FAILED JOURNALIST

By : Michyeosseo

Pair : HunHan

Cast : EXO members

Genre : Romance, Drama

Rated : M

Disclaimer : Semua cast punya Tuhan, cuma pinjem nama.

WARNING : FF MENGANDUNG KONTEN DEWASA/NC/LIME, BOYSXBOYS/YAOI/SHOUNEN-AI, TYPO, NON-EYD


CHAPTER 1


BRUK

"Luhaaaan! Sampai kapan kau membuat artikel tidak bermutu seperti ini?!"

Yang-bernama-Luhan-itu hanya bisa menunduk saat Bossnya membanting artikel yang susah payah ia buat serta memarahinya karena artikel itu dinilai tidak bermutu.

"A-a-ah... Minseok-nim, aku rasa... artikel ini sudah cukup bagus dan menjual di-"

"KAU BILANG SEPERTI INI BAGUS? DIAMANA JIWA JURNALISMU?!"

Baiklah, Luhan sudah tidak bisa berkutik lagi jika Boss chubbynya ini membahas soal 'jiwa jurnalis'. Bagi Luhan, ia punya jiwa jurnalis Bossnya saja yang tidak tahu.

"La-lalu aku harus bagaimana? Apa sebaiknya aku memperbaiki artikel ini?" Luhan bertanya dengan sopan meski sebenarnya ia tidak terima dengan perlakuan Bossnya ini terhadap artikelnya.

"Serahkan artikel ini ke Sehun untuk diperbaiki!"

Lagi-lagi ke Hoobae sialan itu?!

Luhan mencoba menahan kesalnya dengan senyum kecut di wajahnya. "Kurasa aku lebih paham bagaimana cara memperbaiki artikel ini karena aku yang membuatnya jadi-"

"Beri ke Sehun atau kau dipecat?!"

Sudah tidak ada pilihan lain bagi Luhan selain menuruti Boss paling kurang ajar yang pernah ia temui. Luhan bangkit dari kursi tempat ia duduk sambil membawa artikel yang susah payah ia buat namun ditolak mentah-mentah itu.

"Kalau kau sudah selesai ke Sehun, kembali lagi ke ruanganku. Aku perlu bicara padamu."

Keajaiban. Suara Boss Luhan melunak sedikit. Luhan tahu Bossnya sedang menatap tajam meski bukan ke arahnya melainkan ke arah tumpukan kertas di samping mejanya. Yah, mungkin Boss Luhan sudah muak dengan Luhan.

.

.

"Apa? Aku harus memperbaiki artikelmu lagi?"

Luhan memutar bola matanya malas. Entah sudah berapa kali Luhan meminta bantuan Sehun untuk memperbaiki artikelnya. Dan sebuah fakta bahwa artikel Sehun selalu mendapat respon yang bagus. Berbeda jauh dengan artikel Luhan yang kalau belum disulap Sehun tak akan menjadi 'Bagus' atau sekedar 'Baik'.

"Minseok-nim yang menyuruhnya." Luhan menjawab malas. Sejujurnya ia gengsi harus meminta Hoobae yang baru bekerja di kantornya baru 1 tahun ini untuk memperbaiki artikelnya. Tapi kalau tidak, pekerjaan yang ia pertahankan selama 5 tahun ini akan berakhir.

"Kau ini Sunbae tapi selalu meminta bantuan Hoobae. Yang Sunbae itu kau atau aku?"

Emosi Luhan mendadak naik. Tentu saja kalau bukan karena Boss sialannya itu ia tak kan sudi meminta bantuan Sehun. Tangan Luhan mengepal keras. Sebuah kemungkinan kalau sekali lagi Sehun berbicara pedas padanya ia akan meninju wajah Sehun.

"Sudahlah apa susahnya memperbaiki artikel ini? Lagipula topiknya sederhana."

"Tentu saja susah. Kau kira aku tidak mengerjakan artikel lain?"

"Jadi kau mau atau tidak sih?!"

Sehun tertawa melihat wajah Luhan yang merah karena sedang emosi. Sedangkan Luhan mengumpat Sehun 'Hoobae kurang ajar' dalam hatinya.

"Kalau aku memperbaiki artikel ini, aku perlu bayaran."

"Kau perlu apa?" Luhan bertanya ketus.

"Itu rahasia. Aku tak kan memeberitahumu sekarang."

Luhan memutar bola matanya malas. Hoobaenya yang satu ini memang sangat kurang ajar. Kalau saja Sehun bukan orang yang cukup-ingat CUKUP penting dalam urusan pekerjaannya, mungkin Luhan akan mencincang habis tubuh Sehun.

"Terserahlah."

Luhan membanting tumpukan kertas artikelnya di atas meja Sehun. Dengan acuh, Luhan meninggalkan meja Sehun.

Tidak kah Luhan tahu jika Sehun tengah menyeringainya?

.

.

"Aku ingin kau membuat 1 artikel untuk majalah kita bulan depan. Kalau artikelmu tidak bagus, kau harus pergi dari kantorku. Tetapi kalau artikelmu bagus, kau tetap berada di sini. Kau bebas ingin mengulas soal apa."

Luhan tersentak. Sebenarnya ini hal mudah bahkan biasa baginya. Tetapi karena konsekuensi yang ia terima jika gagal itu... membuat Luhan harus sangat berhati-hati soal artikel ini nantinya.

"Kau setuju, Xi Luhan?"

Bolehkah Luhan tidak setuju? Mungkin nanti ia akan dipecat saat itu juga. Jadi Luhan memilih untuk, "Ya aku setuju, Minseok-nim."

Minseok tersenyum. Tangannya menunjuk ke arah pintu-memberi isyarat pada Luhan untuk pergi dari ruangannya.

Luhan menunduk sebelum pergi dari ruangan Boss paling kurang ajar itu.

Untung kau yang menggajiku!

.

.

Berhari-hari sudah Luhan memikirkan harus menulis artikel soal apa. Teman-teman sekantornya menyarankan topik-topik yang tidak pas di benaknya. Sedangkan deadline terbitan majalah baru kurang beberapa minggu lagi.

BRUK

Lamunan Luhan buyar saat ia mendengar tumpukkan kertas menghujam meja kerjanya-membuat pigora foto keluarganya terjatuh.

"Sudah se-le-sa-i."

Luhan menatap tajam pada Sehun yang menghampiri mejanya untuk menyerahkan artikel yang 3 hari lalu minta diperbaiki. Luhan memindahkan kertas artikel itu ke map yang sudah ia siapkan.

"Terima kasih." ucap Luhan datar sambil membetulkan pigora yang jatuh karena Sehun.

"Sama-sama Hoobaeku~"

Apa? Hoobae? Ugh, Luhan tidak salah dengar Sehun memanggilnya Hoobae. Luhan sontak berdiri dari kursinya dan melempari Sehun yang tengah berjalan menjauh dari meja kerjanya dengan bola kertas.

Sayang meleset.

Tapi memang dalam konteks ini, siapa yang lebih berpengalaman? Kenapa justru Hoobae yang membantu Sunbae?

.

.

Kepala Luhan terasa buntu. Ia sudah bertanya ke seluruh teman kantornya soal topik untuk artikelnya. Namun banyak jawaban sama dan topik-topik yang Luhan nilai basi untuk diulas di majalah sekelas redaksinya.

"Coba kau tanya pada Oh Se Hun. Dia sangat cemerlang soal menulis artikel, menentukan topik dan punya ide-ide menarik."

Jujur saja dari semua saran teman kantornya saran JongDae adalah yang paling buruk. Meminta bantuan Sehun lagi? Ugh tidak!

"Apa kau tidak punya saran lain?" Luhan menyanggah frustasi.

"Tidak."

Baiklah Luhan akan benar-benar frustasi.

.

.

Malam itu, Sehun dan Luhan secara bersamaan kerja lembur hingga larut malam. Mereka sama-sama menggarap artikel, tapi Sehun selesai lebih dulu dari Luhan.

"Sunbae, kau yakin menggunakan topik itu untuk artikelmu?" Sehun membaca teks yang ada di layar komputer Luhan. Luhan memang tengah mengerjakan artikel-hidup-matinya itu.

Pertanyaan Sehun membuat Luhan semakin frustasi. Luhan sendiri tidak yakin dengan topik ini, tetapi otaknya sudah tak ada inspirasi lagi.

"Lebih baik kau gunakan topik soal sex."

Mata Luhan membulat sempurna. Ia melirik Sehun tajam. Bagaimana ada ide gila macam sex terlintas di benak namja yang leibih muda itu?! Luhan yang jelas-jelas lebih dewasa saja tidak pernah berpikir sampai kesana!

"Yaa! Kau! Dasar mesum!"

"Sudahlah percaya padaku Sunbae. Topik sex sedang digemari banyak orang." Luhan mencoba mengacuhkan Sehun. Ia pura-pura fokus pada artikelnya.

"Kalau kau pandai mengolah data, kurasa artikelmu akan melejit."

Saran Sehun ada benarnya. Tapi permasalahannya,

Luhan merasa tabu dengan topik sex. Lebih tepatnya sih, Luhan tak tahu apa-apa soal sex.

Lalu bagaimana dia akan menulis artikel soal sex? Tidak. Pasti masih banyak artikel lain soal sex.

"Tidak. Tidak akan kupakai topik itu!"

"Baiklah, itu hanya saran. Aku pulang dulu sunbae~"

"Sehun... jangan pulang dulu... tunggu aku... a-a-aku takut sendirian disini! Eish hoobae sialan!"

Luhan mencoba kembali fokus pada artikelnya. Sayangnya ia tak bisa fokus kembali. Selain ia sedang sendirian saat ini (setidaknya ada Sehun yang menemaninya tadi), ia makin tidak yakin pada topik artikel yang tengah ia kerjakan.

Apa sebaiknya Luhan mencoba saran Sehun?

Te

Be

Ce

or

DELETE?


NYAAHOOOII~ Maafkan kembali dengan ff berbeda :3 abis di otak lagi muter-muter ide ff ini /?

Review juseyo kalau anda membaca ff ku ini :3 Review anda akan menentukan mau dibawa kemana hubungan kita /? eh maksudnya ff saya /? *author plis* ehem ff ini ada bagian nc kok tenang aja. Maunya buat oneshoot tapi eum gatau deh daku selalu gagal bikin oneshoot /pundung/ jadi aku pisah menjadi beberapa chap *wink* /readers muntah/

Tapi yaa ditunggu saja bagian nc kalo puasanya udah selesei hehe :3

Oke happy reading~ don't forget to review ^^

andd,

salam Michyeosseo~!