Dark Communication

VOCALOID © Yamaha, Crypton, Etc.

Cerita 99% milik Author sepenuhnya,

bila ada kesamaan cerita harap dimaklumi karena Author gak tau apa-apa suer -.-v

RnR

Warning : OOC, GAJE, GARING, Maybe Typo, bisa buat anda yang membaca Pusing tiba-tiba, Character death, sakit kepala mendadak*?*

Summary : 'Sebuah rumor yang menyebar disekolah Sakura High School membuat sekolah itu menjadi was-was akan rumor yang memang benar-benar terjadi, rumor yang katanya jika setiap ada pertengkaran maka ada seorang diantara mereka yang akan meninggal atau menghilang sesuai permintaan dan yang seorang lagi akan menjadi gila atau hanya tetap seperti biasa. Yah salah satu dari mereka meminta untuk membunuh rivalnya dengan cara mengakses sebuah situs web DARK COMMUNICATION dengan cara mengirim nama orang yang ingin dibunuh dan cara untuk membunuh rivalnya tersebut.'

Author gak banyak cerita lagi, langsung saja :

.::.::.::.::.::.::.

Chapter 1 'The Next (3rd) Generation of Dark Communication'

TENG…TENG…TENG…

Bel pertanda sekolah sudah berakhirpun berbunyi. Semua murid tampak sedang membereskan buku-buku mereka dan memasukkannya kedalam tas yang senantiasa mereka bawa kesekolah. Di sudut kelas terlihat seorang gadis berambut pink dan teman sebangkunya sedang menatap ponsel pink diatas meja. Tampak wajah menyesal menghiasi wajah gadis berambut pink. Dan gadis berambut pink pun bangkit dari tempat duduknya di ikuti teman sebangkunya yang juga bangkit dari tempat duduknya. Gadis berambut pink itu menuju pintu keluar kelas 2-B di ikuti temannya yang dari tadi hanya mengikuti dan memasang wajah penuh rasa tak bersalah, memang gak salah apa-apa sih.

"Sial! Seharusnya ponselku tidak rusak sekarang ini…..aaaaaah!" Gadis berambut pink itu keluar dari ruang kelas sambil marah-marah gak jelas kepada handphonenya yang tak berdosa.

"Eh? Sabar donk, lagi pula itu cuma ponsel bodoh yang kau lempar kedalam air karena kau kesal dengan tingkah laku Len?." Sahabatnya yang berambut aqua mencoba menenangkan gadis berambut pink itu sambil membuat sedikit humor atau apalah. "setidaknya kau bisa membeli yang baru atau memperbaikinya 'kan, Luka?." Tambah sahabatnya dengan senyum tulus yang menyungging diwajahnya dan tersenyum kepada gadis yang bernama Luka_ Megurine Luka.

"What? ." Katanya tegas sambil memandangi sahabatnya "Aku lagi kere nih Miku." Sahabatnya yang bernama Miku_ Miku Hatsune- hanya bisa bersweatdrop ria mendengar respon Luka yang singkat padat dan tidak jelas, mungkin.

"Ah- dasar kau ini hahahaha" Mereka tertawa bersama.

"Btw, Luka apa kau percaya rumor itu?" Miku menatap luka yang sedang menatap ponsel pinknya dengan wajah serius.

"Hell no! Masa percaya dengan 'humor' konyol kayak gitu" Luka tertawa kecil dengan masih menatap kearah ponselnya.

"Humor? Aku tidak sedang membicarakan humor yang sering dilantunkan oleh Len, you know?" Miku mulai kesal dengan Luka yang tidak mendengarkan dia dan (mungkin) sekarang Luka sedang stress karena Ponselnya rusak. "Luka? RUMOR dark phone itu, apa kau percaya?" Miku memasang wajah penuh harapan dan memeberi sedikit tekanan pada kata 'rumor' dan berharap Luka mendengarkan dia kali ini dan bukan berkonsentrasi untuk melakukan penyembuhan yang tak ada gunanya dengan ponselnya yang sudah tak bernyawa.

"Rumor ya?" _Sepertinya dia mulai merespon ku dengan baik, pikir Miku. "Aku sih tidak percaya, lagi pula itu hanya rumor belaka, dan gak pernah terjadi didepan mata ku. Kalau terjadi didepan mataku baru aku mau percaya dengan rumor itu." Jawab Luka dengan tenang.

"What? Kau mau aku mati didepanmu?"

"Tidak kok, Miku Hatsune. Aku tidak ingin kau mati didepanku, aku cuma mau kau mati dibelakangku. Jadi kalau kau mau mati kau harus berada dibelakangku dulu okey?" Canda Luka kepada Miku yang mulai memasang wajah yang sedikit marah?

"Jadi kau berharap aku mati? Begitu?"

"Aku hanya bercanda hahaha" Luka menatap Miku yang tampak sedikit marah. 'anak ini, mencoba terlihat seperti Len yang suka membuat onar dan lelucon gak penting' pikir Miku yang menatap Luka balik.

"Ya, terserah kau sajalah Luka" Miku melanjutkan jalannya keluar dari sekolah yang seperti neraka baginya di ikuti Luka dibelakangnya. Suasana hening, mereka berdua sedang sibuk dengan urusannya masing-masing dan akhirnya mereka keluar dari gerbang sekolah Sakura. Langkah kaki kecil pun datang menghampiri mereka berdua yang hanya diam saja diikuti dengan suara seorang laki-laki.

"Ooi, kok sepi sih? Biasanya masih ribut sekarang ini?" Suara yang terdengar sangat familiar bagi mereka itu pun terus mendekat. "Kok diam?" Cowok berambut pirang itu menepuk bahu Luka dan Miku, sontak membuat mereka kaget.

"A-apaan sih!" Kata Luka dengan sinis.

"Serem amat sih." Cowok itu hanya membalas respon luka dengan tawa kecil.

"Berisik, Len saudara kembarmu menunggu tuh" Miku menarik tangan Luka dan membawanya menjauh dari Len_Len Kagamine. Mereka pun melanjutkan perjalanan pulang kerumah masing-masing kali ini ada sedikit canda diantara mereka.

"Baiklah Luka. Kita berpisah disini" Miku melambaikan tangannya kepada sahabatnya itu.

"Ya." balas Luka sambil melambaikan tangannya juga. "Miku…. Sampai ketemu besok" Luka tersenyum kepada Miku dan melanjutkan perjalanannya menuju rumah kesayangannya.

"Aku pulang" Luka membuka sepatunya dan melemparnya kesembarang tempat.

"Selamat datang Luka-chan.. eiits? Kau ini tidak berubah juga ya. Melempar sepatu seperti anak tuan Kagamine yang laki-laki itu." Omel ibu Luka yang melihat tingkah laku anak gadisnya itu dan membawa-bawa nama Kagamine Len.

"Biar sajalah bu namanya juga anak kesayangan." Luka langsung menuju kamarnya dan mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian rumah.

"Coba kita lihat, hari ini aku : menirukan Len. Merusak ponsel kesayangan ku. Membuat Miku kesal. Dan-" Luka menulis semua yang dia lakukan didalam sebuah buku berwarna pink, diary kesayangannya, mungkin. "Ada PR gak ya? Ngemil ah. Mmm makan malam dulu deh, trus ketoilet eh nonton Naruto the Movie dulu huahahaha dan berdoa agar ponsel ku bisa bagus dengan sendirinya.. Apa yang biasa Len lakukan saat pulang sekolah ya?" Luka turun dari kamarnya menuju dapur dengan bergumam serta memikirkan hal yang tak penting dan gak jelas. Luka menyelesaikan makannya kemudian menonton Naruto The Movie 9 yang sudah ia tunggu-tunggu dan sangat ia kagumi, dia menuju kamarnya untuk acara terakhir yaitu berdoa dan menangis berharap ponselnya bagus kembali.

21.00 - Luka Room's

"Ponsel…ponsel…ponsel…ponsel..hiduplah…fuh…Ponsel yang manis, ayolah hidup… Kalau kau hidup aku janji gak akan membuang mu lagi ke aer, suer-tak-kewer-kewer." Luka mengelus-elus ponselnya yang mati tak bernyawa gara-gara dibuang ke sungai untungnya nasib handphone itu sedang tidak buruk dan masih bisa diselamatkan dari dalam sungai. (what the?) "Ponseeeeeeeeeeeeeeel! Ayolah" Luka merengek-rengek berharap ponselnya hidup kembali, mungkin. Sampai akhirnya Luka berhenti berharap kepada ponsel yang memang sudah tak mungkin untuk hidup kembali dan ia akhirnya menatap kearah jam dinding dikamarnya yang serba pink. 'Masih pukul 9 malam' pikir Luka "Miku sedang apa ya? Len apa yang kau lakukan jam segini? Rin biasanya apa yang dilakukan saudara kembarmu jam segini?" Luka bertanya kepada cermin yang hanya ada dirinya yang lain dibalik cermin itu. "Aku ngantuuuuuuuk, gak biasanya aku ngantuk jam segini. Ah yo-wes lah aku mau tidur, ponsel cepat sembuh ya" Luka pun menutup matanya dan tertidur ditempat tidurnya yang serba pink itu.

00.00

TENG….TENG…TENG…

Jam menunjukkan pukul 12 tepat saatnya pemilihan the next generation of dark communication. Dimana pada saat ini seseorang yang terpilih akan mendapat dua kepribadian. Dengan mata merah hati dan aura merah darah disekitar tubuh dia yang satunya lagi. Mengerikan. Siapapun yang menjadi the next generation tidak bisa menolak apa yang telah ditentukan. Siapa yang menolak maka ia akan menerima akibat yang sangat tidak menguntungkannya. Aneh?.

_SIIIIING!

I can't get my mind out of those memories

Now time to tell them "Don't take my dream"

Still music keeps on turning me from the words that hurt my soul

Removing doubts from my mind

Luka terbangun karena mendengar sebuah lantunan lagu heaven yang dia pasang sebagai nada dering ponselnya dia membuka matanya dan menatap ponselnya.

"umm… P-ponsel?" Luka kaget melihat ponselnya yang seharusnya mati karena dilempar ke air dan kini ponselnya itu hidup kembali, Luka menatap ponselnya yang tiba-tiba hidup kembali itu dan dia melihat kelayar ponsel itu menatap ponsel itu dalam-dalam, disana tertulis sesuatu yang tak bisa ia tolak.

"WHAT THE? Apa ini? Apa maksudnya ini? Mimpi ya?" Luka menatap ponselnya, dia melihat sekeliling kamarnya dan menatap cermin dikamarnya "Apa ini mimpi? Diriku yang lain?" Luka menatap cermin itu dalam-dalam ada yang berbeda dengan dirinya dibalik cermin itu, iya matanya. Matanya merah hati.

"Ini bukan mimpi Luka Megurine" Luka yang berada dibalik cermin pun mulai mengatakan sesuatu. "Kau percaya rumor itu? Kau adalah bagian dari mereka, bukan pengguna mungkin. Tapi karena kau selalu tenang mereka memilihmu. Luka Megurine" Luka yang berada dibalik cermin menyentuh cermin dan keluar dari balik cermin.

"Apa? Bohong ini pasti mimpi! Tidak mungkin aku, kau pasti salah orang." Luka mencoba menenangkan dirinya berharap apa yang dilihatnya dilayar ponsel dan apa yang dikatakan cermin itu hanyalah sebuah mimpi buruk. "Pergi kau!" Luka melempar ponselnya kearah dirinya yang lain.

"Kau tidak boleh menolak Megurine, terima saja nasibmu" Luka yang lain menatap Luka dalam-dalam "Mulai detik ini kau dan aku akan menjadi satu" Luka yang lain menyentuh dahi Luka.

"Aku tidak mau menjadi satu dengan mu, biarkan aku sendiri. Banguunkan aku dari mimpi buruk ini."

"Berapa kali aku harus mengatakan kepadamu, ini bukan mimpi buruk. Ini KENYATAAN." Luka yang lain tersenyum dan menghilang.

Krek 00.01 jam dikamar Luka sudah berganti, dia tidak melihat keberadaan dirinya yang lain dikamar itu lagi sekarang.

_SIIIIIIING

"M-menghilang? Ini mimpi buruk! Ah!"

Morning

"LUKA? Sampai kapan kau mau tidur terus?" teriak ibu Luka dari luar kamar Luka.

"HA? I-iya aku bangun bu" Luka terbangun, dan kemudian dia menatap ponselnya. "Mati, jadi yang semalam itu cuma mimpi ya? Syukurlah." Luka melangkah menuju kamar mandi.

"Sebaiknya cepat, teman mu sudah menunggu"

"Iyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!" Teriak Luka dari dalam kamar mandi. Beberapa menit kemudian Luka keluar dari dalam kamar mandi, memakai seragam sekolahnya dan menyiapkan segala keperluan sekolah dan waktunya berangkat tak lupa ponselnya yang rusak itu juga dibawa bersamanya.

"Ibu, aku berangkat ya!" Luka menyambar roti yang terletak diatas meja dan berangkat kesekolah diikuti temannya yang menunggunya beberapa menit yang lalu.

"Luka? Kau kenapa?" Tanya Miku kepada sahabatnya yang sepertinya sedang ketakutan.

"Eh? Ah? Aku hahaha aku hanya memikirkan Naruto yang semalam, yang terlihat sangat tampan." Luka menjawab pertanyaan Miku dengan tawa innocent yang tak pernah ia keluarkan sebelumnya. 'Aneh dia ketakutan tapi tertawa' pikir Miku yang tetap berjalan beriringan dengan Luka sahabatnya. "Btw, Miku apa kau percaya rumor itu?" Tanya Luka kepada Miku yang berada dibelakangnya.

"Aku? Ah? P-percaya mungkin. Soalnya aku pernah-" Miku menghentikan kata-katanya sambil menatap kearah Luka "hahaha lupakan, aku percaya kok" Miku tersenyum kepada Luka ynag sedang tidak melihat kearahnya sama sekali.

"Baiklah. Ayo kita cepat kesekolah" Luka menarik tangan Miku dan berlari menuju kesekolah dengan wajah yang penuh senyuman.

Sakura High School

"Hey! Aku yang duduk disini duluan! Kau pergi saja dasar pembuat onar!" Teriak seorang gadis berambut pirang dari tempat duduknya.

"APA! Aku bukan pembuat onar, dan akulah yang pertama sekali duduk disini. Ini tempatku, kau saja yang pindah dasar kelinci!" Seorang laki-laki berambut pirang yang persis sama seperti gadis itu marah kepada perempuan yang duduk dibangku depan. Ya mereka adalah Kagamine twin, mereka tidak pernah akur baik dirumah maupun disekolah mereka selalu bertengkar.

"Seandainya kau tidak ada aku pasti akan mendapatkan apa yang aku inginkan, baik dirumah, disekolah, dan dimana saja!" Gadis itu berdiri dari tempatnya dan pergi dari tempat itu. "Jangan pernah mencariku lagi" Gadis itu pergi dari ruang kelas 2-B.

BRUUUUUK_

Gadis itu menabrak seseorang. "Ah? Maaf aku tidak sengaja." Kata gadis itu singkat padat dan jelas (?).

"Ya tidak apa-apa" Luka tersenyum kepada gadis itu dan membantunya berdiri. "Rin? Kau mau kemana?"

"Aku mau ke UKS" Kata gadis itu, yang bernama Rin_Kagamine Rin.

"Kau baik-baik saja?" Miku ikut berbicara.

"Aku baik-baik saja" Rin memasang wajah semanis-manisnya dengan senyum selebar-lebarnya agar tidak di ada yang mencurigainya. Untuk apa juga orang-orang curiga?.

"Baiklah kami duluan" Miku dan Luka melanjutkan langkha mereka kearah kelas 2-B yang seperti neraka itu. Dideretan depan terlihat seorang Kagamine Len sedang memandang kearah luar jendela ntah apa yang sedang dia lihat tak seorangpun yang tau. Len bangkit dari tempat duduknya membawa tasnya bersamanya, sepertinya Len ingin bolos hari ini. Luka menuju kearah Len dengan pandangannya yang sok manis *dilempar*.

"Len? Kau mau kemana?" Tanya Luka.

"Aku mau ke belakang sekolah, keatap sekolah juga." respon Len datar, dan pergi meninggalkan kelas dan isinya.

"Oh" Respon Luka, Miku menatap sekilas kearah Luka yang sepertinya agak sedikit aneh.

"Kau mencemaskan Kagamine twin, Luka?"

"Tidak, aku takut mereka berkelahi dan salah satu diantara mereka menggunakan Dark Communication" Jelas Luka yang tampak serius dengan kata-katanya. "Aku juga mulai sedikit percaya dengan dark communication" Luka menatap Miku.

"Eh? Kau kenapa? Tidak terlihat seperti Luka yang ku kenal" Miku tidak membalas tatapan Luka kali ini. "Bukannya kemarin kau tidak percaya dengan rumor itu"

"I-iya sih, habisnya tadi malam aku mimpi buruk" Luka menunduk dan tersenyum. 'apa hubungannya mimpi mu dengan dark communicaton? Jangan-jangan Luka_ ah tidak mungkin' Miku bergumam dalam hati kecilnya.

TENG…TENG…TENG…

Bel pertanda kelas sudah dimulai pun berbunyi, semua siswa dan siswi yang tadinya masih berada diluar kelas kini sudah berada didalam kelas. Kecuali kagamine twin yang dari tadi tidak ada diruang kelas itu dan sepertinya mereka sedang ada masalah.

"Sepertinya ada yang tidak masuk hari ini" Sensei mereka_ Meiko menoleh kearah Miku. "Hatsune Lapor!"

"I-Iya, Kagamine Rind dan Kagamine Len tidak hadir" Miku memberi laporan kepada Senseinya itu. "Tadi Rin katanya ke UKS, dan Len-" Miku menatap Luka dengan wajah yang berarti 'beritahu tidak?'. Luka menatap Miku sambil mengangguk. "Kagamine Len bolos sensei"

"Ah? Sudahlah, sekarang kita lanjutkan pelajaran kemarin, tolong pelajari halaman 400 sampai dengan halaman 500, disana dibahas mengenai uang dan .bla." Pelajaran pertama dengan sensei seorang pemabuk kelas A. Semua siswa dan siswi memperhatikan sensei dengan seksama dan mereka melihat ternyata sensei sedang menghitung, uang?.

"1000…2000…Eh? Kenapa kalian menatap ku? Lanjutkan belajarnya" Sensei Meiko memukul papan tulis yang tak berdosa dan melanjutkan menghitung uangnya.

AFTER SCHOOL

"Kenapa kau membawa ku kemari Len?" Tanya Rin dengan kasar.

"Maaf aku yang salah." Len mengulurkan tangannya.

"Aku tidak butuh! Biarpun kau dan aku berdamai tapi dirumah kau yang akan mendapatkan segalanya tidak adil! Kalau saja, kalau saja Len tidak ada. Pasti aku yang akan mendapatkan segalanya" Rin mengeluarkan ponselnya. "Aku harap kau menghilang dari hidupku dan hanya tinggal kenangan" Rin mengeluarkan air mata.

"Rin? Kau sungguh seperti itu padaku? Itu bukan salahku. Itu salah ibu dan ayah yang tidak adil bukan salahku!" Len menatap Rin dalam-dalam.

"Aku membencimu!" Rin mengetik nama Len disebuah situs web, ya Dark Communication.

'NAMA TARGET : LEN KAGAMINE,

DARK COMMUNICATION, AKU INGIN LEN MENGHILANG DAN HANYA TINGGAL KENANGAN SAJA.'

SEND TO : DARK COMMUNICATION : YES_NO

Tiba-tiba air yang sedang mengalir berhenti, detik jam berhenti bergerak, semua orang berhenti kecuali seorang gadis berambut pink yang kaget melihat semua orang yang tadinya sedang berbicara mendadak membisu dan tak bergerak, yang tadinya sedang berlari-lari menjadi patung bisu.

"Ada apa ini?" Luka bertanya kepada dirinya sendiri.

"Client pertamamu, Megurine" Luka yang lain keluar dari sebuah cermin dikelas itu "Ayo kita lakukan" Luka dan dirinya yang lain bersatu. Ponselnya yang rusak hidup kembali. Luka berjalan kearah dimana Len berada saat ini.

Luka's POV

'WELCOME TO DARK COMMUNICATION

NAME : MEGURINE LUKA

WEAPON : TIME STOP

CLASS : 3RD GENERATION'

DARK COMMUNICATION, AKU INGIN LEN MENGHILANG DAN HANYA TINGGAL KENANGAN SAJA

Permintaan Rin kah?

Atau permintaan orang lain?

Tapi kenapa Len?

Aku tidak bisa membunuhnya dia itu adalah cerminan ku.

Aku ingin sepertinya

Seperti Len yang bisa membuat orang lain tertawa

Maaf Len jika aku benar-benar membuat mu menghilang.

Sekali lagi maaf ya

Aku harus melakukan ini karena ini 'perintah'

Perintah yang harus aku penuhi

Permintaan client yang harus aku penuhi

Lagi pula mungkin aku tak sadarkan diri saat membunuhmu

LEN KAGAMINE

Maaf kan aku

End Luka's POV

Len menatap kearah kiri dan kanan, ada yang aneh pikirnya mengapa semuanya berhenti? Apa maksudnya semua ini ah? Jangan-jangan the next_. Dan kemudian Len sadar dengan Dark Cmmunication, dia sadar kalau Rin telah mengetik namanya dan cara membunuhnya, Len tahu semua itu karena Len_.

"Rin? Begitukah kau dengan ku?" Len menatap Rin yang seperti sebuah patung. "Aku sudah minta maaf Rin" Len menangis sambil memegang tangan Rin.

"LEN KAGAMINE" Len berbalik dia melihat sesosok manusia? Yang memanggil namanya. Len menatap orang itu dalam-dalam.

"Luka?" Len kaget saat menyadari bahwa yang dia lihat adalah Luka dan hanya Luka yang tetap bisa berjalan seperti biasa. 'Luka? Kenapa dia bisa berjalan seperti biasa? Kenapa Luka bisa? Kenapa Rin, burung-burung dan waktu berhenti? Apa jangan-jangan Luka adalah_ ah tidak mungkin' Pikir Len sambil menatap Luka.

"Kau banyak menyusahkan orang, kau membuat saudara mu menjadi dikucilkan dan dicampakkan. Dia memintaku untuk membuat mu menghilang." Luka menatap Len dengan mata merah hatinya. Dan memperlihatkan layar ponselnya kepada Len. "Aku adalah The Next Generation of Dark Communication, sesuai dengan permintaan kembaranmu selamat tinggal Len" Luka memotret Len, dan seketika Len beubah menjadi sebuah foto. Kertas foto itu terjatuh dan beberapa detik kemudian semuanya kembali normal, Luka kembali kewujudnya semula wujudnya dengan mata Aqua bukan mata merah hati. Rin yang tadinya berada berhadapan dengan Len, dan sekarang dia ada didepan Luka, dia menatap Luka yang ada didepan matanya dan dia tidak melihat sosok Len dimanapun, dengan senyum liciknya Rin pergi meninggalkan Luka sendirian. Luka bangun dari duduknya menatap Rin yang meninggalkan Luka dengan senyum licik diwajahnya (wajah Rin).

"Kau puas?" Luka menatap Rin dengan tajam. Rin berhenti dan berbalik menatap Luka.

"Apa maksudmu? Aku tidak melakukan apa-apa!" Rin berbalik dan meninggalkan Luka sendirian. Luka menatap foto Len, 'dia tersenyum dan penuh kasih sayang' pikir Luka.

NAME : KAGAMINE LEN

STATUS : MISSING

"Len" Luka menatap langit, "Langit adalah saksi bisu diantara semuanya, kau menghilang dari dunia ini karena Rin. Mungkin ini memang masalah keluarga mu, aku tidak berhak ikut campur. Selamat tinggal Len, selamat tinggal Kagamine Len." Luka menyimpan foto Len kedalam sakunya dan beranjak pergi dari tempat itu. Pulang itulah yang ada dipikirannya saat ini.

TBC

Author : Cut….cut….cut…

Luka : Mengerikaaaaaaaaaan! Aku ini manis tau. (Author muntah)

Len : Apa yang author lakukan pada diriku yang selalu akur dengan saudara kembarku?

Author : *Cuekin Len*

Rin : Eeee? Aku sejahat itu ya? Author?

Author : Di chapter depan, Luka bertemu dengan generasi pertama dan kedua dalam sebuah pertemuan rahasia, Rin mati. Chapter ini terlalu pendek kah? Panjang kah? *cuekin Len, Rin, and Luka*

Len : Oi! *Pukul author karena dicuekin*

Author : *tepar*

Len, Rin, Luka : *sigh* apa boleh buat, akhir kata REVIEW. Yaaaaaa X3