Main cast : Mark,Haechan,Jaemin,
Jeno,Lucas.
Support cast :Jisung, Chenle, Lami, (Cast akan muncul satu persatu sesuai alur ceritanya).
Pairing : Markhyuck/Markchan,Nochan.
Warn : Boy boy, Bl, Typo(s).
.
.
.
Happy Reading :)
.
.
.
"Yak! Jisung-aa, Kembalikan bukuku!!" Teriakan melengking seorang wanita Itu menggelegar di setiap penjuru koridor.
"Kemarilah, Ambilah jika kau bisa" Ucap jisung sambil mebgangkat buku wanita itu tinggi tinggi.
"Jisung-aa, Kumohon kembalikan kepadaku yaa" Ucap wanita itu sambil mengeluarkan puppy eyesnya.
"Eiyy, Meskipun kau memasang puppy eyesmu itu aku tidak akan tergoda, Jadi cepat ambilah ini" Ucap jisung sambil mengangkat buku itu lebih tinggi lagi.
"Yak! Jisung-aa kembalikan padaku cepat!!" Ucap wanita itu sambil berusaha merebut buku itu dari tangan jisung.
"Lami-aa, Aku tidak akan mengembalikan ini kalau kau tid-"
"Jisung-aa, Cepat kembalikan itu kepada lami." Teriak seorang laki laki membuat mereka berdua menoleh kepada sang pemilik suara itu.
"Oh, Haechan seongsanim" Ucap Mereka berdua sambil membungkukkan badanya 90.
"Jisung-aa, cepat kembalikan buku itu kepada lami, Dan segerlah masuk kekelas seni, Semua teman teman kalian Sudah menunggu kalian" Ucap haechan memperingati mereka berdua.
"Baiklah, Ssaem" Ucap mereka berdua bersamaan. Jisung pun segera mengembalikan buku itu kepada lami dan mereka berdua pun berlari menuju kelas seni dan diikuti haechan juga.
.
.
.
"Baiklah, Anak anak kita mulai pelajarannya" Teriak haechan kepada murid muridnya.
"Hari ini tugasnya adalah melukis, Kalian harus melukis seseorang yang menurut kalian adalah orang yang spesial" Ucap haechan sambil menunjukkan senyuman manisnya.
"Ssaem, Apakah anggota keluarga boleh" Ucap laki laki yang berasal dari china -Zhoung Chenle-.
"Boleh, Pokoknya yang menurut kalian orang itu adalah orang yang spesial" Jawab haechan membenarkan pertanyaan chenle.
Setelah itu pun semua murid murid memulai sesi melukisnya. Haechan pun juga melukis.
Dia melukis seseorang yang selalu ada dihatinya, yang selalu menemaninya saat dia kesulitan waktu itu, Memberinya kebahagiaan sehingga dia melupakan kesedihannya, Orang yang selalu spesial dihatinya meskipun dia tidak bersamanya lagi, Tidak disisinya lagi. Tiba tiba kristal bening meluncur dengan lancangnya dari mata indahnya saat dia mengingat sosok itu lagi. Haechan pun segera menghapus air matanya kasar. Ya, Dia tidak boleh menangis. Dia kan laki laki kenapa dia cengeng seperti ini!?. Haechan tenangkan dirimu ok!.
"Ssaem, Aku sudah selesai melukisnya" Ucap salah saru muridnya meyadarkannya dari lamunanya.
"Ah, Lami-aa kau sudah selesai?, Ah, kemarilah akan kulihat hasil lukisanmu" Ucap haechan sambil memasang senyuman menghangatkannya.
Lami pun segera menyerahkan lukisan itu kepada haechan. Haechan yang melihatnya hanya tersenyum.
"Lami-aa, Boleh ssaem bertanya?" Ucap haechan sambil memandang lami dengan padangan penuh godanya.
"Tentu saja boleh, Ssaem ingin bertanya apa?"
"Apakah ini Kyungmin?" Ucap haechan dengan nada menggoda.
Lami yang mendengar itu seketika wajahnya sangat merah, semerah tomat. Haechan yang melihat lami sedang malu malu seperti itu hanya tertawa kecil melihat sikap muridnya satu ini.
"Ssaem, bu-bukan itu buka kyungmin sungguh" Ucap lami meyakinkan haechan bahwa itu bukan kyungmin. Tapi, Nyatanya sia sia saja haechan gurunya itu selalu tau. Huft.. sungguh menyebalkan bukan?.
"Lami-aa, Apa kau menyukai kyungmin?" Ucap haechan tak henti hentinya menggoda lami. Lami yang ditanya seperti itu bingung ingin mengatakan apa kepada haechan apakah dia harus jujur kepada gurunya ini kalau dia itu sangat sangat sangat menyukai Kyungmin. Namja populer disekolah ini.
"Ssaem, Aku sudah selesai" Ucap seorang laki laki tampan itu sambil meyerahkan lukisannya kepada Haechan.
"Ah, Kyungmin lukisanmu sangat indah" Ucap haechan sambil menunjukkan senyuman terbaiknya. Kyungmin yang mendengar pujian haechan untuk lukisannya itu hanya tersenyum tipis.
Haechan pun menoleh kesampin kanan dimana lami berada. Dia melihat lami hanya menundukkan kepalanya dengan wajahnya yang tambah memerah. Haechan hanya terkekeh saja melihat sikap lami yang sangat malu malu seperti itu.
"Hmm, Lami-aa apa kau tidak apa apa kenapa wajahmu sangat merah apa kau sakit?" Ucap kyungmin sambil mendekati lami. Lami yang sedang didekati oleh kyungmin seperti itu bergerak gelisah.
"A-Ah, Ti-tidak aku tidak a-apa apa" Ucap lami dengan kegugupannya. Ah! Tidak bahkan wajahnya kini bertambah sangat memerah.
Haechan yang melihat itu hanya terkekeh melihat mereka berdua. Melihat betapa lucunya mereka berdua.
"Ekhem.." Deheman haechan pun mengalihkan padangan mereka kepadanya.
"Sekarang kalian boleh duduk, apakah kalian tidak lelah berdiri terus disini?" Ucap haechan sambil mengedipkan sebelah matanya kepada lami. Lami yang melihat itu pun agak bernafas lega karena jantungnya yang mendadak berdetak lebih cepat karena melihat kyungmin tadi. Hah.., Ssaem terima kasih kau telah menyelamatkanku dan juga jantungku. Batin lami berteriak terima kasih kepada haechan. Akhirnya, mereka berdua pun duduk ketempat mereka masing masing. Tak lama kemudian satu persatu murid muridnya mengumpulkan hasil lukisan mereka kepada haechan.
"Anak anak lukisan kalian semua sangat bagus bagus ternyata perkembangan melukis kalian sangat cepat" Haechan berucap sambil tersenyum kepada murid muridnya. Murid muridnya yang mendengar pujian itu hanya membalasnya dengan tertawa kecil.
"Eh, Ssaem, Aku tadi melihatmu melukis, Bisakah kita melihat lukisanmu ssaem?" Ucap salah satu muridnya yang sangat cantik-Jeon somi-.
"Ya, ssaem apakah kita boleh melihatnya?" Timpal jisung kepada haechan.
"Iya, ssaem kita ingin melihatnya" Ucap murid muridnya bersamaan. Haechan yang mendengar itu hanya tersenyum.
"Baiklah, Aku akan memperlihatkan lukisanku kepada kalian."Ucap haechan sambil mengambil lukisannya tadi lalu menggantungkannya didepan. Setelah, menggantungkannya semua murid muridnya pun melihat sambil berbisik bisik.
"Ah, ssaem siapa itu, Bahkan aku tidak pernah melihatnya sama sekali" Ucap lami penasaran.
"Iya, ssaem kukira ssaem melukis jungwoo seongsanim" Ucap somi sambil mempoutkan bibirnya.
"Iya, kukira juga ssaem melukis jungwoo seongsanim, Karena kalian terlihat dekat kita semua mengira bahwa ssaem dan jungwoo seongsanim itu berpacaran. Betul tidak?" Ucap jisung sambil melihat kearah chenle. Chenle hanya menganggukkan kepalanya membenarkan pertanyaan jisung.
Haechan yang mendengar tanggapan semua muridnya itu hanya terkekeh. Oh, Ayolah dia dan jungwoo itu hanya berteman tidak lebih dari itu sungguh!.
"Anak anak, ssaem dan jungwoo seongsanim itu hanya berteman sungguh"Ucap haechan meyakinkan semua murid muridnya.
"Lalu, Orang spesial haechan ssaem itu siapa?" Tanya muridnya -lee jinsol-.
"Orang spesialku adalah yang berada didalam lukisan ini anak anak" Haechan mununjuk lukisannya dengan jari telunjuknya.
"Lalu, diamana sekarang oran itu? Ssaem apakah kita boleh tau?" Tanya kyungmin.
"Iya,benar lalu diamana orang itu ssaem, Lalu, kita juga penasaran kenapa ssaem sangat membenci olahraga basket dan kenapa ssaem sangat menyukai dunia seni kami ingin tau alasannya ssaem" Ucap lami dengan tingkah keponya.
"Orang itu..., Orang itu telah meninggalkanku ketempat yang sangat jauh" Ucap haechan sambik tersenyum pahit.
"Lalu, Alasan kenapa ssaem sangat membenci olahraga basket dan sangat menyukai seni itu adalah karena adanya seseorang dimasa laluku." Haechan mengatakan itu dengan mata yang berkaca kaca.
"bisakah, ssaem ceritakan kepada kami" Ucap chenle penasaran.
Saat haechan ingin membuka mulutnya untuk bercerita tiba tiba terdengar bel tanda untuk pulang berbunyi.
"Anak anak besok saja yaa, ssaem ceritakan waktunya pulang nanti orang tua kalian mencari kalian" Ucap haechan sambik membereskan peralatan peralatnnya.
"Tidak! ssaem, Kami tidak ingin pulang kalau ssaem tidak bercerita" Ucap Jisung sambil berdiri dari kursinya.
"Iya, ssaem kita akan mengabari orang tua kami bahwa kita akan pulang terlambat pokoknya ssaem harus bercerita kepada kami." Ucap Somi yang segera di iyakan oleh semua murid muridnya.
Haechan yang melihatnya hanya menganga. Bagaimana bisa semua murid muridnya tidak ingin pulang karena ingin mendengarkan ceritanya. Akhirnya, Keputusan haechan oun sudah bulat dia pun duduk kembaki dikursi guru. Semua muri muridnya sudah mengabari orang tua mereka masing masing bahkan mereka sudah sangat tenangnya duduk ditempat mereka masing masing untuk mnendegarkan ceritanya.
"Hah.." Haechan menghela nafas untuk memulai ceritanya.
"Pada saat itu.."
.
.
.
Flashback On :
"Haechan-aa, Cepatlah sayang, Lucas sudah menunggumu!" Teriak ibunya dari luar kamarnya.
"Iya, Eomma" Jawab haechan. Haechan pun mengambil tasnya dan segera beranjak keluar. Haechan pun berpamitan kepada ibunya dan berjalan keluar menemui lucas yang sudah menunggunya diluar.
"Yak! Haechan-aa, Kau lama sekali apa yang kau lakukan didalam haa!, Aku sudah menunggumu lebih dari satu jam!" Protes lucas kepada haechan.
"Yak! kau itu cerewet sekali yaa!, Cepat kita nanti akan terlambat!" Bentak haechan kepada lucas. Lucas pun segera menumpangi sepedanya dan disusul haechan yang duduk dikursi boncengnya.
"Yak! Lucas-aa bisa cepat sedikit tidak kita hampir terlambat tau!" Ucap haechan sambil memukuli punggung lucas.
"Yak! Tenangnglah, kita hampir sampai! Kau itu berat jadi kan aku mengayun sepedanya agak lambat" ejek lucas kepada haechan. Mereka pun telah memasuki gerbang sekolah.
"Apa kau bilang tadi! Dasar! kau itu yaa!" ucap haechan marah sambil menggelitiki perut lucas.
"Yak! haechan-aa, jangan menggelitikiku nanti kita akan jatuh!" Bentak lucas kepada haechan. Haechan pun menghentikan kegiatannya menggelitiki lucas tadi. Mereka pun telah sampai ketempat pemarkiran sepeda. Haechan pun segera turun. Dan beranjak meninggalkan lucas tapi tiba tiba teriakan lucas memberhentikan langkahnya.
"Yak!Haechan-aa kau mau kemana bantu aku untuk memakirkannya"Ucap lucas kepada haechan.
"Aku tidak mau!, Salah sendiri kau membawa sepeda buntutmu itu lagi kau kan punya mobil kenapa tidak pakai mobil sih?, Untung saja kita juga tidak terlambat karena sepeda buntutmu ini!, kenapa tidak kau jual saja sih?!" Ucap haechan dengan nada mengejeknya kepada lucas.
"Hei! Asal kau tau saja ini sepeda peninggalan ayahku jadi aku tidak akan pernah menjualnya." Ucap lucas dengan nada tegasnya kepada haechan.
"Ck! Terserahmu saja!" Haechan berdecak kesal dia pun meninggalkan lucas untuk menuju kekelasnya. sama saja berbicara dengannya itu seperti berbicara seperti batu. Jadi, lebih baik dia kekelas saja.
"Yak! Haechan-aa kau mau kemana haa!?" Teriak lucas kepada haechan yang sudah melangkah agak jauh dari tempatnya.
"Kekelas!" Teriak haechan balik.
"Dasar!" Ucap lucas, dan segera memakirkan sepedanya.
Haechan menyusuri koridor sekolah sambil memainkan ponselnya. Tiba tiba ada seseorang menepuk bahunya dan memberikan bunga kepadanya. Dia yang tidak mengerti dengan semua ini pun ingin bertanya tapi orang itu terbuburu buru meninggalkannya. Tiba tiba da seseorang lagi memberinya bunga.
"Hei!, Apa ini semua!" Haechan bertanya kepada orang itu tapi tidak dijawab.
"Siapa, Yang mengasihiku bunga " Ucap haechan pelan sambil memperhatikan bunga yang ada digenggamannya.
"Aku" Tiba tiba terdengar suara orang yang menurutnya sangat familar ditelinganya. Dia pun segera menoleh kesumber suara. Saat dia menoleh betapa terkejutnya dia saat melihat bahwa pujaan hatinya lah yang ia lihat. Dia pun segera berlari menghampiri pujaan hatinya dan mengahambur kepelukan hangat kekasihnya.
"Kenapa, kau tidak mengabariku kalau kau sudah pulang dari jeju" Ucap haechan sambil menenggelamkan kepalanya didada bidang kekasihnya.
"Ya, Karena aku ingin memberikanmu kejutan" Jawabnya kepada haechan ,sambil mengelus sayang rambut haechan.
"Jeno-yaa, Aku sangat merindukanmu" Ucap haechan sambil menatap mata indah kekasihnya itu - Lee jeno - namanya.
"Aku, juga sangat meridukanmu" Ucap jeno menangkup pipi tembam haechan.
Haechan hanya tersenyum bahagia. Jeno mengecup sayang kening haechan. Haechan menikmati kecupan itu sungguh!. Karena dia sangat merindukan semua yang ada pada Jeno terutama kecupan dikening yang selalu diberikan jeno padanya.
"Hmm, Nanti apakah kau ada acara?" Tanya jeno kepada haechan. Haechan yang ditanya seperti itu hanya menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu akan ku tunggu kedatanganmu nanti malam di cafe yang selalu kita temui seperti biasanya"Ucap jeno sambil membenarkan poni haechan yang sedikit berantakan karena tertiup angin tadi.
"Hmm, Baiklah" jawab haechan sambil menunjukkan senyuman terbaiknya.
"Hmm, Biklah kalau begitu aku pergi dulu aku ada urusan sebentar, Jaga dirimu baik baik yaa" Ucap jeno sambil mengecup pucuk kepala haechan dan beranjak meninggalkan haechan.
Haechan pun segera berajalan menuju kekelasnya. Saat ini adalah ujian kedua kelulusanya jadi dia tidak ingin terlambat kalau dia terlambat pasti dia akan terkena hukuman. Disetiap perjalanannya menuju kekelasnya senyuman manisnya tidak pernah berhenti mengembang diwajah cantiknya. Saat telah sampai dikelas diapun segera duduk dibangkunya sambil tersenyum melihat bunga yang ada dalam genggamannya.
"Hai! Haechan kau sedang apa?" Tiba tiba ada suara mengangetkannya.
"Yak! Jaemin-aa kau mengagetkanku!"Kesal haechan kepada jaemin. Bahkan jatungnya saja mau copot.
"Yaa,Maaf emangnya kau ini juga kenapa, Kenapa seyum senyum sendiri tidak jelas seperti itu apa kau sudah gila?" Ucap jaemin memastikan.
"Yak, Enak saja kau mengataiku gila!, Ku tau jaemin-aa"Ucap haechan sambil memegang kedua lengan jaemin agar bisa menatapnya.
"Tidak, Aku tidak tau" Jawab jaemin polos.
"Yak! Tentu saja kau tidak tau aku belum menceritakannya padamu bodoh!, Jaemin-aa, Jeno sudah kembali dari jeju dan nanti malam dia mengajakku makan malam di cafe biasanya" Ucap haechan sambil menatap jaemin dengan mata berbinarnya.
"Wah, Benarkah selamat haechan-aa" Ucap jaemin sambil memeluk haechan erat . Dia sangat bahagia kalau melihat sahabtnya bahagia.
"Iya, Jaemin-aa, Nanti kau temani aku yaa?" Ucap haechan kepada jaemin
"Lalu?, Aku untuk apa disana apa aku akan jadi obat nyamuk bagimu dan jeno? Tidak aku tidak mau" Sela jaemin.
"Tidak, sampai cafenya kok hanya kau mengantarku sampai permpatan jalan didepan cafenya nanti kau bisa boleh pulang karena aku takut melewati jalan yang ada didekat rumahku sendirian, Jadi kau mau menemaniku kan?" Ucap jaemin sambil mengeluarkan aegyonya kepada jaemin.
"Hah.. baiklah" ucap jaemin. Haechan yang mendengarnya tersenyum bahagia.
Kring!Kring!
Bel masuk pun berbunyi para kasaeng pun berhamburan masuk kedalam kelas masing masing masing untuk memulai sesi ulanganya.
.
.
Tak terasa hari pun sudah menjelang malam. Haechan yang sedang sibuk berkutik dengan bajunya dilemari. Setelah beberapa lama berkutik dengan bajunya dia pun telah menemukan baju yang Menurutnya cocok dengan badannya. Setelah itu dia pun mengganti bajunya. Dan segera beranjak keluar. Dia pun mengambil ponselnya untuk menelpon jaemin.
"Jaemin-aa, Kau ada dimana sekarang" Tanya haechan kepada jaemin.
"Aku sudah ada didepan rumahmu cepatlah keluar" Jawab jaemin diseberang sana.
"Ah, Baiklah tunggu sebentar" Ucap haechan sambil mematikan sambungan teleponnya.
"Eomma, Aku pergi dulu yaa" Pamit haechan kepada ibunya.
"Iya sayang, Hati hati dijalan yaa, Dan juga jangan pulang terlalu malam yaa" Ucap ibunya memperingati.
"Iya, eomma" Setelah berpamitan kepada ibunya dia pun segera beranjak keluar untuk menemui jaemin.
"Jaemin-aa" Sapa haechan kepad jaemin. Jaemin yang mendengar sapaan haechan hanya membalasnya dengan senyuman manisnya.
"Hmm, Jaemin-aa bagaimana penampilanku" Ucap haechan kepada jaemin agar jaemin menilai penampilannya hari ini.
"Hmm, Hari ini kau sangat cantik" Jawab jaemin dengan cengiran khasnya.
"Yak! Aku ini tampan bukan cantik!, Asal kau tau saja yaa aku ini laki laki bukan perempuan" Protes haechan kepada jaemin saat dia telah mengatainya cantik. Oh, Ayolah dia itu laki laki bukan perempuan. Dia pun mempoutkan bibirnya sebal. Jaemin yang melihat itu hanya terkekeh.
"Hmm, Jadi tidak makan malamnya dengan jeno?" Tanya jaemin kepada haechan.
"Tentu saja jadi" Ucap haechan membenarkan pertanyaan jaemin tadi.
"Baiklah, Ayo kita berangkat" Ajak jaemin kepada haechan.
"Baiklah, Ayo" Mereka berdua pun berjalan menuju cafe yang mereka tuju.
.
.
"Bye, Jaemin-aa, Hati hati dijalan yaa" Ucap haechan sambil melambai lambaikan tangannya kepada jaemin.
"Iya, Haechan-aa kau juga hati hati yaa, Semoga sukses" Jawab jaemin kepada haechan sambil membalas lambaian tangan haechan. Setelah sesi acara lambai melambai mereka itu. Haechan pun segera menyebrang jalan untuk menuju cafe yang dibuat kencannya dengan jeno.
Tapi, Ketika saat dia menyabrang. Tiba tiba ada sebuah mobil melaju dengan kencangnya dan..
BRAK!!!
Haechan merasa tubuhnya terpental jauh. dari tempatnya. Dia sempat melihat ada seorang laki laki mendekatinya dan menepuk nepuk pipinya. Tapi tiba tiba dia pun masuk kembali kedalam mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kencangnya. Dan setelah itu semua sudah sangat gelap.
"Hey, Kenapa ini"
"Bagaimana ini dia kasihan sekali" Bisik bisik semua orang yang melihat tubuh haechan yang sudah dipenuhi dengan darah.
Jaemin yang sedang membeli es krim pun dibuat bingung karena semua orang mengeruminu jalan raya. Apakah ada pertunjukan pantonim? Tapi kenpa dijalan raya?. Ah,lebih baik dia lihat saja. Setelah dia membeli es krim dia pun segera menuju kerumunan itu dan juga menerobosnya. Tapi, Betapa kagetnya dia saat dia melihat tubuh temannya haechan yang sudah tergeletak tak berdaya dan dipenuhi dengan darah.
"HAECHAN-AA!!" teriak jaemin dan segera menghampuri tubuh haechan. Dia menepuk nepuk pipi haechan berharap ini adalah gurauan. Tapi, Dia yakin ini bukan gurauan ini adalah kenyataan bktinya haechan tidak membuka matanya sedari tadi.
"Hiks..Hikss.., Tolong bantu aku untuk membawa temanku kerumah sakit, Ahjussi, Tolong siapapun kumohon tolonglah aku hiks.." Ucap jaemin kepada kerumunan orang orang itu. Dan akhirnya pun ada juga orang yang berbaik hati menolongnya untuk membawa haechan kerumah sakit.
.
.
"Haechan-aa, kumohon sadarlah hiks.." Ucap jaemin sambil memegangi tangan haechan yang saat ini telah berbaring ditempat tidur dorong rumah sakit.
"Maaf, Tuan, Tuan tidak boleh masuk tuan tunggu saja disini" ucap suster itu menghentikan jaemin yang ingin masuk keruan UGD.
"Tapi susuter-" Ucap jaemin berhenti saat suster itu telah menutup ruang UGDnya.
"Hiks..Hiks..Haechan-aa" Tangis jaemin sambil memegangi mulutnya. Ah, iya dia hampir lupa dia belum mengabari ibunya haechan dan juga sepupunya lucas. Dia pun segera mengambil ponselnya disaku celanannya dan mencari nomor lucas dikontak ponselnya. Saat dia sudah menemukan nomonrnya dia pun segera menelpon lucas.
"Yeobeseyo?" Ucap lucas disebrang sana.
"Yeobeseyo, Lucas-aa, cepat kau kemari aku berada di korean hospital sekarang" Ucap jaemin cepat.
"Rumah sakit? Memangnya kau kenapa? Kenapa dirumah sakit? Apakah ada yang sakit?" Ucap lucas heran. kenapa tiba tiba jaemin memintanya dirumah sakit?.
"Hiks..Hiks.. Haechan" Ucap jaemin disela tangisannya.
"Haechan? Ada apa dengan haechan?" Sekarang nada bicara lucas menunjukkan kekhawatiran.
"Hiks.. Haechan.. Hachan kecelakaan lucas-aa" Ucap jaemin sepelan mungkin. Tapi, Lucas masih bisa mendengarnya.
"APA??!!, Lalu dimana haechan sekarang? bagaiman keadaan dia juga sekarang?!" Tanya lucas khawatir.
"Dia sekrang berada di UGD, Tapi kalau keadaanya aku belum tau karena dia masih diperiksa dengan dokter." Ucap Jamin kepada lucas.
"Baiklah, Kalu begitu aku akan kesan" Ucap lucas sambil menyambar jacket dan kunci mobilnya.
"Iya, Ajak ibunya haechan juga kemari yaa lucas-aa" Ucap jaemin memperingati lucas.
"Ya, Baiklah" jawab lucas dan segera mematikan sambungan teleponnya.
"Hiks..Hiks. Haechan-aa" Tangis jaemin menjadi. Sungguh, Jaemin sangat khawatir sekarang Dia takut kalau haechan tidak sadar?, Mengalami pendarahan dan sebagainya dia sangat takut. Pemikiran tidak jelas itu selalu bermunculan dikepalanya. Yang Harus ia lakukan saat ini hanya berdo'a.
"Semoga.. Kau tidak apa apa haechan-aa, Hiks.. hikss.. segeralah bangun kami mengkhawatirkanmu..hiks..hiks"
.
.
.
TBC
.
.
.
Lanjut atau hapus?
Halo semua~
Maaf yaa kalau ffku ini jelek, Terus Typonya bertebaran dan penulisannya yang nggak bener tolong dimaafin yaa~~:). Semoga teman teman semua mau meberikan review dan sarannya kepadaku agar aku bisa tau kesalahanku dimana:)~~.
Terima Kasih~~{}
