hehe.. ini asli pemikiran sendiri jadi masih banyak kekurangan, terinspirasi dari scene film kesukaan saya, just twoshoot..

SELAMAT MENIKMATI

Seperti yang diharapkan semua orang tapi mungkin juga tidak semua. Malam mulai berganti pagi, sang rembulan pun sedikit demi sedikit digantikan oleh sang mentari yang tersenyum lebar. Matahari yang kian naik lebih tinggi menembus jendela yang masih tertutup tirai, sedikit menerangi setiap ruangan yang masih tertutup melaui celah yang dibuat tirai. Celah itu kesempatan bagi sang mentari untuk memberitahukan bahwa saat ini telah pagi, tapi tidak sedikit juga yang tidak sadar bahwa hari sudah pagi karena masih tertidur dengan nyenyaknya akibat hawa yang ditimbulkan saat pagi hari.

Seperti saat ini, disebuah apartement mewah. Seorang perempuan masih terlelap dengan nyenyak di kasur ukuran king size-nya. Kamar bernuansa ungu lavender dan putih terlihat nyaman sekaligus aroma lavender yang menenangkan juga menguar disetiap sudut ruangan, khas perempuan sekali, anggun dan sedikit sentuhan barang-barang yang elegan. Gadis itu mulai menggeliat pelan tak nyaman saat merasakan sinar matahari mengenai separuh wajahnya karena silau ia menarik selimut yang dipakainya sampai menutupi ujung rambutnya.

Benda persegi panjang mungil dan berkelas di atas meja samping tempat tidur itu menyala yang disusul getaran serta alunan sebuah lagu yang merdu pun terdengar. Gadis yang ingin melanjutkan tidurnya itu mulai menggeliat lagi berusaha membuka kedua kelopak matanya. Selimut berwarna ungu gelap bercampur hitam mulai turun sedikit demi sedikit dan menampakan gadis yang masih mengantuk. Ia masih ingin di tempat tidurnya yang nyaman tapi sepertinya memang tak bisa karena ia sadar hari ini sudah pagi, mengambil ponselnya yang masih mengalunkan lagu merdu di atas meja, ia berniat mematikan bunyi alarmnya tapi seperti biasa jari-jari lentiknya berhenti di depan layar benda persegi panjang nan mungil itu.

Ia selalu mendengarkan lagu alarmnya sampai selesai dan sepertinya ia juga memandang sesuatu yang tertera di layar ponselnya sambil tersenyum senang dan pastinya tulus. Setelah puas mendengarkan lagu merdu yang kini telah selesai berbunyi, ia mematikan alarmnya. Ia berdiam sejenak, pandangannya kosong menembus langit-langit kamarnya sepertinya ia melamun.

"Nee-chaaan.. cepat keluar dari selimut mu dan masuk ke kamar mandi. Bukannya hari ini nee-chan ada kuliah? Cepat bersiaplah! Aku akan menyiapkan sarapan untuk kita. Aku juga harus berangkat pagi nee-chan, hari ini aku ada presentasi di sekolah! Jadi cepat lah!"

Teriakan kecil seorang perempuan yang lebih muda, berambut coklat panjang sepunggung yang diikat ekor kuda, mata bulan berwarna ungu muda keperakan, kulitnya yang putih serta wajah yang cantik dan sudah memakai seragam lengkap yang rapi.

Gadis muda itu memasuki kamar kakaknya dan melihat kakaknya yang masih di tempat tidur tersentak sadar dari lamunannya. Ia hanya menggelengkan kepalanya dan berjalan menuju jendela, ia membuka tirai yang menghalangi sinar matahari masuk lalu mengikatnya di sisi-sisi jendela yang besar itu.

Seperti biasa jika gadis muda itu menginap di apartement kakaknya, ia harus mengurusi kakaknya yang mandiri tapi anehnya kakaknya itu selalu manja jika di dekatnya tidak hanya di dekatnya, jika kakaknya itu didekat orang yang disayanginya maka ia juga akan bersifat manja tapi tidak semanja di dekatnya juga di dekat seseorang, yang gadis muda itu kenal betul.

"Hanabi-chaaan.. kau mengagetkan ku. Iya-iya aku akan segera mandi. Kita berangkat bersama, ne hanabi-chan? Ah.. hari ini jangan buatkan nee-chan bento lagi, ne? soalnya nee-chan hanya ada kuliah sebentar. Em.. satu lagi, tolong pilihkan baju yang cocok untukku pakai ke kampus, ne? eh, ohayou Hanabi-chan"

Memeluk adiknya sebentar, mencium pipi tembem sang adik dan, ceklek. Berakhir pintu kamar mandi yang tertutup lalu bunyi sower dan senandungan kecil dari dalam kamar mandi.

Gadis muda yang membereskan tempat tidur kakaknya itu bernama Hanabi seperti yang disebut kakaknya yang sudah berada di kamar mandi, lebih tepatnya adalah Hyuga Hanabi putri kedua dari Hyuga Hiashi dan Hyuga Hikari, bungsu dari keluarga Hyuga, serta adik tersayang bagi perempuan yang ada di kamar mandi.

Melihat kakaknya yang bertingkah kekanakan sebelum masuk ke kamar mandi dan membiarkannya dengan mulut terbuka karena tadi hendak menjawab perkataan kakaknya tapi tidak diberi kesempatan oleh pintu kamar mandi yang sudah tertutup. Hanabi hanya mendengus pelan kemudian tersenyum tulus menatap pintu kamar mandi, senyuman itu menghilang digantikan ekspresi datar tapi ada kecemasan dari pancaran matanya. Hanabi memilih menghilangkan kecemasannya dan meminta pada kami-sama dalam hati semoga kakaknya selalu dilindungi. Lebih baik ia segera melaksanakan permintaan kakaknya.

Setelah selesai dengan ritualnya di dalam kamar mandi, gadis itu bersiap dengan apa yang sudah disiapkan adiknya Hanabi tadi. Ia berdiri di depan cermin besar yang memantulkan dirinya dari ujung kaki sampai ujung kepalanya. Melihat sepasang pakaian yang suduh melekat pada tubuhnya yang ia rasa sudah pas dengan selera dan cocok untuk pergi ke kampus. Celana panjang berwarna putih dengan atasan lengan panjang, berkancing, dan berwarna ungu lavender berpadu putih di bagian kerah juga talinya.

Mendudukan dirinya di kursi meja rias, mata bulan ungu berwarna ungu muda keperakan sama seperti milik adiknya itu melihat wajahnya sejenak dan mulai merias wajahnya yang sudah manis tanpa adanya make up tapi untuk menghindari terkenanya sinar matahari yang langsung membakar kulit ia melindunginya dengan bedak tipis untuk wajahnya menambahkan lipgloss berwarna pink lembut rasa strawberry pada bibir peachnya untuk menjaga kelembapan agar tak kering. Selesai dengan wajahnya ia memilih menggerai rambutnya yang sepunggung dan menyematkan hiasan kupu-kupu putih yang hinggap di lavender berwarna ungu cantik di antara helaian rambut indah berwarna indigonya. Puas dengan hasil karya pada dirinya sendiri, ia mengaca kembali pada kaca besar.

"Ne, Hinata ini lah dirimu"

Gumamnya riang. Hinata nama gadis itu, Hyuga Hinata putri pertama dari pasangan suami istri Hyuga Hiashi dan Hyuga Hikari, sulung keluarga Hyuga, serta kakak tersayang bagi Hanabi.

Menganggukkan kepalanya sekali, tanda ia setuju. Hinata berjalan ke meja belajarnya mengambil tas dan buku kuliahnya. Berjalan keluar kamar dengan berlarian kecil seperti anak kecil yang telah mendapatkan permen lollipop. Menghampiri adiknya yang sedang menghidangkan makanan ke meja makan. Jika tidak sigap Hanabi akan menjatuhkan mangkuk sup yang dipegangnya saat ini. Hinata menubrukkan dirinya yang berlari pada tubuh Hanabi, memeluknya dan mengecup lagi pipi adiknya. Hinata sangat sayang pada adiknya, Hanabi.

"Nee-chan.. nanti tumpah supnya, ini juga panas, sana duduk! Ini sudah selesai."

Hanabi melepaskan pelukan kakaknya dan berjalan cepat ke meja makan karena merasakan mangkuk di tangannya terasa panas.

"Hanabi-chan.. kenapa cepat sekali sih mempersiapkannya? Padahalkan aku ingin membantu mempersiapkan makanan! Hanabi-chan kan gak sering nginap di sini.."

Pipi Hinata menggembung serta bibir yang mengerucut. Berjalan pelan pada Hanabi yang sudah duduk di meja makan.

"Yare-yare.. Nee-chan.. tak jarang juga kan Hinata nee-chan membantu ku. Hari ini kan berangkat lebih awal jadi aku siapkan lebih dulu sambil menunggumu, lain kali waktu aku menginap lagi di sini kan bisa. Sekarang duduk dan makan sarapanmu! Itadakimatsu.."

Kata Hanabi yang sedikit terkekeh melihat wajah cemberut lucu kakaknya itu dan diakhiri ucapan selamat makan.

"wakatta, Hanabi-chan.. tapi padahalkan aku inginnya tadi.. jangan menertawaiku! Apa yang lucu sih? itadakimatsu.."

Hinata masih cemberut dan bergumam sendiri tak lama kembali tertawa melihat adiknya yang tertawa melihatnya. Tak ingin terlambat mengantar adiknya Hinata segera memulai sarapannya.

Setelah selesai sarapan Hinata dan Hanabi memeriksa ulang apa ada yang tertinggal atau tidak, setelah benar-benar siap mereka berjalan keluar apartement dan menguncinya. Berjalan ke parkiran dengan bercakap juga bergurau diselingi suara tertawa dari salah satunya dan memasuki mobil berwarna ungu lembut. Tak lama mobil tersebut melaju dengan kecepatan rata-rata tetap.

"Nah kita sudah sampai Hanabi-chan.. ayo!"

Ucap Hinata melepas sabuk pengamannya dan turun dari mobilnya. Saat ini mereka berada di depan sekolah Hanabi. KHS, Hanabi bersekolah di Konoha High School menduduki kelas 11-A.

"Hinata nee-chan.. matte! Kenapa nee-chan juga ikut turun dari mobil?"

Hanabi buru-buru melepas sabuk pengamannya menyusul kakaknya yang sudah ada di luar mobil.

"Kenapa? Ya untuk mengantarmu lah Hanabi-chan.. jangan melarang aku juga lulusan dari KHS terbaik di sini jadi aku juga sekalian ingin melihat-lihat perkembangan sekolah ku dulu ini sekarang sampai mana. Lagi pula kuliahku masuk nya masih lama jadi masih bisa santai disini. Ayo cepat Hanabi-chan kau akan terlambat masuk kelasmu nanti!"

Ujar Hinata riang sambil menarik Hanabi masuk ke gerbang KHS.

"Yare-yare nee-chan..!"

Jawab Hanabi seadanya karena melihat kakaknya yang lebih riang dari biasannya. Mereka berdua saling bertukar cerita meski lebih banyak Hinata yang bercerita lalu Hanabi akan menanggapinya dan bercerita jika ia terkadang sama juga kadang tidak sama dengan kakaknya yang dulu bersekolah di sekolah Hanabi saat ini. Mereka seperti itu sampai berhenti di taman KHS yang indah pemandangannya.

"Sana cepat masuk! Katamu akan ada presentasikan! Aku cuman antar sampai sini saja.. aku juga tahu kalau anak seumuranmu malu diantar apalagi kalau sampai ke depan kelaskan? Aku juga pernah sama diumurmu Hanabi-chan.. tapi dulu aku malah inginnya diantar sampai ke depan kelas tapi kasihan Tou-chan, kaa-chan, atau Neji-nii yang mengantar nanti kejahuan kembalinya. Bukan begitu?"

Hinata memerintah, bercerita lalu bertanya dengan tersenyum memandang seluruh KHS.

"yah.. kau memang selalu begitu.. nee-chan."

Kata Hanabi 'selalu baik dan memikirkan orang lain tanpa memikirkan dirimu sendiri' tambah Hanabi dalam hati.

"Baiklah.. Hanabi-chan jaga dirimu baik-baik ya! Sekolah dengan pintar sampai lulus, jangan suka membuat khawatir keluarga mu di rumah! Jangan selalu menangis kalau aku tak ada ya! Aku harus segera ke kampus.. nanti Hanabi-chan langsung pulang kerumah saja soalnya aku tak bisa menjeputmu hari ini.. Jadi salam sayang buat tou-chan dan kaa-chan, ne? Mungkin setelah aku pergi.. KHS akan kehilangan salah satu murid terpintarnya ini.. hahaha.. aku pergi, jaa.."

Hinata berbicara panjang lebar seperti sedang mengomeli adiknya yang sedang melakukan kesalahan. Dengan nada bercanda yang riang Hinata bergurau dan berlari, memeluk dengan erat, mencium pipi adiknya Hanabi sekali lagi lalu menjauh dengan tersenyum melambaikan tangan pada Hanabi.

Hanabi yang semula biasa saja sekarang digantikan ekspresi heran dan khawatir menatap kakaknya yang berlali menjauh. Pasalnya tadi malam Hanabi bermimpi tentang keadaan kakaknya 2 tahun yang lalu dan membuatnya harus bangun dengan nafas terengah-engah tengah malam. Tadi pagi Hanabi menemukan kakaknya yang sedang melamun, melihat tingkah kakaknya yang manjanya hanya sedikit, kakaknya yang terlihat riang bahagianya lebih dari hari-hari biasanya, kakaknya yang menasehati dengan panjang dan lebar yang biasanya hanya mengomel waktu Hanabi berbuat kesalahan dan Hanabi juga sempat menghitung total kakaknya yang memeluk dan mencium pipinya sebanyak 3 kali dalam pagi hari ini saja. Dan pelukan yang diberikan Hinata itu terasa berbeda, seperti ada perasaan tak rela. Ah, Hanabi melihat sekilas bayangan kakaknya yang menginginkan sesuatu dari tadi pagi dan Hanabi juga berani bersumpah melihat bayangan kakaknya yang terbaring lemah di atas tempat tidur berwarna putih.

"-chan.. Hanabi-chan..!"

Seorang pemuda memanggil Hanabi berulang kali tapi sepertinya tidak berpengaruh lalu ia melambaikan tangannya di depan wajah Hanabi yang dilihatnya melamun menatap kepergian kakaknya.

"Eh? Oh ada apa Hamaru-kun?"

Tanya Hanabi yang sedikit linglung karena baru sadar dari lamunannya dan gugupnya menipis karena memikirkan kakaknya tadi.

'Ternyata benar Konohamaru-kun..' batin Hanabi.

"Ayo masuk kelas, sebentar lagi masuk. Kenapa melamun? Apa yang ada dalam pikiranmu saat ini sampai kau melamu, hm?"

Konohamaru berbicara dengan nada yang lembut dan menatap lurus Hanabi di depannya.

"A-ano gomen Hamaru-kun.. iie, aku tidak memikirkan apa pun. Ayo masuk kelas, berhenti menatapku seperti itu Hamaru-kun!"

Pertama menjawab dengan gugup karena Konohamaru melihatnya dengan begitu intens tapi dia kemudian menjadi kesal karena tatapan Konohamaru menjadi-jadi, menggodanya.

"Yare-yare.. aku berhenti, Hanabi-chan.. dan sekarang ayo kita masuk jam pelajaran pertama itu orochimaru-sensei tahu! Ntar kita kena hukum membersihkan ruangan Lab lagi!"

Konohamaru berkata sambil menarik tangan Hanabi, berjalan ke arah kelas.

'Kami-sama.. semoga yang kutakutkan takkan terjadi. Lindungilah Hinata nee-chan jangan sampai kejadian 2 tahun yang lalu itu terjadi lagi.. dia sudah sangat menderita melewati masa-masa saat itu dan menahannya sampai saat ini..' Sekali lagi Hanabi menoleh kebelakang dan memanjatkan permintaannya pada kami-sama untuk kakak yang sangat disayanginya itu.

Tanpa sadar Hanabi menjatuhkan air matanya, tanpa sadar Hanabi menangis dalam diam, hatinya berdenyut sakit. Tapi ia segera mengendalikan emosinya lagi karena takut jika ia dilontari pertanyaan lagi oleh sahabat laki-laki terdekatnya, Konohamaru. Ia bingung harus menjawab apa nantinya.

Sinar matahari yang mulai naik, menambah alasan untuk Konoha High Universitas yang mulai ramai, siswa yang berlalu lalang yang sibuk dengan kegiatan diri-sendiri maupun kelompok. Terlihat Hinata yang baru saja sampai kampus tengah berlari dan berulang kali melihat jam yang melingkar pada pergelangan tangan kirinya.

"hah.. hah.. hah.. untung saja.. hah.. sensei belum datang.. hah.."

Hinata sudah duduk di kursi kelasnya yang kosong dan sedang mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal karena jogging dadakannya tadi. Hinata berpikir bahwa dengan berlari ia akan sampai kelasnya tepat waktu. Dan dugaannya tidak tepat tetapi Hinata sangat beruntung karena sensei-nya belum datang.

"Ohayou Nata-chan.. Ada apa? Dari mana? Kenapa baru datang? Ah nanti saja ceritanya! Untung saja sensei sibuk mengurusi siswa baru jadi kau selamat! Oh ya, katanya siswa baru itu juga 1 kelas dengan kita! Aku ingin melihatnya tapi aku juga ada urusan.. aku sudah izin pada sensei dan aku akan kembali ke sini jika sudah selesai! Jaa.."

Kata perempuan berambut pirang pucat panjang dan di ikat ekor kuda di depan meja Hinata sambil berubah-ubah nada bicaranya begitu juga ekspresi wajahnya dan berakhir melenggang pergi ke luar kelas yang kali ini meninggalkan Hinata dengan mulut yang terbuka, hendak mengatakan sesuatu.

Tidak jadi berbicara karena orang yang mengajak nya berbicara sudah pergi duluan sebelum Hinata mengatakan sesuatu dan tadinya Hinata juga ingin memeluk sahabatnya jadi Hinata hanya bisa menggeleng-nggelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat tingkah sahabat perempuan terbaiknya. Yamanaka Ino.

"Tolong tenang semuanya! Maaf atas keterlambatan sensei dan pengumuman bahwa sekarang kelas ini mendapat siswa baru lagi. Silahkan masuk, perkenalkan dirimu!"

TBC