Putus
Oleh: Jogag Busang
Disclaimer: Kuroko no Basuke by Tadatoshi Fujimaki
Penulis tidak mengambil keuntungan materil dari fanfiksi ini
.
.
"Aku bisa menjelaskan semuanya, Tetsuya! Itu tadi hanya salah paham!" seru Seijuurou.
"Salah paham, Seijuurou-kun? Kau pikir selama ini aku buta?" Kuroko membalas seruan tersebut dengan nada mencibir.
"Tetsuya, kumohon. Kita bisa membicarakan hal ini baik-baik," kata Seijuurou dengan lembut, berharap bisa meredakan amarah yang menggelora di hati Kuroko.
"Tidak hanya hari ini saja, Seijuurou-kun. Bulan yang lalu, bahkan minggu kemarin, aku melihatmu bersama lelaki sialan itu!"
"Dengarkan aku dulu, Tetsuya! aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengan lelaki itu!"
"Kau berbohong," ucap Kuroko sambil melirik Seijuurou dengan tatapan kebencian. Nadanya juga terdengar dingin tidak wajar.
Seijuurou memasang wajah memohon. "Tetsuya, percayalah kepadaku," ujar Seijuurou sambil berusaha meraih lengan Kuroko.
Kuroko menepis kasar tangan . "Jangan menyentuhku! Sekali lagi kau mendekatiku, aku tidak akan pernah memaafkanmu! Kau pikir aku akan percaya dengan kebusukan kata-katamu?"
Seijuurou hanya terdiam. Jika sedang dalam keadaan marah yang sebenarnya, Kuroko ternyata menakutkan. Selama ini Seijuurou telah tertipu dengan gaya marah Kuroko yang hanya seperti raja es.
Seijuurou mengalihkan pandangannya ke area taman di sekeliling mereka berdua. Dia perlu pencerahan untuk menjelaskan segalanya kepada Kuroko. Namun, suasana taman sama sekali tidak mendukung. Begitu sepi dan senyap. Langit juga sepertinya mendukung, terbukti dengan tampilannya yang sejak sore tadi hanya mendung. Seakan mengejeknya hari ini.
Tetsuya yang berdiri sambil melipat tangan lalu menghela napas panjang. "Mulai sekarang, menjauhlah dariku. Aku tidak ingin mengenangmu sebagai parasite yang mengganggu," kata Kuroko. Suaranya pelan, tetapi penuh dengan ketegasan.
Aww.
Hati Seijuurou tercubit. Rasanya begitu perih. Setiap makiannya serupa dengan tusukan jarum suntik yang ditancapkan beribu-ribu kali. Rasa sakitnya sebentar, tetapi terus berulang.
Bodohnya, Seijuurou terlanjur meresapi. Kata-kata itu memang diucapkan dari mulut yang semanis madu, tetapi bila ditelan rasanya sepahit candu.
"Jadi… kita harus berhenti sampai di sini?" tanya Seijuurou hampa.
Kuroko tidak perlu menjawab. Langkah kakinya yang baru saja beranjaklah yang sudah menjawabnya.
.
GAME OVER
