Di Stasiun Itu

Oleh: Jogag Busang

Disclaimer: Kuroko no Basuke by Tadatoshi Fujimaki

Penulis tidak mengambil keuntungan materil dari fanfiksi ini

.

.

"Demi Tuhan, Tetsuya, aku tidak akan merelakanmu untuk pergi," kata Akashi dengan suara bergetar. Dia memandang koper yang ada di samping Kuroko dengan tatapan sedih.

"Akashi-kun, ini adalah jalan terbaik untuk kita berdua saat ini," balas Kuroko dengan tersenyum.

Akashi menggeleng berulang kali. "Tidak, tidak, tidak. Aku tidak mau sendiri di kota ini, Tetsuya."

"Siapa bilang Akashi-kun akan sendiri? Akashi-kun masih memiliki ayah yang harus Akashi-kun jaga. Di kota ini Akashi-kun memiliki banyak teman dan juga orang-orang di perusahaan yang akan selalu mendukung Akashi-kun. Kau tidak akan pernah kesepian, Akashi-kun."

"Bukan begitu, Tetsuya. Kau pasti paham maksudku," ucap Akashi dengan raut wajah gusar. "Apakah kau benar-benar akan pergi?"

"Aku sudah memikirkan hal ini sejak lama, Akashi-kun. Sejak ibumu meninggal tiga bulan yang lalu karena aku, aku tahu, ayahmu sangat membenciku."

"Tetsuya…"

"Waktu itu aku belum begitu mengerti dengan perasaannya, aku tetap keras kepala tinggal di kota ini dan bekerja di perusahannya. Sekarang, aku sudah sadar. Aku harus meredakan kemarahan ayahmu dulu dengan pergi ke luar kota."

PHOOOONG!

Suara kereta yang keras menyentak keduanya dari percakapan. Orang-orang di sekitar mereka berdua terdengar ribut untuk segera menaiki kereta.

"Akashi-kun, sepertinya keretanya akan segera berangkat. Aku harus masuk sekarang," kata Kuroko sambil memegang kopernya, siap untuk dijinjing.

"Tetsuya, sebelum kau pergi. Bisakah kau berjanji tentang sesuatu kepadaku?"

"Apa?"

"Berjanjilah untuk segera kembali, Tetsuya."

Kuroko tersenyum. "Sepertinya… aku tidak bisa berjanji untuk segera kembali, Akashi-kun," kata Kuroko tegas.

Akashi seakan tidak percaya. "Kenapa?"

"Entahlah, Akashi-kun. Maaf, aku tidak bisa berjanji kepadamu tentang hal itu. Tetapi…"

"Tetapi?"

"Aku bisa berjanji untuk selalu mencintaimu, Akashi-kun."

Kuroko lalu berjinjit dan dengan cepat dia mencium kening Akashi. Sementara Akashi, dia hanya bisa terdiam setelah menerima kecupan perpisahan tersebut. Dia ingin mengatakan sesuatu, sayangnya Kuroko sudah masuk ke dalam kereta.

Akashi akhirnya hanya bisa melambai kepada Kuroko.

.

GAME OVER