Disclaimer: Super Junior is belong to God, SMent and themselves.

Pair: Hankyung x Kim Heechul slight other couples of Super Junior

Rated: T

Genre: Family, Romance

Summary: Hanchul! Slight other couples of Super Junior. Gak pinter bikin summary. Baca aja yak? ^^

Warning: Typo(s), abal, gaje, mengandung efek samping yang berbahaya (?), de-el-el.

Auhtor's Song list: Memories, Sunflower_Super Junior (5Jib Mr. Simple)

Enjoy This… ^^

.

.

Believe in Thirteen

.

.

Chapter 1: My Memories

South Korea, 2011

Tak terasa, malam turun menggerayang. Matahari yang sedari pagi berkuasa, kini telah ditelan bumi. Langit berubah gelap. Terlihat bulan berbentuk sabit muncul ditengah-tengah gelapnya langit malam.

Mulai terdengar suara-suara binatang malam yang terdengar ngeri. Membuat sekujur tubuh merinding. Angin semilir membalut tubuh.

Seorang namja nampak sedang termenung di dalam kamarnya yang gelap. Tidak. Mungkin… sedikit remang-remang. Dengan jendela kamar yang masih terbuka lebar—bersama gorden berwarna putih tipis tertiup angin malam. Namja berambut hitam yang panjangnya kini sudah menyentuh kerah bajunya itu nampak terduduk disamping jendela dan menghadap meja bundar di depannya. Meja yang tak seberapa besar—yang terbuat dari kayu yang dicat berwarna cokelat.

Namja berkulit putih susu itu menyalakan sebuah lilin yang sudah ditelatakan di dalam gelas kaca berwarna merah. Perlahan tapi pasti, tangannya menyalakan korek api dan menyulut sumbu lilin kecil itu. Matanya yang sendu sedikit berkilat terkena pantulan sinar lilin. Suasana nampak sunyi senyap. Tatapannya kosong memperhatikan gerak api lilin yang bergerak malas-malas. Ia sangat suka berdiam diri sambil menikmati saat-saat di malam hari bersama lilin itu. Rasanya tenang dan damai. Tapi disamping itu, hal itu juga terasa menyakitkan.

.

.

South Korea, 2009

Terlihat seorang namja berambut hitam terduduk di pinggir pantai. Pasir putihnya terasa empuk dan nyaman diduduki. Namja berkebangsaan China itu nampak sedang duduk sambi memeluk lutut. Alunan musik nan syahdu mulai mengalun dari earphone yang tersemat di kedua telinganya, berbaur dengan gemericik suara ombak yang membentur pesisir. Sebuah lilin gelas berwarna kemerahan menyala redup tepat di depannya. Api kecilnya bergerak-gerak gusar seiring berhembusnya angin yang kencang.

Namja itu tersenyum menikmati suasana di sekelilingnya sambil ditemani angin malam yang semilir memeluk tubuh. Malam ini, bulan nampak indah. Berbentuk bulat sempurna dengan cahayanya yang terang.

.

.

Kim Heechul nampak sedang memarkir sepedanya sembarangan di tepi pantai. Ia nampak terburu-buru. Ia sebarkan tatapan matanya yang tajam ke sekeliling. Matanya nampak mencari sesuatu. Setelah memarkir sepedanya, ia lenggangkan langkahnya menyusuri pesisir. Hamparan pasir putih memanjakan kakinya yang walaupun dibalut sepatu kets.

Angin pantai berhembus kencang, menerbangkan helai-helai rambut berwarna coklat terang miliknya yang lurus jatuh. Heechul berlari-lari kecil mencari kawannya. Siapa lagi kalau bukan Hankyung—untuk mengajaknya kembali ke dorm (anggap saja dorm-nya SuJu di deket pantai. Lagi kebawa suasana pantai, nih ^^v). Seperti inilah kebiasaan Hankyung jika senja sudah berubah menjadi malam. Ia akan selalu keluar dari dorm untuk pergi menikmati suasana malam di tepi pantai. Kalau sidah begini, ia akan lupa dengan makan malam dan sebagainya. Maka dari itu, sang leader, Park Jung Soo—atau biasa disapa Leeteuk menyuruh Heechul memanggilnya pulang. Kalau Heechul yang mengajaknya pulang, Hankyung pasti mau. Ya… mereka dekat, sih.

Heechul melangkahkan kakinya lebih cepat. Belum juga ia menemukan batang hidung teman sekamarnya itu. Beberapa kali ia berdecih kesal. Tepat beberapa meter di depannya, terlihatlah sosok Hankyung yang sedang duduk sambil memeluk kedua lututnya. Kepalanya nampak bergoyang-goyang sedikit. Sesekali ia bergumam—atau lebih tepatnya terlihat seperti komat-kamit sendiri—mengalunkan nada. Langkah Heechul terhenti seketika. Matanya terpana melihat sosok di depannya. Mulutnya terbuka sedikit.

Ia tertegun sesaat.

Heechul menyukai ekspresi Hankyung yang santai tapi terlihat sedikit serius itu. Hankyung adalah satu-satunya member Super Junior yang menurutnya menyenangkan dan begitu polos. Sampai-sampai, dirinya sering sekali dikerjai beberapa member yang lain, termasuk oleh Heechul sendiri. Heechul hanya bisa mendesah dan geleng-geleng melihatnya. Sebuah senyum kecil terukir di bibirnya. Tapi, sesaat setelah itu, senyum tersebut pudar dengan cepat. Ia kembali teringat akan perintah Leeteuk untuk membawa Hankyung pulang.

"Ya! Hankyung-ah!" panggil Heechul dengan lantang. Namja yang sedang asyik dengan lagu di telinganya itu lantas menoleh.

"Heechul hyung?" gumamnya sambil menoleh. Tangannya melepaskan salah satu earphonenya. Seseorang yang memanggilnya pun segera menghampirinya dengan langkah besar-besar.

"Ya! Ini sudah malam! Kenapa kau tidak segera pulang ke dorm?" tanya Heechul setelah benar-benar berdiri di hadapan Hankyung. Hankyung sendiri hanya bisa menengadahkan kepalanya agar bisa melihat wajah hyungnya itu.

"Heechul-hyung tidak usah repot-repot menjemputku kemari, kan? Aku ingin di sini untuk beberapa saat. Nanti aku juga akan pulang sendiri." Jawab Hankyung.

"Aiish… kau ini! Ini sudah lebih dari beberapa saat! Kau di sini sudah satu jam! Kau mau sakit? Udara malam itu tidak baik untuk kesehatan! Arra?" Heechul mulai emosi. Tapi, Hankyung hanya bisa terkikik melihat hyungnya berbicara dengan emosi.

"Ya! Kenapa malah tertawa!" sembur Heechul. Mendengar itu, Hankyung langsung bungkam. Walaupun sedikit menahan tawa juga.

Heechul mendengus dan ikut duduk di samping Hankyung. Ikut menikmati suasana malam di pinggir pantai yang rasanya begitu menenangkan. Apalagi… jika berada di sisi Hankyung. Pandangan mereka bertemu. Untuk beberapa saat, waktu terasa berhenti. Masing-masing dari mereka saling meresapi dalam-dalam bola mata obsidian lawan bicaranya. Hingga akhirnya, salah seorang dari mereka tersadar dan memalingkan pandangannya. Heechul berpaling dengan wajah memerah. Menyadari itu, Hankyung hanya berkedip beberapa kali dan sesaat kemudian ia mengerti. Ia hanya senyum-senyum sendiri. Tak sengaja, Heechul menemukan sesuatu di hadapannya.

"Hannie." Panggilnya.

"Ne?"

"Aku… sedikit heran. Kau suka sekali menyalakan lilin gelas itu ketika malam datang dan kau sedang sendiri. Kenapa? Apa lilin itu semacam lilin aromaterapi?" tanya Heechul bercanda. Beberapa detik kemudian Hankyung tergelak.

"Tentu saja bukan, Heechul hyung! Ini hanya lilin biasa." Jawabnya.

"Lantas? Bukankah penerangan di sini sudah cukup?" Heechul mengerucutkan bibirnya. Hankyung terdiam. Sebuah senyum kecil tersungging di bibirnya.

"Aku sangat menyukai lilin merah ini. Lilin ini membawakan ketenangan untukku." Jelas Hankyung. Heechul yang mendengar itu hanya bisa mengerutkan kening. Ia memajukan tubuhnya. Matanya menyipit dan menyelidik, membuat orang yang ada di hadapannya itu salah tingkah.

"Wae, hyung? Kenapa kau menatapku begitu?" Hankyung memundurkan tubuhnya sedikit.

"Aku heran padamu. Kau ini aneh. Merasa tenang karena lilin…? Benar-benar aneh!" Jelas Heechul. Tak lama kemudian, ia menjauhkan tubuhnya. "tapi… setiap orang memang berbeda-beda untuk mendapatkan sebuah ketenangan. Mau bagaimana lagi." Heechul tertawa. Hankyung juga ikut tertawa.

"Ayo kembali!" Hankyung pun berdiri setelah membereskan barang-barangnya. Heechul mendongakkan kepalanya. Tersirat kesan protes di wajahnya.

"Mau kemana?" tanya Heechul melihat Hankyung berdiri dan berjalan meninggalkannya.

"Tentu saja kembali ke dorm, kan, hyung…" jawab Hankyung.

Heechul memasang tampang wajah protes. "Kenapa kau cepat sekali berubah pikiran, sih! Sekali saja ketika aku sudah merasa nyaman di sini, kau malah meminta untuk kembali!" Heechul nyolot. Hankyung yang sudah berjalan beberapa langkah kemudian berbalik sambil mendesah.

"Bukankah kau yang memintaku untuk kembali dari awal?" elak Hankyung sambil tersenyum. "ayo! Leeteuk hyung pasti sudah menunggu kita!" Hankyung pun mulai berjalan lagi meninggalkan Heechul yang masih melongo karena mendengar kata-kata dongsaengnya itu. Ia benar-benar mati kutu mendengarnya.

"Ya! Tunggu aku!" seru Heechul sambil berdiri dan menyusul Hankyung yang sudah jauh di depan.

Hankyung segera mengambil sebuah sepeda yang digunakan oleh Heechul. Yaa… jarak dorm ke pantai sedikit jauh. Sekitar dua sampai tiga kilometer. Dengan seksama, Hankyung segera menaiki sepeda itu.

"Ayo naik!" ajak Hankyung. Tanpa ba-bi-bu, Heechul langsung naik pada boncengan sepeda. Tanpa aba-aba, Hankyung langsung menggenjot sepeda itu tiba-tiba dan berhasil membuat Heechul terlonjak hebat.

"HUUAA!" seru Heechul kaget. Tapi Hankyung tak peduli. Ia terus saja menggenjot sepeda itu sambil tertawa-tawa. Terkadang ia juga usil dan membelok-belokkan sepedanya sementara Heechul panik karena takut jatuh atau menabrak sesuatu.

"Hankyung-ah! Jangan bercanda! UUWAA!" Heechul lantas memeluk pinggang Hankyung dengan erat. Takut kalau dia jatuh. Dasar Hankyung! Sepolos-polosnya dia, ternyata dia juga suka mengerjai orang! Hankyung hanya tertawa-tawa. Mendengar Hankyung tertawa lepas, Heechul terdiam sejenak. Entah kenapa, ia merasa tenang mendengar suara Hankyung. Ia sangat suka mendengar tawa Hankyung. Ia pun diam-diam tersenyum, dan kemudian berteriak lagi. Kali ini bukan teriakan panik, melainkan menikmati, disusul dengan Hankyung beberapa saat kemudian.

"HYAAA!"

.

.

Suasana dorm terlihat masih gaduh. Walaupun jam dinding sudah menunjukkan pukul 21.00, semua mmeber masih asyik keluyuran dan masih belum mau masuk ke kamar masing-masing. Terlihat Kyuhyun sedang asyik duduk di atas karpet sambil menghadap televisi—bermain game bersama Eunhyuk—yang kelihatannya seru sekali. Terkadang mereka memekik dan tertawa, bahkan saling mengejek juga karena si lawan terlihat payah atau semacamnya.

Di samping itu, Ryeowook nampak sedang sibuk membereskan piring-piring dan peralatan yang tadi digunakan untuk makan malam bersama. Dengan mendengus kesal, ia memindah satu per satu piring—dengan sisa-sisa makanan—ke tempat cuci piring. Yesung yang baru saja keluar dari kamar mandi merasa kasihan melihatnya. Dengan handuk bertengger di leher, ia pun dengan senang hati membantu Ryeowook membereskan semuanya.

Di ruang televisi—di mana Kyuhyun dan Eunhyuk sedang asyik berduel game—terlihat Leeteuk—sang Angel Leader—terlihat terheran-heran sambil sweatdrop memperhatikan tingkah dua—tidak—tiga. Tiga dongsaeng di hadapannya itu asyik bersilat lidah sambil menyenggol-nyenggol satu sama lain. Siapa lagi kalau bukan Kyuhyun, Eunhyuk ditambah lagi Donghae yang entah sejak kapan juga ikut-ikutan. Leeteuk hanya bisa mendesah pasrah dan akhirnya menyerah. Lebih baik ia masuk ke kamar sekarang juga sebelum telinganya memerah karena tak kuat menahan gejolak suara ultrasonik ciptaan trio super ribut itu. Sementara itu, Sungmin dan Heechul hanya menikmati perkelahian kecil antara trio super ribut itu sambil tertawa-tawa. Entah kenapa ia sama sekali tidak terganggu dengan tingkah laku mereka. Sungmin dan Heechul seakan mendapat tontonan gratis. Heechul sebagai seorang Evil Senior juga sedikit mengerjai mereka bertiga.

Sementara di meja makan—setelah semua peralatan makan beres tentunya—Siwon sedang asyik membaca buku. Entah buku apa itu. Matanya serius membaca setiap kalimat di hadapannya. Sambil mencomot keripik singkong yang tergeletak di atas meja makan di sebelahnya. Terkadang ia mengangguk-angguk seakan mengerti sesuatu. Tak jauh darinya terlihat Kibum terduduk menghadap meja yang sama. Ia sama-sama serius, sambil mengutak-atik kertas dengan mencoret-coret memakai bolpen di tangannya. Yaa… apa lagi kalau bukan naskah dramanya. Walaupun Kibum sibuk di dunia akting, tapi ia tak lupa untuk sesekali main ke dorm Super Junior. Saking seriusnya menghafal dan mengutak-atik naskah, terkadang Kibum akan menengadahkan kepalanya seraya berpikir dan bergumam, lalu kembali berkutat dengan kertas di hadapannya. Tak lama kemudian, muncullah si Rakun Besar alias Kang In.

"Ya! Kalian beruda! Kalian melihat Shindong?" tanyanya sambil menghampiri Siwon dan Kibum. Kibum segera menoleh, sedangkan Siwon masih terbius dengan buku di tangannya. Kang In nampak cemberut melihatnya.

"Tidak, Hyung." Jawab Kibum sambil menggeleng. Kang In bergumam sebagai jawaban atas penjelasan Kibum. Ia menatap Siwon yang sedang membaca itu dengan tatapan jahil. Dan mulailah. Keluar juga pemikiran untuk menjahili member tereligius tersebut. Dengan diam-diam—tapi diketahui oleh Kibum—Kang In menukar keripik singkong asin Siwon dengan kripik singkong yang pedas. Kibum hanya terbelalak melihat kejahilan hyungnya itu. Alhasil, dengan tidak sadar tentunya, Siwon mengambil kripik itu dan memakannya. Beberapa detik kemudian, ia pun megap-megap karena kepedasan. Kang In hanya tertawa terbahak-bahak melihat Siwon berteriak dan panik bukan main untuk mencari air putih.

"KANG IN HYUUUUNG!" teriakan Siwon pun menggelegar. Diam-diam, Kibum terkikik geli. Tapi kemudian, ia segera mendapat deathglare dari Siwon.

Di balik semua kerusuhan yang terjadi saat itu, seseorang—entah bagaimana caranya—bisa terduduk dengan tenang di samping jendela. Hankyung sedari tadi menolehkan kepalanya menghadap jendela di samping kanannya sambil menyangga dagunya dengan tangan kiri. Di hadapannya, terletak cangkir kopi yang masih mengepul-ngepul. Ia terdiam tak bergerak.

Heechul melangkah hendak pergi ke dapur, tapi ia segera berhenti ketika mendapati kawan sekamarnya itu melamun di sisi jendela. Ia menautkan kedua alisnya. Akhirnya, niatnya untuk ke dapur ia urungkan dan segera menghampiri Hankyung. Dengan diam-diam dan hati-hati, ia pun menarik kursi dan duduk di hadapan Hankyung.

"Sedang apa, Han?" tanyanya lembut seraya duduk di kursi. Hankyung tersentak. Lamuannya seketika itu buyar.

"Heechul hyung?" kata Hankyung.

"Hankyungie… jangan panggil aku dengan embel-embel 'hyung'! Tahun kelahiran kita hanya berjarak satu tahun. Tidak usah terlalu ketat begitu…" Heechul mendengus. Hankyung hanya tersenyum. Ia menatap lekat hyung didepannya itu, lalu meraih tangan putihnya. Heechul tentu saja tersentak.

"Besok hari libur. Kau mau keluar bersamaku?" ajak Hankyung tiba-tiba. Heechul membuka mulut. Tapi, suaranya seakan tersekat di tenggorokkannya. Ia tak jadi berkata dan hanya menunduk malu.

"Ayolah, Heechulie… kita sudah lama tidak pergi jalan-jalan, kan?" untuk kali ini, Hankyung memanggil Heechul tanpa menggunakan embel-embel 'hyung'. "aku ingin mengajakmu jalan-jalan ke berbagai tempat."

"Berbagai tempat? Kau tidak kelelahan?" Heechul sedikit protes.

"Heechul, kita sudah lama tidak keluar untuk refreshing. Tentu saja ada beberapa tempat yang ingin sekali kukunjungi. Dan kali ini… aku ingin mengajakmu. Oke?"

"Tapi, Han…"

"Aa… untuk kali ini saja! Mau, ya?" potong Hankyung sambil memamerkan telunjuknya di depan wajah Heechul. Dengan perasaan ragu tapi juga senang, Heechul pun akhirnya mengangguk setuju. Melihat itu, Hankyung pun menjadi sumringah dan tidak bisa di tahan untuk tidak bergumam 'yes!'. Heechul hanya geleng-geleng melihat dongsaeng di hadapannya itu. Diam-diam, ia mengulum senyum kecil.

"Kenapa kau belum tidur? Ini sudah hampir jam sebelas." Kata Heechul. Tangannya masih digenggam tangan nan kokoh milik Hankyung.

"Aku belum mengantuk." Jawabnya sambil meneguk kopinya yang sudah tinggal setengah itu.

"Bagaimana kau bisa mengantuk kalau kau minum kopi begitu!" nada bicara Heechul naik satu oktaf. Hankyung hanya tergelak.

"Jangan khawatir, Heenim… aku pasti bisa tidur!" Hankyung pun tergelak lagi. "lagi pula, Kyuhyun dan Eunhyuk belum masuk kamar. Mereka, kan lebih muda dariku." Lanjutnya.

"Mereka berbeda! Biarkan saja mereka. Mau tidur atau mau begadang, bukan urusanku. Biar saja jadwal mereka besok serabutan! Jung Soo sudah menyuruh mereka tidur, tapi mereka tetap saja asyik main game! Dasar anak nakal!" Jawab Heechul cuek bebek. Hankyung tiba-tiba tertawa lagi.

"Ya! Kenapa sih, kau selalu menertawakanku? Apanya yang lucu?" Heechul mulai kesal.

"Tidak… aku merasa kau lucu kalau sedang cuek dan kesal. Hahaha!" Hankyung menutupi mulutnya dengan punggung tangan. Heechul malah manyun-manyun sendiri sambil bergumam tak jelas. Walaupun Heechul merasa kesal pada Hankyung. Beginilah Hankyung. Ia selalu bisa tertawa disaat-saat Heechul sedang kesal. Membuat Heechul tak jadi marah. Entah sudah berapa tahun Heechul mengenal Hankyung secara mendalam. Ia selalu merasa tenang bila berada di sisi Hankyung, apa lagi ketika telapak tangannya digenggam olehnya.

.

.

"ANDWAAEE!"

Terdengar sebuah teriakan yang begitu dahsyat dari sebuah kamar tidur. Membuat semuanya geger di pagi yang cerah ini. Leeteuk dan Ryeowook yang sudah bangun dari tadi dengan langkah panik membuka pintu kamar tersebut.

"Wae, Kyuhyun-ah? Eunhyuk-ah?" tanyanya khawatir. Ya… tadi malam, Eunhyuk tidur di kamar Kyuhyun.

"Ini sudah pukul 09.00 pagi… setengah jam lagi, aku ada jadwal, hyuuung~" jelas Kyuhyun panik. Begitu juga Eunhyuk yang malah mewek seperti anak-anak. Leeteuk merasa kerah bajunya melorot. Wajah khawatirnya kini berubah sweatdrop.

"Ya! Ada apa, sih? Pagi-pagi begini sudah main teriak-teriak? Kalian tidak tahu telingaku sakit, ha?" Seseorang mengomel panjang lebar di sisi mulut pintu kamar Kyuhyun. Siapa lagi kalau bukan si Tuan Mudah Marah alias Heechul. Kyuhyun dan Eunhyuk yang semalam tidur satu kamar itu pun langsung bungkam. Sementara Leeteuk dan Ryeowook menoleh.

"Itulah akibatnya karena kalian main game hingga subuh!" Heechul emosi. Kyuhyun dan Eunhyuk hanya menunduk seperti anak-anak yang baru dimarahi oleh orangtuanya.

"Sudahlah, Heechulie…" Leeteuk berusaha meredakan amarah Heechul sambil mengibas-ngibaskan tangannya. "kau santai saja… bukankah hari ini kau tidak ada jadwal?" tanya Leeteuk.

"Tapi mereka menggganggu tidurku!" Heechul mulai nyolot.

"Kau enak, hyung…" Keluh Eunhyuk pada Heechul. Sementara Heechul langsung melemparkan deathglarenya pada Eunhyuk.

"Oke, oke! Sekarang kalian cepatlah mandi. Sarapan sudah siap dari tadi." Ryeowook kini angkat bicara. Segeralah kedua manusia nan apes itu keluar dari kamar dengan wajah kusut. Di ambang pintu Heechul hanya bisa manyun-manyun sambil bersedekap melihat mereka keluar. Leeteuk yang sedari tadi duduk di bibir ranjang hanya bisa mengehela napas panjang sambil geleng-geleng.

"Ya! Ada apa sih? Kenapa berkumpul di kamar Kyu?" tiba-tiba Hankyung dan Donghae muncul. Leeteuk, Heechul dan Ryeowook yang merasa di tanya hanya menoleh tanpa penjelasan. Mereka hanya bisa mendesah pasrah. Hankyung dan Donghae yang tak mengerti hanya bisa berpandang-pandangan sambil garuk-garuk kepala.

.

.

Sesuai janji tadi malam, Heechul akan pergi keluar bersama Hankyung. Heechul menjepit rambut cokelat terangnya yang sudah panjang itu kebelakang dan menyisakan beberapa helai di tengkuk dan sisi kedua telinganya. Poninya yang sudah menyentuh alis ia silakkan ke samping kiri. Ujung-ujung rambutnya yang ia jepit kebelakang terlihat mencuat ke segala arah. Kalau dilihat-lihat… seperti gaya rambut harajuku *author suka banget lho sama gaya rambut Heechul oppa kalo lagi digituin. Uwakakaka! XD*.

Heechul dan Hankyung berjalan menyusuri trotoar di kawasan Myeong-Dong. Orang-orang banyak berseliweran melewati mereka. Tapi, banyak dari mereka tak mengenali sosok Heechul dan Hankyung. Ya… mereka sudah berjaga-jaga dan melakukan penyamaran dengan absolut. Hankyung nampak memakai topi dan kacamata berlensa hitam, tubuhnya juga dibungkus kaus berwarna abu-abu dan jaket kulit berwarna hitam. Dari jaket hingga sepatu, semuanya berwarna hitam. Dia memang sangat menyukai warna hitam. Sedangkan Heechul berpenampilan sederhana dan sedikit feminin. Ia memakai baju lengan panjang berwarna putih-abu-abu yang terbuat dari rajutan benang wol. Di sisi kanannya terdapat bros bunga berwarna hitam. Ia juga mengenakan celana panjang berwarna merah, dan memakai sepatu kets berwarna putih. Tak lupa ia kenakan kacamata minus berbingkai merah menyala. Kacamatanya terlihat begitu kontras dengan kulitnya yang seputih susu itu. Dengan penampilan yang begitu feminim itu—dan dari wajahnya yang memang sudah cantik—Heechul susah sekali dibedakan dengan seorang wanita tulen.

Heechul nampak santai sekali saat berjalan. Ia masukkan kedua tangannya di saku jaketnya. Langkahnya ringan seakan tak ada beban. Wajahnya nampak bercahaya terkena pantulan sinar matahari. Sementara Hankyung tak melepaskan pandangannya dari namja di sebelahnya itu. Menyadari dirinya diperhatikan, Heechul pun menoleh. Ia heran akan ekspresi wajah Hankyung yang sedikit tersenyum kepadanya.

"Waeyo, Hankyungie? Ada yang salah dengan penampilanku?" tanya Heechul sambil terus berjalan. Tangannya membetulak kacamatanya. Hankyung tercekat, lalu menggeleng.

"Ah! A-Anni, Heechul-ah…" jawabnya sedikit tergagap. "aku hanya kagum padamu." Heechul menautkan alisnya.

"Ha?"

"Iya… itu benar." Hankyung menolehkan wajahnya ke depan. Tangannya menggaruk-garuk tengkuknya.

"Kenapa bisa begitu?" tanya Heechul tak mengerti.

Sambil terus berjalan, Hankyung tersenyum. Canggung. "Terkadang… kau bisa terlihat keren. Benar-benar keren. Tapi… di sisi lain… kau bisa terlihat cantik dan manis." Kata Hankyung terbata. Heechul malah melongo. Tiba-tiba langkahnya terhenti. Wajahnya yang melongo itu malah terlihat sangat cantik di mata Hankyung.

"Wae?" tanya Hankyung. Heechul mengedip-ngedipkan mata, kemudian ia memalingkan wajah. Ia sadar bahwa wajah manisnya itu memerah. Mengetahui itu, Hankyung hanya terkikik.

"Kau ini! Jangan menggombal!" gerutu Heechul sambil berjalan meninggalkan Hankyung. Hankyung hanya tertawa lepas dan segera menyusul hyungnya itu.

"Ah! Tunggu, Heechul-ah!"

.

.

Musim semi. Musim terindah dari seluruh musim. Bunga-bunga sakura yang tumbuh di tepi jalan nampak berbunga dengan lebatnya. Kelopak-kelopak bunganya berguguran diterpa angin. Udara yang masih sedikit dingin namun hangat mulai menyambut. Heechul sangat menyukai musim semi. Begitu juga dengan Hankyung. Mereka nampak menikmati jalan-jalan mereka ke kawasan Myeong-Dong. Toko-toko, supermarket, restoran-restoran kecil, arena bermain, semuanya terpampang disepanjang jalan. Hankyung menarik tangan halus Heechul memasuki gedung arena ski. Heechul tentu saja tercekat dan mau tak mau, ia mengikuti Hankyung.

"Hankyungie! Aku tak bisa main ski!" tolak Heechul.

"Ayolah, Chullie! Nanti aku ajari!" Hankyung tetap ngotot mengajak Heechul masuk. Mereka pun segera meminjam sepatu ski dan meluncur di arena es.

Hankyung dengan piawainya berseluncur di lantai es sambil sesekali berputar ala balet. Beberapa pengunjung takjub melihatnya. Sementara Heechul masih berdiri di pinggir arena ski. Ia takut meluncur di lantai es. Bagaimana kalau dia nanti terpeleset, jatuh, bahkan cedera? Heechul mengerutkan bibirnya seperti anak kecil sambil terus memperhatikan Hankyung yang nampaknya sudah mulai menguasai lantai ski. Heechul diam-diam mengagumi bagaimana Hankyung berseluncur-ria. Sesekali Hankyung menoleh ke arahnya sambil tertawa dan melambai. Heechul balas tersenyum. Setelah puas berkeliling, Hankyung pun menghampiri namja bermabut hitam pekat itu.

"Ne, Heechul-ah. Sekarang giliranmu berseluncur. Ini sangat menyenangkan, lho!" kata Hankyung.

"Ya! Aku ini tidak bisa bermain ski! Bagaimana kalau nanti aku terpeleset?" Heechul berkata dengan nada tinggi.

"Tenang saja. Biar kutuntun hingga kau bisa berseluncur sendiri." Hankyung segera menggenggam dan menarik tangan Heechul perlahan dan membawanya ke lantai ski. Heechul harap-harap cemas plus takut saat Hankyung menariknya ke tengah-tengah arena ski. Ia sudah beberapa kali bergumam karena takut. Tapi Hankyung selalu bisa menenangkannya. Dengan sedikit demi sedikit, Hankyung menuntunnya menjalankan kakinya dan mulai berseluncur. Sesekali, Hankyung melepaskan genggaman tangannya dan menyuruh Heechul untuk berseluncur sendiri, dengan masih menjaganya di sisi namja cantik itu. Hankyung sabar mengajari hyungnya itu berseluncur di arena ski. Mereka saling tertawa dan bercanda bersama. Hingga akhirnya…

"Hyaa! Akhirnya aku bisaa!" Seru Heechul girang seperti anak-anak. Tapi, bukan Heechul namanya kalau tidak nekat. Setelah ia bisa bermain ski, ia mengajak Hankyung berputar-putar di tengah arena ski. Mereka tertawa-tawa hingga merasa pusing dan jatuh. Heechul mengaduh, dan Hankyung panik. Heechul berusaha meyakinkan dongsaengnya itu kalau dia tidak apa-apa sambil mengelus pantatnya yang sakit. Ia pun tertawa geli, membuat Hankyung tak kuasa menahan tawanya juga. Heechul merasa bangga bisa bermain ski. Ia terus mengumbar senyum dan tawanya yang manis, yang berhasil membuat Hankyung senyum-senyum sendiri.

Di sekitar arena ski, orang-orang nampak iri melihat kedekatan mereka. Sesekali beberapa dari mereka berbisik-bisik memuji kecantikan Heechul yang mereka kira dia benar-benar seorang wanita. Mereka juga tak lupa membicarakan tentang Hankyung dan keromantisan mereka. Hankyung dan Heechul nampak tak mempedulikan mereka. Toh, yang penitng bisa bersenang-senang dan selama mereka tak mengenali indentitas Hankyung dan Heechul sendiri, mereka tak akan peduli.

.

.

Setelah asyik bermain ski, mereka kembali berjalan-jalan. Mereka mampir ke beberapa toko aksesoris dan makan es krim di kedai es krim. Heechul mencoba beberapa aksesoris di toko. Hankyung terlihat heran karena Heechul menyukai aksesoris wanita. Ia hanya tertawa heran, tapi juga takjub. Kenapa ia bisa mendapat teman macam Heechul? Tapi, ia sama seklai tak menyesal. Heechul mencoba beberapa aksesoris sambil bergaya ala model di depan Hankyung. Hankyung hanya bisa tertawa. Ia ikut memilih beberapa aksesoris yang mungkin cocok dengan Heechul. Tapi tak jarang ia mendapat penolakan dari sang Cinderella Super Junior itu. Heechul juga sesekali menyarankan beberapa aksesoris untuk Hankyung. Akhirnya mereka sepakat membelinya beberapa.

Mereka juga menyempatkan diri untuk berfoto bersama di photo box. Sesekali mereka tertawa-tawa melihat pantulan ekspresi mereka yang konyol di kaca photo box. Di perjalanan pulang, tiba-tiba Heechul menyeret Hankyung ke sebuah arena permainan (semacam Time Zone gitu). Sekali lagi, mereka bermain. Heechul menantang dongsaengnya itu untuk bermain hokey mini di atas meja khusus permainan hokey mini. Mata mereka berdua tak lepas dari bola hokey yang berbentuk bundar pipih.

"Akh!" Seru Hankyung ketika Heechul berhasil memasuki gawangnya. Heechul berseru girang. Terlihat skor 4 untuk Heechul dan 1 untuk Hankyung. Hankyung frustasi, sementara Heechul malah tertawa-tawa penuh kemenangan. Setelah asyik bermain hokey, Heechul menunjuk wahana lainnya.

"Han! Coba kau bermain ini dan menangkan boneka itu!" seru Heechul antusias. Hankyung yang masih syok karena ia bisa dikalahkan Heechul di permainan sebelumnya pun hanya bisa menuruti perintah hyungnya itu.

"Ne?" jawab Hankyung.

"Aiish… kau ini! Coba kau main ini dan japit boneka itu untukku!" Heechul menunjuk-nunjuk kaca wahana itu. Tepatnya menunjuk sebuah boneka kucing lucu dari dalam box kaca wahana tersebut.

"Kau yakin?" Hankyung melirik Heechul. Heechul mengangguk yakin. Hankyung merasa tertantang dan segera membeli koin.

"Anni, anni! Lebih kekiri! Ah! Kekanan sedikit!" Heechul menuntun arah pengait yang dikendalikan Hankyung. Tak terasa, Hankyung juga mulai keasyikan sendiri. Sudah tiga kali ia gagal. Tapi ia tak patah semangat.

"Yak! Dapat!" seru Hankyung. Heechul terbelalak.

"Ini. Untukmu Heechul-ah." Hankyung tersenyum sambil nyengir. Heechul melongo saat Hankyung menyerahkan sebuah boneka padanya.

"Hankyungie…" panggilnya.

"Ne."

"Kau yakin…?"

Hankyung memiringkan kepala. "Ada apa?"

"Hankyungie… ini bukan boneka kucing. Ini kelinci. KELINCI! Kau tahu? Apalagi, warnanya pink! Aku memang suka warna pink, tapi aku tidak fanatik dengan pink!" teriak Heechul protes. Hankyung menutup kedua telinganya.

"Aah… Mian, hyung. Mian…" Hankyung mengibas-ngibaskan tangannya. Heechul menggembungkan pipinya sambil bersedekap. Hankyung menjadi gemas. Hankyung pun mencobanya lagi hingga bisa mendapatkan boneka kucing yang Heechul minta. Sekali lagi, Heechul ikut mengarahkan gerakan pengaitnya.

"Aaah! Daebaakk!" seru Heechul. Setelah sekian menit, Hankyung pun mendapatkan boneka yang Heechul inginkan.

"Fiuuh… akhirnya dapat juga." Kata Hankyung sambil menyeka keringat di pelipisnya. Heechul hanya tertawa. Hankyung pun menyerahkan boneka kucing itu pada namja manis di sampingnya.

"Aiih! Gomawo, Hankyungie!" Heechul tertawa dengan manisnya. Membuatnya benar-benar terlihat seperti wanita. Hankyung tersenyum lembut.

"Tunggu. Bagaimana dengan boneka kelinci itu? Akankah kau buang?" tanya Hankyung harap-harap cemas.

"Aa… anni. Gwaenchanayo. Aku tidak akan membuangnya. Ini kan juga hasil usahamu." Jawab Heechul.

"Lalu?"

"Aku akan berikan ini untuk Sungmin. Dia kan suka sekali dengan boneka kelinci berwarna pink." Heechul tersenyum. Eeh… beneran deh! Heechul sekarang lagi baik, ya…? *ditampol Heechul*

"Tak biasanya kau mau memberi orang barang, Heechulie." Hankyung berkomentar.

"Ya! Begini-begini, aku juga peduli pada orang lain!" sergah Heechul sambil memukul lengan Hankyung. Hankyung hanya tertawa sambil mengelus lengannya yang tadi dipukul Heechul.

Hari sudah mulai sore. Mereka pun sepakat untuk pulang. Mereka juga tak lupa membelikan beberapa cemilan untuk para member yang lain. Hankyung dengan senang hati membawakan empat tas plastik, sementara Heechul membawa dua. sebenarnya, Heechul sudah memintanya satu tas, tapi Hankyung menolak.

Hankyung berjalan dengan gagah dan santai di samping Heechul yang tingginya hanya sebatas telinganya itu. Kini, Hankyung sudah tak memakai topinya. Diam-diam, mata hitam Heechul mengamati tingkah laku namja semampai di samping kirinya itu. Diam-diam juga, ia mengagumi semua tentang Hankyung. Senyum kagum tersungging di bibirnya.

.

.

Dorm terlihat sepi. Ya… hari ini sebagian besar member sedang ada jadwal masing-masing. Setelah membereskan semua dan ganti baju, Heechul bermaksud untuk memberi boneka kelinci yang ia dapat dari Hankyung pada Sungmin. Ia inign memberi kejutan untuk dongsaeng aegyo-nya itu. Mumpung Sungmin sedang di kamar mandi. Tak lupa, Heechul menyertakan kartu kecil yang ia selipkan di lengan boneka kelinci pink itu.

'To: Lee Sungmin.

From: Kim Heechul.

Semoga kau menyukainya ==.'

Begitu tulisan di kartu tersebut. Ya… dari pada boneka itu dibuang, lebih baik berikan sana pada Sungmin. Toh, dia pasti suka karena warnanya yang pink bling-bling :D. setelah meletakkan boneka serta kartu itu di atas meja, Heechul pun kembali lagi ke kamar. Tak lama setelah Heechul kembali ke kamarnya, Sungmin pun keluar dari kamar mandi. Matanya terbelalak melihat boneka di sisi mejanya. Senyum sumringah pun tersungging di bibirnya. Ia membaca kartu kecil yang terselip di lengan boneka tersebut. Setelah mengetahui siapa pengirimnya, ia pun berteriak girang.

"Gomawo Heechul hyuuung!" serunya hingga terdengar sampai kamar Heechul. Heechul yang mendengarnya sempat menutup telinga, tapi kemudian tersenyum. Jarang-jarang Heechul mau berbagi. Ia pun merebahkan tubuhnya di kasur empuknya. Ia ingin bersantai selagi menunggu Hankyung memasak nasi goreng beijing kesukaannya. Tak sengaja, ia teringat lagi akan kejadian siang tadi. Matanya menatap langit-langit kamar sambil menerawang. Ia menyadari di dalam dirinya ada sesuatu yang aneh ketika berada di dekat Hankyung.

'Kenapa, ya… perasaanku jadi begini saat berada di sisi Hankyung?'

.

.

TBC

A/N: Ebuset… ni fic gaje banget =="a. Sebenarnya, saia udah punya gambaran tentang fic ini, tapi berhubung di depannya agak bingung mau nulis gimana, jadi saia bikin begini saja. Semoga kalian suka! Jangan lupa tinggalkan jejak buat yang baca yah? :D

Gomawo! XD XD

Peluk cium,

Ms. Simple :D

*readers muntah berjama'ah*