Prefektur Nara, Jepang

2004

10.00 p.m.

Sebuah cahaya merambat melewati lika-liku jalan ditepian jurang yang cukup curam. Sebuah mobil van putih yang dikendarai oleh seseorang pria dan 2 penumpang dibelakangnya melaju kencang melewati jalanan. Sampai hingga pada suatu tikungan mobil mengalami pecah ban hingga membentur pembatas jalan dan jatuh kedasar jurang. Tak lama dari kejauhan nampak sebuah asap yang menyembul keatas, dan sebuah sinar merah yang turun kebawah.

.

Noroi

©Fairy Tail milik Hiro Mashima. Saya hanya meminjam beberapa karakter miliknya.

Warning: OoC, AU, Typo(s), Newbie Author

~ Goyukkuri ~

| Chapter 1 – Awal Pertemuan |

.

Tokyo, Jepang

2017

Pagi yang begitu cerah, udara hangat ditemani gugurnya bunga sakura menghiasi Tokyo. Disebuah apartemen nampak seorang gadis dengan surai pirang yang sudah siap untuk berangkat kuliah. Berkali-kali ia menatap wajahnya yang cantik didepan cermin. Mata caramelnya trerlihat begitu semangat.

"yosh! Ganbare Lucy!" bibir mungil itu menyemangati dirinya sendiri dan mulai berangkat menuju sekolahnya

.

.

Akademi Fairy Tail, sebuah sekolah yang unggul dalam aspek akademik, ataupun olahraga. Sebuah akademi swasta dengan nama yang cukup unik inilah tempat dimana Lucy belajar.

Lucy berjalan bersama temannya di lorong menuju kelasnya

"lihat itu, Lucy-san"

"kau benar, dia sangat cantik"

"selain cantik, dia juga pintar"

"dia juga pemain basket loh"

"iya-iya, katanya tim basket perempuan kita memenangkan winter cup tahun kemarin loh"

"eh sungguh? Hebaat"

Beberapa murid berbisik memuji kehebatan Lucy. Ya, Lucy adalah salah satu siswi yang teladan di Akademi ini. Akademik, olahraga, proporsi tubuh, bahkan tingkah lakunya sangatlah bagus. Dia sangat popular di kalangan wanita ataupun pria, bahkan para guru.

"semenjak semester 2 kelas 1 kau menjadi terkenal ya Lu-chan" kata gadis bersurai biru dengan bandana kuning yang berjalan disampingnya.

"ha ha" balas Lucy dengan tertawa garing, "padahal nilaiku masih kalah dengan mu Levy-chan. Mereka terlalu berlebihan. Dan juga, Erza lebih kuat di tim basket kita" jelas Lucy dengan menghela napas

"hahaha. Jangan merendah begitu, setidaknya Lu-chan memiliki wajah paling cantik disekolah ini" goda Levy membuat Lucy menggembungkan pipinya.

Levy adalah sahabat Lucy. Dia memiliki nilai akademis diatas Lucy, tapi tidak terlalu pandai dalam olahraga kecuali basket. Dia berukuran kecil, baik itu tinggi badan ataupun dadanya.

.

.

Hari ini adalah hari pertama semester baru. Lucy berada di kelas 2-E bersama sahabatnya, Levy. Karena masih awal semester baru, maka masih tidak ada pelajaran. Mereka hanya diinformasikan bahwa besok adalah upacara penerimaan, dan setelah itu diadakan promosi klub.

"Lu-chan, kita harus mendapatkan pemain besok" kata Levy kepada Lucy yang berada dibelakangnya

"tentu saja" balas Lucy dengan senyuman

"semoga ada beberapa murid laki-laki yang bergabung juga" kata Levy

"hm? Bukankah kau sudah memiliki Gajeel, Levy-chan? Kau tidak boleh menggoda laki-laki lain Levy-chan" kata Lucy polos

"eh? Bu-bukan itu maksudku Lu-chan" balas Levy dengan wajah sedikit merona

"eh? Lalu apa?"

"Gajeel kemarin bilang, tim basket laki-laki kita sudah kuat, tapi masih ada beberapa kelemahan. Kita memiliki pemain yang terlalu sedikit, dan juga kita tidak memiliki pemain yang bisa mengatur alur permainan" jelas Levy

"hhmmm.. kau benar. Pemain kita hanya 7, untuk pertandingan winter cup kemarin saja kita meminjam pemain voli 3 orang. Dan akhirnya kita kalah karena stamina mereka habis" kata Lucy

"kau benar. Berbeda dengan tim perempuan, walaupun kita hanya 7 orang, tapi ada 1 orang bisa bermain 4 quarter penuh, dan dia kuat sekali"

"haha, kau benar, Erza-san benar-benar seorang monster" balas Lucy dengan sweatdrop didahinya, "yaa semoga saja besok ada murid laki-laki yang mendaftar" kata Lucy sambil menatap keluar jendela

.

.

Hari sudah menjelang sore. Suara decitan sepatu terdengar memenuhi aula. Lucy berlari bersama Levy menuju tempat latihan mereka

"kalian berdua, terlambat!" teriak gadis bersurai scarlet

"E-erza, gomenasai" kata mereka berdua kompak

"lari 10 putaran. Cepat!" seru Erza

"ha-hai!" Lucy dan Levy segera lari mengelilingi lapangan. Saat ini lapangan latihan dibagi menjadi 2, setengah untuk laki-laki dan setengah untuk perempuan karena lapangan sebelah sedang digunakan untuk voli.

"hahaha.. kalian terlambat disaat Erza sedang kesal" kata seorang laki-laki berambut hitam panjang yang sedang memegang bola di lapangan, Gajeel

"Gajeel, pass" mendengar itu Gajeel langsung mengumpan ke sisi kanan. Menerima umpan dari gajeel, laki-laki berambut cokelat langsung melakukan shoot dari three point, "cih.. rebound!" teriaknya setelah bola melesat dari tangannya

"OTOKO!" seorang laki-laki berbadan kekar melompat sambil berteriak menggapai bola yang terpental ring, dan kembali melompat melakukan dunk

"oy Loke, kenapa shootmu bisa meleset padahal tidak ada yang menjaga" teriak Gajeel kepada laki-laki berambut cokelat yang melakukan three point shoot tadi, Loke. Berbadan cukup atletis dengan paras yang cukup tampan. Populer dikalangan perempuan. Posisinya adalah three point shooter.

"hahaha.. shoot ku hanya akan akurat saat pertandingan. Lagipula ada Elfman disana" balasnya santai

"Loke! Jika kau memang seorang pria, kau harus memasukkannya kapanpun itu!" teriak Elfman. Elfman memiliki badan yang besar dan kekar, berambut putih silver. Posisi center.

"jangan berisik kau Elfman. Dan kau, jangan berteriak saat melakukan rebound saat tidak ada yang menjagamu" kata Loke kesal

"kalian bertiga, jangan berisik dan minggirlah kami mau menggunakan lapangannya" Erza berhadapan dengan Gajeel

"ha?! Apa maksudmu? Kami juga sedang latihan" kata Gajeel dengan wajah yang menyeramkan. Tapi tidak membuat Erza takut sama sekali

"kau tidak lihat? Kalian hanya bertiga" balas Erza dengan wajah polos. Seketika lapangan pun terdiam

.

Sepuluh perempuan berlari bolak-balik lapangan, dengan penuh keringat. Suara pantulan bola basket, decitan sepatu, dan gesekan tali ring menemani suasana di aula tersebut. Levy membawa bola dengan jogging ketengah lapangan

"kita cetak point!" teriak Levy dengan tangan kirinya terangkat memberi kode kepada rekan timnya

"hey Gajeel. Pacarmu itu hebat juga ya" kata Elfman kepada Gajeel disamping lapangan

"ha?" Gajeel memelototi Elfman, "walaupun badannya tidak terlalu atletis, dribblenya sangatlah bagus. Bahkan lebih bagus dariku. Selain itu, dia seperti menguasai lapangan saat dia membawa bolanya dengan tenang" jelas Gray

Levy berhadapan dengan perempuan berambut Cokelat bergelombang, Cana.

"tak akan kubiarkan" kata Cana dengan sikap defense

"Levy-chan, pass" teriak Lucy dari sisi kanan. Levy sedikit melirik kearah Lucy, Cana juga ikut melirik dan Levy langsung melakukan cross over kekiri dan melewati Cana. Levy langsung berlari kencang masuk kedalam zone defense musuh, dua pemain menghadang. Levy langsung melakukan kick out kepada perempuan yang berada di luar zone defense musuh

"nice pass Levy" kata perempuan tersebut. Langsung melompat, tangannya melesatkan tembakan 3 point dengan lembut. Rambut hijaunya yang dikuncir bergerak indah diudara. Bola melayang secara parabola, dan masuk kedalam ring tanpa halangan

"nice shoot Bisca" teriak Levy sambil memberikan tangannya untuk high five

"seperti biasa, umpan yang sangat bagus Levy" balasnya dengan membalas high five Levy. Bisca, seorang three point shooter

"permainan belum selesai, kembali defense!" teriak Erza sambil berlari kembali ke base

Game kembali dimulai, kali ini tim Levy bagian defense. Mereka melakukan one-on-one half court. Nampak seorang perempuan berambut cokelat membawa bola, Cana

"hey-hey ini hanya latihan Levy-chan, jangan terlalu serius begitu" kata Cana yang dihadang oleh Levy

"latihan atau tidak, aku akan tetap serius Cana" balas Levy dengan senyuman

Cana mengumpan kearah kanan. Seorang perempuan menerima bola yang langsung dijaga oleh Erza. Perempuan itu terlihat takut, dan langsung mengembalikan bola kepada Cana. Cana langsung berlari kearah kiri. Namun Levy tetap membayanginya

"tak akan kubiar-" langkah Levy terhenti, "screen! Switch" teriak Levy kepada Lucy

Lucy langsung berhadapan dengan Cana, dengan cross over yang cepat Cana melewati Lucy. Cana berlari kedalam dan bersiap melakukan lay up. Saat Cana melompat, seorang perempuan juga melompat seperti iblis dan melakukan block. Bola terpental dari tangan Cana dan didapatkan oleh Lucy

"nice block Mira-san. Fast break Erza!" teriak Lucy.

Lucy mendrible bola meliwati satu perempuan dan mengumpan jauh kepada Erza yang sudah berlari kencang kedepan. Erza mendapatkan bola, tanpa penjagaan Erza langsung berlari dan melakukan dunk

.

Para perempuan beristirahat dipinggir lapangan dengan napas yang terengah-engah dan bermandikan keringat.

"nice game semuanya" kata Erza menyemangati teman-temannya

"aku tidak berbuat banyak" kata Lucy

"haha, don't mind Lu-chan. Saat pertandingan aku akan memberikan pass yang banyak kepadamu" kata Levy sambil menyodorkan minuman dan handuk kepada Lucy

"Mira-san~ blockmu sangat mengejutkanku" keluh Cana kepada perempuan yang melakukan block kepadanya tadi

"ara-ara begitukah?" balas perempuan tersebut. Mirajane, center. Gadis berkulit putih dengan surai silver indah, tubuhnya cukup sexy dan terkenal di seluruh sekolah. Dia adalah kakak dari Elfman

"yaa.. jika kalian melawan tim utama tentu saja kemungkinan kalian menang kecil" kata Gajeel

"kerja bagus, gadis-gadis" puji Loke

"haaah.. aku tidak ingin dipuji oleh playboy sepertimu Loke" kata Cana. Semua tertawa

Latihan telah usai. Dan semua meninggalkan aula.

.

.

Upacara pembukaan telah usai. Seluruh murid berhamburan untuk melihat kumpulan klub yang sedang berpromosi.

"klub baskeet~ apa ada yang ingin mendaftar klub baskeet~" teriak para gadis klub basket, tak terkecuali Lucy

"apa ini klub basket?" Kata seorang pria berambut spike hitam kepada Levy yang berada di stand

"iya, apa kau ingin mendaftar?" Tanya Levy

"iya" balasnya singkat

"ini formulirnya, kau bisa mengisinya sekarang atau memberikannya saat latihan nanti sore" terang Levy sambil menunjuk tumpukan formulir. Murid tersebut mengambil 2 buah formulir dan pergi

"anu~ apa aku bisa meminta formulir pendaftarannya?" kata perempuan berambut berambut silver pendek

"tentu saja, silahkan" Levy mengambilkan formulir dan memberikannya

"Levy-chan. Bagaimana?" Tanya Lucy yang baru saja datang

"ada 3 orang yang mendaftar" kata Levy sambil merebahkan badannya di stand

"eehh.. sedikit sekali" kata Lucy

"yaah setidaknya ada 2 orang laki-laki yang mendaftar" kata Lucy

"serius? Wah kalau begitu tim laki-laki kita sudah memiliki 9 pemain yang benar-benar berminat basket" kata Lucy dengan mata bahagia

"y-ya~ semoga saja mereka berdua benar-benar berbakat" kata Levy

"jika tidak berbakat, kita harus melatihnya" Lucy bersemangat

"hahaha.. wakatta wakatta Lu-chan" balas Levy

.

.

Latihan dimulai. Semuanya sudah berkumpul di Aula.

"jadi ada 3 pendaftar ya" kata Erza yang sedang berlatih shoot

"iya, dan kemungkinan laki-laki 2 dan perempuan 1" jelas Levy

"laki-laki kah~ aku punya firasat bahwa tim sekolah kita akan menjuarai interhigh" kata Erza

"eh? Kenapa kau yakin begitu?" Tanya Levy

"entahlah. Feeling? Hahaha" balas Erza yang hanya dibalas sweat drop oleh Levy

"maaf terlambat" tiga orang datang, 2 laki-laki dan 1 perempuan

"kalian tidak terlambat, jadi pertama-tama…" Erza berjalan menuju mereka bertiga

"Selamat Datang, di Club Basket Fairy Tail Akademi!" kata Erza

"baiklah, perkenalkan diri kalian" kata Levy

Seorang perempuan berambut silver mengangkat tangannya untuk memperkenalkan diri

"namaku Lisanna Strauss, mohon bimbingannya" kata perempuan berbadan mungil tersebut

"Strauss? Kau adiknya Mira-san dan Elfman?" Tanya Lucy

"ara-ara, apa kalian baru menyadarinya?" kata Mira yang berada di bench, "Bukankah kami mirip"

"me-memang sekilas mirip, tapi auranya tidak terlihat sepertimu Mira-san" balas Lucy

"a-aku tidak seahli kakak-kakakku, tapi aku akan berjuang!" Lisanna bersemangat

"yosh! Semangat yang bagus" kata Erza

"lalu kalian berdua?"

"Gray Fullbuster. Mohon kerjasamanya" sapa murid laki-laki tersebut. Gray memiliki rambut spike hitam dengan mata yang dingin. Auranya juga terlihat sangat dingin

"Namaku Natsu Dragneel, salam kenal" berbeda dengan Gray, laki-laki disampingnya nampak terlihat lebih ramah. Natsu tersenyum lebar. Rambut spikenya yang berwarna pink membuat dirinya semakin terlihat lebih ramah, "kita bertiga satu kelas, 1-B"

"hmm.. kalian berdua.. apa pernah mengikuti basket sebelumnya?" kata Levy sambil melihati kaki dan lengan mereka serta postur tubuh dua laki-laki dihadapannya

"aku dan Gray pernah bermain di SMP" jawab Natsu

"hmm.. pantas saja. Kaki dan lengan kalian sangat bagus. Erza, mungkin kita mendapatkan anggota yang setara seperti Gajeel. Setidaknya fisiknya" kata Levy

"kau serius? Hmm.. baiklah kalau begitu kita mulai latihannya. Pelatih yang tidak berguna itu tidak datang lagi. Semuanya cepat pemanasan" perintah Erza.

Semua pemain segera membentuk lingkaran mengelilingi Erza. Lucy berada diantara Levy dan Natsu. Ia mencoba menyapa anggota baru tersebut

"namaku Lucy Heartfillia. Salam kenal Dragneel-san" Lucy menyodorkan tangannya untuk bersalaman, 'sepertinya dia laki-laki yang baik' batin Lucy

Natsu hanya melihati tangan Lucy

"Maaf, aku tidak bisa berjabat tangan" Natsu mengabaikan tangan Lucy dan membuang mukanya

"hah? Apa maksudmu begitu murid baru! Hormati seniormu!" teriak Levy yang sedari tadi melihati mereka

"aku memiliki alasan sendiri. Jadi aku tidak ingin, se-n-pa-i!" kata Natsu sedikit meledek

"kau!" Levy sedikit naik darah, namun Lucy menghentikannya

"Levy-chan, berhenti" kata Lucy pelan

"kau murid baru, aku tantang untuk one-on-one denganku! Jika kau kalah kau harus minta maaf!" teriak Levy

"Levy-chan, sudah hentikan!" suara Lucy sedikit meninggi. Levy langsung sadar dan mendinginkan kepalanya. Levy melihat wajah Lucy yang memaksakan senyumnya

"heeh~ jadi disini untuk menyelesaikan masalahnya dilakukan dengan one-on-one. Kalau begitu, aku terima, tapi aku ingin melawan perempuan berambut pirang itu" balas Natsu dengan senyum meremehkan

"hah! Aku yang-" Levy kembali naik darah

"sudah Levy-chan" kembali Lucy menenangkan Levy. Lucy memalingkan wajahnya ke Natsu, "maaf, aku tidak ingin menerima tantanganmu Dragneel-san" balas Lucy dengan senyuman diwajahnya

"heh~ apa kau takut sen-pai?" ejek Natsu. Lucy mulai terpancing

"kau!" Levy maju untuk menghajar Natsu. Namun berhenti saat tangan Lucy menghadangnya

"Erza-san. Apakah boleh?" tanya Lucy kepada Erza yang sedari tadi hanya melihat dari tengah

"tentu saja, lakukan setelah pemanasan. Kalian berhentilah bertengkar dan mulai pemanasan. Lucy, Levy tukar posisi dengan Cana dan Mira" perintah Erza

Semua langsung terdiam dan pemanasan pun dimulai. Erza memandu pemanasan dengan pemanasan pasif, lalu berlari keliling lapangan

.

Pemanasan pun selesai. Dan setengah lapangan digunakan untuk pertandingan Natsu melawan Lucy, sisanya digunakan untuk latihan anggota lain. Namun nampak semua pandangan menuju 2 orang yang saling berhadapan tersebut

"one-on-one akan dimulai. Aku akan menjadi wasit. Peraturannya seperti biasa, siapapun yang mendapatkan 5 point terlebih dahulu akan menang. Three point akan dihitung 1 point. Mengerti?" kata Erza dengan memegang bola diantara mereka

"sebelum itu, kalau tidak salah senpai yang kecil tadi bilang kalau aku kalah aku harus minta maaf kepadamu. Lalu kalau aku menang?" kata Natsu

"aku tidak butuh maafmu, tapi jika itu maumu baiklah. Jika kau menang, lakukan apa yang kau inginkan padaku" kata Lucy dengan tatapan serius

"sungguh? itu tidak sepadan dengan maafku. Kalau begitu, jika aku kalah, aku akan keluar dari sekolah ini dan berhenti bermain basket" kata Natsu dengan tatapan yang tak kalah serius

Sontak hal itu membuat seisi aula berbisik. Tidak hanya tim basket yang sedang berlatih, tapi juga ada tim volley dan beberapa siswa yang hanya duduk-duduk di podium

"ini gila"

"taruhan mereka benar-benar besar", beberapa bisikan dapat terdengar ditelinga Mira yang menyaksikan di bench bersama Levy

"Levy-chan, apa tidak masalah?" Tanya Mira khawatir

"daijoubu. Lucy sedang serius. Tapi…" Levy merasa ada sedikit hal yang membuatnya khawatir

"tapi?" Tanya Mira

"tidak apa-apa. Lucy akan menang. Aku percaya itu" kata Levy, "Semangat Lu-chan!" teriak Levy mendukung Lucy

"bola pertama untuk penerima tantangan, jadi Lucy kau offense terlebih dahulu" jelas Erza

"apa kau benar-benar bisa basket? Dengan tangan sekecil itu" kata Natsu

"aku tidak akan terprovokasi. Aku akan menang!" kata Lucy yakin

"mulai!" Erza meniup peluit dan pertandingan pun dimulai

~Bersambung?~

.

Yoooo~ Kuro disini. lamaaaa sekali aku tidak menulis ff sejak ff terakhirku Quee de fee tamat. Yaa ntah kenapa setelah itu aku ingin menulis tapi selalu berhenti ditengah jalan dan hilang. #curhat

Lupakan yang diatas, bagaimana ceritanya? Kali ini Kuro ingin mencoba menulis genre romance dan olahraga dan beberapa genre tambahan. Berhubung Kuro suka basket, aku menulis cerita tentang basket, walaupun sedikit sulit untuk menuliskannya menjadi kata-kata saat adegan basketnya #gomen

Yaa seperti ff yang dulu, Kuro akan melanjutkan cerita ini jika para readers menyukainya, jadi mohon reviewnya, entah itu kritikan atau apapun. Oke, see yaa~