Revenge...

-Terkadang rasa sakit dapat mengubah seseorang menjadi amat kejam. Seseorang yang tadinya baik dapat menjadi sangat kejam. Bukankah setiap orang mempunyai sisi jahat, jadi anggaplah ini sisi jahatku. - Jung yunho

*Note all Jae POV

Hari ini adalah hari penantianku seumur hidup. Bagaimana tidak, aku akan menikah dengan orang yang kucintai dan kami berjanji akan dalam keadaan apapun akan tetap saling mencintai.

Kini aku masih berada dikamar, menanti appaku datang menjemput dan mengantarkanku ke altar. Sedari tadi aku tersenyum mengingat hari ini akan menjadi sejarah dan moment terpenting dalam hidupku. Tentu aku tidak ingin membuat moment ini berantakan, dan sungguh berharap moment ini terlihat sempurna.

Drap... Drap... Drap...

Terdengar suara langkah kaki menuju kamarku.

"Appa sudah datang, dia pasti mau menjemputku" Gumamku tidak sabar

Mendengar derap langkah yang semakin mendekat, semakin membuatku tidak sabar.

Perlahan tetapi pasti derap langkah itu berhenti dan berganti dengan sebuah ketukkan dipintu kamar yang kutempati.

Seolah-olah tidak sabar untuk segera menemui kekasih hatiku hyungie di altar, segeralah aku membuka pintu kamar tersebut tanpa mengintipnya dari sisi-sisi celah pintu.

Begitu aku membuka pintu, aku heran tidak mendapati siapapun diluar, keadaan tetap tenang dan sepi. Jujur ini membuatku makin penasaran akan hal ini dan segera melangkahkan kakiku maju namun tak jauh dari pintu. Aku tidak tahu jika ada sosok yang bersembunyi, dia seolah-olah menunggu waktu yang tepat. Setelah melihat keadaan sekeliling yang masih tampak sepi, kemudian aku berbalik menuju pintu kamarku kembali namun sosok yang bersembunyi tersebut keluar sambil membawa sebuah sapu tangan dan menempelkan dimulutku erat.

Aku kaget akan hal ini, mencoba berteriak namun sia-sia

"Uhmmmm" Gumamku tidak jelas

Perlahan tetapi pasti aku yang mulai memejamkan mata dan kesadaranku perlahan mulai menghilang.

Brukk..

Aku ingin jatuh kelantai, namun kurasa ada seseorang yang menahanku.

Samar-sama masih dapat kudengar

"Bawa dia kedalam mobilku" Ucapnya dingin.

.

.

"Nghh... Dimana aku? Jam berapa sekarang?" Tanyaku pelan sambil mengerjabkan mata mencoba menyesuaikan dengan tempat asing ini

"Kau sudah bangun?" Ucapnya dingin

Seketika kesadaranku mendadak pulih. Aku tidak tahu siapa orang ini, mengapa dia terlihat sangar dan menyeramkan. Apa dia orang yang sangat kejam?

"Kau siapa?" Ucapku kaget mendapati sosok itu tengah duduk sambil terus menatapku intens

"Kau akan tahu nanti" Ucapnya dingin. Aku yang tidak tahu apa-apa hanya menatapnya sambil mencoba mencari jawaban.

Dia terus menatapku dengan intens kearah dada, junior serta holeku dan jujur itu membuatku risih. Bagaimana tidak, kakiku terikat tapi dibuat agar mempermudahkan dia melihat holeku yang menggoda hingga aku menyadari bahwa

"Mengapa aku tidak mengenakan apapun? Kemana semua baju-bajuku? Dan heii apa-apaan ini? Kenapa kedua tangan dan kakiku teringat begini?" Tanyaku panik mencoba menggerakkan tangan dan kakiku berharap bahwa ikatan itu akan terbuka.

Bagaimana tidak, aku baru menyadari kini aku tengah telanjang dan tidak mengenakan apapun dihadapan seseorang yang tidak kukenal terlebih lagi kedua tangan dan kakiku terikat dengan eratnya di sisi ranjang masing-masing.

Kini tampaklah aku berada ditengah ranjang, dengan kedua tangan di sisi ranjang dan kakiku yang rentang membuat huruf M.

Aku sungguh tidak tahu apa maksudnya ini

"Kau itu siapa? Apa maumu? Sekarang jam berapa? Aku harus pergi ke pesta pernikahanku" Ucapku kesal sambil mencoba menggesekkan ikatan ini, berharap terlepas namun sayangnya ikatan itu tidak mau terlepas-lepas juga. Ikatannya terlalu erat. Mungkin ikatan ini akan membuat tangan merah, akibat diikat terlalu kencang.

Dan baru kusadari kini aku tengah diculik oleh seseorang yang tidak kukenal.

"Kau mau tahu siapa aku, bukan? Aku yunho. Jadi, sekarang diamlah" Ucapnya dingin

Baru kali ini dapat kurasakan hawa-hawa kemarahan, kebencian ada didalam dirinya.

"Okay, waktunya tiba" Ucapnya dingin

Aku yang tidak mengerti hanya mampu mengerjapkan mataku pelan.

'Apanya yang tiba?' Kataku dalam hati

Perlahan tetapi pasti pria yang bernama yunho itu menuju kearahku.

"Kau mau apa? Menjauhlah" Ucapku takut. Bagaimana aku tidak takut kini jarakku dengan yunho hanya tinggal beberapa centi.

Perlahan tetapi pasti, yunho hanya mengecup bibirku lembut dan tanpa aba-aba dia langsung memasukkan juniornya kedalam holeku.

"Arghhhh sakittt... Apaa yang kauuu lakukkaaaann arghhh" Desisku sakit

Aku tidak siap akan serangan yang tiba-tiba yang dilakukannya, jadilah aku menggenggam tali yang mengikatku.

"Kauuu hangattt kim jaeee joongg ahhh" Desahnya nikmat

'Ha?! Bagaimana dia tahu jika aku adalah kim jaejoong?' Kataku dalam hati yang penuh tanda tanya

"Urghhhh appo... Sudahhh hentiiikkaannn" Desisku sakit saat yunho mulai menghujamiku dengan kasar dan tidak sabar

"Kauuu ahhhh nikmatttt" Desahnya yang masih terus menghujamiku dengan kasar, tidak sabarr

"Arghhh... Appo... Hentikannn" Desisku sakit

Aku sungguh ingin melawan namun pergerakkanku terbatas. Kedua tangan dan kakiku masih diikat.

Brakk...

Aku tidak menyadari bahwa pintu kamar yang tadinya tertutup kebuka lebar.

Ketika aku menoleh kearah tersebut dan mendapati kekasihku tengah berdiri menatap marah menyalang melihat aku yang masih 'digarap' oleh yunho.

Yunho seolah tidak peduli, dia terus menghujamiku dengan cepat, kasar, tidak sabar, ganas dan liar.

"Sudahhh leeepppaasss... Arghhhh... Hentikann..." Desisku sakit

Aku jujur merasa tidak enak akan hal ini, hyungie dapat kulihat mencoba memberontak namun dia dijaga dengan beberapa penjaga yang besar hingga membuatnya tak berkutik.

"Kau nikmmmaat ahhh..." Desahnya nikmat

"Sudahhh yunnnhooo hiksss... Hentikkaannn" Desisku sakit, jujur aku merasa terluka dalam hal ini.

Yunho terus saja menghujamiku secara cepat dan kasar dan semua kejadian itu disaksikan oleh kekasihku hyungie.

"Kauuu hangattt..." Desahnya nikmat

"Hentikkkkannn hikkss..." Ucapku sedih

Hujaman demi hujaman, desahan demi desahan yunho keluarkan tanpa menyadari kini kekasihku menyaksikan semuanya.

Hingga tiba akhirnya...

"Arghhhhh keluarrr" Desahnya nikmat menikmat secara menikmati organisme yang baru saja dilaluinya. Baru kusadari bahwa yunho tidak mengenakan pengaman saat memperkosaku.

Dapat kurasakan sperma-sperma yunho yang mengalir dari dalam holeku, dikedua sisi pahaku.

Segera yunho membuka ikatanku sambil mengucapkan

"Kau nikmat sekali" Ucapnya nikmat sambil mengecup pipiku.

Perlahan tetapi pasti yunho memakai bajunya asal dan menatap hyungie dengan tatapan sinis.

Tanpa babibu, aku menarik selimut hingga menutupi tubuhku sambil menangis meratapi nasibku, aku merangkak pergi menuju kekasihku. Begitu aku ingin menggenggam tangannya, hyunjong menepis tanganku.

"Maaf hyungie... Maaf" Ucapku menyesal

Hyungie hanya diam dan menatap yunho marah

"Bagaimana rasanya hyungie? Saat melihat orang yang kau sayangi hancur, bagaimana?!" Ucap yunho dingin

"Kau! Bajingan! Dia tidak bersalah dalam kasus kita!" Ucap hyungie marah

"Tidak bersalah? Kurasa dia punya andil karena dia adalah orang yang kau sayangi!" Ucap yunho marah

"Jae memang orang yang kusayang, Tapi dia tidak ada kaitannya dengan sunmi dan kita" Ucap hyungie marah

"Sunmi adikku hyungie, siapapun yang menyakitinya aku akan membalasnya. Tidak perduli siapapun orang itu" Ucap yunho marah

"Adik? Apa maksudmu?" Tanyaku penasaran

"Jung sunmi adalah adik seorang jung yunho. Kau mengenalnya dengan amat sangat baik, benarkan hyungie" Ucap yunho sinis

"Kau kakaknya?" Ucap hyungie kaget

"Yaa aku kakaknya, kurasa kau harus menyadarinya sedari dulu saat berurusan dengannya" Ucap yunho sinis

"Kau bukan kekasihnya?!" Ucap hyungie kaget dan terkejut

"Iyaa, jung sunmi adikku. Adikku yang kau pacari, lalu kau tiduri dengan seenaknya kemudian kau menyuruh teman-temanmu memperkosanya karena kau menganggap bahwa dia berselingkuh dengan aku yang jelas-jelas kakaknya!" Ucap yunho marah

"Apa?! Kau bohong... Bohong" Ucapku sedih seraya tidak mempercayai ucapanku

"Aku berharap aku tengah berbohong, sayangnya aku tidak berbohong" Ucap yunho pelan

Hyungie hanya diam ditempat tanpa mau membantah ucapan yunho

Aku yang merasa dibohongi hanya mampu menangis. Bagaimana tidak, hyungie mengatakan kepadaku dia dan sunmi putus baik-baik meskipun aku tidak pernah menanyakan alasannya kenapa mereka putus karena kurasa itu adalah urusan mereka dan aku tidak ingin ikut campur.

"Kau tahu apa yang terjadi selanjutnya?!" Ucap yunho marah

"Apa yang terjadi dengan sunmi? Dimana dia?!" Tanya hyungie penasaran

"Orang tuaku yang malu akan hal itu, mengirim sunmi ke rumah sakit jiwa padahal ia tidak sakit jiwa. Orang tuaku berbohong pada semua orang dengan mengatakan bahwa sunmi tengah belajar di luar negri. Setiap hari aku selalu mengunjungi dan menemui adikku. Dia selalu nampak tegar dan mengatakan 'aku tidak apa-apa oppa, aku gadis yang kuat'. Tapi kau tahu saat kau menatap matanya, kau akan melihat luka dan kesedihan yang mendalam. Kau tau bahkan diakhir hidupnya sunmi masih mengatakan 'aku tidak apa-apa oppa, oppa jangan khawatirkan aku. Aku baik-baik saja'. Kau tahu rasanya melihatnya sunmi menahan semua terluka yang dirasakannya seperti itu" Ucap yunho getir menceritakan kisah adiknya yang memilukan

Aku yang mendengar cerita itu hanya menangis sambil menatap hyungie

"Akhir hidup? Apa maksudmu diakhir hidupnya?" Tanya hyungie penasaran sekaligus marah

"Kau tahu, dia membunuh dirinya sendiri karena tidak tahan. Dia tidak tahan dengan keadaannya, dia selalu berusaha menutupinya dibalik senyumannya yang menawan. Kau tahu dia tidaklah setegar yang terlihat namun dia sangatlah rapuh, jika kau tahu. Kau tahu aku hanya punya dia tapi kau merampasnya dan kini kekasihmu akan kurampas dan kurebut juga" Ucap yunho segera menarik aku kearahnya

Aku jelas tidak mau biar bagaimanapun aku masih kekasih hyungie bukan meskipun aku dibohongi olehnya, aku terus mencoba meronta melawannya namun tenaganya lebih besar dan aku tidak mampu melawannya.

"Penjaga, bawa jaejoong kekamarku" Ucap yunho dingin

"Tapi... Hyungie... Tolong aku... Hikss..." Ucapku meminta pertolongan

Namun sayang hyungie hanya diam tanpa mau melawan atau membantuku...

'Hiks... Hiks... Kau kejam hyungie... Kau bahkan tidak membantuku dan menolongku. Kau membiarkanku begitu saja. Seolah-olah janji yang kau ucapkan semu belaka' Kataku dalam hati

Segeralah aku pergi mengikut penjaga itu tanpa mau mencoba menoleh kearah hyungie dan yunho.

.

.

Malam ini bulan tampak indah dan ditambah bintang-bintang yang ikut menghiasinya. Seharusnya aku bahagia, harusnya ini menjadi malam pertamaku dengan hyungie namun semua hancur berantakan gara-gara kesalahan pahaman antara sunmi dan hyungie hingga membuahkan dendam untuk yunho.

Aku tidak menyalahkan yunho, ataupun hyungie. Hyungie mungkin saja tidak tahu bahwa yunho kakaknya sunmi, dan yunho terlanjur sakit hati atas apa yang menimpa adiknya.

"Hikss... Umma apa yang harus kulakukan?" Gumamku pelan

Kini aku berada dibalkon kamar yunho. Kamar yang amat sangat besar dan bernuansa elegan. Harus kuakui untuk ukuran seorang pria, kamarnya ini terbilang cukup rapi. Semua pakaian dan aksesorisnya pun tertata dengan rapi.

Grepp...

Dapat kurasakan sepasang tangan tengah melingkar dipinggangku lembut dan aku tahu siapa itu.

"Yunho..." Ucapku takut

"Ssuuutt jangan takut baby, mulai sekarang ada aku yang menjagamu. Maaf jika kejadian tadi membuatmu terluka" Ucap yunho lembut

Jelas sekali ucapannya berbeda dengan yang barusan saat dia memperkosaku.

Segeralah aku membalikkan tubuhku dan menatap matanya yang lembut, teduh dan tenang itu. Seolah-olah habis tidak melakukan kesalahan apapun.

"Kenapa kau lakukan itu yunho... Hikss... Jahat... Nappeun... Nappeun..." Ucapku sedih sambil memukul dadanya yang kokoh itu

"Aku harus melakukannya jae, kini aku tidak memiliki siapapun. Umma appaku bercerai diam-diam sejak kasus sunmi. Ummaku pergi ke busan, tempat tinggalnya saat masih kecil sedangkan appaku sudah lama sekali tinggal di newyork. Tidak ada seorangpun yang kupunya. Mereka semua pergi meninggalkanku sendiri" Ucap yunho pelan

"Lalu apa yang terjadi antara kau dan hyungie tadi?" Tanyaku penasaran

"Dia hanya menangis seolah menyesali apa yang dulu dilakukannya. Kau tahu jae, kau beruntung tidak seperti sunmi" Ucap yunho getir

Entah rasa kasian atau memang yunho yang terlihat rapuh, segeralah aku memeluk yunho lembut

"Setidaknya biarkan aku menjadi penghilang kesedihan dan penyembuh lukamu atas kejadian yang menimpa sunmi. Biarkan aku yang menemanimu" Ucapku lembut. Aku sungguh tidak menyadari kalimat itu, kalimat itu terucap begitu saja dari mulutku

"Kau mau menemaniku?" Tanyanya memastikan

"Aku tidak tahu jika hyungie dapat berbuat kejam pada sunmi hingga seperti itu. Jika seandainya aku tahu maka aku tidak akan menjadi kekasihnya, aku akan menyuruhnya bertanggung jawab atas sunmi" Tambahku lembut tanpa menjawab ucapan yunho aku hanya menatap matanya yang teduh, tenang itu namun menyimpan sejuta kesedihan yang mendalam

"Apa kau mau disini menemaniku?" Tanya yunho penasaran

Meskipun aku belum mencintai yunho, tapi aku kasian dengannya. Dia pasti kesepian disini.

"Baiklah... Tapi aku harus pulang dulu" Ucapku pelan

"Bagus, kau tidak usah pulang. Semua barang-barang ada dikamar ini. Sekarang, ayo kita 'tidur' dulu kau pasti kelelahan" Ucap yunho pelan

Aku tahu dengan apa maksudnya itu hanya mampu menggelengkan kepalaku.

Yunho pun menuntunku masuk kedalam kamarnya.

.

.

"Urghhhh yunn" Desahku nikmat saat yunho menghujamiku dengan kasar, ganas, tidak sabaran namun terkesan lembut berbeda dengan yang tadi.

"Arghhhhh jaeeee kauuuu ahhhhh haaanggaaattt ahhhhh" Desah yunho nikmat

Kini posisinya aku tengah berada didalam kungkungan yunho. Aku tidak tahu sudah jam berapa, yang jelas saat aku dan yunho masuk sudah jam 23.00

Sudah tak terhitung lagi, berapa kali yunho dan aku mengalami organisme. Yang jelas sedari tadi aku mencoba menikmati hujaman demi hujaman pada holeku.

"Arghhhhh yunnnn keelluuarrr ahhh" Desahku nikmat

Dan tak lama yunho juga mengeluarkan organismenya. Seperti sudah kebiasaan yunho, setiap dia organisme dia pasti akan menggigit nippleku keras

"Arghhhhh appo..." Desisku sakit saat merasakan yunho menggigit nippleku kuat-kuat

"Kau lelah? Istirahatlah" Ucap yunho lembut

"Sekarang jam berapa yun?" Tanyaku penasaran

"Entahlah, jam 09.00 pagi mungkin" Ucap pelan

"Mwo? Aku belum membuatkan sarapan untuk kita" Ucapku panik

"Kau tidak perlu panik, sarapanku hanya 'ini' koq" Ucap yunho lembut sambil menggerakkan juniornya lagi yang kini masih berada didalam holeku

"Arghh yunn" Desahku nikmat

Dan biarlah kami melakukannya lagi. Biarlah yunho menikmati surganya lagi. Aku tidak perduli akan hal-hal yang lain sejak aku dibohongi oleh orang yang kucintai. Aku sungguh tidak perduli. Aku hanya tahu saat ini yunho akan menginginkanku meskipun aku mungkin belum menginginkannya seperti dia menginginkanku.

"Urghhh jaeee kauuu teetaapp hangattt" Desahnya nikmat

"Ahhhh yunnn ahhhh" desahku nikmat seraya menikmati hujaman demi hujaman pada holeku

Aku terus mendesah dan mengerang meneriakkan namanya. Aku tidak perduli lagi jika hyungie menyaksikannya aku lagi. Aku masih sakit hati atas kebohongan yang dikatakannya serta kejadian yang menimpa sunmi, gadis itu sungguh amatlah menyedihkan. Dia mengalami kisah yang cukup tragis, menurutku. Entah kenapa justru aku merasa beruntung tidak menikahi hyungie, bagaimana jika aku menikahinya dan dia melakukan seperti apa yang dilakukannya pada sunmi. Aku tidak mampu membayangkannya, sungguh.

"Arghhh yunnn kelluarrr ahhh..." Desahku nikmat sambil menikmati organisme yang kualami. Yunho tidak begitu saja menghentikan hujamannya namun dia malah mempercepat hujamannya hingga membuatku terlonjak-lonjak kenikmatan dan tanpa kusadari aku mengalungkan kedua lenganku pada lehernya sambil menikmati hujamannya.

"Urghhh jaeee keluarrrrrr ahhhh" Desahnya nikmat segera setelahnya menggigit nippleku lagi. Aku tidak peduli jika nippleku membengkak akibat gigitannya.

Melihat hal itu, aku segera mencium bibirnya lembut

"Tidurlah, kau pasti lelah" Ucap yunho pelan

Aku hanya menganggukkan kepalaku seraya memejamkan mataku perlahan.

Aku tidak menyadari bahwa yunho kini berganti posisi dengan memelukku. Dia mendekapku hingga kini aku berada dalam pelukkannya yang hangat.

Samar-samar kudengar

"Aku tidak perduli jika joongie tidak ingat dengan diriku. Jika joongie mungkin membenciku seumur hidup, aku sungguh tidak perduli lagi. Karena kini joongie hanya milik aku seorang dan hanya joongie yang kupunya. Jika aku harus sampai mengurungmu di dalam sangkar emasku atau kalo perlu aku akan menjadikanmu bonekaku, aku tidak apa-apa joongie asal kau tetap disampingku. Aku akan melakukan apapun hanya kau sellau disisiku" Ucapnya lembut sambil mengecup keningku lembut

Dan masih samar-samar kudengar

"Sunmi, kau tenang saja oppa baik-baik saja. Kini oppa sudah bersama dengannya, oppa harap kau berbahagia disurga sana. Oppa merindukanmu sunmi" Ucapnya lembut mungkin yunho tengah memandang poto adiknya, karena dapat kurasakan pergerakkannya.

Dan setelah itu yunho mengecup keningku lembut dan mulai memejamkan matanya menyusulku kealam mimpi.

TBC or End? ._.

Aku bingung mau membuat ff ini mau jadi chapter atau oneshoot ._.

jadi silahkan tentukan sendiri ._.

oia kalo kalian nemuin kata hyunjong di ffku ini, diganti aja jadi hyungie. Tadinya castnya kubuat hyunjong tapi setelah ku pertimbangan hyungie aj de :)

Mind To review?