Ada yang request buatin Sequel 'when the devil hijack your body', mungkin fic itu banyak kesalahn ^^ maaf yah kalo agak jelek soalnya baru pertama kali buat yang begituan, itupun nulisnya secara gak sadar -?-.
Yosh… here is the Fiction.
Well, typo masih berserakan dan banyak tata bahasa yang harus diperbaiki.
Kali ini Flame, caci makian DITERIMA.
Bleach belongs to TITE KUBO
This Fiction belongs to me, Shicchi.
Lelaki itu sudah tak bernyawa. Dilihat dari raut wajah yang memucat dan kulitnya yang dingin. Wajahnya menampakkan keterkejutan dilihat dari sepasang mata yang terbelalak lebar seolah-olah ingin berkata sesuatu namun tak sampai.
"Uhuhuhuhuhuhu…"
Hanya itulah yang terdengar. Dilangit malam dengan angin yang bertiup menusuk tulang.
Wanita itu telah bangkit.
Rasa sakit hati yang masih membekas kini kembali menebal. Dengan suara sendu diiringi angin yang bertiup semakin kencang menjadi awal bagi wanita itu.
Your death is callinG
Chapter 1
Prolog
Karakura Univercity. Kampus yang paling terkenal di Jepang. Kampus yang terkenal dengan fasilitas terlengkap se-Jepang, ditambah dengan siswa-siswi yang tiap tahunnya selalu memenangkan berbagai perlombaan.
"Apa? Penjaga kantin kita meninggal?" tanya laki-laki berambut putih, Hitsugaya Toushiro.
"Iya, aku tau dari Senna," kata wanita bercepol, Hinamori Momo sambil menunjuk temannya, Senna Hisagi.
"Iya, waktu aku melewati kantor guru, aku mendengar percakapan Mayuri-sensei dengan Aizen-sensei kalau kemarin penjaga kantin kita meninggal secara tidak wajar." Jelas Senna.
"Hmm, lalu kenapa siswa tidak diberi tau?" tanya Kaien.
"Mungkin karena penyebab meninggalnya tidak wajar kali," kata temannya lagi, Grimmjow. Tiba-tiba seseorang berlari kearah mereka.
"Nell? Kenapa tergesa-gesa begitu?" tanya Grimmjow.
"Aku melihat selebaran ini di madding. Seminggu lagi sekolah kita mengadakan bunkasai," terang Nell.
"Hah? Mau mengadakan bunkasai?" tanya seorang wanita berambut hitam kebiruan.
"Iya, dan kita akan menginap di sekolah~" kata seorang wanita bercepol sambil tersenyum girang.
"Hey, jangan senang dulu. Akhir-akhir ini sering terjadi pembunuhan, mungkin kita tidak akan diberi izin," kata laki-laki berambut putih.
"Mou, Shiro-chan… aku ingin sekali menginap dengan teman-teman.." kata gadis bercepol `itu.
"Tidak, Momo. Aku tak ingin sesuatu terjadi padamu," kata laki-laki yang dipanggil 'shiro-chan' itu.
"Huuummm…"
"Tenanglah, kita pasti akan pergi. Benar 'kan, Senna?" tanya perempuan berambut hijau.
"Iyap, kau benar Nell." Jawab Senna.
"Whoa whoa, bagaimana kalau terjadi sesuatu terhadap kalian?" tanya lelaki berambut biru terang, Grimmjow.
"Tenanglah… tidak akan terjadi apa-apa. Lagian, aku suka tempat yang seram," kata temannya lagi, Kaien Shiba.
"Iya, tapi kau itu laki-laki tau!" umpat Grimmjow kesal.
"Huh, kau takut ya, Grimmy?" tanya Kaien.
"UHGT! Baiklah, kita akan menginap di sekolah ini. Tapi jika ada apa-apa, aku hanya akan menjaga Nell," kata Grimmjow kesal kemudian pergi dari rombongan tersebut.
"G-Grimmjow, aku akan susul dia," kata Nell kemudian pergi menyusul Grimmjow.
"Dasar kau, Kaien!" kata Senna sambil menyikut Kaien.
"Maaf, aku tidak serius mengenai hal yang tadi." Kata Kaien nyengir.
"Huh!"
~~~~~KiryuZero~~~~~~Shicchi~~~~~Jaegerjaquez~~~~~
Hinamori berjalan dikeitar rumahnya. Rumahnya terletak disebuah apartment. Dia hanya tinggal dengan kakanya, Nemu.
"Tadaima, Nee-chan…" kata Hinamori sambil memasuki rumahnya. Terlihat disitu Nemu dengan pacarnya, Uryuu Ishida. Tunggu! Mereka…
"Yaicks," kata Momo berjalan sambil menutupi wajahnya. Terlihat jelas disitu Nemu dengan Ishida berada di bawah selimut tanpa busana.
"U-uh… aaah… maaf sayang, sepertinya hari ini kita sudahi dulu," kata Nemu sambil meraih bajunya yang berada di bawah tempat tidur.
"Huuh, baiklah… padahal aku masih ingin melanjutkannya," kata pemuda berkaca mata itu, sambil mengutip bajunya yang juga di bawah tempat tidur.
"Tenanglah, besok masih bisa," kata Nemu sambil mengecup bibir pemuda itu.
"Aaah, baiklah. Aku tidak sabar menunggu," kata Ishida sambil menyelipkan sebuah amplop tebal berwarna coklat ditangan Nemu. Kemudian dia melangkah menuju ruang tengah. Dia melewati kamar Hinamori. Terdengar jelas suara isakan tangis dari dalam kamar. Tak lama kemudian, sang kakak memasuki kamar adiknya.
"Momo," panggil Nemu sambil duduk di tepi ranjang Momo.
"Kenapa…" kata Momo. Nemu tersentak. Kemudian dia menutup matanya sambil menghela nafas. Raut matanya memamancarkan kesenduan.
"Aku… tidak punya pilihan lain, aku hanya ingin kamu bahagia, Momo." Kata Nemu.
"DENGAN MENJADI PELACUR? APAKAH ITU YANG DIMAKSUD MEMBAHAGIAKANKU?" jerit Momo. Nemu sudah tidak terkejut dengan aksi adik semata wayangnya.
"Aku… aku ingin Nee-chan itu tidak bekerja seperti ini lagi…" kata Momo lirih.
"Maaf, Momo. Tapi kakak tidak bisa. Kita butuh dana untuk hidup dan itu tidak sedikit. Kakak melakukan hal ini demi kamu, jadi jangan banyak bicara." Kata Nemu kemudian pergi dari kamar Momo.
"Aaaaaaaaa!" Jerit Momo tersedu-sedu sambil memeluk erat bonekanya.
CcCcCcCcCcCcCcCc
"Hei, Toushiro. Apa benar issue tentang wanita yang bunuh diri disebelah apartment Momo?" tanya temannya, Grimmjow.
"Hm," kata Toushiro singkat.
"Lalu kenapa Hinamori masih betah tinggal disitu?" tanya Kaien.
"Entahlah… lagipula, tidak ada kejadian yang aneh 'kan?" tanya Toushiro.
"Aku masih kepikiran soal penjaga kantin itu," kata Grimmjow. Kaien yang sedang membaca Koran melirik Grimmjow.
"Kenapa kau memifikirkan dia?" tanya Toushiro.
"Aku… perasaanku tidak enak," kata Grimmjow.
"Haaah, itu hanyalah halusinasimu saja, tenanglah. Semuanya akan baik-baik saja," kata Kaien sambil menyeruput tehnya yang ada dimeja.
"Huh… baiklah, tapi… ngomong-ngomong wanita yang bunuh diri itu bukankah anak pengusaha besar Kuchiki Advertising?" tanya Grimmjow. Toushiro mengangguk.
"Iya, aku juga mengetahuinya. Wanita itu sangat disukai oleh Pemilik perusahaan Kano Advertising, tapi katanya dia jatuh hati pada pemuda yang sederhana yang menjadi manager marketing diperusahaannya." Kata Kaien.
"Aku tidak tau kalian ternyata mengetahui hal-hal seperti itu," kata Toushiro.
"K…kau tidak tau apa-apa soal ini?" tanya Grimmjow kaget.
"Itu tidak penting. Yang lalu biarlah berlalu," kata Toushiro calm.
"Haaaaah, baiklah. Kau selalu begitu," kata Kaien.
"Hmm… ceritakan lagi tentang kejadian itu," kata Toushiro yang sepertinya semakin tertarik dengan hal itu.
"Yap. Tapi wanita itu bunuh diri setelah membunuh kekasihnya. Dia melihat kekasihnya sedang 'berbuat itu' bersama pemilik perusahaan Inoue Advertising." Jelas Kaien. Menyambung cerita tersebut.
"Kenapa? Keterlaluan," kata Toushiro.
"Iya, aku juga tidak mengetahuinya…" kata Grimmjow.
"Hmmm… apa yang ada difikiran laki-laki itu ya?" tanya Toushiro.
"Hei, hei, kau tau? Saat dia memotong lehernya, dia masih sempat diselamatkan." Kata Kaien.
"Kau… tau dari mana?" tanya Grimmjow kaget.
"Waktu itu, aku bertemu dengan dokter Szael di Rumah Sakit Las Noches, dan dia bercerita kepadaku soal dia," kata Kaien.
"Hmhmhm…. Ternyata kisah mereka cukup tragis ya," kata Toushiro menghela nafas.
"Ahhh, sudahlah. Tiidak usah difikirkan," kata Kaien kemudian kembali ke kamarnya, begitu juga dengan Grimmjow. Hanya Toushiro yang terdiam disitu.
~~~~~KiryuZero~~~~~~Shicchi~~~~~Jaegerjaquez~~~~~
Bukan aku yang memulainya. Tapi kau! Kau yang membuka pintu kehancuran! Dan hidupmu akan berakhir… tragis
"Uuu…uuuhh…" gadis itu tetap menggeleng-gelengkan kepalanya seraya keringat dingin keluar da terjun bebas melalui pelipisnya.
Satu-satunya yang kuinginkan darimu adalah melihatmu berlumuran darah segar
"Aaaaaaaaa!" teriaknya seraya duduk di kasurnya. Dia menarik nafas perlahan namun pasti.
"A…apa… apa itu?" tanyanya pada dirinya sendiri.
"Momo-chan! Ada apa? Kenapa kamu teriak?" tanya Nemu langsung mendekati adiknya.
"Iie, aku baik-baik saja." katanya. Kemudian kembali tidur. Lima menit kemudian dia merasakan keheningan.
'Mungkin Nee-chan sudah pergi,' gumamnya dibalik selimut sambil menutup matanya.
DEP!
Dia merasakan ada yang duduk di tepi ranjangnya. Kemudian, mengelus kepala Momo yang tidak tertutupi selimut.
"Nee-chan, aku sudah besar. Kau tidak perlu menungguku untuk tidur, kembalilah ke kamarmu," kata Momo tanpa melihat orang yang mengelus kepalanya. Merasa dicueki Momo menhela nafas.
"Nee-chan, sudahlah…" kata Momo sambil menepis tangan itu.
Dingin. Sangat dingin.
"NEE-CHAN!" serunya sambil membuka selimutnya dan memutar badannya hingga menghadap pintu kamarnya.
"Ke…kenapa Momo-chan? Hand phoneku ketinggalan jadi aku ke kamarmu lagi," kata Nemu sambil mengambil hand phonenya di atas meja belajar Momo.
"Oyasumi," kata Nemu kemudian pergi meninggalkan ruangannya, namun Momo langsung menarik tangan Nemu.
"Kenapa… Momo?" tanya Nemu.
"Temani… aku… Nee-chan…" kata Momo sambil memeluk Nemu.
'Kulitnya tidak dingin… jadi siapa yang membelai rambutku tadi?' tanya Momo. Dalam sekejap keringat dingin menyucur deras dari pelipisnya.
"Uhuhuhuhu…."
Momo mengerutkan matanya yang tertutup.
"Aku ingin membunuhmu…"
'Siapa…'
"Uhuhuhuhu…."
Mata hazelnya terbuka lebar. Dia melihat kanan kiri tapi tidak ada siapa-siapa. Yang ada hanya dia, dan Nemu yang memeluknya. dia tersenyum. Kemudian dia memegang tangan Nemu yang melingkar di pinggangnya.
"Neechan…" desahnya pelan hampir tak terdengar. Namun… pelukan itu semakin erat. Sangat sangat erat hingga membuat Momo sulit untuk bernafas.
"Ne…Neech…aaan…itaai…" katanya sambil mencoba untuk melepaskan pelukan mematikan itu. Mata hazelnya melirik ke wajah Nemu. Dan alhasil wajah itu bukanlah Nemu. Melainkan seorang wanita bermata violet besar dan rambut yang senada dengan matanya berhiasi cengiran menyeramkan.
"Ahahahahahaha…." Jerit wanita itu memecah keheningan malam.
"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"
"Momo-chan? Kenapa?" tanya seseorang yang menepuk pipinya pelan.
"Ne, Neechan?" katanya sambil meraba-raba seluruh tangan kakak semata wayangnya, kemudian wajah, dan lainnya sampai dia yakin betul kalau itu benar-benar Nemu.
"Onee-chaaaan…" katanya sambil memeluk Nemu. Yang dipeluk, tidak mengerti apa-apa hanya membelai rambut Momo dengan senyuman miris di bibirnya. Tanpa diketahui oleh Momo, Mata Nemu seketika berubah dari hijau jade menjadi violet mengkilat. Kemudian dia mengeluarkan sebuah seringaian menyeramkan.
"Uhuhuhuhuhu….."
*/*^#$~To*'*Be*'*Continued~*/*^#$
Maaf buat readers yang gak ngerti sama alurnya (digeplak). Tapi Shicchi usahakan buat sebagus mungkin. Soalnya Shicchi belum tau gimana buat fic gore atau bloody. Ilmu Shicchi masih sedikit DX
Thanks yang udah menyarankan Shicchi untuk membuat sequel dari 'When the Devil Hijack Your Body'. ^^
Arigatou Gozaimasu yo~
With wonderful love for my koi and Shiki Senri
KiryuZero Shicchi Jaegerjaquez
