The Cute Merman
.
.
Kris Tao fanfic
EXO milik SM dan bukan milik ku
Genre: fantasy, romance, hurt/comfort, family
Rated: T, T+
A/n: ini hanya part 1, ku berencana hanya membuat hingga part 10. Mungkin nanti akan banyak menemukan kessalahan dalam fic ini, baik itu tulisan, ejaan, maupun bahasa, maka dari itu ku mohon maaf pada para readers. Dan jika ini masih ingin dilanjutkan ku minta review dari readers, sekian prakata dari ku~
So, enjoy it!
The Cute Merman
Di kedalam laut terdapat sebuah kerajaan para duyung—manusia setengah ikan. Di kerajaan ini terdapat banyak koloni manusia setengah ikan yang berenang kesana kemari bersama para ikan-ikan. Kerajaan itu memiliki seorang raja dan ratu dan seorang pangeran. Para duyung sangat menghormati mereka.
Tapi bukan para anggota kerajaan itu yang menjadi inti peran dalam cerita ini. Namun, seseorang merman—duyung yang berjenis kelamin laki-laki—lah yang akan menjadi si tokoh utama kita. Merman itu tinggal tak jauh dari kawasan kerajaan. Ia tinggal bersama kedua orang tuanya serta seorang sepupunya. Ia adalah merman yang cukup terkenal di sekeliling kawasan tempat ia tinggal. Ia terkenal karena kejahilan serta kepolosannya disaat yang bersamaan. Ya, merman yang satu ini sangat jahil, tapi ia memiliki kadar ke innocent-an yang hampir mendekati 100%. Kedua orang tuanya sering dibuat repot oleh kelakuan merman manis mereka itu, termasuk juga sepupunya.
Mari kuperkenalkan pada kalian merman itu. Ia bernama Tao, bermarga huang. Ya, walaupun mereka adalah duyung, mereka juga memiliki marga sama seperti yang manusia gunakan. Lengkapnya adalah huang zi Tao. Ia adalah merman yang unik. Ia mempunyai mata yang unik, mirip dengan mata seekor binatang penyuka bambu—panda. Ia memiliki mata seperti panda serta ekor yang berwarna tosca dengan kerlip-kerlip bercahaya di bagian ujung ekor duyungnya. Sampai saat ini hanya ia yang memiliki keadaan ekor yang seperti itu. Hal itu menjadi salah satu keunikannya sebagai seorang merman selain kejahilan dan sifat innocentnya. Ia terkenal sangat manis dikalangan para duyung—selain sepupunya. Ia mengenakan mutiara yang senada dengan warna ekor di kepalanya. Mutiara senada juga terdapat di kedua lengannya. Cukup untuk mempermanis penampilan merman yang satu itu.
Ia tinggal dengan sepupunya yang juga cukup manis Sepupu yang lebih tua darinya setahun. Ia tinggal bersama Tao karena ia sudah tidak mempunyai orang tua. Dan karena kedua orang tua merman yang bernama Baekhyun itu berteman baik dengan orang tua Tao, iapun dirawat dan tumbuh bersama Tao. Sebagai seorang kakak dari merman yang mempunyai sifat jahil dan innocent yang tak ketulungan itu cukup untuk membuat seoarang Baekhyun tak pernah tak sibuk. Ia selalu disibukkan oleh tingkah Tao, apapun itu. Dan ia merasa tak keberatan, ia menikmati saat-saat ia bersama Tao. Karena itu ia tak begitu sedih karena tak mempunyai orang tua seperti duyung lainnya.
Mereka hidup dengan tenang dan damai selama ini. Tapi tidak ketika saat ini Tao mengutarakan keinginannya untuk bermain diatas laut. Itu artinya ia ingin mengunjungi dunia atas laut yang sama sekali tak pernah terjamah olehnya. Kenapa? Itu karena mereka menghindari hal yang akan membuat eksistensi mereka didunia ketahuan oleh para manusia. Walaupun kerajaan tidak melarang para duyung untuk kemanapun keinginan mereka, tapi seperti sebuah hukum tak tertulis, ke dunia atas laut berarti sama dengan bunuh diri.
Dan Tao yang sangat keras kepala, keukeuh ingin pergi kedunia yang membuatnya penasaran.
"Tao, dengarkan eomma, nee.." sang ibu meletakkan makanan di hadapan ketiga orang itu—suami, Tao dan Baekhyun. Tao mengerucutkan bibirnya.
"Ayolah eomma, Tao bosan, Tao ingin melihat dunia diatas sana eomma… nee.. nee…" Tao semakin mengerucutkan bibirnya. Sang ayah terkikik melihat interaksi antara ibu dan anak itu.
"Appa, jangan ketawa!" seru Tao tak terima melihat sang ayah hanya terkikik sambil memakan makanannya.
"Taozi, apa yang diucapkan eomma heechul itu benar, kalau kau keatas itu sama saja dengan bunuh diri, kau tak tahu kan manusia itu makhluk yang bagaimana? Mereka itu kasar dan jahat! Mereka menangkap rekan-rekan kita dengan benda berlubang-lubang kecil dan memakan mereka, setiap hari rekan-rekan kita berkurang, dan tak hanya itu mereka juga membuat air tempat kita hidup tercemar, dan dari rekan-rekan kita yang berada diselatan komunitas mereka hampir musnah. Dan itu karena benda aneh yang membuat air tempat mereka hidup menjadi beracun. Dan apa jadinya kalau mereka tahu mengenai keberadaan kita?" Tao tak begitu mendengar perkataan dari Baekhyun.
"Sayang, apa yang dikatakan Baekhyun itu benar, banyak hal buruk yang akan terjadi jika kau keatas nak, dan appa tak mau sesuatu yang buruk terjadi pada putra appa yang manis, jahil dan innocent ini, hum?" sang ayah menatap lembut kearah Tao.
"Appa, eomma, Baekhyun –ge ga ngerti Tao! Huweee….. hiks… hiks…" mereka kelabakan mendengar jerit tangis dari Tao. Sang ayah yang tadi memakan ganggang layaknya mie itu hampir tersedak. Sang ibu langsung mengurut-urut pelan punggung Tao. Dan Baekhyun menggeleng-gelengakan kepalanya melihat tingkah adik sepupunya itu.
"HUWAAAAAA!" Tao semakin keras menjerit. Dan sang ayah dan ibu semakin kelabakan menenangkan tangisan milik putranya yang dengan cepat berubah menjadi mutiara berwarna tosca.
.
Setelah kurang lebih lima belas menit untuk menenangkan Tao. Mereka menyerah.
"Haa~ baiklah, baiklah, kau boleh pergi." Sang ibu terpaksa. Tao seketika langsung berhenti menangis.
"Benar eomma?" tanyanya mengedip-kedipkan matanya lucu.
"Tapi, Baekhyun akan menemanimu, dan jika sesuatu terjadi padamu diatas sana eomma akan menyuruh Baekhyun untuk menyeretmu apapun yang terjadi." Ujar ibunya tegas. Tao mengangguk mantap. Ia menyengir dengan lebar kearah ibunya dan memeluk erat tubuh ramping sang ibu.
"Haaa~ lagi lagi aku~" ratap Baekhyun yang mendapat tugas cukup berat kali ini sebagai seorang kakak.
.
.
.
"Whoaaaaa!" Tao memekik dengan keras. Ia kini telah berada didunia yang ingin ia kunjungi. Dunia atas laut. Dan disinilah dia berada, di dunia dengan langit biru, kumpulan manusia-manusia serta gedung-gedung besar yang menjulang tinggi.
"Hentikan teriakan mu itu Taozi. Kau mengundang banyak perhatian dari mereka, lihat!" seru Baekhyun pada Tao. Ia menyenggol bahu Tao pelan.
"Tapi ini keren ge!" teriak Tao girang.
Kedua merman ini sampai di dunia atas laut sejak satu jam lalu. Mereka hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit untuk berenang menuju atas. Dan ketika sampai di dunia atas, mereka langsung menyembunyikan ekor duyung mereka, dan mengubahnya menjadi kaki. Saat mereka mengubah diri mereka ke bentuk manusia, mereka dalam keadaan telanjang. Tapi untungnya mereka menemukan kain yang menurut mereka adalah pakaian milik manusia dan langsung mengenakannya.
Hanya sebuah kaos dan celana pendek.
Mereka berjalan-jalan dari pinggir pantai tempat mereka datang hingga menuju ke kota.
Dan disinilah mereka berada saat ini. di tengah kota dengan dipadati oleh manusia yang berjalan kesana kemari.
Mereka yang belum terbiasa berjalan layaknya manusia, beberapa kali tersenggol dan hampir terjatuh. Tapi untung saja mereka bisa menjaga keseimbangan tubuh baru mereka dengan baik.
"Tao, sebaiknya kita mencari tempat yang sedikit sepi," Baekhyun menyeret Tao menuju kearah jalan yang sepi. Ia tak mau mereka mati terinjak saat ini ditengah deretan manusia-manusia yang berjalan dengan cepat itu. Tao pun hanya mengikuti kemana Baekhyun menyeretnya.
.
.
"Ge~ Tao lapar~" Tao merengek ketika ia merasa perutnya meminta untuk diisi. Ia lapar. Baekhyun yang tak tahu bagaimana cara mendapat makanan terlbih di dunia ini hanya bercelingak-celinguk tak jelas. Ia bingung. Bingung apa yang harus ia lakukan untuk memberi makan pada adiknya yang merengek itu.
"Tapi, ge tak tahu bagaimana caranya mendapat makanan Taozi.." keluh Baekhyun sedikit frustasi.
Tao yang sedikit mengerti nampak sedih dan menatap Baekhyun. Ia terus memegangi perutnya yang berbunyi.
"Ge, bagaimana kalau kita menyanyi saja seperti orang itu?" Tao menunjuk seorang pengamen yang berada di bawah lampu penerangan jalan. Ia melihat bagaimana cara pengamen itu mendapatkan sesuatu, baik itu uang maupun beberapa makanan yang disumbangkan oleh para pejalan kaki yang lewat.
"Baiklah," Baekhyun menyetujui perkataan Tao. Ia mencari tempat yang cukup jauh dari pengamnen tadi. Disana ia berdiri berdampingan dengan Tao. Ia menatap kearah para pejalan kaki yang nampaknya tak menghiraukan kehadiran dua makhluk manis disana.
Baekhyun mulai berdehem kecil. Ia memberi isyarat pada Tao untuk mengikutinya ketika ia menjentikkan jari mungilnya. Ia menarik nafas pelan, dan menghentakkan kakinya pelan. Ia menghitung dalam hati, 1… 2… 3… dan ia mulai bernyanyi. Ia bernyanyi melantunkan melodi dari lagu yang ia sering nyanyikan ketika di laut. Ia memulai dengan lantunan yang terdengar lembut ditelinga. Dan ketika ia menyanyi, banyak pejalan kaki yang menengok kearah mereka, tak hanya sekedar menengok, para pejalan kaki itu berhenti didekat mereka hingga membentuk lingkaran. Mereka nampak terpesona dengan suara kedua pemuda itu. Terbukti dengan padatnya para pejalan kaki yang mengitari mereka. Dan karena kedua pemuda itu terlalu asyik dengan nyanyiannya, mereka tak mengetahui bahwa lingkaran pejalan kaki itu sudah sangat lebar dan padat.
Mereka sadar ketika nyanyian mereka berakhir. sambutan tepuk tangan yang membahana membuat mereka sedikit terkejut. Mereka tak menyangka mereka akan di pandangi sekian mata karena nyanyian mereka. Mereka melongo menatap para pejalan kaki yang masih menepuki mereka dengan meriah, tak hanya itu, dihadapan mereka terdapat banyak koin-koin maupun uang kertas dan beberapa makanan mereka dapatkan. Hasil yang sangat banyak bagi pengamen gadungan seperti mereka.
Mereka saling tatap dan tersenyum dengan sangat senang.
.
.
.
.
Mereka sudah dua hari berada di kota ini. Hidup ditengah-tengah koloni manusia. Berusaha meniru dengan baik perilaku manusia. Dan, Tao nampak sangat nyaman berada di tengah koloni manusia itu. Baekhyun? Ia tidak seperti Tao, walaupun ia banyak menemukan hal baru tapi dalam pikirannya, manusia itu adalah mahkluk kejam yang membunuh banyak rekan-rekannya.
"Ge~ bagaimana kalau kita bekerja di dunia ini ge?" Tao menjilat es krim yang ia beli ditangannya. Menatap Baekhyun sekilas, dan menjilat lagi es krim itu.
"Apa? Bekerja? Kau saja tidak bekerja di kerajaan kita sekarang kau ingin bekerja didunia ini? jangan bodoh Tao," Baekhyun tak setuju dengan ide yang dimiliki oleh Tao.
"Oohh~ ayolah ge~" rayu Tao mengedipkan matanya imut. Dan tentunya Baekhyun yang melihat kelakuan adik sepupunya itu hanya menghela nafas.
"Kau selalu bisa mendapat kata ia dariku kalau kau melakukan itu bukan?" pernyataan yang ia tujukan pada Tao hanya mendapat kekehan kecil.
Tapi karena terlalu asyik berceloteh, Tao tak melihat jika seseorang melangkah kearahnya. Dan….
BRUK!
Mereka bertabrakan. Es krim ditangan Tao menempel pada baju kemeja hitam milik orang itu.
"Apa yang kau lakukan pada kemejaku bocah?!" suara yang tak bersahabat dari orang yang ditabrak Tao terdengar mengalun tajam. Tao sempat bergidik mendengar suara baritone yang jika dalam keadaan biasa akan terdengar seksi.
"Maafkan adikku Tuan, ia tak sengaja," Baekhyun membalas dengan cepat. Ia merasa akan menjadi masalah jika ia tak melakukan hal itu.
"Maaf? Cih!" ujarnya masih tak bersahabat. Ia menatap kedua pemuda yang lebih pendek darinya.
"Ma—aafkan saya tuan, saya tidak sengaja, sungguh…" Tao masih merasa sedikit takut. Ia agak sedikit enggan menatap wajah orang yang ia tabrak.
"Kalau maaf bisa menyelesaikan masalah, pasti penjara atau tempat hukum lainnya tak akan penuh dengan orang-orang yang bersalah,"
"Lalu apa yang anda inginkan? Kalau uang jujur kami tak punya, kami hanya pendatang baru di kota ini dan kami tak ada apapun untuk jaminan," Baekhyun maju dan menjelasakan keadaan serta apa yang ingin diminta oleh orang itu.
'Cih! Dasar manusia!' ejek Baekhyun dalam hati. ia menatap tak suka kearah orang itu.
"Sudah Kris, mereka nampak ketakutan mendengarmu," suara lembut yang cukup menyejukkan terdengar dari arah samping orang itu.
"Maafkan temanku, ia memang seperti itu. Oh ya kenalkan aku kim Junmyun, kalian boleh memanggilku Suho," pemuda yang lebih pendek dari orang yang ditabrak Tao menjulurkan tanganya kearah Baekhyun. Baekhyun yang menerima juluran tangan itu menyambutnya.
'Ternyata masih ada juga manusia yang seperti dia,' ujarnya dalam hati.
"Baekhyun," ujarnya sambil menyalami tangan Suho.
"Dan dia Tao, Tao kenalkan ini Suho," Baekhyun menyenggol pelan bahu Tao yang masih tertunduk itu. Tao pun mulai mengangkat wajahnya perlahan dan menatap uluran tangan yang ditujukan kearahnya. Ia menerima uluran tangan itu. "Huang zi Tao," Suho yang uluran tangannya ditanggapi nampak tersenyum.
"Ah! Ya, ini Kris temanku," ia memperkenalkan pemuda yang masih menatap tak suka kearah dua orang pemuda pendek didepannya. Suho menyenggol pelan bahu milik Kris, "Hoi, kenalkan dirimu pada mereka," bisiknya pelan.
"Kris," singkat dan tanpa uluran tangan. Baekhyun menatap Kris tajam, ia hanya menganggukkan kepalanya.
"Jadi bagaimana dengan kemejaku huh?" Kris masih tak terima kemeja hitam yang baru saja ia beli kemarin dan baru saja ia pakai hari ini kotor dan ternoda oleh eskrim laknat itu.
"Sudah Kris kasian mereka, nanti biar aku yang mengganti biaya laundrynya ya?" Suho memang sangat baik. Kris hanya mendengus tak terima dengan tawaran temannya itu.
"Kami mohon maaf," ujar Tao memandang takut-takut kearah Kris. Kris hanya sekilas memandang wajah milik Tao. Ia tak memperhatikan seberapa manisnya dan uniknya wajah pemuda di hadapannya saat ini. sayang sekali.
"Kalau ada hal yang bisa kami lakukan, katakan saja, kami tak ingin dikira lari dari kesalahan," Baekhyun menatap bergiliran kearah Kris dan Tao.
"Tidak usah, ini hanya masalah kecil, kalian tak perlu khawatir,"
"Kami memang tak khawatir, tapi temanmu itu yang membuat adikku khawatir," Suho langsung memandang kearah Kris.
"Sudah katakan saja, apa yang bisa kami lakukan agar si pria pirang itu berhenti memandang kami seperti musuh," Baekhyun menggenggam erat tangan Tao.
Suho menghela nafas sejenak, sedangkan Kris? Ia hanya terus menatap kearah Tao dan Baekhyun secara bergiliran dengan tatapan tajam tak suka miliknya.
"Suruh saja mereka bekerja membersihkan apartement, masalah selesai," Kris yang tak tahan berlama-lama berada disana pun menyerukan sebuah ide. Suho yang mendengarnya cukup terkejut, ia kurang setuju dengan ide itu, "Ohh, ayolah Kris, kasian mereka, sepertinya mereka orang baru disini,"
"Lalu kau ingin mereka melakukan apa, huh? Melacur?" Suho memberikan glare miliknya pada Kris, ketika Kris mengucapkan kata 'melacur'.
Tao dan Baekhyun saling bertatapan, mereka masih bingung dengan apa yang tengah diperdebatkan oleh kedua orang dihadapannya, mendengar kata seperti 'apartement' dan 'melacur' membuat mereka semakin bingung. Pasalnya mereka sama sekali tidak tahu mengenai kosa kata itu.
"Ummm… maaf, bolehkah aku bertanya?" Tao cukup untuk menginterupsi perdebatan diantara Suho dan Kris. Mereka menatap Tao dengan sebelah alis terangkat. "Apa artinya 'apartement' dan 'melacur' aku belum pernah mendengar kata itu?" kedua pemuda tampan itu menatap Tao cengo. Hell! Zaman sekarang pemuda sebesar dia tak tahu artinya 'apartement' dan 'melacur'? manusia ini hidup di zaman kapan sih?
Kris nampak malas meladeni pertanyaan yang tergolong idiot baginya. Jadinya, Suholah yang menjawab pertanyaan itu.
"Begini, apartement itu tempat tinggal yang digunakan untuk tidur, masak, mandi dan lain lain, sama seperti rumah. Sedangkan melacur itu hmmm…" Suho agak ragu-ragu menjelaskan kata yang berpengertian negative itu.
"Umm?" Tao memiringkan kepalanya bingung. Membuat Suho yang menatapnya kini merona.
'Manis,' pikir pemuda itu.
"Jadi, kami harus membersihkan apartement kalian? Baiklah, kami akan lakukan," Baekhyun menyela. Ia berucap sambil menatap Suho dan Kris bergantian.
"Bagus," Kris berujar singkat. Ia kemudian melangkah dari sana, menuju ke apartement miliknya, diikuti oleh Suho, Tao dan Baekhyun.
.
.
.
"Jadi ini yang namanya apartement?" ujar Tao kagum, menatap ke sekeliling ruangan apartement itu.
"Kalian harus membersihkan apartement ini, kami akan pergi ke supermarket sebentar, ketika kami pulang apartement ini harus sudah bersih, dan jangan mencoba kabur dari ku," Kris berucap dengan nada mengancam. Tao dan Baekhyun hanya menganggukkan kepalanya.
Kris kemudian keluar dari dalam apartementnya diikuti dengan Suho yang mengekor dibelakangnya. Meninggalkan Tao dan Baekhyun dengan keadaan apartement yang berantakan.
.
"Jangan seperti itu Kris, kasihan kan mereka," Suho mengambil sekotak susu dari dalam frezer di supermarket. Ia nampak memilih kotak yang menurutnya bagus.
"Mereka hanya orang-orang bodoh," Kris melemparkan sebotol minuman soda kedalam keranjang belanjaan, sekilas ia melirik kearah Suho.
"Bukan bodoh, mereka hanya lugu Kris. Dan hentikan menggunakan bahasa kasarmu itu, nanti kulaporkan pada eomma mu Kris," ancam Suho sambil mengacung-acungkan kotak susu yang menjadi pilihannya.
"Che," dengusnya kesal akan ancaman Suho.
Suho menggeleng-geleng melihat tingkah teman sejak kecilnya yang sama sekali tak berubah.
.
.
Sesampainya diapartement, mereka cukup dikejutkan dengan melihat kondisi apartement yang bersih dan rapi. Tapi mereka tak menemukan kedua sosok pemuda manis itu.
"Bawa ini ke dapur aku akan mencari mereka," Suho memberikan kantong plastic belanjaan itu pada Kris. Ia segera mencari kedua sosok manis itu dengan menggeledah apartement itu.
.
.
"Sedang apa kalian disini?" akhirnya Suho menemukan kedua orang itu. Mereka berada di balkon apartement, memandangi langit senja. Mereka membalik badan dan sedikit membungkuk memberikan salam pada Suho.
"Hanya melihat pemandangan dibawah sana, Suho-ge," Suho sedikit mengernyit ketika mendengar panggilan dari Tao.
"Ge? Apa kau orang china?" Suho bertanya, masih memandangi kedua orang itu bergantian.
Namun, Tao nampak bingung," China? Itu dimana ge? Tao tidak tau," ujarnya innocent. Baekhyun pun menganggukkan kepalanya, setuju.
Kali ini Suho yang nampak bingung menghadapi dua pemuda itu. "Kalian tidak tahu China?" kedua pemuda itu menggeleng.
"Lalu darimana kalian berasal?" tanya Suho penasaran. Tao ingin menjawab pertanyaan Suho, namun didahului oleh Baekhyun.
"Yang jelas cukup jauh dari sini ge. Kami kesini hanya beberapa hari, setelah itu kami akan kembali ke kampong kami," jelas Baekhyun yang sama sekali tak menjawab rasa penasaran Suho, justru ia semakin bertambah penasaran.
"Tapi dimana? Negara mana?" Suho bertanya lagi.
"Kalau kami beritahu jug age, tidak akan percaya, dan ge juga tak akan bisa kesana," Baekhyun menatap Suho datar.
Suho? Ia semakin bingung saja.
"Hei, kalian!" Kris berseru, membuat perhatian mereka bertiga teralihkan.
"Ada apa Kris?" tanya Suho yang menghampiri Kris. Kris yang ditanya hanya diam sesaat. Ia berkata setelah melihat kedua orang dibelakang Suho tertangkap oleh pandangan matanya. Ia menunjuk mereka, "Kalian, cepat masakkan aku makanan, aku lapar,"
Baekhyun dan Tao saling menatap, mereka sedikit bingung mengenai kata 'memasak'. Terang saja, di bawah laut sana mereka tak pernah mengenal yang namanya memasak. Mereka hanya memakan makanan yang ada, yang tumbuh disekitar mereka.
"Memasak?" ujar Tao memastikan. Ia pun menggeleng.
"Kami tidak bisa memasak," kali ini Baekhyun yang berujar, mendengar itu Kris mendengus kesal.
"Che, tidak berguna," klaimnya kepada mereka.
"Kris!" Suho membentak Kris.
"Ya, ya, ya~" ujar Kris main-main. Ia lalu menuju ke kamarnya.
Setelah mereka ditinggalkan, Suho meminta maaf atas kelakuan temannya itu.
"Maafkan dia ya, dia anaknya memang seperti itu," Suho sedikit membungkukkan tubuhnya.
"Tidak apa ge, kami mengerti," ujar Baekhyun tenang.
"Terima kasih," ujar Suho, setelahnya suasana agak canggung.
"Ah ya, kalian belum menjawab pertanyaanku, darimana kalian berasal?" Suho nampaknya masih keukeuh ingin mengetahui jawabannya.
Baekhyun dan Tao saling pandang.
Satu hal yang mereka tidak boleh lakukan, jika mereka mengatakan hal yang palsu maka mereka akan segera menjadi buih-buih, dan itu artinya mereka mati. Yah, memang sedikit mirip dengan kisah putrid duyung, tapi hei, tidak sepenuhnya seperti itu. Hanya satu itu pantangan bagi mereka.
"Hmm.. tapi kalau kami mengatakannya pada gege, apa gege nanti percaya pada kami? Atau mungkin gege akan mentertawakan kami," Baekhyun nampak menimang-nimang akan memberi tahu Suho atau tidak.
"Tenang saja aku tidak akan menterwakan daerah tempat kalian berasal," jelas Suho pasti.
Tapi ketika hendak mengatakannya, lagi-lagi diganggu.
"Hei, Suho sedang apa kau? Kemari cepat bantu aku!" ujar Kris dari dalam dapur. Karena mendengar dua pemuda itu tak bisa memasak, jadinya iapun yang memasak.
Suho yang mendengar pannggilan dari Kris, mendengus sebal. Sedikit lagi padahal ia akan tahu darimana asal dua pemuda itu, tapi gara-gara Kris…
"Ya, ya!" seru Suho.
"Tunggu disini sebentar nee, aku dan Kris akan menyiapkan masakan untuk kalian, jangan kemana-mana," Suho kemudian segera menuju kedapur tempat Kris berada. Meninggalkan dua pemuda yang kini menghela nafas.
"Untunglah ge~"lega Tao begitu Suho menghilang di balik pembatas antara ruang tamu dan dapur. Baekhyun mengangguk lega menanggapi ujaran Tao.
.
.
Kini mereka duduk di meja makan. Tao duduk disebelah Baekhyun didepan mereka duduk Suho dan Kris. Mereka saling menatap satu sama lain.
Suasana hening dan sedikit canggung.
"Ehem, sebaiknya kita makan," Suho kemudian sedikit berdiri untuk mengangkat penutup makanan diatas meja makan itu. Kris hanya diam, sedangkan Tao dan Baekhyun yang tak terbiasa dengan kehidupan manusia hanya memandang bingung.
Dan setelah penutup makanan itu terbuka, kedua merman itu terkejut bukan main, mereka tiba-tiba berdiri hingga menimbulkan suara decitan keras antara kursi dan lantai apartement itu. Suho dan Kris yang melihat mereka tentu saja cukup terkejut.
"Ada apa? kalian tampak pucat?" Suho bertanya memandangi bergiliran dua pemuda yang saling berpelukan itu.
"I—itu? I—ikan bukan?" ujar Tao menatap hidangan diatas meja makan dengan tatapan ngeri. Tentu saja, yang dihidangkan sekarang adalah daging ikan yang telah digoreng hingga warna keemasan, nampak enak bagi ukuran manusia tapi tidak untuk kedua merman itu.
"Ge, hiks.." Tao terisak dalam pelukan Baekhyun. Baekhyun hanya diam tapi masih memandang ngeri kearah ikan itu.
"Ada apa dengan mereka?" Kris memandang kedua merman itu bingung. Suho yang tak tahu hanya bisa menggedikkan bahunya.
"Kalian jahat… hiks…" isak Tao dalam dekapan Baekhyun. Ujaran dalam isakan itu masih bisa terdengar oleh Suho dan Kris. Merekapun bertanya-tanya, apa yang mereka lakukan hingga Tao menyebut mereka jahat?
"Maaf, tapi aku sungguh tidak mengerti dengan keadaan sekarang, mengapa Tao terisak seperti itu? Dan kenapa kami dikatakan jahat? Sebenarnya ada? Bisakah salah satu dari kalian menjelaskannya pada kami?" Suho menatap mereka satu persatu. Kris tetap diam. Tak ada reaksi.
"Maaf, sepertinya kami harus pergi," tanpa menjawab rasa penasaran tingkat kesekian milik Suho, dengan seenaknya Baekhyun menucapkan kata itu. Ia membungkuk sebenatar kemudian menarik Tao yang dalam dekapannya masih terisak agar keluar dari apartement itu dan pulang kembali ke tempatnya.
Tapi naas, kaki jenjang milik Tao menyenggol kursi yang tadi ia duduki, membuat ia terjerambab ke lantai, ia sempat menari kain di meja makan, dan segelas air putih pun jatuh tepat mengenai kakinya.
Apa yang terjadi setelahnya?
Suho membelalak begitu juga dengan Kris. Mengapa? Pasalnya apa yang mereka lihat saat ini seperti hal yang mustahil. Sangat mustahil. Dan tak bisa diterima oleh logika manusia.
Yang mereka lihat adalah sosok Tao yang kini berubah 100%. Bukan berubah dalam artian di make over. Tapi berubah menjadi sosok lain. Seorang pemuda bermata panda dengan ekor duyung berwarna tosca serta mutiara di atas kepalanya. Ya, itulah yang Suho dan juga Kris lihat saat ini. Bisa dibayangkan mereka menganga sangat lebar.
Baekhyun yang terkejut dan mengalami bengong sesaat akhirnya sadar. Ia segera memeluk Tao erat. Berusaha menutupi ekor duyungnya yang bergerak-gerak gelisah.
"Ge~ hiks… bagaimana ini ge?" bisiknya didekat telinga Baekhyun. Tao tak berani menatap wajah Suho maupun Kris. Ia memeluk Baekhyun dengan sangat erat. Air matanya mulai mengalir. Dan tentunya berubah menjadi beberapa mutiara yang senada dengan warna ekornya.
Baekhyun tidak tahu harus berkata apa-apa saat ini. dalam hati ia sangat panik. Ia tak ingin Tao mengalami hal yang sulit. Ia tak mau.
Tinggalkan sebentar pasang Tao dan Baekhyun yang panik. Kini kita beralih ke pasangan Suho dan Kris.
Mereka masih menganga menatap kearah Tao juga Baekhyun.
Kris memandang Tao dengan sangat terpukau saat ini. Dengan tidak elitnya ia menganga. Ia nampak terpesona dengan penampilan Tao saat ini. Ia akhirnya menemukan sosok cantik yang selalu ia idam-idamkan, dan ternyata sosok itu sejak tadi berada di hadapannya. Ia tak menyangka (salah sendiri kau tak memperhatikannya Kris, ckckc -_-"). Ia ingin menyentuh sosok itu. Ingin sekali. Dan ia pun perlahan mendekat kearah Tao yang memeluk Baekhyun dengan eratnya.
Suho? Ia masih sibuk dengan pikiran-pikiran logikanya yang mengatakan 'ini hanya mimpi, hanya mimpi'
"Tao?" entah mengapa suara Kris berubah menjadi sedikit lebih lembut dari pada sebelumnya.
Baekhyun yang mendengar nama adiknya dipanggil sedikit mendongak, ia mendapati Kris menatap mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Jika kau ingin meminta penjelasan, tunggulah sampai tubuhnya kembali," ujar Baekhyun yang masih menenangkan Tao.
Kris mengangguk, entah mengapa ia menjadi penurut saat ini.
"Em.. Tao? Bolehkah aku menyentuhmu?" Kris berjongkok disebelah Baekhyun. Ia menatap Tao.
"Engg?" Tao yang tidak mengerti hanya memirinkan kepalanya dengan sisa-sisa air mata yang masih mengalir.
"Bolehkan aku menyentuh… ini?" Kris menunjuk ekor Tao yang masih bergerak-gerak gelisah. Tao menatap kearah telunjuk Kris yang menunjuk ekornya, ia diam sebentar, kemudian mengangguk. Kris tersenyum senang mendapat persetujuan dari Tao. Perlahan iapun menyentuhkan jari telunjuknya ke atas permukaan ekor Tao. Beberapa kali ia mneyentuh ekor itu, ia menyentuh seperti menyentuh jeli. Dan ia merasa kurang puas dengan satu telunjuk, ia kemudian menggunakan kelima jarinya untuk menyentuh ekor Tao. Permukaan kulit telapak tangannya menyentuh langsung kulit ekor Tao yang merupakan sisik ikan. Ia meraba ekor itu pelan. Ketika Kris meraba ekor itu bergerak semakin gelisah. Ternyata Tao merasa geli akan sentuhan yang Kris berikan pada ekornya. Ia terkikik pelan di dada Baekhyun. Ia lupa bahwa ia baru saja menangis.
Dan mereka melupakan seorang lagi, Suho. Ia masih berdiri seperti patung dengan mulut menganga menatap kearah Tao.
Sebaiknya kau segera sadar Suho-ssi~
Part 1 end
