Disclaimer: Oz/Gil itu 'boneka jajahan' saya urutan ke-4(kalo ga salah...) *dikeroyok*

Warning!: yah seperti biasa; PWP, Shota, YAOI, cerita dengan plot yang sedikit 'maksa', OOCness.


LESSON XXX [0] - INTERLUDE

"Aa-apa ini?" Oz terus membalikan tiap halaman buku yang ia baca. Memperlihatkan tiap detil gambar yang terpampang disana. Setiap kali ia membuka halaman yang baru wajahnya langsung berubah seperti warna tomat.

what the--?

Flash Back [Beberapa menit yang lalu]

"Ukh, aku sudah muak dengan buku pelajaran ini! Aku ingin istirahat~" Oz menghela nafas panjang-panjang sambil merebahkan tubuhnya di atas meja.

Dia sedang berada di perpustakaan, belajar tentunya. Dan sekarang ia sudah sampai di titik puncak kebosanan karena terlalu banyak membaca buku yang isinya terlalu berat untuk anak seumurnya.

Oz mengerutkan alisnya dan cemberut.

"Bosan sekali rasanyaaaa."

Calon penerus keluarga Vessalius itu bangkit dari posisinya. Dia mulai melihat-lihat sekelilingnya, mencari sesuatu yang bisa menghilangkan kebosanannya.

Tidak ada Gil ! Seandainya pelayan setianya itu ada saat ini, mungkin dia tidak akan merasa bosan. Hiburanya adalah menjahili Gil dan melihat wajah cengengnya menangis.

Oz tertawa kecil mengingat kembali wajah Gil yang ketakukan setengah mati hanya karena seekor kucing.

Dia mulai beranjak dari tempat duduk nya. Berjalan menuju tumpukan buku yang tersusun rapi di rak. Matanya mulai melihat-lihat koleksi buku-buku disana. Setelah beberapa menit dia melihat-lihat matanya tertuju pada sesuatu yang sangat mencolok dia antara buku-buku tua di sana.

"hm? apa ini" Oz mengambil buku dengan sampul berwarna hitam.

Tidak ada gambar atau tulisan yang menghiasi cover buku itu. Hanya ada tanda tangan dan nama 'Oscar' di sudut kanan bawah.

Buku ini sepertinya milik paman Oscar...

Oz mulai membuka halaman pertama buku itu dan--

Flash back selesai~

Masih dengan muka blushingnya Oz masih melihat-lihat isi buku itu. Tak perlu dijelaskan dengan detil apa yang sedang dibacanya. Buku yang hanya boleh dibaca oleh orang-orang dewasa.

Selama ini ia hanya tahu secara teori bagaimana orang melakukan *beeep*. Ia hanya bisa membayangkan dan tidak pernah melihat langsung adegan *beeep* itu. Tapi berkat buku itu pengetahuannya makin bertambah luas mengenai *beeep*.

Ditengah-tengah keseriusannya membaca dan memahami isi buku itu, Oz dikagetkan dengan suara ketukan pintu.

"Bocchan, saya bawakan camilan siang hari ini." Suara Gil terdengar di balik pintu itu.

Oz segera menutup dan mengembalikan buku itu ke tempatnya.

"Ma-masuk Gil." Oz mempersilahkan pelayanannya untuk masuk.

Pintu mahoni besar itu terbuka. Troli berisi kue dan teh dengan segala perlengkapannya masuk ke dalam ruangan itu. Di susul Gil yang mendorong troli itu dari belakang.

"Anda tidak apa-apa? Bocchan?" Gil bertanya saat melihat Oz yang berdiri di samping rak buku dengan kepala menunduk dan wajah memerah.

"Eh? Ah! aku tidak apa-apa kok Gil." Oz tersenyum menyeringgai. Meyakinkan Gil bahwa dirinya baik-baik saja.

Gil memiringkan kepalanya ke samping. Kemudian melanjutkan tugasnya untuk menyiapkan teh dan menata kue-kue nan indah itu.

Oz mulai berjalan menuju tempat duduknya tadi. Menunggu Gil selesai menuangkan secangkir teh untuk dirinya.

Pikirannya masih tertuju pada buku yang barusan ia baca. Kedua pipinya pun kembali memerah dan terasa hangat.

"Gil? apakah kau pernah..." Oz tidak sanggup meneruskan kata-katanya. Terlalu memalukan untuk diucapkan.

"Pernah apa, Bocchan?" Gil mempertanyakan apa maksud Oz.

"Apakah kau pernah ber-berci-um, ehem! berciuman?" Oz benar-benar malu dengan apa yang barusan ia katakan.

"Eeeh?!!!" Gil kaget dengan pertanyaan majikannya. Mata emasnya langsung terbelalak lebar dan kedua pipinya ikut kemerahan sama seperti Oz.

"Kau sudah pernah ya?" Oz menatap wajah Gil, menunggu jawaban darinya.

"Ten-tentu saja aku belum pernah!" Dengan salah tingkah Gil menjawab pertanyaan itu.

"Eh? Masa sih? Aku tidak percaya" Oz membalas jawaban Gil dengan nada tidak percaya.

Benar-benar majikannya yang satu ini. Mana mungkin ia pernah berciuman. Bertemu dengan orang selain penghuni rumah ini saja belum pernah. Lagipula dia selalu menempel dengan majikannnya itu. Tidak mungkin kan ia melakukan hal yang, um.. melakukan hal yang hanya dilakukan oleh sepasang kekasih!?

Tuan muda itu senang melihat ekspresi pelayan satu-satunya itu. Dia berhasil menggoda Gil lagi sepertinya. Tentu saja ia tahu bahwa Gil belum pernah melakukan hal-hal dewasa seperti itu. Kalau pun ketahuan pernah melakukannya Oz pasti akan...

Mengubur Gil bersama dengan ratusan kucing. (evil desu!)

"Su-sudah jangan merengek begitu. Aku hanya bercanda kok." Oz mencoba menenangkan Gil.

"Ha-habisnya hiks Oz Bocchan tidak percaya padaku." Butiran air mata mengalir membasahi kedua pipinya.

Oz tersenyum melihat tingkah polos(?) Gil. Tangannya mulai beranjak menuju pipi Gil dan mengusap air mata yang berada di sana.

"Cup-cup anak manis jangan menangis terus dong. Kalau tidak berhenti nanti kakak berikan kucing imut lho." Oz tersenyum dengan 'manis'nya.

Tubuh Gil langsung membeku ketika mendengar kata 'kucing'. Langsung ia mengusap airmatanya dan menyedot ingus yang hampir mengalir keluar dari hidungnya.

Gil benar-benar manis yah. Tubuhnya kecil nan mungil dibalut oleh pakaian sailor berwarna biru. Sifatnya yang polos dan cengeng membuat Gil semakin menarik di mata Oz. Bibir kemerahan itu...bagaimana ya rasanya bila ia menciumnya...

Oz menggelengkan kepalanya dengan kuat.

Sejak kapan kau jadi bodoh begini Oz! Gil itu LAKI-LAKI! Berkelamin sama dengan dirimu! Mana sesama lekaki bisa melakukan--

Tunggu dulu...

Mungkin saja hal-hal *beeep* yang barusan ia baca bisa dilakukan dengan sesama jenis. Kalau belum dicoba mana bisa tahu, ya kan?

Dengan anggun nya Oz mengambil secangkir teh yang mungkin sudah tidak hangat lagi. Setelah menghirup dan meneguk teh itu. Oz berkata kepada Gil.

"Gil, nanti setelah makan siang kau ke kamarku yah. Ada yang ingin aku bicarakan." Oz berkata dengan kalem dan tenang.

"Eh? Baiklah..." Gil menuruti perintah majikannya.

Hehe, sepertinya pelajaran kali ini lebih menyenangkan biasanya...

Oz tersenyum menyeringgai dengan pikirannya yang nista itu.

o(_)o

Sesuai dengan perintah Oz, setelah selesai makan siang ia harus menemui tuan mudanya di kamar.

tok-tok-tok

"Permisi, Bocchan."

"Masuk saja, Gil" Oz segera memerintahkan pelayan nya untuk masuk.

Gil pun masuk ke ruangan besar itu. Di hadapannya terlihat Oz yang sedang duduk di atas kasur sambil membaca buku.

Oz meletakkan buku yang di bacanya di laci terdekat. Kemudian beranjak bangun untuk duduk di pinggir kasur.

"Ke sini, Gil." Oz melambaikan tangannya ke arah Gil agar pemuda itu mendekat kepadanya.

Pemuda bermata emas itu berjalan menuju ranjang tempat majikannya duduk. Berdiri di hadapan majikannya, menunggu perintah selanjutnya.

Tangan Oz menarik lengan Gil dan membawa pelayan itu untuk lebih dekat lagi.

"Whaaa!?" Ekspresi kaget menghiasi wajah Gil.

Kedua tangan Oz terus memegangi kedua lengan Gil dengan kuat. Kemudian menatap wajah pemuda yang berdiri di hadapannya.

"Aku sedikit tidak mengerti dengan buku yang tadi pagi ku baca. Dan aku ingin Gil membantuku agar mengerti maksud buku itu."

"Eh?!! saya, saya hanya orang bodoh yang tidak tahu apa-apa." wajah Gil kebingungan mendengar permintaan majikannya.

"Aku hanya ingin kau membantuku untuk mempraktekan isi buku itu." Oz tersenyum

Seaneh apapun permintaannya, Gil tidak akan bisa menolaknya. Dengan satu anggukan, Gil menyetujui permintaan majikannya itu.

Senyum Oz bertambah lebar.

Oz berdiri dari posisi duduknya, kemudian mencium bibir pemuda dihadapannya.

"hmmph--" bibir hangat Oz menyentuh bibinya. Gil ingin segera melepaskan ciuman lembut itu tapi tertahan. Tertahan oleh tangan Oz yang memegangi kedua sisi pipinya.

Mereka berdua diam saja dengan posisi itu. Oz yang baru pertama kali berciuman tidak tahu apa yang selanjutnya dilakukan terhadap bibir yang menempel dengan bibirnya sekarang.

Insting muncul dengan sendirinya. Ia mulai melumat perlahan bibir Gil dan memiringkan kepalanya agar aktivitasnya lebih mudah.

Gil menahan nafasnya. Bibir majikannya kini mulai bergerak untuk melumat miliknya.

Oz mulai mengigit bibir bagian bawah Gil. Spontanitas pelayannya mendesah dan membuka rongga mulutnya. Lidah kini mulai masuk dan menjelajahi isi rongga basah milik Gil. Dengan lincahnya terus bergerak dan mengusap-ngusap permukaan lidah Gil.

Paru-parunya membutuhkan oksigen lebih banyak. Oz pun melepaskan ciumannya. Terlihat benang saliva yang menghubungkan kedua mulut mereka. Kemudian menghilang dengan sendirinya.

Dia mencoba mengatur kembali nafasnya. Mata hijaunya menatap wajah Gil yang memerah di hadapannya.

Ini baru permulaanya saja...

"Buka semua pakaianmu, Gil." Oz kembali memerintahkan pelayannya

"Ke-kenapa saya harus membuka pakaian?"

"Sudah, kau lakukan saja. Atau kau mau aku yang membuka seluruh pakaianmu?" Oz menggoda Gil

Tanpa jawaban atau anggukan, Gil mulai melepaskan satu persatu pakaiannya. Mulai dari baju sailor birunya, kemudian celana panjang biru yang dikenakannya.

Kini Gil sudah tidak memakai apa-apa. Kecuali celana dalam putih yang menutupi bagian itu.

"Buka celana dalam mu juga." Oz menunjuk celana dalam putih yang dipakai Gil.

Dengan reflek, Gil membawa kedua telapak tangannya untuk menutupi bagian bawahnya. Ber-strip tease di hadapan majikannya saja sudah membuat kaki Gil gemetaran karena malu, Dia tidak bisa membayangkan jika ia harus membuka celana dalam itu dan mempertontonkan kemaluannya dihadapan Oz.

Dunia serasa kiamat.

Pemuda berambut pirang mengerutkan alisnya. Tidak puas karena masih ada bagian tubuh Gil yang masih tertutup pakaian. Hmm, dia bisa saja membuka paksa celana dalam itu tapi itu bisa ia lakukan nanti. Sekarang saatnya mulai mempraktekan ilmu *beeep*!

TBC~


A/N: Sebenarnya ini fanfict oneshot, tapi saya iseng bikin jadi beberapa chapter, hehe XD

Terima Kasih sudah berkenan membaca fict buatan saya ini m(_ _)m

Jika anda berminat silahkan direview :D