisakah begitu?"
"Ck, kau meragukanku?"
"Ani, semua orang disini siapa yang berani denganmu"
"Kau tidak takut padaku?"
"Haha jangan bercanda Jung, kau memang galak dan tatapan matamu bisa mengintimidasi siapapun, tapi maaf tidak denganku"
"Kenapa?"
"Hmmm, aku disini untuk sekolah jadi tidak ada waktu bermain. Dan well, aku tidak peduli dengan urusan yang lain selain be-la-jar"
Changmin menunjukan smirknya dibalik helm.
Menarik.
Lelaki yang berada di kursi belakang motornya ini sangat menarik.
BREEMMM
Dengan kencang putera pertama pasangan YUNJAE itu meng-gas motornya.
Mengganti kopling dan dengan kecepatan yang tidak dibayangkan Kyu.
"YAH TIANG KAU MAU MEMBUNUHKU? PELANKAN MOTORNYAA~!"
"Hahahahaha"
Dan baru kali ini seorang Jung Changmin tertawa begitu keras.
Sepanjang perjalanan keduanya hanya diam.
Meski beberapa kali Kyu mencengkram seragam Changmin keras.
Atau menoyor kepala namja Jung itu karena kecepatan motornya diambang batas normal.
Hingga 15 menit kemudian keduanya sampai di kediaman Cho.
Saat turun dari motor, Kyu langsung mencopot helmnya dan mengembalikannya dengan kesal.
"Jangan mengajak-ku naik motormu lagi selama cara mengendaraimu seperti sedang membonceng kambing!"
Changmin terkekeh.
Benar-benar namja yang menarik. Pikirnya
"Biasakan"
"Geez, aku seperti mau mati. Tapi- terima kasih"
"Hm"
"Kau mau masuk dulu? Keunde dirumahku tidak ada siapapun"
"Orang tuamu kerja?"
"Ani, mereka sudah meninggal sebulan lalu. Kecelakaan bus"
Air muka Changmin berubah seketika.
"Maaf aku tidak tahu"
"Hehehe gwaenchana santai saja"
"Kenapa kau tinggal sendiri? Tidak punya saudara?"
"Adiku juga ikut meninggal dalam kecelakaan itu, jadi yah beginilah sekarang aku sendiri. Karena itu aku pindah ke Seoul. Kalau di Nohwon aku tidak akan bisa belajar dengan tenang, terus saja mengingat adik dan orang tuaku"
"Lalu siapa yang ada di Nohwon sekarang? Apa rumah itu kosong?"
"Hm, entahlah aku belum siap kembali kesana. Aku ingin lulus SMA lalu masuk Universitas, bekerja dan mungkin beberapa tahun lagi aku baru bisa kembali kerumah itu. Untungnya Appa sejak kami kecil sudah mendaftarkan asuransi pendidikan jadi aku tidak perlu khawatir mengenai biaya sekolah dan kuliahku nanti"
"Dan- ini rumah siapa?"
"Aku mengontrak"
"Biayanya?"
"Aigooo sekarang kau yang cerewet huh? Setiap sore aku bekerja di cafe ujung jalan, upahnya lumayan meski aku harus bekerja sampai jam 12 malam"
Changmin menatap lurus teman sekelasnya itu.
Sungguh ia tidak tahu latar belakang Kyu yang well menyedihkan.
Berbed dengan dirinya yang serba lebih lebih LEBIIIHHH.
"Yah jangan menatapku sepert itu"
"Maaf"
DDDRRRTTT DDDDRRRTTT
PIP
"Kenapa Jess?"
"Junsu menelponku tadi tapi tiba-tiba sambungannya terputus lalu aku telpon lagi tapi mailbox. Aku khawatir terjadi sesuatu dengannya Min~ah"
"Kau sempat melacak gps ponselnya?"
"Hm dia masih di sekolah"
"Aku kesana"
"Hati-hati Min~ah, dan kabari aku kalau kau sudah menemukan Suie"
"Arra"
KLIK~
"Ada apa?"
"Adiku sepertinya dalam masalah, aku harus pergi"
"Kau punya adik? Perempuan?"
"Laki-laki tapi sifatnya seperti perempuan"
"Huh?"
"Sudahlah aku pergi dulu, bye"
"Ah itu- aku sedang bosan dan tugas juga tidak ada. Dan karena kau sudah mengantarku pulang jadi boleh aku ikut? Maksudku siapa tahu nanti aku bisa membantu, kan katamu adikmu sedang dalam masalah"
Changmin mengerungkan kedua alisnya.
Ia berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab.
"Naiklah"
"Haha terima kasih Jung"
Dan kembali Changmin menjalankan motornya seperti orang yang dikejar malaikat kematian.
Kyu sebenarnya ingin protes tapi ia tahu bahwa sepertinya Changmin sedang sangat terburu-buru.
Jadi ia hanya diam sambil kedua tangannya mencengkram seragam namja Jung itu.
Sampai 20 menit kemudian.
Saat motor berhenti, Changmin langsung melepas helmnya berlari menuju taman belakang sekolah tempat dimana adiknya belajar.
Changmin berlari memeriksa dengan cermat taman belakang sekolah yang sangat luas.
Matanya memperhatikan satu-persatu bangunan dan lapangan luas yang ada disana.
Dilihatnya sebuah rumah kaca tempat menyimpan tanaman.
Feelingnya terasa kuat dan ia bergegas menuju kesana.
Saat berada di depan pintu rumah kaca tersebut samar ia mendengar suara adiknya yang tengah ketakutan.
BRAK!
Dengan sekali tendangan pintu rumah kaca itu terbuka.
Dan matanya terbelalak melihat apa yang terjadi.
Junsu sedang ditindih seorang pemuda berseragam sama dengan Junsu, dimana dua orang pemuda lainnya nampak memegang kedua tangan namja manis itu.
"MENYINGKIR DARI ADIKU!"
BUGH!
BUGH!
BUGH!
BUGH!
"BRENGSEK! BERANI SEKALI KAU MENYENTUH ADIKU!"
Dan adegan selanjutnya adalah Changmin yang sibuk memukul tanpa ampun 3 orang pemuda berseragam yang tadi sedang mencoba untuk 'memperkosa' Junsu.
Emosinya meninggi.
Changmin terus menghajar tanpa henti.
"BAJINGAN! BRENGSEK! KAU APAKAN ADIKU!"
Kyu yang melihat Changmin berubah bringas sedikit ketakutan.
Dia tahu Changmin galak dan angkuh tapi dia tidak tahu bahwa pemuda tinggi itu bisa berubah se-seram ini.
Ketiga pemuda yang semakin melemah hanya jatuh tersungkur.
Tapi Changmin tidak berhenti memukul menendang mereka.
Sampai akhirnya Kyu merasa ini harus dihentikan.
Ia merangsek maju.
"C-Changmin~ah hentikan, hentikan orang ini bisa mati, Changmin~!"
Wajah Changmin yang tipikal wajah kekanakan kini meningkat 100% tingkat keseramannya.
"Changmin~ah sudah Changmin orang ini bisa mati kalau kau pukul terus!"
Kyu menahan Changmin dengan memeluknya dari belakang dan membawanya menjauh.
"BINATANG-BINATANG INI MELAKUKAN SUATU YANG BURUK PADA JUNSU! TIDAK AKAN KUAMPUNI!"
"Kita akan melaporkannya pada polisi dan biar mereka yang menghukumnya, Min cukup hentikan~!"
"TIDAK AKAN!"
Changmin memaksa terus maju.
Melepas ikatan tangan Kyu di pinggangnya.
Dan justru karena hal itu membuat siku Changmin mengenai sudut bibir Kyu cukup keras.
"Awh~ hssshh~ aish"
Mendengar suara desisan Kyu membuat Changmin membalikan tubuhnya dan dilihatnya Kyu nampak tertunduk sambil memegangi sudut bibirnya yang sudah mengalir darah segar.
"K-Kau kenapa?"
"SAKIT! Haish~~~ menyingkir dariku!"
"Ak-aku tidak sengaja, maaf"
"AKU KAN SUDAH BILANG HENTIKAN~! TAPI KAU MASIH TERUS MERONTA! Haish bibirku~"
Changmin menatap khawatir karena darah itu mengalir cukup deras dan mengenai seragam Kyu.
"Sudahlah, aku tidak apa-apa. Kau berhenti menghajar mereka, kita urus adikmu dulu, ah~ dimana dia"
Changmin menurut kali ini.
Matanya otomatis mencari keberadaan adiknya yang nampak tengah terduduk di pojok sambil memeluk kedua lututnya.
Tubuhnya bergetar takut.
Wajahnya pucat.
Pipi kanannya lebam, yang Changmin yakin adiknya itu sempat ditampar oleh 3 pemuda berkelakuan binatang itu.
Belum lagi Junsu tidak berhenti terisak.
Seragamnya sudah terkoyak.
Celananya sobek.
"Junsu! Su- ini aku Changmin hyung. Suie" panggilnya.
Junsu masih menundukan kepalanya.
Isakannya membuat hati Changmin terluka.
"Ini" Kyu menyodorkan jaketnya. "Tutupi tubuhnya, dan- sebaiknya kau menghubungi orang tuamu lalu cepat bawa ke RS"
Ide Kyu benar.
Changmin tidak bisa mengatasi ini sendiri.
Akhirnya ia menelpon Yunho, sang Appa.
Ia tidak menghubungi Jaejoong.
Karena ia tahu Ummanya itu panikan.
Bukannya membantu justru membuat Changmin semakin repot nantinya.
Yunho yang sedang mendiskusikan sebuah projek penting begitu mendengar kabar dari Changmin ia langsung mengakhiri rapatnya.
Baginya, istri dan anak-anaknya jauh lebih penting dari proyek apapun.
"Bawa Su ke RS sekarang Min~ah! Kau sudah menelpon Ummamu?"
"Belum Appa, aku takut Umma cemas"
"Bagus, nanti saja kalau Su sudah di RS dan keadaannya mulai tenang baru kita menghubunginya. Sekarang bawa dia, dan untuk urusan ketiga orang itu serahkan pada Appa"
"Ne Appa. Appa- ingat kau harus menghukumnya dengan cara kita, cara keluarga Jung~!"
"Kau tenanglah"
PIP
"Taeyeon, batalkan meeting hari ini dan tolong hubungi Hyukjae suruh dia menghadapku di RS Seoul sekarang"
"Nde sajangnim"
Dan Yunho langsung bergegas ke RS Seoul.
.
.
*SEOUL HOSPITAL*
"Appa!"
"Mana Suie?"
"Dikamar sedang diperiksa paman Siwon"
"Bagaimana ini bisa terjadi Min~ah"
"Aku sendiri tidak mengerti, Jessica tiba-tiba menelpon dia bilang kalau Junsu menelponnya tapi sambungannya terputus dan handphonenya langsung tidak aktif. Dan untung saja gpsnya dinyalakan, jadi aku tahu kalau dia masih disekolah"
Yunho diam.
Ia cemas.
"Appa, sudah kau bereskan mereka?"
"Hyukjae akan kesini setelah itu kau tunggu saja selanjutnya"
Smirk itu muncul kembali.
Seringai yang membuat Kyu merinding.
Ah Cho Kyuhyun ikut bersama Changmin.
Ia melirik Yunho Jung yang sangat terkenal itu.
Ia merasa Yunho - Changmin memang sangat mirip
Ayah dan anak tidak ada bedanya.
Memiliki tatapan tajam mematikan.
Lima belas menit berlalu.
Dokter bername tag Jung Siwon itu keluar dari kamar rawat Junsu.
"Hyung- bagaimana anaku?"
Dokter tampan itu menghela napasnya.
Ia membetulkan letak kacamatanya.
"Keponakanku itu sedang dalam obat bius sekarang. Aku belum bisa memberi kabar tentang keadaannya Yun. Kita harus melakukan rontgen dan scanning untuk melihat bagaimana keadaan rektum Junsu"
"Re-rektum? A-apa yang terjadi padanya Siwon hyung? Katakan padaku!"
Dokter tampan itu menghela napasnya.
Berat memberitahukan kabar buruk jika pasien itu adalah bagian dari keluargamu sendiri.
"Kurasa- mereka sempat merasukinya Yun"
Bagai ditampar halilintar, tubuh Yunho menegang. Begitu juga Changmin.
Ia bahkan mengepal tangannya.
"M-Mworago?"
"Hum, tadi sudah kuperiksa semua bagian tubuh Suie tapi bagian atasnya tidak apa-apa hanya lecet saja keunde--" Siwon tidak bisa melanjutkan kalimatnya. Ia juga merasa sedih dengan kondisi Junsu.
"B-Bagaimana ini terjadi? Apa yang binatang-binatang itu lakukan pada anaku?!" geram Yunho.
"Rektumnya memang robek tapi tidak dalam, karena itu kita akan melakukan rontgen dan scanning untuk melihat apakah ada luka dalam atau tidak"
"Hyung, kumohon lakukan yang terbaik untuk anakku"
"Tentu Yunho tidak perlu kau suruh aku akan lakukan apapun untuk menyembuhkannya, bukan hanya karena dia keponakanku tapi ini sudah menjadi kewajibanku. Tunggulah kabar dariku"
"Gomawo hyung"
"Baiklah, aku keruanganku dulu menyiapkan semuanya. Kalian masuklah. Oya lebih baik kau hubungi Jaejoong, tadi Suie sempat memanggil-manggil namanya"
"Ne hyung"
Yunho dan Changmin langsung menerobos masuk kamar rawat Junsu, di ikuti Kyu.
Hati ayah dan anak itu seperti teriris melihat keadaan salah satu keluarga Jung tertidur seperti bayi namun dengan luka lebam di pipinya.
Yunho dan Changmin bahkan tidak bisa berkata apapun.
Changmin sangat menyesal karena tidak bisa menjaga adiknya dengan baik.
Sedang Yunho terpukul melihat keadaan putera bungsu yang kepolosannya menurun dari Jaejoong.
TOK TOK TOK
"Masuk" ujar Yunho.
"Sajangnim"
"Hyukjae aku ingin kau melakukan sesuatu untuku"
"Katakan sajangnim"
"Aku ingin kau membuat 'perhitungan' dengan orang yang sudah menyakiti puteraku. Buat mereka agar merasakan apa yang puteraku rasakan. Lakukan dengan cara keluarga Jung!" tegas Yunho.
"Baik sajangnim"
"Ah~ jangan sampai kau 'kehilangan' mereka"
"Tenang saja sajangnim"
"Kecuali- jika memang kau 'kelepasan' "
"Laksanakan sajangnim"
GLEK
Dan Kyu hanya bisa menelan salivanya.
Sepertinya clan Jung ini benar-benar keluarga yang menyeramkan.
Pikir Cho Kyuhyun.
