A/N : Hello semuanya, ini pertama kali eL bikin fanfic GS dalam bahasa asli eL. Semoga semuanya suka ya. Pairingnya tentu saja ASUCAGA, tapi kali ini eL mau bikin tidak fokus ama Romance saja. Oke. Langsung ke cerita ya ^^
Warning : Kemungkinan ada terjadi sedikit kekeliruan, biar bagaimanapun ini adalah fanfic. Lalu, eL juga memakai beberapa istilah yang ada di GS agar minnasan tidak bingung dan lebih mudah mengerti ^^ Terus, mungkin minna-san bakal mikir mestinya dia ini kan 'ini' tapi kok eL bikin jadi 'itu'. Itu terpaksa eL lakukan kalau tidak eL akan kekurangan karakter dan eL amat sangat tidak suka bikin OC kecuali terpaksa. SO, enjoy reading ^^
2155.
Tahun di mana manusia bukanlah satu-satunya makhluk penguasa bumi. Tahun di mana eksistensi manusia perlahan-lahan mulai menghilang dari muka bumi. Semua bermula dari kegoisan manusia yang menginginkan lebih hingga akhirnya terjadilah kekacauan ini. Hingga akhirnya, eksistensi manusia mulai digantikan dengan makhluk yang jauh lebih kuat, lebih pintar, lebih bisa segalanya dari manusia.
Coordinator
.
Night Rhapsody
eL-ch4n
'1st Night'
.
Earth, Japan, 1600 hours
"Apa kau lihat dia?" tanya salah seorang dari kumpulan berjubah hijau itu. Sekelompok orang yang memakai jubah hijau menandakan mereka adalah coordinator yang berada di bahwa organisasi ZAFT (Zociac Alliance of Freedom Treaty). Karena warna seragam mereka hijau mendakan bahwa mereka hanya coordinator tingkatan biasa atau umum. Di tangan kelima orang tersebut masing-masing terdapat sebuah sejenis senapan yang tidak berisi peluru yang bisa melukai orang, melainkan hanya membuat orang itu lumpuh sesaat. Entah siapa yang dikejar orang tersebut, mereka tidak bermaksud untuk membunuhnya.
Salah seorang dari mereka menggeleng sebagai jawaban. Terlihat bahwa pemimpin kelompok itu sepertinya frustasi, tapi dia tetap berusaha untuk tidak panik. "Ya sudah, coba kalian cari ke arah sana. Aku dan Micael akan mencari ke arah sebelah sini. Kita harus bergegas. Belum pernah ada seorang Natural yang keluar dari tempat ini dan kita tidak boleh membiarkan hal itu terjadi." Keempat orang lainnya mengangguk dan segera bergegas pergi ke arah yang ditentukan oleh pimpinan tersebut.
Jika saja mereka lebih memperhatikan dengan seksama, mereka seharusnya menyadari bahwa di samping tempat sampah di mana mereka berkumpul tadi, sosok seorang lelaki yang memakai topi berwarna cokelat sehingga wajahnya tidak begitu terlihat dan hanya menampakkan sedikit dari rambutnya yang berwarna pirang tersebut. Orang itu sedang memeluk erat sesuatu yang sepertinya sebuah makanan. Dia membetulkan topinya yang sepertinya sudah mulai longgar itu. Mata ambernya diliputi rasa amarah karena ketidakberdayaan dan keberanian untuk kembali ke tempatnya. Sebuah senyuman sinis terpasang di wajahnya yang manis itu. "Huh, mana mau aku tertangkap oleh coordinator sialan itu."Dengan bermodalkan keberanian (atau nekad) dia berlari secepat yang dia bisa untuk tidak bertemu pandang dengan sekelompok orang tersebut.
Bukan saja cepat, tapi dia juga sangat cekatan. Dengan mudah, dia melewati tempat-tempat yang dipasangi jebakan yang mungkin dianggap oleh para coordinator itu hanya merekalah yang bisa melewatinya, tapi mereka salah. Dia sudah melatih dirinya demi hari ini. Setidaknya, latihannya tidak sia-sia.
Setelah berhasil melompati pagar berduri itu, dia mengatur nafasnya perlahan. Bukan berarti setelah melewati tempat terkutuk itu, dia bisa tenang. Justru masalahnya akan dimulai setelah ini. Benar saja. Tak lama kemudian bunyi alarm terdengar, tanda penyusup memasuki tempat itu. Segera semua pasukan yang berada di tempat itu segera keluar untuk menangkap sang penyusup yang adalah seorang Natural.
Dia memberi salam dengan menurunkan topinya untuk menutup mukanya, lalu dengan segera dia berlari sekencang-kencangnya bersama dengan angin yang berhembus untuk kembali ke rumahnya, ya tempat di mana dia bisa merasa tenang. Archangel.
.
.
"Apa maksudnya ini?" Seorang pemuda dengan rambut berwarna platinum memakai jubah yang sama dengan para prajurit tadi, hanya saja punya dia berwarna merah, melempar laporan yang baru saja dia terima ke atas meja. Terlihat bahwa dia sangat tidak suka dengan laporang yang baru saja dia terima. Bagaimana tidak? Belum pernah sekalipun dalam pengawasannya, seorang Natural bisa melewati keamanan ZAFT tanpa ketahuan! Kalau masuk untuk menyelip, itu bukan kali pertama, tapi bahkan sampai lolos dan berhasil keluar dengan membawa beberapa persediaan makanan yang ada tidak pernah terjadi. Tidak, apalagi di dalam pengawasannya. Mata birunya menyapu kepada kelima prajurit yang tadi bertugas. Amarah jelas terpancar di dalamnya. "Apa kalian semua tiba-tiba saja menjadi bisu? Sekali lagi aku tanya, apa maksudnya ini?" Kelima orang itu terlihat gemetar. Tidak ada satu orangpun di antara mereka yang berani membuka mulutnya dan ini hanya membuat pemuda berambut platinum itu tambah kesal.
Baru saja dia hendak memarahi mereka, seorang pemuda berambut pirang dengan kulit tan yang sedikit gelap yang berada di ruangan itu juga segera menghampiri pemuda pertama tadi. "Sudah, sudah, Yzak. Tidak ada gunanya kau memarahi mereka seperti itu. Yang terjadi, toh, sudah terjadi. Kau jangan menghabiskan energimu seperti itu."
Pemuda bernama Yzak itu hanya menatap tajam ke arah pemuda berambut pirang itu. Tak lama Yzakpun membalikkan tubuhnya untuk menatap pemuda berkulit gelap itu. "Dengar, Dearkka. Bagaimana kalau kau saja yang menggantikan cecunguk itu menyelesaikan masalah ini? Aku yakin kau bisa melakukannya bukan?" Dearkka hanya menyengir membuat Yzak menghela nafas.
Tiba-tiba saja, pintupun terbuka dengan keras. Seorang lelaki dengan rambutnya yang pirang panjang dan memakai topeng terlihat memasuki ruangan itu dengan tenang. Yzak yang tadinya amarah sudah mencapai puncak tiba-tiba saja menegang karena kehadiran lelaki itu. Sepertinya lelaki itu adalah pimpinannya.
"Aku mendengar kabar bahwa seorang natural berhasil keluar dari tempat ini hidup-hidup. Apakah itu benar?" tanyanya dengan datar, tapi Yzak tahu bahwa lelaki itu sedang marah.
Yzak hanya bisa mengangguk kesal. Semua ini karena kesalahan anak buahnya, tapi biar bagaimanapun dia juga salah karena tidak bisa mengatur anak buahnya dengan baik. "Aku mengerti." jawab lelaki itu sambil mengangguk pelan. Yzak mengerti apa maksudnya dan dia hanya bisa mengepalkan tangan karena kesal. "Baiklah, ini menandakan bahwa para natural itu sudah mulai berani bertindak. Kita harus bisa meningkatkan tingkat keamanan kita. Yzak, aku percayakan itu kepadamu. Kau tentu tidak akan mengecewakanku lagi, bukan?" Yzak menundukkan kepalanya dengan segera seperti mengucapkan terima kasih kepada lelaki itu. "Bagus. Dan untuk kali ini, aku mau kau bertanggung jawab dengan menemukan siapa natural yang berhasil lolos itu. Tangkap dan bawa dia ke sini, hidup-hidup!"
.
.
Kekacauan terlihat di mana-mana. Gedung-gedung tinggi di beberapa tempat terlihat hancur, orang-orang sudah tidak terlihat lagi. Mungkin bersembunyi untuk mencari tempat yang aman, atau mungkin sudah ikut 'dihancurkan'. Kelaparan tentunya sudah menjadi teman sehari-hari bagi mereka yang selamat. Manusia sekarang bukanlah makhluk tertinggi yang pernah ada. Sekarang mereka dibayang-bayangi ketakutan akan eksistensi makhluk yang diciptakan karena keegoisan mereka sendiri, Coordinator.
Semua bermula dari keinginan para ilmuwan untuk menciptakan manusia dengan kekuatan yang lebih. Itulah asal mula coordinator terbentuk. Embrio dari ibu yang hamil diambil dan disuntikkan gen yang sudah dibuat oleh para ilmuwan tersebut, lalu kemudian dimasukkan kembali ke rahim ibunya dan kemudian lahirlah coordinator. Coordinator yang menikah dengan manusia normal akan tetap membawa gen coordinator terus sampai ke generasi berikutnya. Generasi berikutnya akan dikatakan sebagai coordinator second generation dan seterusnya hingga akhirnya yang tersisa adalah pernikahan antar coordinator yang menyebabkan suntikan gen sudah tidak diperlukan lagi dan eksistensi manusia perlahan demi perlahan mulai menghilang.
Mulanya para coordinator hidup dengan tenang bersama dengan manusia, tapi kian lama coordinator yang secara teori jauh lebih pintar dari manusia memulai sebuah pemikiran baru, yaitu untuk menyingkirkan para manusia biasa dan mengubah mereka menjadi coordinator juga. Ada yang setuju dan tentunya ada yang menentang. Para manusia yang menentang inilah yang kemudian disebut dengan Natural. Sementara para coordinator hidup di tempat yang aman dan jauh dari bahaya, para natural ini harus berjuang untuk hidup. Untuk melewati satu hari saja sudah seperti melewati satu tahun bagi mereka. Tapi, mereka percaya satu saat hal ini bisa berubah. Setidaknya, mereka percaya dengan satu harapan bahwa manusia dan coordinator bisa hidup berdampingan kembali.
Karena harapan itulah Archangel dibentuk. Mereka mengumpulkan para natural yang masih ada di seluruh tempat. Sekarang mereka berkumpul di Jepang untuk mengumpulkan beberapa natural yang diyakini masih ada di tempat itu. Mereka selalu berpindah-pindah agar tidak ketahuan dan di tiap tempat yang mereka datangi, ada cabang natural yang berhasil bertahan dari serangan para coordinator.
Jika ditanya, bagaimana cara membedakan coordinator dengan natural, hal yang mudah terlihat adalah warna rambut mereka yang terlalu mencolok. Para coordinator yang merupakan gen buatan, memiliki warna rambut yang unik seperti biru, hijau, dan lainnya. Akan tetapi, itu bukan hal yang pasti karena ada juga coordinator yang memiliki warna rambut yang biasa seperti pirang atau hitam. Sehingga akhirnya, yang bisa dijadikan perbedaan adalah barcode yang tertempel di pergelangan tangan coordinator. Barcode itu seperti GPS yang bisa memberikan petunjuk keberadaan pemilik barcode tersebut dan barcodetersebut bisa hilang jika orang tersebut kehilangan kekuatannya atau meninggal.
Sekarang, ayo kita ikuti ke mana orang yang berhasil keluar dari tempat ZAFT itu hidup-hidup pergi. Dia bersembunyi di puing-puing reruntuhan gedung dan berjalan masuk ke arah lorong kecil yang ada di depannya. Sesekali melirik ke arah belakang, dia berjalan sambil memeluk erat cadangan makanannya itu. Lorong itu menuju jalan buntu, tapi orang itu kemudian menempelkan matanya ke arah kanan dinding tersebut dan segera sebuah pintu terbuka menuju ke tempat yang disebut rumahnya.
Ketika pintu tertutup dan menampakkan dinding jalan buntu itu, di tempat di mana mata orang itu diletakkan, masih terlihat berkedap-kedip menampilkan sebuah tulisan dan wajah orang itu. Seorang gadis berambut pirang sebahu dengan mata amber yang memakai t-shirt berwarna merah sama seperti yang dia pakai tadi. Di sebelahnya tertulis namanya.
Cagalli Yula Attha
Natural
Id Confirm
.
.
"Kau lama sekali, Cagalli." Seorang gadis berambut cokelat segera menghampiri gadis yang terlihat seperti lelaki itu dan memeluknya hingga gadis itu kehilangan keseimbangan dan hampir saja menjatuhkan makanan yang susah payah didapatkannya. Topinya terlempar ke bawah dan menampilkan rambutnya yang seperti matahari itu membuatnya terlihat seperti seorang gadis kali ini.
Cagalli, nama gadis itu, tersenyum lembut kemudian perlahan mencoba melepas pelukan gadis itu. "Aduh, Milly. Aku hanya pergi selama 30 menit saja. Bukankah aku diberi waktu selama 1 jam."
Gadis yang bernama Milly atau nama lengkapnya Mirrialia Haww itu melepaskan pelukannya dan menatap Cagalli dengan tatapan sedih. "Tetap saja kita tidak bisa tahu apa yang terjadi Cagalli."
"Sudahlah, Milly. Yang penting Cagalli sudah kembali. Bukankah itu yang terpenting?" Seorang wanita yang lain memakai sebuah seragam berwarna putih itu ikut menghampiri Cagalli. Dia tersenyum lembut ke arah Cagalli dan membelai rambutnya dengan lembut. "Kau nekad sekali Cagalli. Hampir saja kau tertangkap."
Cagalli hanya menyengir. "Yang penting aku tidak kenapa-kenapa. Terkadang aku ingin mematahkan hidung para coordinator tersebut yang selalu menganggap remeh natural. Apa salahnya menjadi seorang natural? Setidaknya, kita masih punya hati, tidak seperti mereka!" gerutunya pelan. "Oh, hampir lupa. Ini makanannya." Dia menyerahkan bahan makanan yang berhasil dia dapatkan itu ke Mirrialia karena Mirrialia sudah seperti koki di tempat itu. Dengan bahan makanan yang baru saja didapatkan Cagalli, setidaknya mereka bisa bertahan di tempat itu selama 50 jam lagi.
Wajah wanita itu kembali serius. "Lalu, bagaimana dengan chip itu?" Cagalli mengangguk kemudian merogoh saku celananya dan menyerahkan sebuah microchip yang kecil itu kepada wanita tersebut. Mirrialia hanya bisa tersenyum lembut melihat temannya kembali dengan selamat. Yah, setidaknya dia akan memasak makanan yang enak demi usaha yang dilakukan Cagalli untuk mereka.
"Hanya saja, Ramius." ujar Cagalli pelan. "Akan lebih baik kalau kita tidak membukanya di tempat ini. Sepertinya tak lama mereka akan menemukan tempat ini."
Wanita yang bernama Ramius itu mengangguk dengan pelan. "Tenang saja, segera setelah Andrew menyelesaikan transporter tersebut, kita pergi ke tempat lain."
"Dan itu akan terjadi selama 10 jam lagi, kalau saja kau tidak mengangguku dengan acara nekadmu tadi, Cagalli." Lelaki yang memiliki bekas luka di mata kirinya sehingga mata kirinya tidak bisa melihat itu, baru saja keluar dari sebuah ruangan dan bergabung dengan Cagalli dan yang lainnya. Dia sedang mengelap tangannya yang sepertinya kotor karena pekerjaannya yang menyelesaikan mesin tersebut. Lelaki yang bernama lengkap Andrew Waltfeld itu adalah salah seorang teknisi di tempat itu. Juga sudah bukan rahasia umum lagi kalau dia dan Ramius adalah pasangan kekasih.
Cagalli memasang muka cemberut. "Hei, aku kan hanya melakukannya karena kalian bilang kalian kelaparan dan hei! Aku juga mengambil chip yang diminta. Setidaknya, aku tidak gila untuk melawan para coordinator itu dengan tangan kosong." Andrew hanya menyengir mendengar pernyataan Cagalli. Dia segera menghampiri gadis berambut pirang itu dan mengacak-acak rambutnya seperti yang dilakukan seorang ayah pada anaknya tanda bahwa dia telah mengerjakan hal yang baik.
"Oh ya, aku baru ingat. Bagaimana dengan orang yang kutemukan bersama Sai kemarin malam?" Tiba-tiba dalam pikiran Cagalli terlintas wajah pemuda yang ditemukannya tergeletak di dekat markas mereka ketika dia sedang keluar bersama Sai untuk mengamati keadaan sekitar. Mulanya, Cagalli ragu apakah dia adalah coordinator atau bukan, tapi melihat tidak ada barcode dan rambut lelaki itu yang terlihat 'normal' maka Cagalli memutuskan untuk membawanya ke markas, walau sempat ditentang oleh Sai, tapi lelaki itu tahu bahwa sekali Cagalli memutuskan sesuatu, dia tidak bisa diganggu. Andrew hanya menggelengkan kepalanya, tanda bahwa lelaki itu belum menunjukkan perubahan.
Entah kenapa, sejak pertama kali melihat lelaki itu, Cagalli merasakan sebuah aura familiar yang dipancarkan pemuda tersebut. Pemuda itu cukup manis, menurut Cagalli, dengan rambutnya yang cokelat terang itu dan tubuh yang cukup terlatih itu, Cagalli yakin bahwa gadis manapun pasti akan bisa jatuh ke dalam pelukan pemuda tersebut. Cagalli mengangguk tanda mengerti kemudian memutuskan untuk meninggalkan semuanya dan menuju ke kamar di mana pemuda itu berada. Pemuda itu terbaring di atas kasur berwarna putih dengan tangannya diberi infus yang membuatnya untuk bisa bertahan. Cagalli mendekati lelaki itu dengan perlahan dan duduk di kursi yang terletak di samping tempat tidur tersebut. Dengan mata yang lembut Cagalli menatap pemuda tersebut dan perlahan, dia menggenggam tangan pemuda itu dengan kedua tangannya seperti sedang berdoa. Sepertinya apapun doa yang diucapkannya dalam hati, hal itu tampaknya terkabul karena pemuda itu perlahan sadar dan membuka matanya dengan perlahan menampakan warna amethyst terindah yang pernah dilihat Cagalli.
.
Who are you stranger? Are you friend or foe?
.
