The Adventure of Team Hebi

By Chiha Asakura

Naruto © Masashi Kishimoto

Rated : T

Genre : Adventure, Humor, Romance

Warning: Typo(s)—maybe / OOC—maybe / GaJe / Canon / Cover—editing by me[Chiha] /

.

Uchiha Sasuke, Hozuki Suigetsu, Uzumaki Karin, Juugo

.

[Uchiha Sasuke X Uzumaki Karin]

.

.

.

DLDR

.

.

.

Chapter 1 : Ghost

.

.

.

Jubah-jubah itu masih setia menutupi tubuh dan kepala mereka kala melewati sebuah desa kecil. Para warga di desa itu masih setia berlalu lalang mengingat hari masih pagi sehingga mereka masih harus semangat untuk melaksanakan segala macam kegiatan. Keempat orang itu memutuskan untuk singgah pada sebuah kedai makanan untuk mengisi perut mereka.

"Kalian pesan apa?" tanya lelaki berambut hitam mencuat.

"Terserah kau saja Sasuke," jawab lelaki berambut putih. Kedua rekannya yang lain hanya mengendikkan bahu tanda bahwa mereka ikut saja dengan pesanan orang yang dipanggil Sasuke.

"Empat menu spesial dan teh panas," kata Sasuke pada pelayan perempuan yang menatapnya penuh damba. Yah, sudah biasa sih.

"Ba-baik Tuan, tunggu sebentar." Pelayan itu berlari kembali ketempatnya dan mulai berbisik pada pelayan-pelayan lain. Mungkin ingin pamer kalau dia bicara dengan seorang lelaki tampan?

"Hah Sasuke! Kau itu terlalu mencolok! Kemanapun kau pergi pasti kita dapat teriakan para gadis. Padahal kau 'kan tidak begitu tampan," ucap lelaki bergigi taring bernama Suigetsu.

DUAGH!

"Kau itu buta ya sampai bisa bilang Sasuke itu tidak tampan? Mungkin kau mau pinjam kacamataku hah?"

"Ittai~ Karin bodoh! Sakit tahu!"

"Kau yang bodoh! Sasuke itu tampan!" Satu-satunya gadis di meja itu berteriak sambil berdiri menunjuk lelaki di depannya.

"Aha! Kau baru saja mengakui Sasuke tampan! Bilang saja kalau kau itu suka dengan Sasuke!"

"Ti-ti-tidak!" Gadis bernama Karin itu salah tingkah sambil membetulkan kacamatanya yang sebenarnya sudah benar letaknya.

"Karin duduklah dan Suigetsu berhenti menggoda Karin," ucap si sumber masalah pertengkaran antara Karin dan Suigetsu.

"Huh!" Karin duduk sambil menatap sebal Sasuke yang duduk disampingnya. Suigetsu pun hanya memalingkan wajahnya karena malas.

Sedangkan lelaki berambut jingga jabrik yang duduk di samping Suigetsu yang dikenal dengan nama Juugo itu hanya menatap datar ketiga rekannya. Yah sudah biasa.

.

.

.

Keempat orang itu kembali melanjutkan perjalanan mereka. Mereka harus sampai ke desa seberang sebelum malam datang. Seperti biasa tidak ada yang memulai pembicaraan diantara mereka. Kalaupun ada biasanya hanyalah keluhan yang keluar dari Suigetsu dan tanggapan sinis dari Karin terhadap hal yang dikeluhkan Suigetsu.

"Hey, kau dengar? Satu orang lagi sudah hilang."

"Benarkah? Apakah hantu itu lagi pelakunya?"

"Tidak salah lagi, pasti hantu itu!"

"Kita harus meminta pemimpin desa untuk membuat pembatas pada hutan itu."

"Iya, aku setuju."

Karin berhenti berjalan setelah mendengar percakapan warga desa di dekatnya. Berhentinya Karin membuat ketiga rekannya juga ikut berhenti.

"Oy Karin kalau ka ca—"

"Permisi, hutan mana yang sedang kalian bicarakan?" tanya Karin mendadak pada warga desa itu memotong perkataan Suigetsu.

"Oh itu hutan yang ada di ujung jalan ini."

"Tadi aku dengar kalian membicarakan hantu?"

"Iya, hutan itu sudah dikutuk! Dulu ada wanita yang bunuh diri di dalam hutan itu dan mengutuk siapa saja yang melewati hutan itu untuk menemaninya selamanya."

"A-apa benar ada yang seperti itu?"

"Buktinya warga kami sudah banyak yang menghilang saat mencoba melewati hutan itu untuk pergi ke desa seberang. Sekarang banyak warga yang lebih memilih jalan memutar daripada masuk ke dalam hutan itu."

"O-oh... Terima kasih informasinya."

"Jangan lewati hutan itu kalau kalian ingin selamat." Setelah mengucapkan hal itu kedua warga desa tersebut berlalu dengan cepat.

.

"Ne... Sasuke apa kita akan melewati hutan itu?"

"Tch! Jangan bilang kau takut Karin?" sahut Suigetsu.

"A-apa? A-aku tidak takut!"

"Kalau begitu ya sudah," kata Suigetsu sambil menjulurkan lidahnya. Karin hanya mengepalkan kedua tangannya menahan kesal.

"Hn, kita akan tetap melewati hutan itu. Dengan melewati hutan itu kita bisa menghemat waktu perjalanan," kata Sasuke.

"Terserah sajalah!"

Juugo? Seperti biasa ia hanya diam mendengarkan.

.

.

.

Hutan itu sudah berada di hadapan mereka. Terdapat jalan setapak yang sepertinya dulu digunakan orang-orang desa untuk membawa barang dagangannya ke desa seberang. Dilihat dari dekat hutan itu memang cukup menyeramkan. Pohon-pohon yang besar dan daunnya yang rimbun membuat kondisi di dalam hutan terlihat gelap walaupun hari itu masih siang. Sulur-sulur pohon yang menjuntai juga menambah angkernya hutan itu. Setelah diperhatikan lagi, salah satu sulur pohon yang melambai itu seperti sedang melambaikan tangan untuk mengajak Sasuke dan yang lain masuk ke dalam hutan.

Tiba-tiba Karin merinding. Sungguh, Karin tidak suka dengan semua yang berbau hantu atau hal-hal mistis lainnya. Tapi karena gengsi dengan Suigetsu ia bertekad akan bertahan.

Sasuke yang pertama kali masuk ke dalam hutan itu diiringi Juugo dan Suigetsu. Karin masih belum mau beranjak dari tempatnya. Dia benar-benar merasa ada yang tidak beres dengan hutan di hadapannya ini dan firasatnya selalu benar.

"Karin?" panggil Sasuke dari dalam hutan itu.

"I-iya." Dengan berat hati Karin mulai memasuki hutan berhantu itu.

Kali ini mereka berjalan dengan Sasuke di depan diiringi Juugo, Karin dan Suigetsu. Tidak ada yang memulai pembicaraan lagi, mereka larut dalam pikiran mereka masing-masing. Semakin memasuki hutan, cahaya matahari yang masuk semakin sedikit. Seandainya tidak ada desas desus hantu, Karin akan sangat bersyukur melewati hutan yang sangat rindang itu. Mungkin ia bisa mengajak Sasuke untuk piknik sebentar? Yah seandainya tangannya tidak terus-terusan gemetar seperti itu. Perasaannya benar-benar tidak enak, ia merasa ada yang tidak beres dengan hutan itu. Ia merasa seperti ada yang sedang mengawasinya dan timnya. Well, ia ninja sensor 'kan?

"Hahaha Karin kau takut ya? Tubuhmu sampai gemetar begitu," ucap pemuda bergigi runcing dengan seringainya.

"Berisik!"

Benci. Karin benci sekali saat Suigetsu merasa menang setelah mengejek dirinya. Tapi gemetar di tangannya tidak bisa hilang. Ia jauh lebih benci dengan hantu rupanya. Tidak ada lagi percakapan di antara mereka. Lagi-lagi keheningan dan suara langkah kaki yang terdengar. Jangan tanya kenapa mereka tidak meloncati dahan ke dahan seperti biasanya, karena pimpinan mereka si pemuda berambut mencuat itu sepertinya memang tidak ada niatan meloncati dahan. Mungkin ia ingin membuat Karin pingsan karena ketakutan dulu?

Keringat dingin mulai membasahi wajah Karin. Ia jelas mendengar suara-suara aneh di sekitarnya. Ia mendengar suara gadis yang menangis. Tapi nampaknya ketiga rekannya sama sekali tidak mendengar hal itu atau mereka pura-pura tidak dengar? Karin meremas jubahnya. Suara-suara itu terdengar semakin jelas tapi ketiga rekannya sama sekali tidak bereaksi.

Suigetsu yang berada di belakang bisa dengan jelas melihat Karin yang gemetaran. Sebenarnya ia juga mendengar suara-suara aneh itu tapi ia diam saja. Ia tahu Karin sudah sangat ketakutan terlihat dari jubahnya yang bergetar. Kali ini ia berniat untuk menenangkan Karin bukan mengejeknya. Saat ingin menepuk bahu Karin. Bahu itu sudah terlebih dahulu ditepuk orang lain.

"Hn, tenanglah. Tidak usah takut."

"Sa-sasuke... Si-siapa yang takut?" Karin menepis tangan Sasuke yang berada di bahunya. Karin kemudian berjalan cepat melewati Juugo.

Tiba-tiba angin berhembus kencang membuat jubah yang menutupi tubuh Karin tersingkap. Dengan jelas Karin mendengar suara perempuan yang berbisik di telinganya, "Ayo temani aku..."

Karin seketika berteriak dan mengibas-ngibaskan tangannya kesana kemari. Sasuke, Suigetsu dan Juugo langsung menghampirinya. Sasuke memegangi kedua tangan Karin. "Karin tenanglah."

"Pergi... pergi... jangan mendekatiku."

"Karin..." Sasuke tetap memegangi tangan Karin dan berusaha menenangkannya sedangkan Juugo dan Suigetsu mulai melihat kekiri dan kanan mengawasi keadaan.

Akhirnya Karin membuka kedua matanya dan mulai tenang. Ia langsung memeluk Sasuke. Sasuke diam saja dipeluk Karin sedangkan Juugo dan Suigetsu nampak terkejut. Ini kali pertama mereka melihat Karin seperti itu.

"Ma-maaf Sasuke aku tidak bermaksud..." Karin segera melepas pelukannya pada Sasuke.

"Hn."

Tubuh Karin masih gemetar. Tanpa aba-aba Sasuke memegangi tangan Karin dan menariknya untuk terus berjalan. Karin sadar betul Sasuke memegangi tangannya hanya untuk menyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja. Tapi tetap saja Karin merona melihat tangannya yang dipegangi Sasuke. Ia sudah tidak peduli kalau Suigetsu dan Juugo sedang memperhatikannya, ia tidak akan menepis tangan Sasuke kali ini. Ia memang membutuhkan Sasuke.

Setidaknya usaha Sasuke berhasil. Tubuh Karin berhenti gemetar walau suara-suara aneh itu masih didengarnya.

.

.

.

Udara di sekitar mereka semakin mencekam. Entah sudah berapa lama mereka berjalan. Memang seharusnya mereka sudah sampai di ujung hutan itu. Tiba-tiba satu-satunya gadis dalam rombongan itu tersentak. "Sasuke aku rasa—"

"Hn. Ini genjutsu."

"Tapi sejak kapan?" tanya Suigetsu tak percaya.

"Hn entahlah. Dan genjutsu ini benar-benar kuat. Aku dan Karin saja baru bisa menyadarinya sekarang."

Dengan berat hati Karin melepas pegangan tangan Sasuke untuk membuat segel dan menutup matanya. Kali ini rasa takutnya benar-benar sudah hilang. Setelah mendeteksi sekitarnya barulah Karin membuka kedua matanya.

"Penggunanya tidak ada di sini Sasuke. Sepertinya chakranya berkurang makanya kita bisa menyadari hal ini."

"Hn."

"Siapapun pengguna genjutsu ini dia benar-benar hebat, aku sampai mengira bahwa kita memang sedang dihantui," kata Suigetsu sambil menyeka keringat di dahinya.

"Che— ternyata kau juga takut hantu!"

"Setidaknya aku tidak gemetaran sepertimu."

"Cih!"

"Kita akan menangkap penggunanya agar warga desa bisa melewati hutan ini lagi," jelas Sasuke.

Ketiga rekannya yang lain hanya menganggukkan kepala mereka.

.

Tiba-tiba perempuan berpakaian serba putih dan rambut hitam panjang menghadang mereka. Wajahnya tidak kelihatan dan ia terlihat tidak berpijak di atas tanah. Karin seketika berteriak. Sasuke dengan cepat membalik tubuh Karin dan memeluknya dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya menghunuskan kusanagi pada makhluk itu.

"Apa maumu?"

"Temani aku di sini." Makhluk itu nampak menyeringai.

"Hiii... Aku tidak sudi!" teriak Suigetsu. Juugo melancarkan serangan pada makhluk itu tapi serangannya malah menembus tubuh makhluk berambut hitam panjang itu.

"Juugo ini hanya genjutsu, yang perlu kita lakukan adalah mencari penggunanya," kata Sasuke.

"Temani aku di sini... temani aku di sini..." Makhluk itu terus berucap seperti itu.

"Cih, Sasuke di mana penggunanya aku sudah muak melihat makhluk mengerikan ini."

"Karin, kau tidak apa-apa?" tanya Sasuke pada Karin yang masih menutupi wajahnya dibalik dada Sasuke.

"I-iya. Maaf, aku akan segera mencari penggunanya," ucap Karin terbata seraya melepas pelukan Sasuke.

"Tatap wajahku saja, tidak usah berbalik."

Blush~

Gadis mana yang tidak merona saat disuruh menatap wajah lelaki tampan seperti Sasuke. Karin mencoba berkonsentrasi dan mencari chakra si pengguna genjutsu. "Arah jam enam Sasuke!"

Suigetsu segera menuju arah yang dikatakan Karin dan menebas pedangnya asal. "Dimana kau heh? Perlihatkan wajah aslimu!"

Sasuke segera mengaktifkan sharingannya. Setelah mengetahui posisi si pengguna genjutsu Sasuke dengan cepat mengeluarkan chidori. Setelah itu sosok berpakaian putih menghilang dan muncullah seorang wanita yang cukup berumur.

"Hebat juga kalian, baru kali ini ada yang menyadari genjutsuku bahkan ninja level tinggi saja sulit mengetahui genjutsuku."

"Tentu saja, karena level kami lebih tinggi dari ninja-ninja itu," kata Suigetsu bangga.

"Sebenarnya apa maksudmu melakukan hal ini?" tanya Sasuke.

"Aku hanya ingin hidup tenang di hutan ini. Aku buronan."

"Lalu, orang-orang yang menghilang itu ada dimana?"

"Oh, mereka kujual dipasar gelap. Kau tahu, perdagangan manusia masih merajalela di dunia ini." Wanita itu mengatakannya sambil menyeringai.

"Cih!" Sasuke mengepalkan kedua tangannya. Dunia yang dia tempati benar-benar sudah bobrok. "Kau bodoh melakukan genjutsu padaku." Sasuke memasukkan wanita itu ke dalam genjutsunya. Entah ini keberuntungan tim mereka atau apa, tapi yang jelas chakra wanita itu memang sedang lemah. Wanita itu tergeletak di tanah.

"Sasuke pergilah duluan bersama Suigetsu dan Karin. Aku akan membawa wanita ini ke desa itu lagi."

"Tapi Juugo nanti kau tertinggal jauh," balas Suigetsu.

"Aku bisa merubah tubuhku dengan hewan yang bisa berlari cepat."

"O-oh haha aku lupa."

"Ayo Karin, Suigetsu." Kali ini Sasuke meloncati dahan-dahan diiringi Karin dan Suigetsu.

.

.

.

"Ne Sasuke," panggil si gadis berkacamata.

"Hn?"

"Kenapa tidak dari awal kita meloncati pohon?"

"Aku hanya ingin menikmati perjalanan kita."

"Ha-hah?"

"Chee—" Suigetsu nampak cemberut mendengarnya. Bilang saja sengaja, dasar Sasuke bodoh! —pikir Suigetsu dalam hati.

Well, pangeran Uchiha itu nampaknya memang modus!

.

.

.

FIN

.

.

.

a/n: Akhirnya kebikin juga ini fic *-* Padahal mau di publish waktu SasuKarin month bulan kemarin, tapi telat lagi #ngekk

Walau telat tapi aku tetap mau ngucapin HAPPY SASUKARIN MONTH :D

Karena terlanjur telat aku bikin fic MC aja wkwk Tapi tiap chapternya beda-beda cerita :)

Btw ada yang sudah baca Uchiha Sasuke's Sharingan Legend? Sumpah chapter satunya bikin ngakak guling-guling XD Sasuke gaje banget dah hahaha Sekalian ini fanfic untuk merayakan rilisnya Uchiha Sasuke's Sharingan Legend hohoho

Yah walaupun Naruto mau tamat sebentar lagi setidaknya para fans Sasuke (sepertiku) bisa bernapas lega karena masih bisa menikmati Sasuke (?) untuk beberapa tahun ke depan wkwk

Yosh, akhir kata review please :3