The Right and The Wrong

.

.

.

An Indonesian fanfic, written by haruru76

Asseylum duduk di salah satu sudut ranjang. Cermin memang tidak bisa berbohong; mereka merefleksikan lingkaran hitam dibawah matanya dengan sempurna, bahkan hanya bermodal penerangan kamar yang remang. Tapi bukan itu yang dipusingkannya sekarang. Ketika seorang pewaris telah menikah, dia sudah siap untuk menjadi pemimpin negara, dan siap bertanggung jawab untuk melahirkan generasi penerus yang bijak. Malangnya, Klaincain saja belum pernah menyentuh sang istri. Ada sesuatu yang menghalanginya untuk itu, dan ia sendiri sebenarnya sedang berjuang untuk bisa lepas dari belenggu tak kasat mata tersebut. Bukanlah karena alasan kesehatan yang tidak memungkinkan mereka memiliki penerus, bukan, tapi suatu alasan yang lebih mengutamakan perasaan.

"Yang Mulia Permaisuri Agung," terdengar suara pintu dibuka, "Anda bisa menggunakan bath tubenya sekarang."

Asseylum terperanjat. Cepat cepat ia mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Count Cruhteo masuk dengan hanya mengenakan handuk, dada bidangnya terhampar tak berkain tak berbenang, dan itu cukup untuk membuat perubahan yang signifikan pada rona wajah Asseylum.

"Y-Ya!" seru sang Ratu, berusaha menyembunyikan wajah merahnya, "Terimakasih banyak, Count Cruhteo!"

Tanpa sepatah kata lagi, sang gadis Vers menyambar handuknya, langsung berlari keluar kamar. Wajahnya memerah padam, tapi bukanlah Klaincain yang ada di pikirannya, melainkan- Kaizuka Inaho. Bocah bumi yang kini telah beranjak dewasa, yang dua minggu ini bayangannya terus mengganggu tidur Asseylum. Inilah yang dikhawatirkan Klaincain; bahwa Asseylum masih mencintai Inaho, bahwa Asseylum menikah dengannya hanya demi politik, dan bahwa dua minggu pernikahan mereka masih belum cukup untuk melenyapkan ingatan sang Ratu tentangnya.