Butlerku Tersayang © blushingpocky
Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi
Pairing : Kise/Akashi
Summary : Kise tak keberatan mengikuti apapun perintah Akashi, walau kadang itu membuatnya bingung. Sebenarnya siapa yang seharusnya memerintah dan diperintah di sini?
I do not earn any profit from making this.
"Akashicchi—ugh, lepaskan aku!" Teriakan melengking terdengar di penjuru mansion itu. Para maid yang lewat tetap tak bisa terbiasa walau teriakan ini sudah menjadi keseharian mereka. Teriakan itu berasal dari kamar sang tuan muda.
Di dalam kamar, tampak seorang berambut merah sedang menarik rambut pirang halus sang tuan muda. Air mata kesakitan pun turun dari pipi sang tuan muda.
"Akashicchi! Maaf-ssu! Maafkan aku! Nggak lagi deh, serius! Janj—aw aw aw!" Tarikan di rambutnya semakin keras. Sang pelaku penyiksaan hanya menatap tuan mudanya yang menangis dengan tatapan datar.
"Akashicchi—aw aw aw! Serius, sakit banget! Akashicchiii!" Kali ini, seringainya keluar. Rasakan itu, batinnya.
Ketukan terdengar dari luar pintu, "Akashi-kun, sudah cukup menjahili bocchama. Cepat suruh dia mandi dan bersiap-siap ke sekolah," suruh suara itu. Akashi langsung melepas tangannya dari rambut Kise dan si surai pirang langsung mengelus-elus bagian kepalanya yang baru saja dizalimi.
"Nah, kau mendengar kata Alex-san, kan? Cepat mandi." Akashi mengambil selimut Kise yang tergeletak di lantai dan segera melipatnya. Si pirang menggembungkan pipinya, "Padahal kan Akashicchi akan segera jadi istriku...apa salahnya pegang-pegang sedikit?" gumamnya. Akashi memilih untuk menghiraukan tuan mudanya. Karena kalau tidak, dia yakin dia akan berakhir di penjara dengan sanksi pembunuhan.
"Ryouta." Kise otomatis langsung berdiri dari kasur dan menuju kamar mandi. Kalau Akashi sudah memanggilnya dengan nama kecilnya, rasanya dia tak bisa menolak apapun yang diperintahkan oleh si rambut merah itu. Tapi dia sama sekali tak keberatan. Walau kadang dia bingung, sebenarnya siapa yang seharusnya memerintah dan diperintah di sini?
.
.
.
Setelah memakan waktu tiga puluh lima menit di kamar mandi, dua puluh menit memakai baju, dan tujuh menit untuk sarapan, Kise Ryouta siap menjalani hari-harinya. "Tuan muda, kalau tidak pergi sekarang, anda akan terlambat." Walau ucapannya sopan, mata Akashi berkata 'Kalau kau membuat kita terlambat, awas kau.'. Kise mengangguk sambil berkeringat dingin, sumpah, butler pribadinya yang satu ini memang menyeramkan. Tapi itu tak berarti Kise tak menyukainya.
"Bocchama," sapa supir pribadi Kise, Tanaka. Kise tersenyum lima jari, yang entah kenapa memiliki efek blink-blink, kepada supirnya, "Tanaka-san!"
"Apa hari ini mau diantar?" Tanaka sudah kebal dengan senyuman 'perangkap' Kise. Kise menggeleng, dan memegang tangan Akashi, "Aku mau jalan kaki ke sekolah bersama Akashicchi~." Tanaka menutup mulutnya yang membentuk senyuman saat Akashi menarik tangannya dan menatap Kise dengan pandangan mengerikan. "Kalau begitu hati-hati, bocchama. Akashi-kun, tolong jaga bocchama." Tanaka tersenyum pada Akashi.
Kise protes, "Lho! Kok aku yang harus dijaga Akashicchi? Harusnya aku yang menjaga Akashicchi karena dia jauh lebih kecil—adadsedwefwe!" Tanaka tertawa lagi melihat kerah baju Kise yang ditarik Akashi.
"Anda mengatakan sesuatu, tuan muda?" Akashi tersenyum, sebelum menarik Kise pergi. "Kalau kita tak segera berangkat, kita bisa telat. Tuan muda tak mau hal itu terjadi kan?" Akashi melanjutkan kegiatan seret-menyeretnya sampai dia tak mendengar suara 'adadklasjdlsk' sang tuan muda. Pelan-pelan dilepasnya, dan Kise langsung terbatuk. Akashi sadar kalau dia keterlaluan, membuat tuan mudanya tercekik, tapi itu salahnya sendiri...
"Moo! Akashicchi? Halooo~?" Kise membuat gestur mengetuk pintu di depan wajah Akashi dan si rambut merah itu tersadar dari lamunannya. Akashi terdiam untuk beberapa saat, dan saat ia membuka mulutnya, Kise menaruh jari telunjuknya di atas bibirnya.
"Tak apa kok." Kise mengatakannya sambil tersenyum, "tapi sebagai hukuman karena Akashicchi membuatku tercekik, kita harus pegangan tangan sampai sekolah!" Akashi membuat wajah "geh" sebelum menghela napas dan memegang tangan Kise. "Ya, tuan muda." Dan merekapun berangkat ke sekolah.
.
.
.
.
Dan hari itu, Akashi yang harus menjadi korban tatapan kecemburuan para wanita yang menginginkan Kise. Bravo kekuatan wanita!
.
.
.
TBC
Uhm, konnichiwa. *cough* Sudah agak lama saya tak membuat karya, dan sekalinya membuat sesuatu gajeh begini... Hh, ide ini sudah lama mentok di kepala sih, tapi...dan apa ini perlu dilanjutkan? Mohon kritik dan saran semuanya~
