Hetalia Axis Powers © Hidekaz Himaruya

OOC/Typo(s)/etc

All Tony's pov

.

.


Bumi memang menarik. Aku suka berada di sini. Di sini makanannya enak-enak, lingkungannya masih terbilang asri dibandingkan dengan planet asalku. Kehidupan di planet kami terancam karena kerusakan lingkungan. Kerusakan itu tak lain dan tak bukan adalah kesalahan kami sendiri, terlalu majunya teknologi membuat lingkungan kami rusak. Itulah konsekuensinya. Dan sekarang aku harus mengungsi di sini. Di rumah seorang Amerika yang periang, Alfred.

Teman baruku yang satu ini sangat ramah. Kami pertama kali bertemu secara tidak sengaja saat pesawatku rusak dan terdampar di planet ini. Aku ingat sekali, dia tersenyum lebar saat melihatku pertama kali dan berkata "Hi! I'm Alfred!" Alfred mengulurkan tangannya. Saat itu aku kurang mengerti apa yang ia inginkan, sehingga aku diam saja. Kemudian ia meraih tanganku dan seenaknya memanggilku Tony. Terserahlah. Kemudian kuamati dia. Jadi seperti ini mahluk bumi yang selama ini hanya kudengar lewat cerita-cerita. Tak kusangka aku bisa menemuinya langsung. Agak berbeda dari cerita yang beredar, ternyata manusia bumi tak bertentakel, mata mereka terlalu kecil, dan apa itu di kepala? Semacam bulu? Entahlah, semua orang di planet asalku tidak memilikinya. Dan warna kulitnya aneh sekali, tidak seperti kami yang berwarna abu-abu.

Sejak saat itu aku tinggal di rumah Alfred. Setiap hari dia memberiku makanan yang berupa tumpukan beberapa jenis makanan. Dia menyebutnya Hamburger. Rasanya benar-benar aneh, tetapi saat dikunyah lebih lama lagi ternyata enak juga. Aku ketagihan, sepertinya aku akan menjadi segembul Alfred dalam waktu yang tak lama. Ditambah lagi sehari-hari aku hanya bermain video game di rumah. Sial! Kenapa mahluk bumi memiliki permainan seseru ini sih? Aku tak bisa berhenti sekali memulainya. Shit!

Selain mencekoki aku dengan junk food yang tak sehat dan video game yang terlalu mengasyikan itu, sesekali Alfred bercerita padaku tentang teman-temannya. Yang paling sering ia ceritakan adalah pemuda Inggris bernama Ar... Arthur? Ya dia sering bercerita bahwa dulu dia tinggal bersama Arthur. Dia sangat dekat dengannya dan senang bila bersamanya. Namun, mereka harus berpisah karena masalah sepele. Meski sekarang masih berteman baik dengannya, tetapi Alfred selalu bilang padaku bahwa ia menyesal telah berpisah dan membuatnya menangis dulu. Dan yang paling membuatku heran, kenapa ia tak bilang pada si Arthur langsung? Kenapa malah bilang padaku? Memang ada hubungannya denganku? Dan lebih mengherankan lagi, si Arthur juga sama saja. Saat aku bertemu dengannya, dia benar-benar menjengkelkan. Ah, bukan itu maksudku. Maksudku ia tampak ingin bersama dengan Alfred kembali. Bisa dilihat dari gerak-geriknya yang mencurigakan? Ah, intinya kenapa ia tak bilang pada Alfred saja? Itu hal yang aneh, apa semua mahluk bumi seperti itu? Sudahlah, aku tidak memahami cara berpikir mereka.

Sudah hampir 3 bulan ini aku di bumi. Pesawatku yang kuperbaiki sendiri tak kunjung betul juga. Aku sudah terlalu rindu dengan keluargaku. Huufftt... aku ingin segera pulang. Berkumpul kembali dengan keluarga dan teman-teman.

"Oii! Tony! Kesini sebentar! Ada yg pengen kenalan nih!"

Hah? Kenalan? Apa lagi maunya si kacamata itu? Sudahlah, daripada bingung lebih baik aku menuruti perkataannya.

Saat kumasuki ruang tamu, kulihat Alfred sedang asyik berbincang dengan seorang pemuda yang sangat mirip dengannya. Bahkan kalau saja dia memakai kacamata,, dia akan tampak serupa dengan Alfred. Hanya saja wajahnya lebih terlihat lembut. Dia sangat menarik. Tetapi hal yang lebih menarik lagi adalah sesuatu yang ada di pelukannya. Imut sekali. Ah, apa sebenarnya itu? Sungguh menarik dan manis. Matanya besar, dan ... sekarang mata itu melihat ke arahku!


Hhaha -'
Oke ini fic gila yang gila seperti aku,
Kira-kira perlu dilanjutkan nggak ya? Saia bingung, makanya baru aku publish dikit -'
Oke, segitu aja, jaaa~

regards, Nasu