Let Me Be Your First Down

Disclaimer: Riichiro Inagaki & Murata Yuusuke

Pairing: Riku Kaitani x Unsui Kongo

Warning: Soft BL, cheesy, slow plot, little bit OOC, sedikit penambahan karakter yang tidak muncul di ending manganya


Sudah hampir satu bulan sejak Riku dan kawan-kawannya memasuki Universitas Enma di Tokyo, dan sudah selama itulah mereka menjadi bagian dari tim American Football di universitas yang kekurangan murid tersebut, Enma Fires. Tim ini memang awalnya tidak dinggulkan, mengingat pemain andalan mereka hanyalah para pemain dari tahun kedua, yakni, Unsui Kongo, Ryokan Kurita, Sasaki Kotaro, dan Kengo Mizumachi. Namun sejak Riku, Sena, dan Monta menjadi anggota dari tim ini, semua menjadi berubah. Dengan kehadiran golden legs dari Eyeshield 21, ketahanan dan kecepatan dari Riku, dan kemampuan catch yang sangat luar biasa dari Monta, tim ini langsung melejit dan menyita perhatian semua orang, terutama dari Saikyoudai Wizards yang terdiri atas orang-orang unggulan dari liga SMA, salah satunya adalah adik kembar dari Unsui, Agon Kongo.

Setelah mendapatkan pengakuan dari semua pihak setelah mengalahkan tim kelas tiga dari Universitas Koigahama, mereka langsung memulai pelatihan yang sangat keras di bawah tangan dingin mantan kapten tim terkuat di Kanagawa, Shinryuuji Naga. Dengan pelatihan yang diberikan Unsui setiap hari, pagi dan sore, sedikit demi sedikit tim ini menjadi tim yang semakin solid, yang tidak bergantung pada kecepatan kaki Sena Kobayakawa saja.


Tokyo – 5:00

Latihan hari ini dimulai jam enam pagi, namun sebagai kapten dari tim Enma Fires, Unsui mempunyai tugas untuk mengecek peralatan yang dibutuhkan saat latihan nanti. Sebenarnya ia bisa menyerahkan tugas ini pada manajer tim ini, Juri, yang merupakan teman masa kecil dari kicker andalan mereka, Sasaki Kotaro, namun ia merasa tidak enak bila harus membangunkan seorang gadis sepagi ini hanya untuk melakukan hal yang seharusnya bisa dilakukan oleh laki-laki.

Sebelum berangkat ke kampusnya, Unsui selalu menyediakan waktu untuk menyiapkan sarapan dan makan siang untuk adiknya yang masih tertidur pulas di kamarnya karena ia baru saja pulang tiga jam yang lalu, entah apa yang dilakukan oleh adiknya tersebut, yang jelas, tiga jam yang lalu Habashira Rui, Line Backer dari Universitas Zokugaku, membantunya berjalan ke apartemen dua kamar milik mereka yang terletak di lantai tiga tersebut. Tidak ada tanda-tanda perkelahian, Habashira hanya berkata bahwa Agon sedikit mabuk. Unsui hanya bisa menghela nafas melihat sikap adiknya, namun asalkan ia tidak membuat masalah, semua masih bisa dimaafkan oleh Unsui.

Setelah Unsui menyiapkan sarapan dan memasukkan makan siang milik adiknya ke dalam kotak makan berwarna hitam dengan corak bunga sakura berwarna emas yang mewah, ia menuliskan pesan yang ia letakkan di depan kotak makan di atas meja berwarna cokelat tua yang terbuat dari kayu tersebut.

"Sarapan hari ini ikan saja ya, aku tidak sempat memasak

telur dadar kesukaanmu.

Oh ya, jangan lupa bawa kotak makan ini,

dan jangan merepotkan Habashira-san lagi.

Kalau bertemu dengannya, ucapkan terima kasih

dan undang dia makan malam kapan-kapan."

Habashira memang sering terlihat bersama adiknya setelah mereka masuk ke jenjang Universitas, meski berbeda kampus, entah mengapa Agon sangat suka berada di dekat ketua geng motor tersebut. Mungkin karena diberi tumpangan gratis dan Habashira tidak bisa menolak permintaan dari Agon kalau tidak nanti akan dihajar, mengingat Habashira pernah dihajar habis-habisan oleh Agon pada saat SMA dulu. Apapun itu, Unsui tidak perlu memikirkannya saat ini, ia bergegas ke tempat parkir sepeda di apartemen tersebut untuk mengambil sepeda gunung miliknya, dan mengayuhnya ke kampusnya. Angin dingin masih terasa menusuk meski musim panas sudah dekat, dan Unsui tidak mau mati kedinginan sebelum tiba di lapangan, ia pun mengayuh sepeda berwarna abu-abu itu dengan lebih cepat.

"Yap, saatnya latihan!"


[Love isn't something that always come in a romantic way]

Lapangan Football Universitas Enma – 5:20

Sekitar 10 menit kemudian, Unsui tiba di tempat parkir sepeda dari Universitas Enma, dan segera setelah ia memarkirakn sepedanya, ia berlari kecil menuju ruang loker dari tim American Football untuk meletakkan tas ransel warna hitam miliknya dan berjalan menuju ruang penyimpanan untuk memeriksa bola dan ladder drill yang akan mereka gunakan untuk latihan nanti.

DRAP DRAP DRAP

Sayup-sayup terderang suara langkah kaki yang ringan dari arah lapangan. Unsui tidak merasa memberitahukan kedatangannya pagi ini kepada siapapun. Apakah Kurita yang melakukan latiha tambahan? Tapi rasanya Kurita tidak memiliki langkah kaki seringan itu. Penasaran, Unsui pun berjalan mendekat ke arah lapangan, dilihatnya bayangan dari seorang laki-laki yang memiliki rambut jabrik, Sena? Riku? Ia pun memberanikan diri untuk mendekat ke arah bayangan tersebut, "Kaitani? Sedang apa kau di sini pagi-pagi sekali?"

Pemilik bayangan tersebut adalah Kaitani Riku, Tight End yang memiliki rambut warna putih bersih dan sangat populer di Universitas Enma karena ketampanan dan sifat gentlemannya.

"Ah," Riku terhenyak dari latihannya dan langsung berhenti di depan kaptennya, "Selamat pagi, Unsui-san."

"Pagi," jawab Unsui cepat, "Apa kau sedang melakukan latihan tambahan?" Tanya Unsui dengan nada penasaran. Sepengetahuannya, Riku sudah cukup kuat dan cepat, dan ia selalu melakukan latihan tambahan di sore hari. Riku mengangguk dan tersenyum tipis pada seniornya tersebut, ia lalu menawarkan bantuan padanya untuk membawa barang-barang yang diperlukan saat latihan dari ruang penyimpanan, namun Unsui menolak tawaran tersebut dengan halus dan mempersilahkan Riku untuk kembali melakukan latihan tambahannya.

"Aku tahu kok, Unsui-san selalu datang jam segini untuk mengecek peralatan sebelum kami tiba kan?" Kata Riku sebelum Unsui pergi ke ruang penyimpanan lagi, "Senpai tidak ingin merepotkan Juri-san yang harus menaiki kereta untuk tiba di kampus, dan karena masih sepagi ini, tentu cukup berbahaya untuk seorang gadis berjalan sendirian."

Unsui terkejut dengan pernyataan Riku yang sangat to the point dan ia hanya bisa mengangguk pelan dan tersenyum pada Tight End-nya, pipinya sedikit merona karena ia merasa malu dengan Riku yang bisa mengetahui keadaan ini, "Memang rasanya tidak enak membebani manajer dengan hal seperti ini, toh bisa aku lakukan sendiri, sebenarnya Juri sudah menawarkan untuk berangkat dengan Suzuna dan Kotaro, tapi penawaran itu semakin membuatku tidak enak, jadi aku lakukan sendiri saja."

"Lalu..." Riku menatap Unsui dalam-dalam, "Apakah ada yang bisa kubantu?" Ia menawarkan bantuan lagi, meskipun tadi Unsui sudah menolaknya.

"Ah, tidak apa-apa, Kaitani, ini semua bisa kuker—"

"Unsui-san, kita ini satu tim, bergantunglah sedikit padaku," kata Riku menyela Unsui, "Apa gara-gara hidup terus menerus bersama Agon-san membuatmu jadi seperti ini?" Yah, sedikit banyak memang adik kesayangan Unsui tersebut memberi impact pada sifat Unsui saat ini, Agon selalu seenaknya dan menyerahkan semuanya pada Unsui.

"Baiklah, jika kau memaksa, Kaitani..." Unsui menghela nafasnya dan menunjuk pada ruang penyimpanan, seraya meminta kouhai berkaos hitam tersebut untuk mengikutinya. Langkah Unsui lebih cepat dari Riku, namun Riku tidak ingin berjalan berdampingan dengannya, ia memilih untuk berada di belakang Quarter Back-nya, dan menatap punggung yang solid dari laki-laki yang berusia 19 tahun tersebut.

Riku menyukainya.

Entah sejak kapan Riku mulai merasakannya, namun tanpa ia sadari ia selalu menatap punggung Unsui. Di koridor, di kantin, di lapangan, di ruang loker. Riku tidak mengerti apa yang membuatnya begitu tertarik dengan sosok dari orang yang sangat dihormati oleh anggota Enma Fires tersebut, dan Riku masih belum bisa menyimpulkan, apakah rasa ini hanya sekedar kagum, atau benar-benar rasa suka kepada kaptennya. Riku diam-diam mengamati Unsui setiap hari, semakin ia amati, semakin ia merasa senang melihatnya. Riku berusaha mengingat-ingat sejak kapan ia mulai tertarik pada sosok Unsui, namun sampai saat ini ia masih belum bisa mengingatnya. Riku akhirnya memutuskan untuk menjalaninya saja sementara ini, sekaligus memastikan apakah rasa ini benar-benar rasa suka? Kalau benar, mengapa?

"Apa sih yang kupikirkan pagi-pagi begini..." Gerutu Riku dalam hati, setiap kali ia memikirkan kaptennya tersebut, ia menjadi tidak fokus, hal ini terkadang mengganggunya, membuatnya ingin berlari dari kenyataan bahwa ia tertarik dengan laki-laki.

"Kaitani? Kau tidak apa-apa?" Riku terhenyak oleh suara Unsui, ia melompat ke belakang, menjauh dari orang yang telah membuyarkan lamunannya tersebut.

"I-iya, tidak apa-apa, sepertinya aku masih sedikit mengantuk," elaknya, tentu ia tidak mau mengatakan yang sebenarnya pada Unsui. Terlalu aneh untuk diterima.

"Benarkah? Sebaiknya kau mencuci muka dulu," saran Unsui dengan muka khawatir, Riku menggeleng cepat dan tersenyum pada Unsui, memberikan aura bahwa aku tidak apa-apa, dan Unsui pun mengangkat bahunya, "baiklah, kau ini benar-benar memaksa ya."

Mereka berdua tertawa kecil sambil memasuki ruang penyimpanan. Riku tidak ingin melewatkan kesempatan berdua bersama kaptennya lewat begitu saja, dalam hati ia sedikit berharap bahwa anggota tim-nya yang lain datang nanti-nanti, namun tentu saja itu mustahil. Riku hanya bisa menatapnya, ini bukan kasus seperti laki-laki dan perempuan yang bisa dipahami begitu saja. Ketertarikan Riku kali ini adalah pada seorang laki-laki, ini berbeda, ini tidak biasa, ini aneh. Bahkan pada Kid yang ia kagumi dan banggakan pada saat SMA pun ia tidak memiliki ketertarikan sebesar ini. Riku galau. Tidak boleh ada yang tahu, ini terlalu berbahaya, meskipun ia masih belum memastikan rasa ini, namun bila Suzuna tahu, semua pasti akan berubah.

"Aku tidak ingin membuat Unsui-san merasa tidak nyaman di dekatku."


[There is no Running Away when you already trapped in someone's shadow]

Lapangan Football Universitas Enma – 5:45

"Ini yang terakhir, Unsui-san," Riku meletakkan bola terakhir yang dibawanya di samping bola-bola yang sudah terjejer rapi di lapangan.

"Terima kasih, Kaitani," sahut Unsui seraya meletakkan ladder drill di pinggir lapangan, "kau bisa melanjutkan latihanmu lagi, ah, atau kau mau latihan berdua dengan ladder drill ini?"

"A-apa? Berdua?" Riku tergagap, yang terdengar di pikirannya adalah kata berdua, berdua saja, di atas ladder drill, dengan kapten kesayangannya, "T-tentu!" Riku tidak bisa menyembunyikan mukanya yang sedikit memerah di depan Unsui, Unsui mendekat dan menanyakan apakah ia baik-baik saja, namun Riku segera menjauh dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak bisa— Apa-apa'an ini, mengapa hanya dekat dengan Unsui-san saja sudah membuatku seperti ini?"

"Aku tidak apa-apa, Unsui-san," Riku berusaha untuk stay cool dan memasang muka yang menjanjikan, "Ayo kita latihan berdua."

"Ini aneh...Apakah aku benar-benar suka padanya?"

Riku dan Unsui pun memulai latihan mereka, dimulai dari Unsui yang berlari kesamping di dalam ladder drill, diikuti oleh Riku yang bergerak satu detik lebih cepat dari kaptennya. Tidak lama kemudian beberapa anggota dari tim Enma Fires tiba dan mengucapkan selamat pagi pada mereka, Riku sedikit merasa kecewa karena waktunya berdua bersama orang yang mungkin ia sukai sudah habis, namun tentu saja, ia tidak akan menunjukkan gelagat aneh apapun. Tidak. Tidak di depan orang-orang ini. Berbahaya


[Hearts will never be practical until they are made unbreakable –Wizard of Oz]

Kantin Universitas Enma – 12:30

"Rikkun~ Sini-sini~!" Suzuna berteriak d tengah kantin yang ramai, memanggil Riku yang baru saja tiba di tempat tersebut untuk melahap makan siangnya. Riku mendekati meja yang sudah diduduki oleh beberapa anggota tim Enma Fires tersebut, seperti Sena, Monta dan Kurita. Namun ia belum melihat sosok yang ia inginkan.

"Unsui-san belum hadir?" Tanyanya pada teman-temannya yang duduk di meja panjang tersebut, mereka semua menggelengkan kepalanya dan tidak ada yang tahu ke mana Unsui pergi. Mizumachi yang mengambil kelas yang sama dengannya mengatakan bahwa ia melihatnya keluar cepat-cepat setelah kelas selesai tanpa memberitahukan apa-apa kepadanya.

"Sepertinya ia buru-buru sekali, mungkin ada masalah dengan Agon, seperti biasanya," jelas Mizumachi pada Riku yang mengambil tempat duduk di samping Sena. Sebenarnya Riku sangat penasaran, apa sih yang dilakukan oleh kaptennya? Mengapa ia harus terus-terusan mengurus adiknya? Tidak bisakah adiknya berusaha mandiri dan tidak melibatkan Unsui? Kalimat-kalimat tersebut terus terngiang di kepala Riku, hingga sampai pada titik puncak ia tidak sabar untuk mengetahui keberadaan Unsui dan segera mengeluarkan telepon genggamnya dari sakunya.

"Kalau begitu aku akan menghubunginya," ia memencet tombol-tombol di telepon genggamnya yang berwarna putih tersebut dengan cepat, "mungkin saja ia butuh bantuan kita."

"Kau terlalu khawatir, Rikkun~" Kata Suzuna seraya mengambil telepon Riku dengan cepat, yang disusul dengan protes Riku untuk meminta telepon miliknya dikembalikan, "Un-nii pasti baik-baik saja, dia kan kapten kita," Suzuna tertawa kecil dan semua orang mulai berpendapat sama.

"Kenapa kau khawatir sekali sih?" Tanya Kotaro penasaran.

"Eh—" Gawat, satu perkataan yang salah saja bisa membuat meja ini heboh nantinya, "Ah, Unsui-san itu mirip dengan Kid-san," Riku berusaha untuk tetap tenang, "Sering membawa bebannya sendiri dan kurasa ia kurang terbuka dengan orang lain, yah, apa kalian tidak khawatir kalau-kalau sesuatu terjadi padanya?" Jelas Riku dengan mantap, ia berusaha untuk menjaga ekspresi wajahnya.

"Hmm, kau benar sih..." Kata Monta menanggapi dengan serius, "Mungkin kita harus mencari tahu apa yang terjadi."

"Yaa~! Bagaimana kalau kita berkeliling sekolah dan mencarinya? Siapa tahu ia sedang kencan dengan seorang wanita?" Tambah Suzuna dengan tujuan yang berbeda.

DEG

Jantung Riku langsung bereaksi dengan perkataan Suzuna, dengan wanita, Riku tidak pernah melihat Unsui berdua dengan wanita, berbicara dengan wanita saja hanya pernah ia lihat dengan Suzuna atau Juri yang merupakan anggota Enma Fires. Unsui lulus dari SMA tanpa pernah sekalipun mendapat perhatian dari wanita, maklumlah, SMAnya adalah SMA khusus laki-laki dan dulunya ia tidak pernah disukai oleh gadis manapun karena ia ada di bawah bayang-bayang adik kembarnya. Unsui juga tidak pernah menunjukkan ketertarikan apapun terhadap seorang wanita. Riku berusaha meyakinkan dirinya bahwa perkataan Suzuna tadi hanyalah candaan belaka, tidak mungkin kan?

"Hei, ternyata kalian semua sudah berkumpul di sini ya?"

Tiba-tiba terdengar suara yang sangat familiar dari belakang Riku.

"Ah! Un-nii! Kami baru saja mau mencarimu!"

Pemilik suara tersebut yang ternyata adalah Unsui langsung menepuk bahu Riku dan segera duduk di sebelahnya, "Maaf, tadi Otohime memanggilku." Mata Riku terbelalak ketika Unsui mengumumkan mengapa ia terlambat datang ke kantin. Otohime.

"Otohime?! Yaa~! Apa yang terjadi? Kau berkencan dengannya?!" Suzuna menggebrak meja dengan penuh semangat, ia merasakan bahan gosip yang menyenangkan ada di sini. Juri pun ikut-ikutan dengan mendekatkan kepalanya ke arah Unsui dari depan, di susul dengan para laki-laki yang langsung mendekatkan telinga mereka dengan rasa penasaran.

Otohime, wakil ketua tim cheerleader dari Enma Fires, dulunya ia bersekolah di Kyoshin, satu sekolah dengan Mizumachi, dan rumornya, dulu ia sangat menyukai Mizumachi.

Riku mau tidak mau ikut-ikutan mendekatkan telinganya ke arah Unsui, namun isi kepalanya sudah melayang kemana-mana, mendengar bahwa fakta Unsui baru saja menemui Otohime. Mungkin saja mereka hanya membicarakan hal yang biasa, namun kemungkinan Unsui dan Otohime berkencan juga... tidak sedikit.

"Hei, tidak, kami tidak berkencan—" Unsui menegaskan sambil menggelengkan kepalanya, namun mukanya terlihat bersemu merah saat ia berbicara, "Ia hanya ingin meminta bantuan untuk mengajukan dana tambahan untuk kostum tim cheerleader pada ketua komite."

"Itu... Bukankah hal yang seharusnya ia lakukan dengan Suzuna?"

Riku bertanya tanpa sadar, ia menatap Unsui dengan rasa penasaran, "Apakah ia benar-benar hanya ingin meminta bantuanmu?" Semua terdiam ketika Riku bertanya, bukan, bukan karena pertanyaannya, namun karena baru kali ini Riku ingin ikut campur dalam urusan orang lain.

"Rikkun, ternyata kau diam-diam penasaran juga ya? Ada apa ini, jangan-jangan kau menyukai Otohime?"

"Hah?"

Kata-kata Suzuna barusan seperti menyulut bom yang tidak seharusnya ada.

"Benar juga! Baru kali ini aku melihat Riku penasaran Max!" Monta pun ikut-ikutan, perhatian yang semula tertuju pada Unsui, kini berubah. Semua memperhatikan Riku yang saat ini memasang wajah bingung.

"Kaitani... Kau menyukainya?"

"U-unsui-san! Senpai salah paham! Aku tidak menyukainya!" Riku berdiri dan sambil menggebrak meja, ia panik, ia tidak ingin Unsui salah paham mengenai hal ini, matanya segera menatap lurus pada Unsui, "Aku menyukai Unsui-san!"

"EHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH?!"

Semua terdiam. Bahkan Riku pun terdiam. Mata Unsui terbelalak. Muka Riku memerah, ia menutup mulutnya.

Ia mengatakannya.

[End of chapter 1]


Author's Note:

Ah, halo, selamat pagi semuanya, ini fic pertama saya dalam bahasa Indonesia, sebelumnya menggarap dua fic IC21 juga, tapi dengan bahasa Inggris dengan judul My Pharaoh (Banba x Harao One Shot) dan End of the Strings (Agon x OC, Unsui x OC, on going). Kali ini saya memberanikan diri untuk menggarap fic ini dengan bahasa Indonesia, mengingat saya tidak punya kelebihan apapun di dalam sastra fiksi seperti ini –sembunyi-, sebenarnya pairing ini sudah cukup lama saya gandrungi sejak saya tidak sengaja melihatnya di Pixiv, make sense, karena Unsui dan Riku masuk ke universitas yang sama dengan tujuan yang sama, apa lagi keduanya sama-sama laki-laki berkepala dingin yang cukup cool menurut saya. Saya menggunakan Riku sebagai seme di sini –kedip kedip- karena menurut saya, Unsui itu sangat imut, sangat sangat SANGAT IMUT SANGAT IMUT DENGAN KEPALA BOTAKNYA apalagi kalau ia sedang tersipu atau memasang muka poker face. Ah, maaf, jadi ngelantur, yap, fic ini akan terdiri atas beberapa chapter, yang saya harap bisa membuat para pembaca mengikuti cerita ini dengan riang gembira (?) Saya sebenarnya sedikit kekusasahan melakukan potrayal tentang Riku yang sedang jatuh cinta. Susah, karena ia karakter yang sangat cool. Namun saya harap, saya bisa membawa Riku dengan tidak terlalu cheesy di sini.

Akhir kata, salam kenal semua pembaca Indonesia! Saran dan kritik sangat diterima, bila berkenan tinggalkanlah review untuk chapter 2 yang lebih baik! –maksa-

-Athira