Death Note, hak cipta dimiliki Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata, dilindungi Undang-undang
District 7, hak cipta dimiliki Bang Eci, terlalu bokek untuk mematenkan sesuai Undang-undang, lagipula ini 'kan fanfiksi :D
Ni kono seken ga arimasu moyoushi no namae daibu ju seisoku. Moyoushi wo dekiru wa sachi okii. Tatoe moyoushi katsumata hantaisha wo naru.
[Pertemuan dengan orang adalah sekali seumur hidup. Bisa bertemu lagi adalah keberuntungan besar—meskipun sebagai musuh.]
—Ueki no Housoku Plus, Fukuchi Tsubasa
:D7:
Dia laki-laki. Dia berdiri bungkuk, berpegangan pada kuping cangkir, menatap lurus-lurus pintu di hadapannya yang bergeming. Menanti dalam detik-detik yang bisa dihitung jari.
Dengan suara berdebam, tidak hanya dari pintu, tapi juga jendela dan ventilasi, loteng dan ubin marmer, semuanya tersingkap oleh laskar berbaju hitam bersenjata lengkap, topeng menghiasi wajah.
Dia laki-laki. Dia menyeruput teh manis dalam cangkir yang menggelegak. Bersendawa dan mencipta hening.
...
Death Note, gerombolan bajingan papan atas, narapidana abadi rutan fiktif di tengah laut. Bukan teman, bukan lawan, tapi "perjumpaan sekali seumur hidup". Saling memanfaatkan untuk satu tujuan yang sama: meloloskan diri; kabur dari District 7 secepat hantu dan seringan bulu.
Minggu kesebelas. Light Yagami kembali terpilih sebagai Me—yang berarti Mata, alias ketua komplotan—menggantikan Damegawa yang telah lebih dulu dikirim ke Alice. Sehebat apapun fasilitas yang ditawarkan D7, menjadi napi seumur hidup bukanlah keinginan semua orang.
Delapan tahun lalu, organisasi rahasia bertitel Death Note dibentuk oleh Lex Luthor, Beyond Brithday, Arrancar, dan Fei Wong sebelum semuanya dijebloskan ke Alice dan tak pernah kembali.
Lubang tak bisa dipanjat, ombak tak bisa ditebas, Death Note sempat mati suri selama satu windu sebelum kedatangan Light Yagami di suatu pagi mendung bulan Desember. Dengan asal-usul misterius dan alasan penangkapan yang lebih tidak jelas lagi, Light Yagami berhasil menghimpun kekuatan untuk membangunkan Death Note kembali dari tidur panjangnya.
Tak sampai di situ, dia bahkan berhasil mengajak Near dan Mello kembali aktif, sebagai dua dari sisa-sisa Death Note generasi pertama yang terkenal sulit diajak bekerja sama.
Dan sekarang, mereka melakukannya lagi. Misi minggu lalu yang gagal membuat Light ekstra hati-hati untuk misi satu ini. Keteledoran tidak lagi ditolerir. Matt membuang rokoknya, Mello mengurangi jatah cokelatnya, dan Near mulai mau menggunakan kakinya melangkah meski hanya beberapa meter.
Semua sudah siap di posisi. Masing-masing punya tugas sesuai bakat kriminal yang dimiliki. Ketika fulan menyinari menara tertinggi D7, semua mata tidak lagi menatap cahaya tinggi di angkasa, membuang jauh-jauh pikiran soal Alice yang menganga, tapi berkonsentrasi penuh pada kabel-kabel, lekukan-lekukan monitor, tebing-tebing yang harus didaki...
Death Note kembali hadir untuk meludahi D7. Para penjahat bernyali kecil diminta untuk minggir. Mereka yang masih ingin beraksi, mengokang senjata dan kejar-kejaran dengan polisi harap bergabung.
Misi pelarian pun... dimulai.
...
DRAP!
DRAP! DRAP!
Mereka kawanan penegak hukum, tanpa getar di pelatuk pistol, tanpa gigil di balik baju besi, otot-otot kekar yang dicium angin.
Satu orang maju. Hati-hati dan profesional, membentangkan lembar berstempel asing, dalam deretan kode-kode nanar yang berkelap-kelip tidak rela.
Dia laki-laki. Dia menanti.
Mereka satuan penegak hukum. Mereka menanti.
...
"Apa yang Anda lakukan?"
Ruangan serba putih. Pria-pria bersetalan hitam. Zebracross alami yang selalu dilibas truk-truk gandeng keseriusan dan nyonya-nyonya tua percakapan.
"Seorang detektif nomor satu dunia terlibat tindak pidana. Siapa yang mau percaya!"
Satu meja di tengah ruang. Polos dan tanpa hiasan. Megah ditimpa lampu, dibebat oleh kursi-kursi kemayu, melingkarinya tanpa jeda.
"Hadapilah, Sire. Semua bukti merujuk dirinya. Equality before the law. L juga warga negara, dan ia tidak kebal hukum."
"Lantas? Apa yang harus kita perbuat?"
Semua mulut dan otak terkunci rapat. Mata saling melirik. Ada yang pura-pura berdehem dan menggaruk-garuk. Sebagian menegak minum dan sok-sok berpikir.
Pemimpin mereka yang bosan, akhirnya angkat bicara untuk kali pertama, "District." Semua leher menoleh, semua mata terbuka menunggu. "Masukkan dia, ke District Seven."
...
Matsuda tidak pernah menang melawan klaustrofobianya. Sering kali ia membandingkan dirinya dengan rekan sefobia bernama Robert Langdon yang ganteng memikat dan berotak encer, bergonta-ganti pasangan di tiap petualangan yang super canggih dan menantang. Tapi tatapan menyemangati Light malam itu mengubah segalanya. Matsuda bertekad segera keluar dari rutan sialan ini dan berjanji akan melamar Sayu setelahnya. Light yang sedang memasukkan kembali foto adiknya ke dalam dompet hanya tertawa, dan Matsuda semakin gigih berusaha. Ia rela disuruh-suruh apa saja: mengintai di gorong-gorong yang bau, mengalihkan perhatian penjaga, kambing hitam dadakan, sampai tindakan berisiko seperti mencuri dengar ruang kepala sipir yang super angker.
Tapi kenapa sekarang ia malah terdampar di dalam loker sempit begini? Maafkan aku, Light, batinnya pilu. Menyesal, ia gagal mengalihkan perhatian teknisi pertukangan dan malah lari menyongsong pintu Ruang Berkas. Kaget menemukan tak ada lagi tempat lari, Matsuda melihat loker di depan matanya sebagai dewa penolong yang mau tak mau harus dijabat tangannya.
...
Mello mengentak-entakkan kakinya tidak sabar. Matt terlalu lama. Bocah itu harusnya sekarang sudah datang, setelah sebelumnya mengaktifkan hulu ledak bom terakhir di Ruang Kendali. Semua penjaga sudah dilumat habis oleh Mello, seharusnya tidak ada lagi halangan. Seharusnya begini, seharusnya begitu. Mello sadar kenyataan selalu berjalan tidak sama seperti perkiraan. Jangan sampai Light Yagami salah lagi, atau dia harus mengalungkan kawat berduri ke leher bocah itu saat tidur nanti, sambil membisikkan kata-kata romantis seperti, "Bangun, Sayang. Lihat apa yang Papa bawa. Mas kawin cantik dari beledu..."
...
"Sire, barusan sensor darurat dari radar pencegah buron di Ruang Berkas menyala."
Meja digebrak. "Sialan. Bocah-bocah Death Note tak tahu diuntung. Mau apa lagi mereka sekarang!"
"Untuk sekedar info saja, Sire. Mereka tidak pernah menyerah."
"Apa yang dilakukan penjaga? !" ia meraung.
"Lumpuh total, Sire."
Meja digebrak lagi. "Tak ada jalan lain kukira." Matanya menyapu hadirin, minta persetujuan. "Aku sebenarnya tidak suka ini. Tapi, ya, apa boleh buat," ia mendesah lalu melanjutkan dengan cemas, "kita minta bantuan Ryuk."
"Segera, Sire!"
...
"L. Anda ditangkap."
Tegas dan berat. Seberat udara yang menggantung di langit-langit. Setegas mereka yang mengeluarkan stun gun, temali, borgol, belenggu-belenggu.
...
Mello berhenti menjejak bumi setelah melihat batang hidung Matt muncul dari balik belokan. Kaca mata renangnya terlepas, hidungnya rompal dan matanya bengkak. Mello baru mau menghampiri bocah itu dan mengatai rupanya yang amburadul sebelum bayangan hitam yang muncul dibalik punggung Matt menghentikan langkahnya seketika.
Mata bulat besar. Badan tinggi besar. Pakaian kepala sipir kedodoran.
Ryuk.
Entah spesies apa dia, yang jelas bukan Homo sapiens. Mulutnya tampak seolah tersenyum kapanpun ia ngomong. Kadang celetukannya yang lucu mengoyak suasana dingin D7 pada jam makan siang. Ia jarang terlihat dan tak semua orang senang berada di dekatnya. Konon katanya, badan orang ini tidak bisa ditembus peluru.
"Tsk tsk tsk." Jari-jarinya yang ramping bergoyang. "Ayo semuanya, kembali ke bangsal dan tidurlah yang nyenyak."
...
PRAANNG..G...GG... Cangkir jatuh menghantam ubin.
Dia laki-laki.
Dia ditangkap
tanpa perlawanan.
.
[BERSAMBUNG]
.
Cuplikan episode selanjutnya:
"Pernah dengar Alice in Wonderland? Dia jatuh tanpa parasut dalam lubang tak berdasar. Berjam-jam lewat, dan ia tak pernah mendarat. Kehampaan. Anak bodoh itu tidak sadar kalau dirinya sudah tamat. Orang mati pun rupanya masih bisa punya mimpi."
"Kau mau bilang itu cerita Alice yang sebenarnya? Dan yang dikatakan Lewis Carroll adalah tipuan?"
"Tidak. Itu cerita tentang kita," berdehem, "Alice. Orang yang tenggelam di sana tidak pernah kembali."
"Tapi itu masih lebih baik daripada menunggu mati di D7!"
"Tidak ada yang baik di tempat ini, Tuan. Percayalah pada saya."
