Title : The Runaway

Disclaimer : Fandomnya punya Hidekazu Himaruya, zombienya punya saya 8D

Summary : Ketika manusia terancam punah oleh serangan para zombie, bagaimana dengan mereka yang masih hidup menyelamatkan dunia ini?

Warning(s) : Miss Typo, dan ke-abalan


"Alfred ! Cepatkan lari mu, bodoh !"

"Aku lelaaaaaaaaaaahhhh !"

"Mereka sudah dekat !"

Alfred F. Jones, dan Arthur Kirkland, adalah salah satu orang-orang yang masih tersisa hidup di dunia yang sudah penuh dengan zombie

Layaknya di video game, mereka berdua dikejar-kejar oleh para zombie, bukan lain untuk disantap

Hanya saja, mereka tidak mempunyai apa-apa untuk melawan para zombie tersebut

Alfred berhenti sebentar, ia hampir kehabisan udara, namun Arthur menarik tangannya dan kembali berlari

"Kesana !" Katanya sambil menunjuk ke arah sebuah bangunan kosong

Mereka berdua pun kembali berlari menuju bangunan kosong yang ditunjuk Arthur

Secepat kilat Arthur membuka pintu yang tertutup, menutup kembali dan menguncinya setelah mereka berdua masuk ke dalam

Alfred pun segera mendorong sebuah lemari yang tidak terlalu besar kedepan pintu untuk menghalangi terbuka atau didobraknya pintu oleh para zombie yang masih mengejar mereka

Terdengar diluar pintu, zombie-zombie tersebut mulai mencakar-cakar pintu dan memukul-mukulnya

Masih belum cukup, Alfred mengambil sebuah lemari yang tidak terlalu besar dan menaruhnya diatas lemari yang tadi ia dorong, dan kembali mengambil barang-barang lain yang ada di ruangan dan menaruhnya di atas lemari, di bantu Arthur tentunya

Setelah merasa cukup aman, Alfred duduk dan menangis kecil, tidak mengerti apa yang telah terjadi di dunia ini

"Ukh.. A-apa yang telah terjadi pada dunia ini? S-sejak kapan mereka datang….? U-uh… uuhhh….!"

Arthur memasang wajah sedih, ia juga tidak tahu kenapa dan sejak kapan dunia ini dipenuhi zombie-zombie yang kelaparan?

Bicara soal lapar… Perut Arthur mulai merasa lapar

"Lupakan soal itu, Al! Kita harus makan sekarang. Aku yakin disini pasti masih ada sisa makanan," kata Arthur sambil berjalan menuju sebuah pintu, dan membukanya

Ditinggal sendiri di ruang awal, Alfred cepat-cepat mengusap matanya dan mengikuti Arthur dari belakang

"Ruang keluarga ya?" tanya Alfred ketika ia melihat sebuah foto keluarga besar terpajang di dinding. Disamping foto itu terpajang banyak sekali foto-foto lainnya seperti foto seorang anak bayi yang sedang memeluk anjingnya, foto seorang kakek dan nenek, foto seorang anak perempuan sedang memegang balon berwarna kuning, dan… foto seorang kakak yang merangkul adiknya dengan sangat erat

Keduanya menatap foto itu cukup lama. Karena foto itu mengingatkan mereka ….

Kepada Matthew dan Peter, adik mereka yang terpisah dengan mereka beberapa hari yang lalu

"Mereka.. pasti baik-baik saja, kan?" kembali, Alfred menangis kecil meskipun ia berusaha senyum tapi gagal

"Aku harap begitu…" Arthur juga ikut menangis kecil mengingat Peter, adiknya yang menyebalkan. Ia mengingat hari itu, terakhir kali mereka bertemu, mereka bertengkar seperti biasanya. Namun Peter berkata sesuatu yang tidak pernah ia katakan sebelumnya kepada Arthur

"Aku benci Jerk Arthur! Aku tidak mau melihat mu lagi!"

Dan ia pergi keluar, dan tidak kembali lagi

"Peter… Aku… minta maaf…." tangisannya membesar ketika ia mengingat hari dimana pertama kalinya ia melihat Peter

"Mama..! Aku ingin melihat adikku~"

"Arthur sayang, dia sedang tidur…"

"Hanya sebentar saja… boleh kan, ma?"

"Baiklah.. tapi jangan diganggu ya..?"

"Uwaaahh.. lucu sekali~! Mirip sekali denganku!"

"Tentu saja, dia kan adikmu,"

"Sudah diberi nama belum, ma?"

"Sepertinya belum. Kamu mau memberinya nama?"

"Hmmmmm….? Bagaimana kalau Peter? Itu nama yang bagus, kan?"

"Peter? Itu nama yang bagus, dari mana kamu dapat nama itu?"

"Dari dongeng Peterpan! Aku ingin ia seperti Peterpan, selalu bersemangat, dan suka berpetualang!"

"Ya.. mama yakin ia akan seperti Peterpan, asalkan kamu juga mengajarkannya agar ia seperti Peterpan. Iya kan?"

"Tentu saja! Aku akan menjaganya dan menceritakannya dongeng Peterpan! Itu pasti akan membuatnya menjadi seperti Peterpan, kan?"

"Arthur?"

Arthur kembali ke dunia nyata setelah pundaknya ditepuk oleh Alfred

"A-ada apa, Al?"

"Katanya tadi kau lapar?"

"A-aku tidak bilang lapar, bodoh…! Aku hanya bilang kita harus makan," Arthur memalingkan wajah, mengusap air matanya

"Sama aja kali.."

"Dasar! Lagipula, jika kau juga lapar kenapa tidak mencari makanan saja dari tadi ketika aku sedang termenung?"

"Aku…. Ehehhe.. Aku takut… K-kalau nanti ketika kubuka salah satu pintu disini dan muncul zombie bagaimana? Pasti seram sekali!"

"Kau kira ini video game?"

"Tapi kan bisa saja lebih buruk dari video game…"

Arthur terdiam, kata-kata Alfred benar..

Lagipula, yang diluar sana adalah zombie yang sesungguhnya, bukan video game, ataupun kostum

Diluar sana?

Bisa saja salah satu dari mereka atau lebih mengumpat disini

"Kau itu… yasudah! Biar kubuka pintu yang ini!" kata Arthur sebelum berjalan ke sebuah pintu terdekat dan membukanya dengan hati hati

~To Be Continued~


Heee? cerita in-progress saya kebanyakan nih! TTATT
Seperti biasa.. silakan kritik sepuas nyaa~ saya selalu ambil dengan lapang hati kok! (?)
namanya juga Nubi.. pasti ceritanya ada kekurangannya.. TTwTTd