The Promise
(10 TAHUN YANG LALU)
Seorang anak laki-laki berambut jabrik pirang sedang duduk disumur tua, memandangi langit malam yang dipenuhi bintang. Di kejauhan, seorang gadis berambut panjang warna hitam menghampiri anak itu.
"Cloud…?" panggil gadis itu.
Anak laki-laki yang bernama Cloud itu menyahut panggilan si gadis tanpa berkata apa-apa.
"apa yang terjadi?" Tanya gadis itu lagi.
"Bukan urusanmu, Tifa." Jawab Cloud dengan dingin.
Gadis yang bernama Tifa itu kaget mendengar jawaban dari Cloud.
"ada apa? Kok kamu jadi dingin begitu?" Tanya Tifa lagi.
"kenapa kau begitu peduli?" jawab Cloud lagi dengan dingin.
"tentu saja aku peduli! Aku sahabatmu."
Mendengar jawaban itu Cloud hanya diam saja. Tifa menghela nafas lalu bertanya lagi kepada Cloud.
"apa ini karena orang tuamu yang bercerai itu?"
Mendengar perkataan Tifa seperti itu, Cloud langsung membalas pertanyaan Tifa dengan nada marah.
"lantas apa urusannya denganmu?!" bentak Cloud.
"Aku…."
"Kau tidak mengerti perasaanku." Cloud menyela saat Tifa mulai berbicara.
"Aku mengerti perasaanmu! Kau sendirian kan? Aku tau itu!" omel Tifa.
Cloud hanya bisa menitikkan air mata. Dia sendrian karena orang tuanya cerai dan meninggalkannya begitu saja.
"aku mengerti perasaanmu, Cloud."
Cloud sudah tidak bisa menahannya lagi. Dia menangis. Karena dia sendirian. Tifa lalu memeluk Cloud, membiarkannya menangis dipelukannya.
"aku berjanji, aku akan selalu ada bersamamu." Kata Tifa.
"janji…?" kata cloud sambil menyeka air matanya.
"iya! Janji!" kata Tifa sambil tersenyum. Mendengar itu, Cloud akhirnya tersenyum kembali. Karena dia tau, dia tidak akan sendirian lagi.
(5 TAHUN YANG LALU)
"Tou-san aku pergi dulu yah…" kata Cloud.
"iya…. Hati-hati nak." Kata Sephiroth.
Cloud kemudian berlari menuju rumah Tifa. Tetapi, dia tidak menemukan Tifa. Dengan kecewa, dia pergi ke sekolah. Oh ya. Sephiroth adalah ayah angkat Cloud. Sephiroth mengadopsinya. Dia sangat menyayangi Cloud. Bagaikan anaknya sendiri. Saat Cloud tiba di sekolah, dia mendengar gosip, bahwa Tifa telah pindah ke Midgar. Karena orang tuanya bekerja disana sekarang. Mendengar gosip itu, Cloud bertambah kecewa. Dalam hati, dia berkata: apakah kau sudah melupakan janjimu? Tifa?
(Di Midgar)
Tifa sedang memandangi langit malam yang dihiasi bintang-bintang. Dia berkata dalam hati: Cloud… maafkan aku… aku tidak bisa menepati janjiku… apakah kita bisa bertemu dan menjadi sahabat lagi seperti dulu?
(MASA SEKARANG DI MIDGAR)
Tifa bangun pagi dan melihat jamnya pukul 5.30 AM waktu biasa dia bangun pagi. Waktunya bersiap-siap untuk sekolah. Pertama yang dia lakukan adalah: membereskan tempat tidurnya, selanjutnya adalah mandi, ketiga adalah memakai pakaian sekolah, keempat adalah membantu ibunya memasak kelima adalah membangunkan ayahnya yang pemalas, keenam adalah sarapan bersama keluarga, ketujuh adalah membantu ibunya membereskan meja makan dan piring-piringnya, yang terakhir adalah berangkat ke sekolah. Perjalanan dari rumah Tifa menuju sekolah adalah 30 menit. Karena dia berjalan kaki. Ayahnya pergi bekerja menggunakan kereta. Tifa bersekolah di Midgar High Shool. Dia kelas berumur 17 tahun. Berarti sekarang dia sudah menduduki kelas 2. Di sekolah, Tifa terkenal akan kebaikan hati dan juga kecantikannya. Apalagi ditambah postur tubuhnya yang indah. Banyak laki-laki yang 'menembaknya' tetapi, dia menolak. Karena dia bilang dia sudah menyukai orang lain. Laki-laki itupun hanya bisa menanggung malu :p saat pelajaran akan dimulai, ibu guru mengumumkan sesuatu kepada murid-muridnya.
"anak-anak" namanya Lucrecia Crescent.
"kita akan kedatangan seorang murid baru. Dia berasal dari Nibelheim."
Murid-murid hanya berbisik-bisik. Siapa ya? Apakah dia tampan? Apakah dia artis? Apakah dia cantik? Apakah dia perempuan atau laki-laki? Tifa hanya diam sambil berpikir. Nibelheim? Apakah Cloud?
"masuklah" guru itu menyuruh murid itu untuk masuk. Orang itu memasuki ruangan. Ciri-cirinya adalah bertubuh tinggi, cukup berotot, berambut pirang dan jabrik mirip chocobo. Saat dia memasuki ruangan, murid-murid wanita berteriak kegirangan (kecuali Tifa)! Bukan karena dia artis. Karena dia sangat tampan. Tetapi, pria itu hanya diam saja. Guru lalu menyuruhnya untuk memperkenalkan diri.
"silahkan, kenalkan dirimu kepada teman-teman barumu."
"nama saya Cloud Strife dari Nibelheim" jawabnya dengan ekspresi dingin.
Tifa langsung kaget mendengar nama itu. Cloud Strife?! Dia disini? Apakah dia bermimpi? Dia mencoba menampar pipinya dengan pelan. Ternyata bukan mimpi.
"apakah kau mempunyai pacar?" Tanya seorang murid perempuan.
"apakah kau artis?" Tanya satu lagi.
"hei, sudah. Jangan tanyakan hal yang tidak-tidak kepadanya." Tegur guru Lucrecia. "silahkan pilih tempat duduk, Cloud."
Cloud hanya mengangguk. Lalu memilih ke tempat duduk yang dibelakang pojok. Tifa daritadi memerhatikan Cloud. Apakah tadi dia melihatku? Cloud hanya diam sambil meletakkan dagu di tangannya. Sepertinya dia menyadari ada Tifa. Tetapi, dia memutuskan untuk diam saja. Waktu menunjukkan pukul 10.00 AM. Waktunya istirahat. Cloud hanya duduk menyendiri. Tiba-tiba seseorang datang menghampirinya. Dia adalah Tifa. Tifa lalu bertanya kepada Cloud.
"Cloud. Apa kabarmu?" Tanya Tifa dengan senyum manisnya.
Cloud tidak menjawab seolah-olah tidak ada orang yang berbicara kepadanya.
"Cloud…? Ini aku Tifa. Sahabatmu, ingat?"
"aku tidak punya sahabat." Kata Cloud dengan dingin. Mendengar itu, Tifa sungguh terkejut tidak main! Apakah Cloud sudah melupakannya?
"A-apa maksudmu?" Tanya Tifa lagi.
"sahabatku pergi meninggalkanku. Yang dia tinggalkan kepadaku hanya sebuah janji penuh omong kosong." Kata Cloud dengan dingin. Lalu meninggalkan Tifa seorang diri. Tifa hanya bisa diam mendengar perkataan Cloud. Tak dia sangka kalau Cloud berubah total. Apa karena aku melupakan janjiku? Cloud… apakah 10 tahun ini telah merubahmu? Tanpa Tifa sadari, air mata menetes dari matanya. Dia menangis. Cloud hanya diam. Dia terlihat tidak peduli dengan Tifa. Bukan karena dia benci, karena Tifa melanggar janjinya yang tidak akan meninggalkannya.
