"Ne, Yuju. Aku akan pindah ke Seoul bulan depan. Aku akan melanjutkan sekolahku disana."

"Berjanjilah padaku, kau tidak akan melupakanku."

"Dan berjanjilah padaku, kau akan menepati janjimu. Kita akan bermain air hujan musim panas."

.

Your Promises in the Summer Rain

.

Cast: GFRIEND Yuju x Seventeen Dokyeom

Warning: Typo(s), typo(s) everywhere~ DLDR. First fict in this fandom and in this account, hehe

.

.

Natalia Ivory

Enjoy!

.

"Yuna-yaaa! Bangun sudah pagi!"

Suara dari eomma membangunkanku dari mimpi indahku malam itu. Aku langsung mengubah posisi tiduranku menjadi duduk. Gerakan tiba-tiba itu membuat ku pusing, reflek ku pegangi kepalaku dan meringis kesakitan karena pusing yang kurasakan membuat kepalaku serasa ingin pecah.

Aku tidak bisa mengingat apa yang kulihat tadi. Terasa seperti nyata dan sangat tidak asing, tapi semakin keras aku mencoba mengingatnya, kepalaku malah terasa semakin ingin pecah. Rasanya sakit sekali.

Tak lama aku menyesuaikan diri dari rasa sakit dikepalaku yang perlahan memudar, pintu kamarku perlahan terbuka. Aku tau itu pasti kakak perempuanku yang membukanya. Ia masuk tanpa seizinku dan meletakkan kotak makan yang besar yang berisikan kentang manis yang merupakan makanan kesukaanku. Aku langsung mengambil kotak makan tersebut dan mulai memakannya perlahan-lahan.

"Eomma nanya kamu jadi ngga berangkat ke Seoul?"

Aku menganggukkan kepalaku, masih mengunyah kentang manis di hadapanku, "Jadi. Aku akan ke sekolah nanti siang."

Kakakku menganggukkan kepalanya, ia melihat ada koper dan tas yang akan ku bawa ke Seoul. Sekolahku mengadakan perjalanan wisata ke Seoul selama seminggu, sehingga aku akan berada di Seoul selama seminggu. Setelah terdiam beberapa lama, kakakku langsung beranjak pergi dari kamarku.

Setelah menghabiskan kentang manis kesukaanku, aku langsung melirik ponsel yang berada di meja belajarku. Ketika aku membuka lockscreen ponselku, terlihat wallpaper fotoku yang sedang memakan crepes dengan seorang pria. Mungkin foto ini ku ambil saat aku masih SMP kelas 1. Ku perhatikan wallpaper ponselku sampai layarnya kembali berubah menjadu kehitaman. Saat aku tersadar, mataku agak berlinang. Aku tidak bisa mengingat jelas, namun ada hal yang sedikit mengganggu pikiranku sejak aku terbangun tadi pagi.

Aku pun tersadar dari lamunanku, dan segera membersihkan diriku untuk segera bersiap-siap karena aku akan segera pergi ke sekolah.

Aku membiarkan rambutku tergerai. Mengenakan seragam musim panas sekolah kuㅡSMA Khusus Wanitaㅡdan memandangi diriku di depan cermin agak lama. Setelah cukup lama memandangi diriku sendiri di depan cermin, aku pun mengambil ponselku dan meletakkannya kedalam tas ranselku. Setelah menyambar koper bawaanku dan menyampirkan ransel di punggungku, aku pun segera keluar dari kamarku.

"Kau akan pergi sekarang?" Tanya eomma. Aku mengangguk dan memeluk wanita paruh baya itu dan tersenyum, "Aku pergi dulu ya, eomma."

Setelah ibuku melepaskan pelukannya dan mengangguk, barulah aku bergegas pergi keluar dari rumah. Aku akan menaiki transportasi umum untuk menuju ke sekolah. Biasanya aku pergi dengan salah seorang sahabatku, EunbiㅡJung Eunbi. Tapi aku yakin Eunbi pasti sudah berada disana duluan, karena ia yang paling bersemangat untuk pergi ke Seoul. Aku sudah bersahabat dengan Eunbi sejak kelas 1 SMA. Kami selalu berada di kelas yang sama hingga tahun terakhir masa SMA kami.

Sesampainya aku di sekolah, aku langsung disambut oleh sahabatku yang barusan tadi aku sebutkan. Eunbi langsung menghambur ke arahku dan memelukku.

"Yuna-ya~" ia memelukku dengan erat, badannya yang lebih kecil dariku membuatnya terlihat sangat imut, tak kuasa aku melihatnya hingga aku memeluk balik tubuhnya dengan erat.

"Hari ini kita akan ke Seoul~ ke Seoul!" ia berseru kegirangan ketika melepaskan pelukannya, wajahnya terlihat sangat cerita dan matanya sangat berbinar, aku hanya terkekeh pelan lalu mengangguk.

"Iya, Eunbi. Kita akan ke Seoul." ujarku seraya menarik kedua pipinya yang sangat chubby itu. Ia benar-benar menggemaskan dimataku.

"Semoga nanti hujan ya, Yuna! Trus kita main hujan musim panas!" Eunbi kembali berseru dengan girang.

Deg

Lho, ada apa?

Kenapa kepalaku terasa sakit dan dadaku terasa sesak ketika mendengar perkataan Eunbi?

"...na?"

"Yuna?"

"Choi Yuna?"

"E-eh, iya, Eunbi-ya?"

Aku tersadar dari lamunanku, keringat dingin mengalir menuruni pelipisku dan tatapanku agak kosong dan panik. Eunbi memperhatikanku dengan khawatir, "Kau kenapa? Ada sesuatu yang kau pikirkan?"

Aku menggelengkan kepalaku dan tersenyum, tak mau membuatnya khawatir. Ku tepuk pelan kepalanya lalu berujar, "Ayo, nanti kita tidak kebagian tempat duduk, lho~"

Sepanjang perjalanan menuju ke Seoul, aku hanya terdiam menatap jalanan yang kami lalui. Entah apa yang ku pikirkan sampai mengabaikan Eunbi yang kegirangan bernyanyi dengan teman sekelas kami. Suasana yang begitu gembira mungkin tak cocok untukku, setidaknya untuk saat ini. Kepalaku begitu sakit. Padahal sebelumnya aku menantikan hal ini untuk bertemu dengannya.

Tapi sebenarnya, untuk apa aku bertemu dengannya?

*

Perjalanan panjang menuju Kota Seoul pun terlewati. Hari sudah malam dan siswi SMA Khusus Wanita ini pun segera masuk ke dalam hotel yang sudah di pesan, yang akan digunakan selama seminggu ke depan. Choi Yuna dan Jung Eunbi keluar dari bus yang tadi mereka tumpangi, wajah mereka tampak sangat lelah karena sudah seharian di perjalanan. Bahkan semangat Eunbi tadi hilang seketika digantikan dengan lelah.

Yuna menepuk punggung Eunbi dan terkekeh pelan, "Mana semangatmu yang tadi?"

"Aku... lelah." ujar Eunbi setengah sadar. Yuna pun menopang Eunbi dan membantunya masuk ke dalam hotel. Untung mereka berada di satu kamar yang sama.

Setelah merebahkan Eunbi di salah satu dsri dua kasur yang ada di hotel, Yuna langsung meregangkan badannya yang lelah. Jujur ia juga agak lelah dengan perjalanan panjang kali ini. Namun sebelum itu, ia harus menghubungi keluarganya dulu sebelum beristirahat.

Saat ia ingin menghubungi keluarganya, lagi-lagi ia mendapati wallpaper ponselnya dengan gambar dirinya dan seorang pemuda. Ia terdiam memandangi wallpaper tersebut agak lama. Ia melamun lagi. Dan ia disadarkan oleh suara gemuruh jendela kamarnya. Percikan air membuat jendelanya agak berisik.

"Hujan?"

Tangannya membuka jendela kecil tersebut, sehingga ia bisa mengeluarkan tangannya dan menyentuh air hujan.

Ia tidak tau jika di luar sana, ada juga seorang pemuda yang memperhatikan dari balik jendelanya, mengeluarkan tangannya dan membasahi tangannya dengan air hujan.

Pagi datang.

Yuna dan Eunbi sudah bersiap-siap untuk pergi berjalan-jalan. Hari ini sesuai dengan jadwal, mereka akan pergi ke Istana Gyeongbokgung. Mereka akan pergi bersama-sama, sehingga mereka harus mengikuti jadwal yang sudah di rancang oleh sekolah. Karena mereka akan sarapan dulu sebelum pergi, Yuna dan Eunbi turun dari kamar mereka, mengunci pintu dan segera beranjak untuk mengisi perut yang kosong. Eunbi belum bertenaga untuk kembali bersemangat seperti hari kemarin.

Mereka duduk berhadapan di pojok kantin hotel setelah mengambil sarapan. Ketika Eunbi sudah duduk, ia langsung menelontarkan pertanyaan untuk Yuna.

"Ada tempat yang ingin kau kunjungi?" Yuna menoleh ke arah Eunbi. Ia pun mengambil posisi duduk senyaman mungkin sebelum menjawab pertanyaan Eunbi.

"Aku.."

Yuna terlihat berfikir sebelum menjawab pertanyaan Eunbi.

"Pulau Nami. Sepertinya menarik."

Yuna agak terkekeh pelan mendengar ucapannya sendiri, Eunbi pun tersenyum antuasias dan mengangguk, "Aku juga membaca artikel katanya tempatnya bagus, lho!"

Mereka pun kembali berbincang-bincang sembari menghabiskan sarapan pagi mereka. Diselingi tawa dan canda, keduanya terlihat begitu akrab dan dekat, tentu saja. Mereka sudah tiga tahun bersama dan selalu di kelas yang sama setiap tahunnya. Sehingga membuat mereka semakin dekat setiap harinya. Meskipun banyak hal dari Yuna yang masih tidak diketahui oleh Eunbi. Salah satunya adalah masa kecil Yuna.

*

Di bagian tempat lain di Seoul, seorang pemuda tengah menikmati musim panasnya dengan berendam di bak mandi di rumahnya. Hawa panas sedikit membuatnya ingin terus terusan berendam di bak mandi yang hanya bisa merendam setengah dari badannya yang besar, ditambah lagi kakinya yang panjang tak sepenuhnya tertutup oleh air dari bak mandi.

Ia menenggelamkan kepalanya pada air di bak mandi, hingga membuat sebagian kakinya keluar dari bak. Air-air pun ikut keluar.

Suara gedoran dari pintu kamar mandinya segera membuat sang pemuda mengeluarkan kepalanya dari bak mandi. Ia terbatuk-batuk ketika air masuk melalui hidungnya.

"Kita akan pergi latihan siang ini. Kau ikut tidak?" sumber suara dari luar agak berteriak agar pemuda dari dalam bisa mendengarnya.

Lee Dokyeomㅡyang menghabiskan waktunya seharian di bak mandi pun akhirnya beranhak dari bak mandi miliknya yang bahkan airnya sudah tak sedingin sebelumnya.

"Iya. Aku akan menyusul." dengan suara tersebut, pemilik suara di luarㅡyang ia yakini adalah Boo Seungkwanㅡlangsung beranjak pergi dari kamar asrama SMA mereka. Dokyeom dan Seungkwan berada di kamar yang sama. Mereka berada di kelas yang sama pula.

Dokyeom pun segera keluar dari kamar mandi, mengeringkan dirinya dan mengenakan pakaian seadanya, yang kasual dan tidak gerah. Karena itu akan menjadi masalah yang besar untuk Dokyeom, tentu saja. Setelah selesai bersiap-siap, ia pun menyambar tas sekolahnya dan berjalan keluar dari asrama. Ia akan pergi ke studio musik, berlatih sembari bermain dengan teman-teman mereka tidak ada salahnya. Toh, ini liburan musim panas.

Di perjalanan menuju ke studio musik, ia sedikit bernyanyi dan menggerakkan badannya untuk menghapus ke bosanan. Tak peduli dengan orang-orang yang memperhatikannya. Telinganya terpasang earphone yang tersambung dengan mp3 player yang ia selipkan di saku celananya.

Brugh

Saking asyiknya ia bersenandung, ia tak sadar menabrak seorang gadis. Sang gadis jatuh kebawah, karena yang ia tabrak adalah pemuda dengan bobot tubuh yang besar seperti Dokyeom. Dokyeom buru-buru melepaskan earphonenya, dan langsung berjongkok di depan sang gadis.

"Maaf, ada yang terluka? Perlu dibantu?" Dokyeom agak panik menanyai sang gadis karena takut ia terluka karena bertabrakan dengannya.

"T-Tidak, kok. Aku baik-baik saja." mendengar patahan kata dari gadis itu, Dokyeom menarik tangannya dan membantu gadis itu berdiri.

Dokyeom membungkukkan badannya beberapa kali, "Maaf, maafkan aku."

"Tidak apa-apa kok. Aku tidak apa-apa." gadis itu berusaha meyakinkan Dokyeom bahwa ia memang baik-baik saja.

Dokyeom mengangkat kepalanya, dan saat itu juga, kedua bola matanya membelalak, nyaris keluar bahkan.

"Yuju?"

Sang gadis yang dipanggil Yujuㅡyang sebenarnya adalah Yunaㅡikut membelalakkan matanya. Mereka sama-sama tidak percaya dengan apa yang ada di hadapan mereka.

"Dokyeom?" segumpal mutiara bening tergelinang di kelopak mata Yuna. Siap terjatuh kapan saja.

"K-Kauㅡ"

Sebuah tangan merangkul Yuna dari belakang, siapa lagi kalau bukan Eunbi. Eunbi langsung mengguncang tangan Yuna dan menarik-nariknya dan bertubi-tubi melontarkan perkataan. Bahkam Yuna tak diberi kesempatan untuk berkata-kata.

"Yuna, Yuna! Disana ada kentang manis yang enak, lho! Tadi aku sudah makan. Ayo, ayo~" Eunbi menarik-narik tangan Yuna hingga sang empunya tak kuasa menolak tarikan tangan semangat dari Eunbi.

"Eunbi-ya, tunggu." suara Yuna terdengar samar di telinga Eunbi, atau bahkan sama sekali tak terdengar.

"Yujuㅡ" Dokyeom berusaha meraih tangan Yuna. Namun tangan lain menghalanginya. Ah, tangan Seungkwan.

"Semua orang sudah menunggumu, sedang apa kau disini?"

Seungkwan pun menarik tangan Dokyeom, membawanya menjauh dari tempat kejadian.

"Tunggu, Yujuㅡ"

Yuna dibawa semakin jauh dari Dokyeom. Begitu pula sebaliknya.

"Dokyeom.."

-TBC-

[Author Note]

Hai, haaaai, annyeonghaseyo~!!

Natalia Ivory disini. Hehe. Gimana fanfict pertama saya di akun ini di fandom ini? X'3 saya minta maaf atas segala bentuk kekurangannya, karena ide ini langsung ngebut pas saya lagi galau, eh malah selesai sehari. Biasanya kalo wb bisa berbulan-bulan ngga nulis /malah curhat/

Fanfiction ini saya dedikasikan untuk #YujuDay yang jatuh tanggal 4 Oktober (di update kecepatan karena pengen liat hasilnya /digaplok)

Saya adalah salah satu fans berat dari GFRIEND terutama Yuju. Jadi saya ingin menyalurkan nya melalui fanfict ini. Saya akan sangat menghargai jika ada readers yang memberikan review, kritik, masukan, saran, feed back positif dan segala hal yang bersifat positif dan membangun. Akan saya jadikan pelajaran agar bisa lebih baik ke depannya. Terima kasih!

#HappyYujuDay

#HappyBirthdayYuju

03 October 2017

Natalia Ivory