Disclaimer;

Boboiboy © Monsta/Animonsta Studios.

.

.

Warning;

Fiksi ini dibuat untuk menyalurkan imaginasi liar author dan tidak berdasar pada unsur kepercayaan manapun. Harap dimaklumi bila ada kesamaan nama tempat maupun alur cerita.

Semoga kalian suka dan dapat menikmati jalan ceritanya :)

Happy Reading!

.

.

.

.

.

Summary;

Terkadang sesuatu yang kau anggap konyol dan tidak berarti dapat menyeretmu ke dalam situasi yang tidak pernah kau bayangkan sebelumnya.

Dan saat itu terjadi, bukannya tidak mungkin kau akan membuka pikiran walau untuk kenyataan yang paling mustahil sekalipun.

.

.

.

...Beringin Tua…

.

.

Banyak warga Pulau Rintis yang dibuat gempar karenanya. Berawal dari kisah Uncle Kumar yang kemalaman saat menuju jalan pulang, hingga munculnya isu tentang keangkeran pohon tua yang berada tak jauh dari kawasan mansion terbengkalai yang kini menjelma menjadi tempat nongkrong gratisan ala Boboiboy dan kawan-kawan.

"Hei, Gopal. Ku dengar Uncle Kumar bertemu hantu semalam, apakah itu benar?" ujar Boboiboy membuka pembicaraan, masih dalam posisi telentangnya di atas tikar kecil yang digelar pada lantai beton mansion tua.

Fang mendecih, memutar mata tidak suka sebab kembali teringat akan cerita konyol yang menurutnya terlalu mengada-ada tersebut, "Ceh, tak ada bukti berarti hoax! Bisa-bisanya ada orang tolol macam dirimu yang mempercayainya!"

"Dey, itu sungguhan tau! Bapak aku sendiri yang menceritakannya!" Gopal menatap sengit, merasa tersinggung atas ucapan Fang yang dirasanya terlampau nyelekit itu.

"Dan jangan sembarangan mengatai orang tolol, dasar idiot!" Boboiboy menambahkan. "Lagipula aku tidak pernah berkata bahwa aku juga mempercayainya~" lanjutnya sambil bersiul kecil, membuat Gopal terbatuk seketika karena tersedak air liur.

"Kukira kau ada di pihakku!"

Boboiboy terkikik pelan, "Hehhe, minta maaf ya Gopal. Tapi menurutku, alangkah lebih baiknya jika kita segera pulang agar tidak kemalaman di jalan~ Bagaimana menurutmu, Fang?" lanjutnya tersenyum jail.

"Yap, kali ini aku sangat setuju dengan usulanmu~" balas Fang dengan nada menjengkelkan. Keduanya pun segera bergegas meninggalkan Gopal yang kelabakan sendiri mengemas 'barang-barang' bawaannya.

"Hey! Tunggu aku 'lah!"

.

.

Singkat cerita, sampailah mereka di dekat pohon beringin raksasa yang kini tengah 'hangat' akan perbincangan warga. Pohon tersebut berada di sisi jalan berseberangan dengan tempat Boboiboy dan dua kawannya berada.

Nampak lengang, namun mereka juga merasa sedikit aneh sebab tidak ada satupun hewan malam yang nampak ataupun terdengar bersuara di sekitar tempat itu. Padahal biasanya akan ada walaupun hanya sekedar lengkingan kelelawar buah, benar bukan?

"Umm, apa yang kalian lihat?" tanya Boboiboy innocent, yang kemudian dibalas Fang dengan tatapan datarnya.

Gopal bergeming, "Sebatang.. pohon?" ujarnya ragu.

"Yap, benar sekali! Bukankah itu pohon beringin yang dimaksud oleh Uncle Kumar semalam?" tegas Boboiboy berbinar-binar.

"Tentu saja! Itu dia pohonnya," balas Gopal dengan pandangan polos, dan sedetik kemudian, "Waaa~ Boboiboy, apa yang sedang kau lakukan?" teriaknya ketakutan. Pasalnya, kini Boboiboy terlalu bernafsu(?) menarik lengan suburnya menuju ke arah batang besar beringin tua.

Tersenyum riang, Boboiboy mulai membuka mulutnya, "Tentu saja memastikannya!"

"Memastikan apa?" bingung Gopal -masih- dengan nada ketakutan.

"Memastikan kebenaran tentang 'cerita hantu' yang disebarkan ayahmu~" timpal Fang santai, menyeringai puas sebab telah berhasil membuat salah satu kawannya bergidik seram dengan wajah gelap(?) yang memucat seketika. Doakan saja, agar nanti Gopal tidak sampai terkencing-kencing di celana *ditimpukbiskuitYayaraksasa.

.

.

Angin berhembus pelan, menghantarkan sengatan-sengatan kecil di bawah tengkuk ketiga sahabat yang kini telah sampai di bawah rimbunan daun pohon beringin tua. Akar nafasnya yang panjang bergelantungan seakan mengajak ketiganya bertegur sapa. Di bawah cahaya perak bulan purnama, menjadikan beberapa dedaunan yang terletak di posisi strategis nampak berkilauan indah memantulkan seberkas cahaya redup.

"Brrr, uhh. Boboiboy, kita pulang saja yuk~ lanjutkan saja ekspedisimu esok pagi! Aku kedinginan (translate: ketakutan) tau!"

"Ish, mana mungkin bisa begitu?! Kau ini ada-ada aja 'sih, Gopal!"

"Entah, lagipula tidak akan menegangkan jika kita bertemu hantu saat siang-siang! Dasar penakut," cibir Fang sambil mengarahkan flash-light dari android miliknya ke arah perpotongan cabang beringin di atasnya. "Huu~ aku mulai dapat merasakan kehadiran mahkluk lain di sini~" lanjutnya menakut-nakuti, sukses membuat Gopal berteriak kencang dan langsung mengamit lengan Boboiboy kuat-kuat.

"Sttt, jangan berisik~ atau kalian akan membuat hantunya muncul tiba-tiba nanti," celetuk Boboiboy tanpa dosa. Membuat Gopal yang asalnya penakut, semakin merapatkan tubuhnya kearah sang sahabat bertopi.

"Huhhu~ berhentilah menakut-nakutiku~" rintih Gopal frustasi.

"Pfftt, Gopal! Seharusnya kau lihat bagaimana lucunya ekspresimu saat ini, bwahahaha." tawa Fang bagai orang kesetanan. Kedua tangannya mendekap erat bagian perutnya yang kini terasa sesak seakan dapat meledak(?) sewaktu-waktu. Gopal menciut, sedang Boboiboy hanya mampu menghela nafas melihatnya.

.

.

Di sela candaan itu, tanpa mereka sadari ada sebuah pergerakan halus tepat di atas kepala ketiganya.

Sreett..! Krisiikk.. krisiikk...

"Hihhihihi, ehh?! Apa ini?" bingung Fang yang merasa ada suatu benda yang menggelitik area tengkuknya. "Sulur?" gumamnya sambil menajamkan penglihatan. Ditariknya benda tersebut pada genggaman tangannya.

Sebenarnya ia tidak begitu yakin, apalagi tekstur serta bentuk benda itu berbeda jauh dengan sulur beringin yang selama ini diketahuinya. Terlalu kecil dan rapat, permukaannya terasa halus serta kusut di saat bersamaan.

Sebab termakan oleh rasa penasaran, ia pun mulai menyorotkan flash-lightnya ke arah atas. Dan siapa sangka, hal pertama yang ditemukannya malah membuatnya terdiam bagai kehilangan kata-kata.

"Huh? Ada apa, Fang?" tanya Boboiboy dengan sebelah alis terangkat. Karena merasa sedikit ganjil, ia dan Gopal pun dengan segera mengikuti arah pandangan sang kawan berkacamata.

Degh!

Hawa dingin meraup kasar akal sehat mereka. Sulur, tidak! Tepatnya helaian rambut hitam nan panjang tergerai menggantung di antara dedahan pohon yang melengkung. Mata hitam dengan setitik warna merah pekat menguarkan sorot mengancam menakutkan. Mulut robek menganga lebar, menampilkan sederet gigi serta taring meruncing tajam disertai lidah panjang-lengket yang menjulur menjijikkan. Tubuh kurus terbungkus bulu lebat sewarna jelaga, juga kuku-kuku setajam duri yang seakan terlihat berlumurkan darah segar di antara jemari keringnya yang berusaha menggapai-gapai dari tempatnya berdiri.

Boboiboy menelan ludah kasar, "La.. LARI TEMAN-TEMAN!" komandonya membahana sambil berusaha keras menggaet lengan kedua kawannya. Fang tersadar, kemudian turut mencengkeram kerah Gopal dengan sebelumnya melepaskan rengkuhan Boboiboy. Gopal menangis, merasa tak sanggup lagi untuk mengontrol emosinya. Kakinya terasa lemas, namun ia terus berusaha untuk menyamai langkah kedua rekannya yang berlari dengan segenap tenaga.

Krraaaggghhhh..!

Terdengar suara melengking yang memekakkan telinga. Boboiboy menengok, dilihatnya sang mahluk abnormal itu dengan mata membeliak penuh kengerian. Tangan terlentang, dengan tubuh melayang setinggi 2 jengkal dari permukaan tanah. Cukup membuatnya benar-benar yakin bahwa mahluk itu adalah sesosok hantu yang -mungkin saja- dapat menangkapnya bila saja ia lengah.

"Ga-gawat, hantu itu mengikuti kita!"

"Hwaaaa~~ lari lebih kencang lagi semua!"

"Ti-tidak bisa lagi, i-ini sudah batasnya," bantah Gopal terhadap perkataan Fang. Kedua kakinya bertubrukan, membuat pergerakan ketiganya limbung seketika.

Bruaakkkk..!

Mereka jatuh tersungkur, dengan Gopal yang ambruk di antara tubuh ringkih Boboiboy dan Fang. Sedangkan hantu tersebut semakin dekat, cukup dekat untuk dapat merengkuh salah satu dari mereka bertiga. Hingga tanpa disangka, hantu tersebut tiba-tiba menghilang. Menguap tertiup di antara kegelapan malam.

Sswwaaassshhh….

Ketiganya ambruk, hilang kesadaran hingga ditemukan oleh warga setempat di saat pagi hampir menjelang.

.

.

.

.

.

.

Fin

A/N

Gimana? Cukup lumayan kan buat nemenin malam minggu kamu kali ini~ axixixixi… *ketawahorror_ditimpukpalu

Walau aku nggak terlalu yakin 'sih, kalau hasilnya bakal seseram seperti waktu si doi masih bersemayam di pikiranku... :"x *ngedrama_plakkk

Jangan sungkan mereview untuk meninggalkan jejak ^_^

Kritik dan Saran juga, yah~

Jumpa lagi semua... ^3^

.

ps: kalau ada yang masih ingat, fic ini merupakan hasil remake dari fic aku yang dulu, judulnya The Tree... *ceritajadul Ť-Ť

pps: udah itu aja.. *beneranditimpukbarbel_peacewo ;b