Disclaimer : Bang Masashi Kishimoto, *dilempar naskah bekas, 'memangnya abang tukang bakso?'*

WARNING : AU, mungkin rada gaje…..

Saya pernah bilang, saya bukan orang yang humoris dalam bentuk tulisan. Orang bilang saya humoris secara body language n' lisan. Makanya rasanya kesulitan banget bikin ni cerita karena genrenya humor. Saya majunya di genre romance, hehehehe…. Maka mohon dimaafkan kalo garing atau apalah namanya. Maklum masih belajar.

Ini fanfic humor pertama saya. Tiga peran utama laki-lakinya udah keliatan di awal-awal. Pairingnya silakan tebak dulu. Saya masih baru di dunia fanfic, maka mohon maaf kalo ada cerita yang sedikit mirip, tapi percayalah, ni cerita lahir dari otak saya….

Oh iya, untuk penggemar Hinata yang super kalem, saya ingatkan, Hinata di cerita ini saya bikin lebih 'kuat', lebih 'cuek', lebih 'pemberani'. Karakternya sih tetap Hinata yang kadang blushing, tapi dia kesannya lebih 'smart'.

Maka,

Don't like don't read don't blame….

Prince VS Princess

"Wah, kalian datang terlambat," keluh Naruto. Sai dan Sasuke hanya memandang Naruto tanpa berkomentar apa-apa.

"ah, kita bisa terlambat di hari pertama kita, kenapa kalian berdua ini lelet sekali," protes Naruto.

Kali ini Sasuke mendekati Naruto. Ia membenamkan kepala Naruto dengan topi yang dikenakan Naruto, "jangan terlalu mencolok, chibi," kata Sasuke.

"kau ini….!" Naruto terlihat jengkel. Urat-uratnya muncul di semua bagian wajahnya. Bersiap memukul Sasuke, Sai cepat-cepat menahan Naruto. "haaah," Naruto hanya bisa mengeluh ketika Sai menghentikannya. Naruto memang yang paling pendek di antara kedua sahabatnya.

Eits. Tunggu. Naruto itu tinggi. Tingginya 172 centimeter. Untuk pelajar SMA, itu cukup wajar. Tinggi badan segitu cukup untuk menjaring fans-fans cewek dengan gaya Naruto yang slengekan tapi tetap keren.

Masalahnya tinggi Sai itu 174 cm dan Sasuke 175 cm. karena Naruto tetap tak bisa menyaingi tinggi kedua sahabatnya sejak masih SD, jadilah ia sering diejek Sasuke.

Kembali ke pokok permasalahan, sudah hampir sepuluh menit sejak ketiga cowok keren ini berdiri di depan gerbang SMA Konoha, tapi Sasuke tetap menolak masuk. Naruto terus mengeluh karena sepertinya upacara akan segera dimulai. Sasuke dan Sai terus menunduk sementara Naruto sibuk memandangi kedua sahabatnya. "kalian ini kena.."

"diam, Bodoh," kata Sasuke cepat. "kau ini lupa membawa matamu atau bagaimana, memangnya kau tak lihat dari tadi siswi SMA ini lalu lalang,"

"memangnya kenapa?" tanya Naruto polos.

"kami ini tak sepertimu," sahut Sai. Ia melingkarkan tangannya di pundak Naruto. "kita sudah cukup susah saat di sekolah lama kita, Naruto,"

"kau ini amnesia ya, kita ini sering di serang siswi-siswi gila," kata Sasuke dengan gaya cool-nya. "hah, lagi-lagi sekolah yang penuh dengan murid perempuan," keluhnya.

"bukannya Itachi-san bilang murid laki-laki disini cukup banyak?" tanya Naruto lagi.

"itu karena Nii-san datang dan melihat siswa pindahan kebanyakan laki-laki," jawab Sasuke.

"tapi kenyataannya, meski siswa laki-lakinya banyak, siswi perempuannya ada dalam kadar 50:50," jelas Sai. "kau tak sadar sejak tadi, kita selalu diperhatikan siswi yang lewat?" tanya Sai pada Naruto.

"tak apa," jawab Naruto. "sepertinya gadis di sini cantik-cantik,"

"…"

Siing.

Sepi.

Terasa ada angin membunuh yang berkibar di belakang ketiganya.

"KENAPA KALIAN BELUM JUGA MASUK????" teriak gadis yang bertugas sebagai Seksi ketertiban sekolah. "Apa yang kalian tunggu! Cepat lari ke lapangan upacara!" perintahnya.

Ketiga murid baru yang nantinya akan jadi siswa terkeren di SMA Konoha ini langsung lari ke lapangan begitu dimarahi gadis galak tersebut.

Naruto, Sasuke, dan Sai langsung lari ngos-ngosan ke lapangan. Ketiganya digiring maju oleh si gadis galak ke depan podium upacara. Ternyata tidak hanya tiga orang saja, di sana juga ada cukup banyak anak berjejer karena terlambat memasuki lapangan upacara.

"menunduk, Bodoh," perintah Sasuke.

"haah… aku ralat ucapanku, siswi-siswi di sini cantik-cantik tapi galak !" gumam Naruto pelan.

"menunduk, Bodoh," perintah Sai.

"ANGKAT WAJAH KALIAN!" teriak Ino galak. Terpaksa semua siswa yang datang terlambat yang tadi gemetar ketakutan mengangkat wajahnya, termasuk tiga sahabat cool ini.

"Ahhhhh………" siswi-siswi langsung berteriak histeris. Pandangan mereka tertuju pada tiga cowok ganteng yang belum pernah mereka lihat.

"hah… merepotkan," keluh Sasuke.

"sudah kuduga," keluh Sai.

"waw, keren juga," kata Naruto.

Ino bahkan sampai terpesona. Sikap galaknya yang tadi meluap-luap langsung luntur. Ia tentu saja belum pernah melihat siswa-siswa yang tadi dibentaknya di depan gerbang sekolah. Tiba-tiba seorang guru yang lumayan keren datang ke podium dan mendorong tiga cowok keren ini turun dari podium.

"bagus," gumam Sasuke.

"kita selamat," kata Sai.

"woi..woi, apa-apaan nih," kata Naruto. Ia menahan dorongan pria di belakangnya.

"Ka… Kakashi-sensei," panggil Ino.

"oh, Ino," sapa Guru berambut perak itu. "maaf ya, mereka anak baru, jadi mereka harus ke ruangan Nona Tsunade,"

"Oh…" suara gadis-gadis menggema di seluruh penjuru lapangan upacara. Si guru ini langsung mendorong tiga muridnya menjauh dari lapangan upacara.

---

"ah, kenapa kalian tak langsung datang ke ruanganku dan membuat keributan sih?" keluh Tsunade. Tiga murid barunya hanya bisa melongo. "padahal semua murid baru harus masuk ke ruanganku, kenapa kalian malah ke lapangan upacara dan buat keributan? Memangnya wali kalian tidak menjelaskannya?"

"Itachi-san sialan," umpat ketiganya bebarengan. Pasti mau balas dendam. Pantas saja semalam sebelum tidur Itachi bersikap aneh. 'besok kalian pasti akan merasakan yang kurasakan dulu, hahaha' katanya kemarin. Pasti ini maksudnya.

"keributan?" tanya Guru Guy heran.

Hatake Kakashi hanya mengibaskan tangannya, "yah, jadi orang keren memang susah, Guy,"

Tiga bocah ingusan ini langsung sweatdrop. Yah, jadi orang keren memang susah.

---

Sudah seminggu ini, ketiga siswa baru pindahan dari SMA Suna ini menjadi murid SMA Konoha. Sekolah yang beberapa tahun ini popular karena peringkatnya terus naik sebagai sekolah berkompeten di Jepang.

Jumlah siswa baru yang masuk di tahun ajaran ini ada sekitar 15 siswa, tapi entah kenapa tiga cowok keren ini langsung jadi pusat perhatian seluruh murid SMA Konoha. Bukan hanya karena ketampanannya yang menyaingi Tom Cruise dan Brad Pitt, tapi juga keahlian mereka.

Si Naruto yang terobsesi berat ingin menyaingi tinggi Sai dan Sasuke, dengan sukses mampu masuk dalam tim inti basket dan langsung popular di hari pertama ia masuk ekskul tersebut. Wajah dengan rambut pirang acak-acakan yang keren, kulit kecoklatan yang tak bisa disamakan dengan Michael Jordan, dan tubuh atletis yang keren tanpa bantuan susu high calcium. Semua nilai plus untuk masuk kategori 'pangeran' masuk dalam daftar Naruto.

Si Sai langsung jadi pujaan gadis-gadis kalem saat ia berhasil membuat lukisan maestro yang hampir mengalahkan kepopuleran Monalisa's Smile dan mendapat pujian dari guru seninya. Senyum manisnya mampu menjatuhkan gadis-gadis dan menarik mereka untuk masuk ke klub seni.

Si Sasuke yang paling ganteng dengan mudah menarik perhatian semua guru dan murid karena otaknya yang encer. Ia disebut-sebut Ensteinnya Konoha. Mata onyx-nya mampu menyihir gadis-gadis dengan mantra yang lebih kuat dari Voldemort sekalipun.

Yah, tiga cowok cool ini langsung disebut-sebut sebagai kelompok Prince-nya Konoha dalam waktu kurang dari seminggu dan mampu menciptakan Fans-club.

Naruto menempati kelas paling ujung dan sekelas dengan cewek seksi keteriban sekolah yang cantik tapi super galak. Yamanaka Ino. Sedangkan kedua temannya mendapat kelas yang berbeda dengannya. Yaitu kelas di samping kelas Naruto. Untunglah tak terlalu jauh. Jadi Sai dan Sasuke dapat dengan mudah mengunjungi sahabatnya itu setiap istirahat.

Mereka sering mengeluh satu sama lain. Tak menyangka sekolah baru mereka lebih mengerikan –dari unsur fansnya- dibanding SMA lama mereka. Kalau di SMA Suna, masih ada si Gaara yang keren dan Sasori yang murah senyum. Nah SMA Konoha? Yang menyamai mereka hanya pesona Hatake Kakashi, si guru Sastra Bahasa. Sisanya? Nol besar. Mana ada siswa pria lain yang mampu menyaingi mereka. Yang menyamai mereka saja cuma satu orang. Seorang guru pula.

Kacau. Payah.

---

Naruto dan Sai cepat-cepat kabur dan meninggalkan Sasuke yang terjebak di lautan fans yang mengerubunginya di depan loker siswa. Tentu kali ini bukannya tak setia kawan. Tapi Naruto dan Sai masih mampu berpikir bahwa mereka masih ingin jadi perjaka. Mana mau diserang segerombol siswi-siswi ganas.

"mampus kau, Teme," umpat Naruto berkali-kali dari ujung ruangan bersama Sai.

"yah, maaf ya Bro," keluh Sai. "habisnya diantara kita, yang paling jaim kan Si Sasuke, dia pasti bisa mengatasi gadis-gadis itu tanpa harus menjatuhkan image kita,"

"sudah, kita tinggal saja, tunggu di mobil saja," ajak Naruto.

Sementara itu Sasuke harus berjuang sendirian untuk mengatasi serangan gadis-gadis itu. Sasuke menarik napas dalam-dalam. Mencoba mencari oksigen. Sepertinya ruangan itu sudah dipenuhi gas beracun yang siap membunuhnya dengan cepat. "sialan mereka, Baka!" umpatnya pelan.

Sasuke menarik napas panjang. "Nona-nona," katanya singkat.

"…." Suasana langsung tenang. Sasuke berhasil menarik perhatian gadis-gadis itu agar tak berteriak dan merusak gendang telinganya. Cukup suara Naruto yang didengarnya setiap hari saja yang merusak telinganya. Jangan sampai suara lengkingan gadis-gadis ini ikut-ikutan membuatnya tuli.

"aku harus pulang, tubuhku letih sekali," ucapnya dengan pandangan mata yang cool. Semua gadis langsung luluh lantak. Tersihir oleh pesona sang Uchiha. "boleh kan?" semua gadis langsung mengangguk cepat dan membiarkan Idolanya untuk merapikan tas dan mengambil beberapa barang dari lokernya.

Mendadak seorang gadis muncul dari balik kerumunan dan menghampiri Sasuke. 'bebal!' pikir Sasuke dalam hati.

Ia cepat-cepat mendorong muka gadis manis itu menjauh dari hadapannya. Gadis itu mundur selangkah. Ia terlihat kaget. Wajahnya blushing. Sisi matanya nampak berkerut menahan emosi. "maaf ya, aku tak ada waktu untuk fans," bisik Sasuke.

"minggir, Jelek!" balas gadis itu. "aku tak ada waktu untuk sibuk mengerumuni cowok jelek sepertimu,"

Suasana hening. Gadis itu menoleh pada kerumunan gadis di sekelilingnya, 'yah, setidaknya perempuan semua,' pikirnya.

"Hyuuga…." Tatap semua fans girl Sasuke dengan death glare. Toh Hyuuga Hinata tak peduli.

"minggir dari lokerku, cowok pantat ayam," perintah Hinata sekali lagi.

SIAL. Sasuke mengumpat dalam hati. Tak ada yang berani menghina potongan rambutnya sejak kecil. Cukup dua sahabatnya dan kakaknya saja yang boleh berkomentar tentang gaya rambutnya. Ia memandang tajam gadis berwajah kalem di hadapannya.

Hinata yang sudah cukup jengkel karena telah menunggu setengah jam dan masih belum berhasil menghampiri lokernya hanya karena terhalang oleh fans-fans bodoh. Hal ini telah membuatnya telat pulang selama beberapa hari.

Hinata melangkah maju dan mendorong Sasuke menjauh dari lokernya. Ia membuka lokernya yang terletak tepat di samping loker Sasuke.

"kau…" kali ini Sasuke terlihat marah.

"ya?" sindir Hinata, "ada perlu apa, Tuan pantat ayam?" kata Hinata. "dasar memuakkan,"

Wajah Sasuke memerah menahan emosi. Hinata berbalik. Dilihatnya seluruh siswi memandanginya dengan tatapan membunuh.

"Hyuuga…"

"beraninya kau…"

"dasar gadis aneh…."

"perempuan sinting…"

"bisa-bisanya kau…"

Semua gadis di hadapannya mengumpat dan mengutuknya. Hinata tak peduli dan menerobos kerumunan gadis itu, meninggalkan Sasuke yang masih sebal setengah mati.

"Dasar! Bisa-bisanya menghina Sasuke-kun ku," kata seorang gadis.

"jelek? memangnya kau cantik?" teriak siswi lainnya. "dasar jelek, aneh,"

Ups. Salah. Kali ini musuh Hinata bertambah. Tapi kata Jelek tak cocok untuknya. Hinata itu cantik. Sangat cantik malah. Kalem (hanya di depan cowok-kecuali Sasuke-). Proporsional. Dan barusan ada yang menghinanya jelek?

Kemana mata gadis-gadis ini. Yah, klasik memang. Iri. Sudah biasa.

Hinata jelas cantik. Namanya masuk dalam jajaran sepuluh gadis paling diincar di SMA Konoha. Ia dan dua orang sahabatnya lolos saat survey tentang gadis popular Konoha. Tipikal gadis sempurna. Pintar memasak. Bermain musik. Membuat puisi.

Masalahnya, dia hanya punya dua orang sahabat perempuan. Well, tidak masalah, Hinata sayang pada dua sahabatnya. Sisanya adalah murid-murid perempuan yang membencinya. Wajar. Karena hampir semua siswa laki-laki menyukainya. Sifat 'galak' tadi hanya berlaku ketika Hinata kesal. Dan rasanya hanya Sasuke, siswa laki-laki yang mendapat ucapan kasar dari bibir mungil Hinata.

---

Sasuke masuk ke dalam mobil dan membanting pintu. Wajahnya kusut seperti kertas surat cinta yang lapuk dan dibuang ke tempat sampah. Kerut-kerut wajahnya membuatnya tampak seumuran dengan Itachi, kakaknya.

"kau bisa menghancurkan pintu mobilku, kecebong Suram," ejek Sai.

"yah… tinggal bawa ke showroom sajalah, Sai, dompet Sasuke nggak mungkin kehabisan dolar," tambah Naruto.

Sasuke menarik napas dalam-dalam, "Brengseeeeek!!!!!" teriaknya sampai Naruto dan Sai menutup telinga.

Naruto dan Sai yang kaget langsung menoleh dari tempat duduk kemudi di depan. Memperhatikan sahabatnya yang emosi. Si Sasuke yang paling pandai menahan emosi, bahkan melebihi Sai sekarang emosi. Emosi besar!

Naruto hanya bisa melongo. Sedangkan Sai tersenyum senang karena tak menyangka, "kau diperkosa cewek-cewek tadi?" ejek Sai.

Sasuke langsung menatapnya dengan tatapan membunuh. Ia meraih leher Sai, mencekiknya, dan menggoyang-goyangkannya kesana kemari. "aku dipermalukan, aku harus balas dia, berani-beraninya merendahkan Uchiha,"

Sai mati-matian melepaskan cengkeraman tangan Sasuke. "uhuk…uhuk…" akhirnya Sai bernapas lega karena lepas dari maut. "o…oke… sorry, kau dapat musuh, besok kita bantu balas dendam, siswa mana yang jadi musuhmu, Bro?" tanya Sai.

Mata Sasuke yang masih sebal menyusuri lapangan parkiran SMA Konoha mencari sosok Hinata. "itu, yang itu," tunjuknya pada Hinata yang dijemput Neji.

"yang mana, Sasuke?" tanya Sai. "mana kelihatan kalau dia di dalam mobil?" keluhnya.

"bukan yang di dalam, Bodoh," teriak Sasuke tidak sabaran. "makanya buka matamu, terlalu banyak tersenyum bikin matamu terus terpejam," dengusnya kesal.

"oke, yang mana?" tanya Naruto ikut tak sabar.

"yang berdiri,"

"maksudmu cewek cantik berambut panjang itu?" tanya Naruto tak percaya.

"tunggu, maksudmu, musuhmu itu perempuan?" tanya Sai tak percaya. "memangnya dia berhasil memperkosamu tadi?"

"Buahh…hahahahahahahaha" Naruto tertawa terpingkal-pingkal sampai menangis.

!!

"…"

"Maaf, hmph.."

Sasuke menarik napas panjang. Sai dan Naruto memegangi kepala mereka yang benjol besar karena dipukul Sasuke barusan.

---

Yak !

Chapter satu selesai. Sudah bisa tebak salah satu pairingnya????

Menurut readers, siapa dua sohib-nya Hinata yang masuk daftar siswi paling di incar itu???

Adegan di loker yang si Sasuke ngedorong muka Hinata itu terinspirasi dari salah satu adegan dalam manga 'blue' karya Sakisaka Io. Yah, si Sasuke kira Hinata fans-nya, padahal gak sama sekali. Sedangkan Hinata sendiri bisa bersikap 'buruk' begitu karena emosi ngelihat sikap arogannya Sasuke.

Yah, silakan komentar…. Diutamakan saran yang membangun…. Update chapter berikutnya cepat kok, hehehehe…

Review, please….